Disclaimer:
Aku bukan pemilik dari semua karakter yang akan dan terlibat dicerita ini. Aku hanya meminjam/menggunakan karakter milik pengarang mereka.
Naruto milik Masashi Kishimoto dan High School DxD milik Ichiei Ishibumi.
[Arc 1: Kisah yang menghilang]
[Chapter 1: Awal dari kehidupan baru Naruto]
Ruang, hanyalah sebuah wadah untuk kehidupan. Waktu adalah sebuah kehidupan itu sendiri. Itu bukanlah sebuah konsep dunia, tetapi itu hanyalah sebuah perumpamaan semata menurut sudut pandang dirinya yang sudah hidup lebih dari puluhan ribu tahun lamanya seorang diri didunia yang dulu disebut Elemental Nation itu.
Uzumaki Naruto, itulah namanya yang dulu. Namun sekarang dia dipanggil Naruel si malaikat bersayap satu.
•
Disuatu puncak pohon besar nan tinggi, terlihat sesosok pemuda pirang bermata biru tengah berdiri sambil memandang jauh keatas langit biru berhiaskan awan-awan putih yang bergerak perlahan. Pemuda itu tidak lain adalah satu-satunya mahluk hidup yang tersisa dari sejarah dunia dimana dirinya berada, yaitu Uzumaki Naruto, seorang mantan manusia yang berubah menjadi malaikat karena kebaikan hatinya untuk menolong banyak orang pada zaman dulu. Naruto bukanlah murni seorang malaikat, dia hanyalah mutasi nyata dari kebaikan hati manusia yang menolong tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sebagai bentuk dari ucapan terima kasih, Tuhan mengangkatnya menjadi seorang malaikat spesial yang tidak mengenal batas kehidupan dan kematian, yang artinya dia sekarang adalah mahluk yang abadi. Namun bukan keabadian yang dia inginkan, dia hanya ingin...
"Tou-san, Kaa-chan... Kami-sama, sampai kapan aku akan menyaksikan semua ini? Dunia yang sudah kosong ini, kenapa aku harus menjadi pengawasnya?"
Tuhan tidak lagi mengawasi dunia ini, Tuhan sudah menyerahkan segalanya pada dirinya untuk diawasi, namun...
"Maafkan aku, Kami-sama. Aku akan meninggalkan dunia ini."
Yang Naruto inginkan hanyalah sebuah kemanusiaan yang normal, artinya dia ingin memiliki keluarga, menjadi tua dan meninggalkan dunia ini diusia tuanya, hanya sebatas itulah keinginannya selama ini. Tapi Tuhan tidak pernah kembali, Tuhan tidak pernah mendengar do'anya, karena Tuhan telah pergi meninggalkan dunia dimana dirinya berada saat ini.
"Selamat tinggal, Ruang. Selamat tinggal, Waktu. Aku serahkan kenangan ini bersama kalian."
[Jikūkan Ninjutsu: Tensō no Jutsu]
Naruto bergumam dan kurang dari satu detik kemudian dia langsung menghilang entah kemana.
•
Dunia yang modern, itulah hal pertama yang muncul dipikirannya saat dirinya sampai ke tempat atau dunia yang berbeda itu. Naruto tidak mengerti, namun dia mulai melangkah ke area jalan aspal dan terus berjalan menuju kesebuah bangunan terbengkalai diseberang jalan.
Naruto tidak merasa asing dengan dunia modern, tapi yang membuatnya bingung itu ada didalam bangunan terbengkalai tersebut. Manusia, itulah yang dia pikirkan, namun saat dirinya memasuki bangunan itu sebuah suara mahluk beraura jahat terdengar olehnya.
"Hahaha! tidak aku sangka, ada seorang malaikat datang kesini."
Naruto terus berjalan masuk hingga dia bisa melihat dengan sangat jelas apa yang ada didalam bangunan terbengkalai tersebut. Yaitu potongan-potongan tubuh seorang wanita yang berserakan didalam bangunan itu bersama sesosok mahluk berkepala harimau dan berbadan manusia.
