Entah kenapa Naruto ingin melakukan sebuah ritual pemanggilan, dia ingin memanggil sosok makhluk lain untuk melampiaskan semua hawa nafsunya saat ini. Dia mencari beberapa artikel di perpustakaan serta beberapa buku yang mengajarkan tentang pemanggilan makhluk lain.
"Oke, sudah siap!"
Naruto telah selesai membuat sebuah lingkaran yang terbuat dari serbuk berwarna putih, dia merapalkan mantra-mantra yang tertera di dalam buku yang dia pegang saat ini.
Angin mulai berhembus, menerpa Naruto yang tengah membaca beberapa mantra, lilin-lilin di sekitar juga mulai bergerak mengikuti arah angin.
Naruto mengangkat tangannya yang sudah di gambar sebuah Pentagon.
Setelah dia berhasil mengucapkan mantra, kebetulan sosok wanita masuk ke dalam kamar tersebut. Wanita itu langsung pingsan saat itu juga setelah lingkaran itu bercahaya.
Naruto terkejut saat wanita berambut merah itu pingsan tepat setelah dia mengucapkan mantra terakhirnya.
"Oh tidak, Kaasan!!"
...
..
.
Naruto by Masashi Kishimoto
Warning: OOC, AU, Typo, Incest, Lemon, Smut, Succubus!Kushina.
...
..
My Mother is Succubus.
...
..
Enjoy it
Naruto langsung merapihkan semua hal yang berhubungan dengan pemanggilan itu, dia berpikir jika pemanggilan itu gagal karena di ganggu oleh Ibu kandungnya yang bernama Kushina Uzumaki.
Dia juga mengangkat Ibunya dan membaringkannya di atas kasur kamarnya, Naruto merasa sedikit agak bersalah setelah dia melakukan pemanggilan Succubus, dan saat ini Kushina menjadi korbannya.
Helaan napas pasrah keluar dari bibir Naruto, dia pasrah jika Ibunya akan memarahinya. Pemuda itu pun segera berdiri untuk mengambil baskom serta air dan handuk kecil untuk mengompres dahi Kushina, di saat Naruto pergi, sebuah cahaya berwarna merah jambu muncul di area perut Kushina menembus pakaian yang dikenakan oleh wanita itu.
Setelah cahaya itu hilang, Kushina membuka matanya, dia mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. "Uhh."
"Ah, Kaasan, sudah bangun?" Naruto meletakkan baskom berisi air itu di sebelah tempat tidurnya. "Kau baik-baik saja?"
"Baik, kaasan hanya pusing sedikit." Kushina memijit pangkal hidungnya. "Lalu tadi kau melakukan apa?"
Wajah Naruto langsung pucat pasi setelah mendengar pertanyaan itu dari Kushina. "Aku hanya mencoba akting saja, menjadi aktor mungkin bagus." Kushina hanya menatap Naruto datar, dia seolah tak percaya akan perkataan putra semata wayangnya itu.
Kushina membuang napasnya. "Ya sudahlah, kaasan hanya mengatakan jika makan malam sudah siap, dan tousanmu lembur," ujar Kushina, dia kemudian beranjak dari tempat tidur Naruto dan mulai pergi keluar dari kamar tersebut.
Namun disaat Kushina akan keluar, tubuhnya tiba-tiba berhenti di pintu kamar, tubuh wanita itu langsung lemas seolah tak kuat untuk berdiri kembali, Kushina memegang area kemaluannya yang mulai panas serta mengeluarkan cairan. Wanita itu langsung terduduk lemas, dia menggigit bibir bawahnya untuk meredam suara yang akan keluar dari bibirnya.
"Kaasan?"
Tubuh Kushina menegang, kedua putingnya yang ada di balik kaos yang dikenakan tengah ereksi berat. Wanita itu mencoba untuk berdiri, dia memegang gagang pintu kamar Naruto, namun tubuhnya masih tak bisa merespon sama sekali.
