SetsunaZ1 2.0 Present

-_-_-

Disclaimer :

Naruto ©Masashi Kishimoto

HighSchool DxD ©Ichie Ishibumi

-_-_-

Chapter 3 : When army reincarnate in another world

Sialan...

Apakah kehidupan ini menertawakan ku?

Semasa aku hidup aku selalu menderita dan sekarang aku harus menjalankan kehidupan seseorang di dunia yang gila?

Oke, baiklah tapi kenapa tubuh ini sangat tidak bagus!

Oh ayolah, tubuh gempal dengan timbunan lemak dan juga wajah jelek seperti wajah babi!

Aku harus melakukan sesuatu pada tubuh ini dan lagi dewa itu mengatakan bahwa akan ada hal besar yang akan terjadi cepat atau lambat.

-_-_-

Di sebuah mansion mewah dengan taman yang sangat indah di hiasi banyaknya bunga beragam warna. Di sana ada seorang pemuda berumur tujuh belas tahun sedang melakukan olah raga pagi mulai dari Push up, Scout jump, dan Sit up.

Tak jauh dari tempat pemuda itu ada seorang gadis berambut pirang dengan mata bak zamrud sedang menatap pemuda itu dengan wajah serius. Tentu saja dirinya tau perilaku Tuan-nya itu semenjak sang ibu meninggal. Seseorang yang malas, Tidak bertanggung jawab, Bajingan tengik dan masih banyak lagi yang tidak dapat dirinya sebutkan satu per satu. Namun semenjak sadar dari koma, Tuan-nya ini mulai merubah perilakunya.

'Sudah seminggu semenjak Naruto-sama sadar dan aku masih tidak percaya dengan perubahan yang tiba-tiba ini.'Pikir gadis itu seraya memandangi latihan yang dilakukan Tuan-nya. Namun saat Tuan-nya menggenggam sebuah pedang kayu untuk latihan, Ekspresi di wajahnya berubah. Dirinya tidak percaya dengan apa yang ia lihat kala melihat gerakan yang di gunakan oleh Tuan-nya itu. Gerakan yang di gunakan sangat halus layaknya air yang mengalir namun dapat ia lihat bahwa serangan tersebut mengincar titik vital makhluk hidup contohnya saja tusukan pada dada yang mengarah pada jantung.

Setelahnya gadis itu hanya berdiri diam dengan sebuah nampan yang tak jauh darinya. Nampan itu terdapat sebuah handuk dan juga minunan dingin untuk, tuannya. Seraya terus memperhatikan pola latihan Tuan-nya.

-_-_-

Sudah berapa jam Arthuria melihat tuannya berlatih dan melihatnya berlatih dengan sungguh-sungguh membuat hati kecilnya sangat bahagia. Entah apa yang di alami tuannya dalam keadaan hidup dan mati setelah meminum racun yang sangat berbahaya itu, Namun dirinya sendiri bersyukur karena hal tersebut.

Melihat kedudukan tuannya sebagai pangeran ketiga kerajaan Airia dan juga wilayah yang sangat berbahaya sebagai wilayahnya berkuasa pasti membuat siapapun depresi. Namun mau bagaimanapun Arthuria bersyukur karena setelah melewati masa kritis junjungannya mulai berubah.

Dalam hiruk pikuk pikirannya, Arthuria tiba-tiba berubah menjadi panik saat melihat tuannya berjalan ke arahnya dan mengambil handuknya sendiri.

"Naruto-sama, seharusnya anda tinggal memintaku untuk membawakannya!" Ucap Arthuria sedangkan Naruto hanya menanggapi dengan tawa kecil dari mulutnya.

"Kenapa anda malah tertawa, Naruto-sama!" Ucap gadis itu dengan pipi yang menggembung dan membuatnya tampak imut bagi siapapun yang melihatnya tak terkecuali Naruto.

"Maafkan aku, aku melakukan ini karena aku tidak ingin merepotkan Art-chan saja." Jawab pemuda itu dan kemudian ia menghela nafasnya sebelum melangkahkan kakinya menuju pendopo di pinggir lapangan tersebut.

'Gadis itu adalah Arthuria, dia adalah pengawal yang bertugas memenuhi segala kebutuhanku. Aku dan dia sebenarnya adalah sahabat sejak kecil dan lucunya kenapa dia mau berteman denganku yang berwujud seperti ini'Naruto sweatdrop saat memikirkannya. Seorang gadis cantik bagaikan malaikat yang berteman dengan gumpalan lemak, Sangat tidak logis jika kau memikirkannya.