"Iblis, tahu kah kau bahwa memakan manusia adalah sebuah malapetaka bagimu?"
"Heh, malapetaka? Hahaha! lucu! memakan manusia sama dengan menambah kekuatanku dua kali lipat. Bahkan kau malaikat sekalipun tidak akan mudah mengalahkanku."
Iblis itu memasang kuda-kuda bertarungnya, namun Naruto hanya diam saja tidak menanggapi iblis itu.
"Aku ingin tahu apakah tubuh malaikat itu enak untuk dimakan, bersiaplah untuk jadi makananku."
Iblis itupun melesat kearah Naruto yang hanya diam ditempatnya berdiri seakan apa yang ingin iblis itu lakukan hanyalah angin lalu.
"Haaah! rasakan ini!"
Iblis itu berteriak sambil menyerang Naruto dengan kukunya yang panjang. Namun sayang ketika kuku iblis itu menyentuh sedikit tubuh Naruto, dia langsung hancur menjadi debu seakan baru saja diserang dengan sihir penghancur padahal kenyataannya iblis itu hancur karena bersentuhan dengan sesuatu yang sangat suci dan murni.
"Selama kau mahluk jahat, menyentuh tubuhku sama dengan mendatangi kematianmu sendiri."
Naruto melihat potongan tubuh wanita manusia dihadapannya dengan tatapan sedih, dia kemudian melangkah dan mengumpulkan potongan-potongan tubuh tersebut. Setelah Naruto selesai mengumpulkan potongan tubuh tersebut, dia kemudian menyelimuti potongan tubuh tersebut dengan chakranya yang suci.
"Beristirahatlah dengan damai, semoga Kami-sama menuntunmu ke surganya."
•
Beberapa hari telah berlalu, Naruto melakukan pembersihan kota dimana dia berada sekarang dari mahluk jahat. Kota dimana dia berada sekarang bernama Kuō, sebuah kota yang dinaungi dua kelompok iblis muda dari pilar Gremory dan Sitri. Namun tentu saja, selama beberapa hari itu dia terus menghindari dua kelompok iblis muda itu karena kalau dirinya bertemu mereka, bukan dirinya yang akan berada dalam masalah tetapi pihak malaikat asli yang berasal dari dunia inilah yang akan menjadi target masalah karena bagaimanapun dirinya tetap lah seorang malaikat sekarang, yah meski hanya memiliki satu sayap saja. Dan karena itulah jika dia ikut campur dalam urusan bangsa iblis, pihak malaikat lah yang akan mendapatkan hasil dari keterlibatannya di wilayah yang dihuni bangsa iblis ini meski kenyataannya kota Kuō ini adalah kota manusia.
Pagi hari yang indah, disebuah taman kini Naruto terlihat duduk disalah satu bangku disana. Perasaannya mengatakan dia akan bertemu dengan seseorang ditempat itu, namun dia tidak tahu siapa seseorang itu.
Dari kejauhan terlihat sesosok gadis berambut pirang sedang mengobati luka seorang anak kecil dengan sesuatu yang bercahaya hijau, Naruto tidak tahu apa itu tapi itu terasa mirip dengan Ninjutsu medis. Disamping gadis itu juga Naruto melihat seorang pemuda berambut coklat dengan aura iblis terpancar dari tubuhnya beserta sedikit aura naga dari tangan kirinya. Naruto hanya diam menyaksikan kejadian itu dari bangku tempat dirinya berada, sejak dirinya menjadi malaikat penglihatannya menjadi sedikit lebih baik dari pada ketika dirinya masih seorang manusia.
"Anak yang penuh dengan kebaikan. Seandainya semua mahluk hidup seperti itu."
Naruto mendongak menatap langit saat dia merasakan aura suci namun ternoda datang mendekatinya. Dari atas langit seorang pria berambut hitam berponi pirang turun dihadapannya.
"Apa yang dilakukan seorang malaikat disini?"