Naruto pun bergegas untuk menolong Kushina, dia memegang tubuh Ibunya, tetapi malah membuat Kushina semakin tak bisa bergerak saat Naruto menyentuhnya.
"Sochi... Jangan... Sentuh... Dulu..."
Kushina berkata dengan nada terbata-bata, dia kembali mencoba untuk mengangkat tubuhnya.
"Kaasan, kau tak apa?"
"Aku... Baik-baik... Ahhnnn!"
Kushina kembali terduduk, tangan kanannya tanpa sadar masuk ke dalam celana pendek rumahan yang dia kenakan, kebetulan juga dia tak mengenakan celana dalam sama sekali.
Kushina seolah tak sadar jika dibelakangnya ada sosok putra semata wayangnya. Kushina terus mengelus vaginanya, tangan kirinya menarik kaosnya serta bra yang dikenakan.
"Sochi... Tolong kaasan..."
Wajah Naruto langsung merona saat melihat Kushina yang mulai Masturbasi di depannya. Wanita itu membalikkan badannya menghadap Naruto sembari dirinya terus menyentuh bagian sensitifnya sendiri.
Celana Naruto sesak.
"Kaasan... A-apa yang?!"
Kushina menghentikan kegiatannya, dia kemudian merangkak mendekati Naruto dan menyentuh gundukan celana yang terlihat sesak itu. Wanita itu kemudian menarik celana Naruto turun ke bawah hingga boxer yang dikenakan pemuda itu.
Dia tersenyum melihat penis besar yang sudah berdiri tegap, Kushina dengan lembut menyentuh penis Naruto, dia juga menyentuh buah zakar pemuda itu.
"A-apa yang kau lakukan kaasan?!"
"Ternyata orang yang memanggilku penisnya besar, pastinya ada makanan yang sangat banyak disini."
Suara Kushina berubah menjadi lebih centil dan seksi, Naruto berpikir jika mahkluk yang dia panggil berhasil dan masuk ke dalam tubuh Ibunya.
Masalahnya, Succubus itu masuk ke dalam tubuh Ibunya.
"Ka-kau siapa?!"
"Aku?" Kushina membasahi kedua bibirnya, adegan itu terlihat seksi bagi Naruto. "Kebetulan, namaku juga, Kushina. Seorang Succubus yang telah kau panggil." Kushina menempelkan tubuhnya pada tubuh Naruto, dia mengangkat kakinya dan mengapit penis Naruto di balik lututnya.
Kedua tangan Kushina merambat naik, dan menyentuh wajah Naruto.
"Kau tampan juga jika dilihat dari dekat."
Kushina tersenyum menggoda, dia kemudian mencium bibir Naruto dengan mesra, kakinya sudah dia turunkan namun tangannya bergerak naik turun pada penis pemuda itu.
Kushina menarik ciumannya, dia kemudian mulai menciumi leher Naruto serta tangan kirinya mulai menyentuh tubuh Naruto yang bisa dibilang agak sixpack itu.
Bercak-bercak merah pun Kushina berikan pada leher Naruto, jilatannya turun ke bawah hingga sampai pada penis besar Naruto, Kushina masih memberikan sebuah handjob pada penis Naruto yang membuat cairan pre-cum pemuda itu keluar.
Naruto mendesis nikmat merasakan tangan lembut Kushina yang seolah merawat penisnya. Tubuh Naruto menegang saat dia merasakan sebuah benda lunak dan basah yang membasahi penisnya, Naruto melihat Kushina yang mulai menjilati penisnya.
"Kaasan..."
Seumur-umur, dia baru pertama kali melakukan hal seperti ini. "Unmhhh, masih perjaka." Kushina kemudian memasukkan penis Naruto ke dalam mulutnya, dia juga menggigit penis Naruto dengan pelan.
Tubuh pemuda itu kembali menegang, dia menggigit bibir bawahnya serta menggenggam kepala merah Kushina. "Kaasan!"
