Kushina memasuki kamar Naruto untuk membersihkan ruangan itu saaat putranya itu pergi kerja, wanita itu melihat isi dari kamar Naruto yang sepertinya rapih untuk seorang pemuda yang agak urakan.
Kushina berpikir jika putranya itu mempunyai sebuah majalah porno yang dia sembunyikan di sudut kamar itu. Kushina segera menggeledah kamar Naruto satu persatu.
Dan dia tak menemukan majalah porno ataupun Video Porno, tapi Kushina terpaku dengan sebuah kostum yang ada di dalam lemari Naruto. Kostum dengan warna putih dan hitam, Kushina mengambil kostum itu dan mengangkatnya.
"Kostum pelayan?"
Kushina mengerjapkan matanya beberapa kali, untuk apa kostum ini berada di lemari Naruto? Apa jangan-jangan dia memakainya? Tapi jika Naruto memakainya maka akan rusak di beberapa bagian.
Kushina berinisiatif untuk memakai kostum tersebut, karena dia merasaka jika kostum itu muat di tubuhnya.
Dengan segera, Kushina melepas semua pakaiannya hingga menyisakan celana dalam saja. Dia kemudian memakai kostum itu, namun di bagian dadanya masih terasa sesak karena ukuran dadanya lebih besar daripada ukuran dada pada kostum itu.
"Sesak, tapi muat semua." Kushina melihat-lihat keadaannya saat ini, pakaian tersebut muat di tubuhnya, walaupun bagian dadanya agak sesak. Kushina memutar tubuhnya sekali, dia melihat di sana ada sebuah cermin besar yang kebetulan milik Naruto.
Wanita itu kembali memutar tubuhnya, wajahnya merona saat melihat rok yang panjangnya tak sampai lutut dan hanya menutupi sebagian paha putihnya.
"Terlalu seksi."
Kostum itu sendiri juga tak memiliki penutup bahu sama sekali, seolah hanya menutupi bagian dadanya sampai sebagian bawah saja.
"Oh ya, rambut."
Kushina pun mengambil sebuah kuncir rambut berwarna putih yang dikhususkan untuk kostum itu, dia menguncir kuda rambut merahnya.
"Kaasan..."
Kushina langsung menatap sosok yang tengah berdiri di pintu kamar, dan menatapnya terkejut. Sontak, wajah Kushina merona hebat setelah dirinya kepergok oleh putra semata wayangnya itu.
"So-sochi?!"
..
.
Naruto by Masashi Kishimoto
Warning: OOC, AU, TYPO, Incest, Lemon, Lime, Smut.
Pairing: NaruKushi
...
..
Maid Kushi
...
..
Enjoy it!
Kushina duduk di pinggiran kasur Naruto dengan perasaan yang sangat malu, dia kepergok oleh putranya tengah memakai pakaian pelayan yang terlihat sangat seksi. Naruto sendiri agak mengalihkan pandangannya.
Wajahnya juga merona saat melihat Ibu kandungnya itu memakai pakaian pelayan, Naruto tak menyangka jika kostum itu akan pas di tubuh Kushina, walaupun bagian dadanya agak mau menyembul keluar.
"Ma-maafkan kaasan."
"U-um, tak apa kok kaasan, Naru tak marah."
Keduanya kembali diam tak mengatakan apapun, suasana hening terasa sekali oleh mereka berdua. Tak ada satupun yang memulai pembicaraan sama sekali, bahkan Kushina yang terkenal cerewet pun tak mengeluarkan satu kata pun setelah kepergok Naruto.
Beberapa menit berselang, tanpa aba-aba sama sekali, bagian dada Kushina melorot ke bawah hingga payudaranya terlihat jelas. Kushina terkejut bukan main, sementara Naruto mentup hidungnya yang mengeluarkan darah.
"Jangan lihat!"
Kushina langsung menutup payudaranya dengan tangan, namun itu tak menutup sebagian besar dada itu. Wanita itu panik saat ingin membenarkan posisi payudaranya pada pakaian itu, sementara Naruto sesekali melirik ke arah Kushina.
Dia menggigit bibir bawahnya melihat Ibunya itu mencoba untuk membenarkan kostum itu, dia sebenarnya ingin sekali membantu Kushina tapi dia akan langsung di pukul oleh wanita itu jika berani meliriknya.
"Ka-kalau kau ingin bantu, si-silahkan saja."
Naruto merasakan lampu hijau saat Kushina mengizinkannya. Dia pun segera berbalik dan mencoba untuk membenarkan kostum itu, tangannya sesekali tak sengaja menyentuh puting susu Kushina yang masih berwarna merah jambu itu. Lenguhan kecil terdengar oleh Naruto, membuat darah pemuda itu berdesir kencang.
"Apa yang kau sentuh itu, anak muda?"
Naruto menghentikan gerakannya, dia melihat kedua tangannya yang saat ini tengah menggenggam kedua payudara Kushina. Pemuda itu kemudian menatap Kushina, dan payudara wanita itu secara bergantian. Tanpa sengaja, dia juga meremas payudara itu.