Pria itu bertanya dengan nada santai sambil berjalan mendekati Naruto yang sedang duduk dibangku.
"Hanya menikmati keindahan alam ini, tuan malaikat ternoda."
Pria itu sedikit berkeringat saat mendengar jawaban pemuda pirang yang merupakan seorang malaikat tersebut yang terdengar sopan namun kalimat terakhirnya justru seperti meninju dadanya, dan itu sangat tidak menyenangkan meskipun itu adalah kenyataannya.
"Namaku Azazel, aku harap aku tidak sedang mengganggumu."
"Naruel. Tidak, kau tidak menggangguku. Aku tidak pernah lagi merasakan yang namanya terganggu."
Azazel menaikkan sebelah alisnya heran.
"Apa maksudmu?"
Naruto terdiam sambil menatap langit yang sudah mulai semakin terang karena hari sudah semakin siang.
"Anggap saja aku tidak pernah diganggu oleh seseorang."
Meskipun Azazel masih bingung dengan apa yang dimaksud malaikat dihadapannya itu, dia tidak kembali membahas hal itu dan memulai pembicaraan yang lain dengannya.
"Boleh aku duduk?"
Azazel berjalan semakin mendekati Naruto dan duduk disampingnya meskipun Naruto tidak memberikan respon yang berarti terhadap pertanyaannya itu.
"Oh iya, anak buahku pernah melihatmu memburu iblis liar, apa kau sedang menjalankan tugas dari Michael?"
Azazel bertanya sambil memandang langit.
"Tidak, aku tidak sedang bertugas."
Naruto melirik kearah Azazel dengan rasa penasaran yang tersembunyi. Michael itu siapa? kenapa Azazel seperti mengatakan orang bernama Michael itu memiliki wewenang untuk memberikan tugas kepada malaikat? bukan kah seharusnya Tuhanlah yang memiliki wewenang seperti itu? Kira-kira seperti itulah isi pikiran Naruto saat ini saat mendengar perkataan Azazel barusan.
"Begitu. Lalu kenapa kau memburu iblis liar dikota yang merupakan wilayah kekuasaan bangsa iblis?"
Naruto menoleh menatap Azazel dengan wajah bingung.
"Kekuasaan bangsa iblis? Aku pikir disini dipimpin oleh manusia."
Mendengar ucapan Naruto membuat Azazel menaikkan sebelah alisnya untuk yang kedua kalinya. Menurut dirinya bagaimana bisa seorang malaikat tidak mengetahui wilayah bangsa iblis didunia manusia? Seharusnya semua malaikat mengetahui hal itu, atau mungkin pemuda pirang bernama Naruel ini adalah malaikat yang baru lahir? Siapa tahu, tapi Tuhan kan sudah...
Azazel menggelengkan kepalanya pelan.
"Memang benar jika kota ini dipimpin oleh manusia, tapi itu hanya berlaku untuk manusia saja, begitu juga sebaliknya wilayah ini dikuasai oleh dua iblis muda pewaris pilar klan Gremory dan Sitri. Dari sudut pandang supernatural, kota Kuō ini dipimpin oleh iblis bukan manusia."
Naruto terdiam menerima informasi dari Azazel tentang kota tempatnya berada sekarang. Dia tidak menyangka kedua kelompok iblis yang beberapa hari yang lalu dia selidiki merupakan penguasa kota Kuō ini, tapi yah dia tidak memiliki masalah dengan itu karena dia tidak merasakan aura jahat dari kedua kelompok itu. Aura jahat dan aura iblis itu berbeda dan dirinya tidak memiliki kebencian sama sekali terhadap bangsa manapun.
"Begitu ya, itu artinya aku akan berada dalam masalah jika ketahuan berada disini oleh mereka."
"Ya begitulah. Aku juga memiliki situasi yang sama denganmu."
Azazel menimpali perkataan Naruto dan hal itu membuat Naruto mengangguk mengerti, pada dasarnya mereka berdua sama-sama malaikat meski yang satunya telah ternoda dan dirinya sendiri mantan manusia.
