Summary...

Hinata adalah gadis sederhana yang suka ketulusan. Kedamaian adalah jalan tempuhnya. Lalu menjadikan cinta sejati sebagai impiannya.

Tapi untuk hidupnya sekarang, Hinata tak menuntut cinta karena sadar pernikahannya sebuah keterpaksaan. Dia juga tak menuntut soal uang.

Bukan berarti dia diam saja jika diperlakukan seperti buangan. Jadi pandanglah dia sebagai istri sah, walaupun posisinya sebagai istri kedua itu tak diinginkan.


Disclaimer : Masashi kishimoto

Baby breath by R-daisy

M for safe

Warning : AU, OOC, Crackpair, Gaje, Typos etc.

DLDR!


Ketika pukul sudah menunjukkan angka sepuluh, wanita yang tengah duduk sendirian itu menyeruputkan ice tea miliknya dengan tenang. Tapi jujur sejak setengah jam yang lalu telinganya sudah panas mendengar berbagai gunjingan tentangnya dari para gadis yang duduk di seberangnya.

Ini semua berawal dari gosip yang mereka lihat di jejaring media sosial. Dan sosok sumber yang mendapat pergunjingan tersebut tak lain dan tak bukan adalah Uchiha Sasuke. Dia adalah suaminya. Sedangkan Dia... Uchiha Hinata, istri keduanya yang sah.

Semalam saat ada ajang perhargaan, suaminya terlihat menggandeng seorang gadis yang bukan istrinya. Gadis itu dipanggil Shion, sang aktris pendatang baru yang melejit lewat film layar lebar.

Karena seringnya mereka tertangkap tampil bersama, ada yang bilang sang Uchiha akan menikah lagi.

"Eh, dengar-dengar Sasuke- kun dengan wanita dinikahi beberapa bulan yang lalu tidak saling mencintai lho..."

"Oh ya?"

Hinata mengiyakan dalam hati.

"Siapa namanya?"

"Hirata... Hinaka... Hina apa gitu,"

Hinata! Hinata namanya!

"Hinata."

"Aah itu benar! Namanya susah,"

Mereka pasti bergurau. Sontak sudut mata Hinata berkedut. Namanya berarti sangat cerah. Itu hal yang indah untuknya.

"Terus yang kudengar dia dibesarkan dari tempat panti."

Hinata kembali menajamkan telinga. Dia tak menyanggah pembicaraan mereka tentang dirinya, kenyataannya dia memang yatim piatu.

"Oh..."

"Mungkin dia pengen statusnya naik."

"Jelaslah... orang Sasuke-kun kan pengusaha sukses. Cara instan untuk hidup enak dan aman yaa menikahi orang kaya!"

Kalau itu jelas salah! Hinata bukan gila harta. Ia bahkan tidak memakai sepeserpun uang nafkah yang selalu terisi penuh di rekeningnya. Yah, meski pun terkadang Hinata tergoda untuk memakainya sebagai rasa kesal. Tetapi masa' untuk membeli cinnamon roll kesukaannya ia harus memakai uang pria itu. Hinata tak miskin-miskin amat untuk mengisi perutnya, dia punya tabungan sendiri dan beberapa kerja sambilan. Persetan dengan status!

"Dan yang lebih menghebohkan lagi si Hinata itu pernah meracuni istri pertama Sasuke-kun."

"Ikh... Jahat banget! Kok tega ya..."

"Eeh... Bukannya yang kudengar kalo istri pertamanya yang mencoba meracuni Hinata, tapi malah kena karma sendiri!"

"Entahlah..."

Hinata mengepalkan tangan, yang benar Sakura keracunan makanan, dia bahkan juga keracunan.

"Tapi, bukannya Hinata juga keracunan ya? Dia bahkan dilarikan ke rumah sakit. Justru yang kudengar kalau Sasuke-kun punya kekasih gelap dan dialah yang mencoba menyingkirkan semua istrinya."

Kenapa gosipnya jadi tambah liar? Kekasih gelap? Hinata pun tak ayal tertawa batin.