Kushina menggerakkan kepalanya dengan tempo sedang disertai dengan tangan kanannya yang memainkan buah zakar Naruto.
"A-aku keluar!"
Kushina yang mendengar itu, kemudian melahap semua penis Naruto hingga tak tersisa, cairan sperma pemuda itu menyembur keluar dan wanita itu menelan semua sperma itu.
Kushina menarik dirinya, dia meneguk semua sperma Naruto. "Sperma anak muda enak sekali."
Pemuda pirang itu meneguk ludahnya kasar, dia melihat sosok yang sangat berbeda daripada Ibunya.
Kushina pun berdiri, dia menutup pintu kamar itu, kemudian berjalan ke kasur tempat Naruto tidur. Kushina melepas semua pakaian yang dia kenakan hingga telanjang bulat, Naruto melihat jika payudara Kushina lebih besar daripada biasanya.
"Kau melihat ini?" Kushina yang menyadari itu, kemudian menarik Naruto dan menenggelamkan wajah pemuda itu pada belahan dadanya. "Uhh, kaasan berikan ini, nikmatilah Sochi."
Naruto tanpa sadar menyentuh kedua payudara Kushina, dia juga meremasnya pelan membuat wanita itu mendesah nikmat.
"Sochi... Mari... Kita lakukan!"
"I-iya Kaasan."
Kushina pun menidurkan dirinya dengan Naruto yang berada di atas tubuhnya. "Masukkan penismu pada vagina kaasan!"
Naruto baru menyadari sesuatu, penisnya kembali ereksi setelah tadi lemas karena klimaksnya yang pertama. Dia kemudian mencoba untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina Kushina, pemuda itu terus mencoba hingga dia dapat memasukkan ujungnya ke dalam vagina Kushina.
"Sekarang, dorong pinggulmu."
"Begini?"
Naruto mendorong pinggulnya, penisnya terus masuk seolah di sedot oleh sesuatu, di mendorongnya terus hingga ujung penisnya menyentuh ujung vagina Kushina.
"Uhhh, enak... Bagaimana Sochi?"
"E-enak kaasan..."
"Sekarang, coba tarik pinggul, tapi jangan sampai penismu keluar, lalu dorong lagi! Uhhhh... Ahhh..." Naruto mengikuti arahan dari Kushina, dia menarik penisnya dan mendorongnya lagi. "Lakukan terus... Ahhhnn..." Kushina memaklumi jika Naruto agak belepotan dengan gerakan di pinggulnya, tapi dia benar-benar merasakan nikmat saat Naruto menyetubuhi dirinya.
"Kaasan..."
Kedua kaki Kushina memeluk pinggul Naruto, membuat pemuda itu tak bisa kemana-mana, Naruto sendiri seolah tak peduli dengan hal terus dan terus menggerakkan pinggulnya, Kushina tersenyum kemudian menarik Naruto serta menciumnya dengan mesra.
Naruto terus menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang cepat, dia merasakan dinding vagina Kushina menekan penisnya. "Ka-kaasan..."
Kushina merasakan jika dirinya akan klimaks saat itu juga, tubuhnya menegang setelah dia mengeluarkan cairan cintanya yang membasahi perut Naruto serta perutnya.
Sementara itu, pemuda pirang yang tengah menyetubuhinya itu terus menggerakkan pinggulnya dengan tempo cepat, dia menenggelamkan penisnya dalam-dalam ke vagina Kushina serta mengeluarkan spermanya ke dalam vagina Kushina, hingga semua cairan itu meluber keluar dari vaginanya.
-o0o-
Pagi menjelang, Kushina bangun terlebih dahulu, dia mengerjapkan kedua matanya. Kejadian semalam tak dia ingat sama sekali, namun dia malah mencium sebuah aroma sensual yang membuat libidonya naik.
Dia baru sadar jika dirinya sedang tidur berbantalkan lengan seseorang, wajah Kushina memucat setelah dia menyadari dirinya sedang tidur dengan bantal lengan lelaki lain.