Mereka pun mengobrol acak jauh dari urusan supranatural hingga akhirnya Azazel pergi karena dia memiliki pekerjaan dimarkasnya yang bernama Grigori.
Setelah kepergian Azazel, Naruto berdiri dan ikut pergi dari taman itu, namun sebelum dia pergi Naruto terdiam sebentar dan membatin.
'Perasaanku yang akan bertemu seseorang disini masih ada, jadi bukan Azazel orangnya.'
Untuk beberapa saat Naruto terdiam, namun akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari taman itu menuju ke sisi lain kota.
Setelah Naruto meninggalkan taman itu, dari atas langit seorang gadis berambut pirang terbang turun ke taman itu dengan enam pasang sayap berwarna putih, dia jelas adalah seorang malaikat.
"Menghilang. Aku yakin tadi disini ada aura suci yang sangat murni seperti ayah."
Gadis itu melihat sekeliling tempat itu dengan pandangan sedih, dia kemudian berjalan kearah bangku yang sebelumnya diduduki oleh Naruto dan mendudukkan dirinya disana.
'Ayah... Apa aku hanya terlalu putus asa karena tiadanya dirimu sampai-sampai aku berhalusinasi merasakan auramu.'
Gadis itu terdiam dibangku tersebut dengan wajah sedih, dia mendongak memandang langit biru berhiaskan awan putih diatas sana dengan rasa kehilangan yang begitu besar.
Sedangkan di sisi lain kota Kuō, terlihat Naruto yang sedang berdiri diatas sebuah gedung menoleh kearah taman dimana dirinya tadi berada karena dari arah sana dia merasakan sebuah perasaan sedih yang begitu besar.
"Kesedihan selalu ada dimana-mana, aku berdo'a untukmu agar kesedihanmu segera menghilang dan digantikan dengan kebahagiaan."
Naruto mendongak menatap langit dan tersenyum untuk pertama kalinya setelah puluhan ribu tahun tidak tersenyum karena dia hidup seorang diri didunia sebelumnya. Dan tanpa diduga awan dilangit membentuk gambaran sebuah wajah manusia dan terlihat tersenyum meskipun tidak benar-benar seperti wajah manusia.
Kembali ke taman tadi, gadis malaikat berambut pirang itu tersentak saat melihat perubahan dari awan yang dia pandangi. Awan yang sebelumnya tidak beraturan kini berkumpul dan membentuk seperti wajah yang tersenyum dan hal itu membuatnya meneteskan air mata.
"Ayah, maafkan aku yang melupakan jati diriku. Meskipun berat, aku akan mencoba kembali tersenyum seperti yang selalu ayah ajarkan padaku."
Gadis itu mengusap air matanya dan menyatukan kedua tangannya lalu berdo'a.
"Aku harap dimasa depan nanti aku akan bertemu dengan sosok yang ayah ceritakan dulu padaku, Amen."
Gadis itu tersenyum sambil menatap awan yang juga tersenyum.
Ditempat yang berbeda Naruto juga tersenyum dan berkata.
"Mari bertemu, dimasa depan nanti, wahai malaikat dari dunia ini."
•
Malam hari.
Naruto berjalan dipinggiran jalan tanpa tujuan. Hal seperti inilah yang dia lakukan selama ini didunia lamanya yaitu berjalan dan terus berjalan tanpa tujuan hanya untuk mengawasi dunia yang sudah tidak diisi oleh mahluk hidup kecuali tumbuhan dan dirinya saja, dan sekarang dia masih terus berjalan karena dia sebagai pendatang didunia barunya ini tidak memiliki tempat untuk menetap dan dia tidak pernah lagi tidur sejak dirinya diangkat menjadi malaikat oleh Tuhan. Naruto berhenti berjalan dan melihat orang-orang yang berlalu lalang di pinggir jalan yang sama dengannya, dia merasakan berbagai perasaan dari orang-orang itu, mulai dari yang lagi setres, kesal, bahagia, bosan dan lain sebagainya. Namun ada satu perasaan yang menarik perhatian Naruto yang berasal dari seorang gadis malaikat ternoda yang saat ini sedang berbicara dengan seorang pria malaikat ternoda. Perasaan gadis itu adalah bimbang, takut, benci, dan yang paling jelas terasa oleh dirinya adalah sedih. Sedangkan perasaan yang berasal dari pria malaikat ternoda lawan bicara gadis itu adalah perasaan licik dan sombong.