"Ahnnn..." Lenguhan nikmat kembali dikeluarkan Kushina. "Sochi!"
Naruto langsung menarik kedua tangannya, dia masih melihat kedua payudara itu ditutupi oleh tangan Kushina. "Ma-maafkan aku!"
Keduanya kembali diam tak mengatakan apapun, rasa canggung hinggap di antara keduanya.
"Ka-kaasan, apa aku boleh memegangnya lagi?"
Kushina terkejut mendengarnya, dia menggigit bibir bawahnya saat Naruto meminta izin padanya. "Ka-kau boleh memegangnya."
Naruto tersenyum mendengar perkataan Kushina barusan, dia kemudian mengangkat tangannya dan mengarahkan keduanya pada payudara Kushina.
Wanita itu hanya pasrah saat Naruto akan memegang payudaranya, dia menggigit bibir bawahnya untuk yang kesekian kalinya saat payudaranya kembali di genggam Naruto. Ada perasaan aneh saat Naruto tanpa sengaja meremasnya, berbeda saat Minato memegangnya. Kushina merasakan gejolak yang membuatnya ingin melakukan seks.
Kedua violet Kushina menatap ke bawah, dia melihat sebuah gundukan yang dia tebak adalah penis Naruto yang tengah ereksi karena payudaranya. "Sudah?"
"Be-belum kaasan."
Sebenarnya Kushina tak ingin menyudahi hal ini, tapi sudah kepalang tanggung, batinnya. Terlebih, dia sudah beberapa bulan ini tak diberi jatah oleh Minato.
Dengan berani, Kushina mengangkat tangannya dan menyentuh gundukan celana Naruto, membuat putranya itu terkejut saat tangan ibunya menyentuh gundukan itu.
Naruto segera menarik kedua tangannya, dia menatap Kushina yang seolah tak punya rasa bersalah sedikitpun padanya.
"Sudah?"
"Su-sudah."
Setelah Naruto menarik tangannya, dia merasakan cairan yang seolah keluar dari puting Kushina. Naruto melihat cairan putih, kemudian dia menatap Kushina, termasuk payudara wanita itu. Kushina yang tak memperdulikannya pun mulai membuka resleting celana Naruto, wanita itu mengeluarkan benda yang membuatnya penasaran sedari tadi.
Sebuah benda besar yang sedang ereksi terpampang jelas di depan matanya, wajah Kushina merona sesaat kala dia menatap benda besar milik Naruto, Kushina mendongak ke atas dan melihat Naruto yang sedang menutup bibirnya menggunakan punggung tangannya.
Kushina kembali menatap benda besar itu, dia kemudian menggenggamnya serta merasakan tebal dari benda itu, Kushina masih tak percaya jika putranya ini punya penis sebesar ini daripada milik suaminya. Dia ingin merasakannya, Kushina ingin memasukkan benda itu ke dalam tubuhnya.
Kushina membuka mulutnya sembari menjulurkan lidahnya, dia mengarahkan penis itu ke mulutnya. Awalnya Kushina menjilati penis Naruto hingga basah semua, kemudian memasukkannya ke dalam.
Mulut Kushina tak muat saat dia memasukkan penis Naruto, dia hanya bisa menjilatinya hingga semua sisi penis itu basah. Wanita itu juga tak lupa memainkan buah zakar Naruto, Kushina membusungkan dadanya, dia membuka belahan dadanya dan mengapit penis Naruto di antara payudaranya.
Kushina memberikan liurnya untuk membasahi payudaranya, dia menatap putranya itu kemudian menggerakkan kedua payudaranya naik turun. Naruto menggigit bibir bawahnya merasakan betapa lembutnya payudara sang ibu, dia juga bisa melihat sebuah cairan putih yang keluar dari puting susu Kushina.
Naruto menahan dirinya agar tak mengeluarkan desahannya, berbeda dengan Kushina yang terus menggerakkan tubuhnya naik turun. Wanita itu tersenyum melihat penis Naruto yang keluar masuk di belahan dadanya. "Bagaimana?"
"Ughh!" Tanpa aba-aba, Naruto mengeluarkan spermanya, cairan putih kental itu keluar di sela-sela payudara Kushina dan membasahi payudara wanita itu, cairan itu juga mengenai wajah cantik Kushina. "Ma-maaf."
Kushina menarik dirinya, dia mencolek cairan itu kemudian menjilatinya. "Tak apa Naruto." Kushina terkejut menatap penis Naruto yang masih ereksi, dia kemudian mendongak ke atas seolah meminta penjelasan pada putranya itu.
"Aku tak tahu!"
Kushina menggigit bibir bawahnya, sudah kepalang basah. Dia kemudian tiduran di atas kasur Naruto, dia menarik celana dalamnya dan membuangnya ke sembarang tempat, Kushina membuka kedua kakinya serta memperlihatkan liang senggamanya yang sudah sangat basah.
"Sekarang, masukkan penismu kesini... Tuan!"