"Uhhh..."
Kushina mendengar lenguhan lelaki itu, dia mendongak ke atas untuk melihat siapa yang telah bersetubuh dengan dirinya. 'So-sochi?!'
Ingatan semalam langsung masuk ke dalam kepalanya, dia dengan binalnya bersetubuh bersama Naruto, putra semata wayangnya itu. Wajahnya langsung merona, darahnya berdesir seketika.
Kushina segera beranjak dari tempat tidur itu, dia mengambil pakaiannya dan berjalan keluar dari kamar Naruto.
Beberapa jam kemudian, Kushina memasak untuk sarapan mereka berdua. Dia juga mendapatkan pesan jika Minato akan kembali besok pagi, karena pekerjaannya masih sangat banyak.
Wanita itu terus memikirkan kejadian semalam, dia masih bisa merasakan jika vaginanya masih terisi cairan sperma putranya sendiri.
Namun, konsentrasinya pecah saat ada seseorang yang memeluknya dari belakang, orang itu meremas payudaranya dengan lembut serta pantatnya yang di colek oleh sebuah benda keras.
"Kaasan..."
"Sochi..." Bibir Kushina seolah terkunci saat itu, dia malah menikmati remasan pada dadanya. Lenguhan nikmat kembali terdengar oleh Naruto, dia segera menyingkap kaos serta bra Kushina. Ukuran dari payudara Kushina masih seperti semalam, dan itu tak disadari oleh Kushina.
Puting susu berwarna merah jambu itu kembali ereksi, kali ini dengan mengeluarkan air susu. Tentu saja Kushina terkejut dengan hal tersebut, namun rasa terkejut itu hilang seketika.
Wanita itu kemudian mematikan api kompor, dia memegang meja dapur itu untuk menahan tubuhnya. Sementara Naruto mulai menarik celana pendek rumahannya hingga terlepas. Naruto juga mengarahkan penisnya ke dalam vagina Kushina, dia mendorong penis itu seperti malam itu.
Kushina merasakannya, dia merasakan bagaimana besarnya penis Naruto daripada penis suaminya sendiri. Dia melenguh nikmat setelah penis itu masuk semua ke dalam vaginanya, Kushina mencengkram meja dapur itu, dia merasakan nikmat yang sangat.
"Sochi... Naru..."
Kushina terus memanggil Naruto saat penis itu menusuknya, dia juga merasakan jika pantatnya di cengkram oleh pemuda itu untuk menahan tubuhnya.
Penis besar itu keluar masuk dengan mudahnya karena cairan yang membasahi dinding vagina Kushina.
"Keluarkan semuanya Naru... Isi rahim kaasan!"
Secara bersamaan, mereka klimaks untuk yang kesekian kalinya. Morning sex yang dilakukan Naruto benar-benar membuat Kushina tak berdaya, dia terus mencengkram meja dapur itu sembari menahan tubuhnya agar tak jatuh ke atas lantai, napasnya begitu memburu setelah melakukan morning sex bersama Naruto barusan.
"Sochi..." Kushina memanggil putranya yang masih setia meremas payudaranya. "Kau gila!"
"Terima kasih." Naruto tersenyum kecil, kemudian mencium pipi Kushina.
"Jadikan ini rahasia kita! Jangan sampai ayahmu tahu!" Kushina menarik dirinya, dia kemudian memakai kembali celana rumahan itu dan merapihkan semua pakaiannya yang berantakan. "Jangan mengganggu kaasan yang sedang memasak!"
"Okay."
"Kalau kau mengganggu kaasan, maka tak ada sex!"
Naruto hanya tersenyum, kemudian mencium bibir Kushina dengan mesra, dan meninggalkan wanita itu memasak.
Setelah Naruto meninggalkannya, Kushina tersenyum dengan wajah merah merona, bagian perutnya kembali menyala berwarna merah jambu. "Fufu, sperma yang lezat."
...
..
.
End!