'Aku tidak suka intimidasi seperti itu.'
Naruto berjalan menghampiri kedua malaikat ternoda itu dan mereka tidak menyadarinya hingga akhirnya Naruto berbicara.
"Aku pikir kalian harus berhenti melakukan apapun yang ingin kalian lakukan itu."
Sontak saja kedua malaikat ternoda itu menoleh kearah sumber suara yang menembus penghalang penyembunyi yang salah satu dari mereka buat.
"Siapa kau? sebaiknya kau tidak ikut campur urusan kami, manusia."
Naruto terdiam mendengar perkataan pria malaikat ternoda itu dan dia memiringkan kepalanya.
"Manusia? Sayangnya aku bukan lagi manusia."
Naruto semakin berjalan mendekati mereka, dia menembus penghalang yang menjadi batas antara dunia manusia dengan lokasi kedua malaikat ternoda itu berada.
"Mahluk apapun kau, kau akan mati jika ikut campur urusan kami!"
Pria itu menciptakan tombak cahaya dan berniat untuk menggunakan tombak itu untuk menyerang namun gadis yang bersamanya menghentikannya.
"Hentikan Dohnaseek! Tidak perlu menyerangnya, kita buat saja dia kehilangan ingatannya."
Dohnaseek menatap tajam gadis itu dan berbicara.
"Raynare, apa kau berniat untuk menghianati Kokabiel-sama, hah?! Bukankah Kokabiel-sama memerintahkan pada kita untuk membunuh siapa saja yang berniat menghalangi tujuannya, apa kau lupa?!"
Raynare terdiam, dia menunduk dengan perasaan benci yang semakin besar dan Naruto jelas merasakan itu.
'Kokabiel kah? Sepertinya dia harus aku hapus keberadaannya.'
Naruto membatin saat merasakan kebencian gadis malaikat ternoda bernama Raynare itu melonjak semakin besar. Naruto juga merasakan rasa takutnya mengecil bersama kebimbangannya.
'Dia sudah memutuskan keinginannya.'
Raynare berjalan dan berdiri dihadapan Naruto, menjadi perisai untuk melindungi Naruto dari Dohnaseek yang tampaknya sangat marah atas apa yang dilakukan oleh Raynare sekarang.
Dohnaseek memperbesar tombak cahayanya dan berniat untuk menyerang Raynare bersamaan dengan orang yang Raynare lindungi dibelakang tubuhnya. Raynare tentu tidak tinggal diam saja melihat apa yang Dohnaseek lakukan, dia juga membuat tombak cahaya untuk menahan serangan yang akan dilakukan Dohnaseek.
"Raynare, matilah bersama manusia itu!"
Dohnaseek melemparkan tombak cahayanya kearah Raynare, sedangkan Raynare sudah bersiap untuk menahan tombak yang akan Dohnaseek lemparkan padanya.
'Aku tidak ingin terkekang, aku hanya ingin pengakuan dari Azazel-sama dan Shemhazai-sama bahwa aku ini berguna bagi mereka... Aku harap aku bisa hidup bahagia tapi...'
Raynare membatin sambil menguatkan pegangannya pada tombak miliknya dan...
Raynare menahan tombak yang Dohnaseek lemparkan itu dengan sekuat tenaga, dia menggertakkan giginya karena berusaha keras menahan tombak itu yang ukurannya lebih besar dari miliknya sendiri. Naruto yang melihat itu berjalan mendekati Raynare dan menyentuh punggungnya, dia lalu mengalirkan chakra suci miliknya ke tubuh Raynare.