Naruto terdiam mematung setelah dia mendengar Ibunya memanggil dirinya dengan sebutan tuan, seolah wanita itu adalah pelayannya. Naruto menggigit bibir bawahnya, dia kemudian mengarahkan penisnya ke liang senggama Kushina, lalu mendorongnya dengan pelan.
Penis Naruto seolah dipijat oleh dinding vagina itu, dia meringis merasakan kenikmatan yang tiada tara. Kushina sendiri juga merasakan sesak di dalam sana, dia sempat mencengkram sprei kasur milik Naruto saat penis itu menusuk tubuhnya.
Kushina menahan desahannya nikmatnya, dia tak mau bila Naruto mendengar desahannya.
"Naru... Gerakkan pinggulmu."
"Baik!"
Naruto mengikuti arahan Kushina barusan, dia menggerakkan pinggulnya, penis miliknya bergerak keluar masuk di dalam vagina Kushina, terasa licin karena cairan yang ada di dalamnya serta liur Kushina yang membasahi penisnya.
Naruto merasakan hal yang berbeda setelah penisnya ada di dalam sana, berbeda dengan saat dia bermain dengan tangannya sendiri, kali ini dia benar-benar bermain dengan seorang wanita.
"Kaasan..."
"..."
Kushina menarik Naruto, dia memeluknya dengan erat, serta membiarkan pemuda itu menggerakkan pinggulnya. Naruto merasakan napas memburu yang Kushina keluarkan.
"Ahh..."
Naruto menghentikan gerakannya, dia mendengar sebuah desahan yang tak sengaja keluar dari bibir Kushina. Pemuda itu menarik diri, dia menatap Kushina yang tengah menarik napasnya, wanita itu menutupi bibirnya menggunakan punggung tangannya sendiri, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain seolah tak ingin menatap Naruto.
Namun Naruto malah mengarahkan pandangan Kushina padanya, pemuda itu menatap intens wanita yang ada di bawahnya itu, dia menarik tangan Kushina dan menguncinya di atas kepala merah itu.
Kushina sudah sangat pasrah akan hal ini, dia menatap sayu sosok putranya itu sebelum pada akhirnya Naruto mencium bibirnya dengan mesra. Kushina menikmati tiap inchi bibir Naruto, dia juga merasakan jika penis Naruto kembali bergerak keluar masuk di dalam tubuhnya.
Pemuda itu memasukkan lidahnya ke dalam mulut Kushina, tangannya yang menganggur pun meremas payudara Kushina hingga putingnya mengeluarkan cairan putih. Kushina benar-benar dibuat melayang saat dia disetubuhi Naruto, ini adalah pengalamannya yang sangat nikmat.
Ciuman Naruto pun turun ke bawah, dia menciumi leher Kushina serta memberikan sebuah bercak merah di sana, Kushina melenguh keras merasakannya, membuat tubuh Naruto semakin menegang mendengarkannya. Ciuman itu kembali turun ke bawah dan sampai pada payudara Kushina.
Pemuda itu melahap puting Kushina dan menghisapnya. Air susu keluar dari puting Kushina, dan Naruto meminumnya.
Kushina terus mendesah nikmat saat tubuhnya dibuat tak berdaya seperti itu.
"Naru! Kaasan keluar!"
Naruto merasakan cairan hangat yang membasahi perutnya, tapi dia masih terus menggerakkan pinggulnya tanpa mendengarkan perkataan Kushina.
"Stop! Ka-kaasan masih sensitif! Ahhh!"
Naruto terus mendengarkan namanya yang dipanggil oleh Sang Ibu, tapi dia tak mendengarkannya sama sekali, Naruto terus menggerakkan pinggulnya dengan tempo cepat. Desahan nikmat terus keluar dari mulut Kushina, tubuhnya tak kuat lagi setelah klimaksnya yang pertama.
"Kaasan!"
"Ja-jangan di dalam!"
"Terlambat..."
Naruto menenggelamkan penisnya di dalam vagina Kushina, dia menyemburkan sperma yang sangat banyak itu di dalam sana hingga cairan itu meluber keluar dari sana.
-o0o-
Beberapa bulan berlalu, Naruto saat ini berjalan pulang ke rumahnya. Dia baru saja pulang dari tempat kerjanya, dan ingin langsung beristirahat.
Saat dia membuka pintu rumahnya, Naruto di sambut oleh wanita berambut merah dengan pakaian maid yang sangat seksi menurutnya. Naruto meneguk ludahnya dengan susah payah melihatnya.
"Selamat datang tuan, apakah anda mau makan? Mandi? Atau... O-kaa-san?"
Wanita itu tersenyum menggoda pada Naruto. "Mu-mungkin aku harus memilih kaasan saja deh."
"Pilihan yang bagus, mari masuk. Akan kaasan berikan susu yang lezat." Kushina menarik pakaian yang menutupi dadanya, dia memainkannya sedikit serta mencubit putingnya hingga mengeluarkan air susu.
Naruto meneguk ludahnya secara kasar. Dia kemudian menutup pintu rumah itu, dan menguncinya.
Dan mereka pun bersetubuh.
...
..
.
End.