Pria Uchiha itu bahkan terpaksa menikahinya dikarenakan paksaan ayahnya. Sasuke adalah pria yang sangat mencintai dan memanjakan Sakura, jadi tak mungkin Sasuke jatuh cinta dengan cepat. Kalau pun bosan, dia lebih suka berkutat dengan pekerjaannya. Persoalan kedekatannya dengan Shion itu masalah pekerjaan, jadi jangan harap mendapatkan hatinya.

Seandainya Uchiha Itachi tidak meninggal tepat dihari pernikahannya, mungkin sampai detik ini Hinata akan duduk manis minum teh bersama Itachi.

"Bukannya Hinata yang punya kekasih gelap, dia bahkan ingin bercerai tapi pihak keluarga Sasuke-kun melarangnya mengingat hanya Hinata yang pegang surat wasiat almarhum Uchiha Madara. Kalau sampai cerai, otomatis 89 % warisan akan disumbangkan ke panti asuhan."

"Wah, itu besar juga ya? Bisa-bisa kerabat yang lain gak dapat jatah."

"Nah!"

Hinata terdiam. Kali ini gadis itu membenarkannya, kecuali kekasih gelap dan surat wasiat yang di pegang Hinata. Surat itu sebenarnya dipegang oleh sang pengacara —Nara Shikamaru-, dia menggunakan siasat ini agar tidak menyebabkan kegaduhan yang lebih besar lagi. Padahal Hinata tak tahu menahu soal isi surat itu. Intinya, keluarga Uchiha harus pandai melobi Hinata. Dan sampai saat ini hanya Uchiha Fugaku yang mengikat dirinya dengan putra kesayangannya Sasuke.

"Lagian si Hinata ini siapa sih!?"

"Banyak yang bilang kalau Hinata anak kesayangannya Uchiha Madara."

"Tapi, ada yang bilang Hinata merayu Madara untuk mengincar hartanya. Buktinya sekarang dia dapat jatah dari kakek itu."

"Kalau pun benar, dia gak tau malu ya... Padahal umurnya terpaut jauh."

"Ya, namanya juga hidup, apapun bisa dilakukan."

Demi jiwanya yang masih bersemayam di raga, dia bertanya-tanya, apa kira dosanya sehingga dapat fitnah seperti itu?

Dengan rasa kesal Hinata pun bangkit dari kursi. Suara pergesekan kursinya yang keras itu seakan menandakan keberadaannya. Para gadis yang asyik bergosip itu tersentak. Mata mereka sontak mengarah pada Hinata yang tepat berdiri di samping mereka.

Hinata menyunggingkan senyuman yang bila terlihat maka seseorang akan mati dibuatnya. Lalu menurunkan kacamata hitamnya yang menampakkan mata pucatnya yang khas. Para gadis itu lantas tak dapat menyembunyikan wajah bingung.

Manik bulan indahnya kemudian tak sengaja melihat barang gadis itu tergeletak manis di bawah kaki. Tiba-tiba sebuah ide terbesit di benaknya, yang entah dimana Hinata yang tak pendendam itu dengan sengaja menyenggol minuman salah seorang gadis yang dia perhatikan banyak bicara buruk tentangnya.

"Akh! Apa-apaan kau ini!"

"Ups, maaf!" Hinata —berpura-pura panik- bersegera mengelap rok putih seorang gadis yang telah ternodai oleh minuman, "Aku baru mau mengambil kipasmu yang jatuh, Nih! Maaf ya..." Imbuhnya yang menyerahkan barang itu.

Hinata —masih dengan aktingnya- tersenyum simpati sedangkan sang gadis mengerutkan keningnya, menggerutu —bersumpah serapah- segala macam. Sepertinya Hinata tak sadar membuat suasana buruk sang gadis jadi bertambah.

Dan ketika Hinata memberi uang untuk biaya laundry sebagai permintaan maaf, gadis itu malah pergi seraya menabrak bahunya dengan marah-marah, yang tak lama diikuti oleh teman-temannya. Setelah itu Hinata tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Dasar anak jaman sekarang ck ck ck..."

Lalu dengan elegan Hinata melangkah keluar seiring memasang kacamatanya kembali. Sudah saatnya membuat perhitungan dengan suaminya.

TBC.


Note :

Hinata : 25 tahun.

Sasuke : 28 tahun.

Sakura : 26 tahun.