Raynare terkejut saat ada tangan yang begitu lembut menyentuh punggungnya dan sebuah perasaan hangat mengalir dari tangan itu ke seluruh tubuhnya. Raynare melirik kebelakang melalui ekor matanya, dia bisa melihat sedikit wajah orang yang ada dibelakangnya dan tanpa dia sadari Raynare menahan tombak yang di lemparkan Dohnaseek dengan mudahnya.
Dohnaseek terkejut saat Raynare berhasil menahan tombaknya dengan begitu mudahnya, dia menggertakkan giginya, dia kemudian menciptakan tombak-tombak cahaya lainnya dan dilemparkan pada Raynare secara beruntun dengan mengincar kepala, perut dan kaki Raynare.
Raynare yang masih terkejut dengan perasaan hangat yang dia rasakan tidak menyadari serangan lanjutan dari Dohnaseek namun...
"Gerakan tombakmu dan putarlah searah jarum jam dengan cepat."
Naruto mengatakan itu yang tanpa sadar Raynare lakukan.
Trank! Trank! Trank!
Raynare semakin terkejut dengan apa yang terjadi, sedangkan Dohnaseek lebih terkejut lagi saat melihat Raynare membuat perisai dari tombaknya yang Raynare putar.
'Apa yang terjadi? Raynare tidak memiliki pertahanan seperti itu. Apa gara-gara orang itu? Aku harus mundur dan melaporkan ini pada Kokabiel-sama.'
Dohnaseek yang merasa nyawanya akan terancam jika dia terus berada ditempat itu, memutuskan mundur untuk menyelamatkan diri dan juga melaporkan penghianatan Raynare pada atasannya yang bernama Kokabiel.
Naruto yang melihat Dohnaseek menghilang menarik kembali tangannya dan Raynare menunjukkan ekspresi kecewa karena rasa hangat dan menenangkan yang dia rasakan menghilang. Naruto yang merasakan perasaan kecewa dari gadis didepannya hanya menarik sedikit bibirnya melengkung keatas membentuk sebuah senyuman tipis yang hanya bisa dilihat orang yang berada sangat dekat dengannya.
Raynare berbalik menghadap Naruto dan terdiam saat dirinya melihat senyuman Naruto yang menghangatkan hatinya. Seperti seseorang yang bertemu kembali dengan sang kekasih setelah sekian lama tidak bertemu, Raynare langsung memeluk Naruto dan menangis didada bidang Naruto dengan perasaan yang campur aduk membuat Naruto kebingungan karena tidak bisa mendefinisikan perasaan gadis yang sedang memeluknya itu.
"Tenanglah, kau akan baik-baik saja, Raynare-chan."
Seperti seorang ayah pada anaknya, Naruto membalas pelukan Raynare dan mengelus punggung gadis itu serta membisikkan kalimat untuk menenangkan hati gadis itu yang kacau.
'Wahai engkau malaikat ternoda bernama Raynare, temukanlah jati dirimu yang sebenarnya didalam setiap tindakanmu. Aku yakin kau akan menemukan jalan kebahagiaanmu, suatu saat nanti.'
[To Be Continue]
Author Note:
Hai, hai apa kabar kalian semua? Aku harap kalian baik-baik saja ya.
Sebelumnya aku ingin minta maaf pada para pembaca yang menunggu fanfiksiku di akun lamaku (Azking's) akun itu hilang bersama dengan emailnya karena hpku aku reset. Untuk alasan kenapa aku mereset hpku, aku hanya bisa berkata apalah dayanya hp kentang yang kelebihan muatan.
Ok, untuk mengawali bangkitnya Azking's dari keterpurukan karena semua data fanfiksi lama hilang, aku akan memulai dengan cerita ini dulu.
Aku harap cerita ini tidak mengecewakan kalian ya. Mungkin hanya itu yang ingin aku sampaikan, silakan kalian tinggalkan Review kalian setelah membaca cerita ini.
Sampai jumpa dimasa depan...
Cyaaa!
Azking's v2 Out!
