SetsunaZ1 2.0 Present

-_-_-

Disclaimer :

Naruto ©Masashi Kishimoto

HighSchool DxD ©Ichie Ishibumi

-_-_-

Chapter 2 : The Army

Langit biru saat ini sangatlah indah dengan banyaknya awan yang berlalu lalang bagaikan permen kapas yang melayang tanpa tujuan di langit lepas.

Swush...

Sebuah benda berkecepatan tinggi terlihat melintasi langit tersebut. Tak hanya satu namun ada beberapa benda serupa di belakangnya, Layaknya formasi burung bangau yang sedang bermigrasi, Benda-benda itu berbaris.

[Fox Nest disini! Apa kau siap, Kurama?]Suara itu keluar dari sebuah alat komunikasi yang ada di bagian dada seorang pria. Alat tersebut terhubung dengan sebuah kabel yang mana di ujungnya terdapat sebuah alat bersarang di telinga pria itu.

"Mau bagaimanapun ini hanyalah latihan, Sara!" Jawab santai pria tersebut. Orang itu mengenakan satu set pakaian standar pasukan khusus Amerika tanpa Headgear yang melindungi kepalanya. Beberapa perlengkapan tersemat di tubuhnya yang menambah kesan gagah pada dirinya dan yang paling mencolok adalah sepasang mata berwarna merah yang sangat menyeramkan.

[Walaupun ini sekedar latihan kau harus tetap serius, Letnan Naruto!]Ucap Orang yang di panggil dengan nama 'Sara' dan kekehan kecil keluar dari mulut pria itu saat mendengar suara tersebut.

Namaku adalah Naruto dan umur 24 tahun, hanya Naruto sebelum seseorang yang dapat ku panggil ibu mengangkatku menjadi anaknya. Orang itu adalah Uzumaki Kushina, Seorang Colonel yang bertugas sebagai Utusan PBB di negara Palestina dan saat itu dia menemukanku dalam keadaan pingsan dan kelaparan.

Aku juga memiliki saudara tak sedarah, anak dari Ibu. Uzumaki Menma, walaupun kami bukan saudara sedarah tapi kami selalu bersama dalam setiap penugasan yang di berikan atasan. Tapi, tiga tahun yang lalu dalam misi sabotase Sersan Menma gugur dalam tugas. Gugurnya Menma membuat Ibu menjadi sangat depresi dan mengajukan pensiun dini pada atasannya. Dan, disinilah aku. Seorang Letnan muda yang sedang menjalankan latihan rutin setiap bulannya.

[Kita sudah sampai pada titik yang sudah di tentukan. Perhatian semua unit harap bersiap.]

Suara itu menyadarkan Naruto dari lamunannya. Pria itu memandang tempat duduk kosong yang ada di sekelilingnya dengan pandangan yang sedih.

Ayo siap-siap

Kau punya rokok?

Rokok tanpa korek? Apa aku harus menunggu petir untuk menghidupkannya?

Pemuda itu hanya tersenyum kecut mengingat apa yang biasa anggota tim yang ia pimpin lakukan. Hal-hal konyol dan absurd yang tidak berguna hanya untuk meringankan pundak dalam menghadapi setiap pertempuran. Satu per satu anggota tim yang ia pimpin gugur dalam setiap misi yang ia jalani. Walaupun bukan kesalahannya mereka semua tiada, Namun tetap saja hari-hari yang mereka lalui menjadi kenangan yang sangat menyiksa dirinya setiap malam.

Pria itu menghela nafasnya dan kemudian berjalan menghampiri sebuah tas yang berisi parasut di dalamnya. Palka sudah terbuka dan dirinya sudah bersiap. Penerjunan berjalan lancar namun saat dirinya menarik klip pada sisi tas tersebut, Klip itu tersangkut dan karena parasut tidak terbuka Pria itu tewas seketika.

TBC