"Silakan Naruto-sama." Ucap Arthuria saat ia memberikan cawan berisi air yang di berikan beberapa potongan es di dalamnya. Tentu saja setiap orang di benua ini menikmati minuman dingin setelah berlatih karena sangat menyegarkan namun beberapa tahun kebelakang ada sebuah kasus yang mengatakan kalau seseorang meninggal tepat setelah meminum air dingin seusai berlatih.

"Bisa berikan aku air putih biasa?" Pinta Naruto dan pemuda itu hanya tersenyum saat melihat wajah Arthuria seakan gadis itu bertanyaKenapa?

"Kau tahu? Saat seseorang melakukan kegiatan yang berat, Seperti bekerja, berkebun, berlatih, Tubuhnya akan merespons dengan mengaktifkan mekanisme metabolisme yang akan membuat tubuh serasa panas maka dari itu kau akan mengeluarkan keringat. Namun saat tubuhmu dihantam suhu berlawanan, Jantungmu akan memompa darah lebih cepat dan akhirnya kau akan mengalami kematian instan karena detak jantung yang dipacu lebih cepat dari biasanya." Ujar Naruto namun tiba-tiba Arthuria menjatuhkan air dingin tersebut dan menatap Naruto dengan pandangan terkejut. Tuan-nya ini menemukan penyebab utama kematian tiba-tiba yang terjadi beberapa tahun silam. Setidaknya masih dalam teori saja dan belum terbukti kalau teori yang dikeluarkan Tuan-nya itu terbukti.

"Kalau kau belum juga paham mari ikuti aku, Art-chan." Pemuda itu hanya tersenyum dengan handuk yang menggantung di lehernya dan melangkahkan kakinya menuju dapur Mansion.

Saat ini mereka sudah sampai di dapur dan dihadapan mereka ada sebuah gelas kaca yang sudah terisi dengan air panas dan di sampingnya ada sebuah mangkuk yang di isi dengan batu-batu es. Karena tidak ingin membuang-buang waktu, Naruto membuang air panas itu dan mengisi gelas kacanya dengan air bercampur batu-batu es yang membuat gelas kaca itu retak dan pecah.

"Kira-kira seperti itu..." Naruto yang sudah selesai dengan praktiknya, Hanya bisa sweatdrop saat melihat Arthuria yang terbengong dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Grep...

Namun tiba-tiba Arthuria memegang kedua pundaknya dengan wajah serius membuat Naruto mengeluarkan keringat dingin.

"Naruto-sama jika anda memberitahu Kaisar tentang ini mungkin Kaisar akan senang dan lagi kita tidak akan kehilangan sesama manusia, kan?" Ujar Arthuria sembari mengguncangkan tubuh Naruto membuat pemuda itu sedikit pusing karena sikap Arthuria yang tiba-tiba.

"Sudahlah aku tidak mau melakukan hal yang merepotkan seperti itu. Kalau kau mau, kau bisa menggantikanku dan pergi menemui Kaisar untuk memberitahukan teori tersebut." Ucap Naruto dengan santainya seraya melepaskan tangan Arthuria dari pundaknya dan berjalan ke ruangan miliknya.

-_-_-

Flashback ON

"Jadi aku akan di reinkarnasi?" Tanya pria itu pada seorang kakek yang sedang duduk di sebuah lantai beralaskantatami. Didepannya ada sebuah meja, Lengkap dengan teko teh dan juga kue mochi sebagai kudapan.

"Sebenarnya kau tidak di reinkarnasi, kau hanya akan menjalankan tugas di tubuh baru saja mengingat tubuhmu sudah tidak berwujud normal." Jawab santai kakek tua di hadapannya.

"Lalu bagaikan kalau aku menolak?"

"Mudah saja, kau tinggal pilih mau masuk lapisan ke berapa? Lapisan pertama, Limbo? Lapisan kedua, Lust pasti cocok dengamu mengingat setiap kau selesai bertugas kau akan bermain dengan wanita di tempat pelacuran! Atau Alam ketujuh, Violance?" Jawab santai kakek tersebut dan pria itu tidaklah bodoh hanya untuk mengetahui maksud dari makna ' Lapisan'.

"Sepertinya aku tidak boleh menolak, yah?" Tanya Pria itu namun tidak ada jawaban dari kakek tersebut. "Hufft... Mau bagaimana lagi aku akan menerimanya." Jawab pria tersebut. Walaupun enggan namun dirinya harus menerima tawaran tersebut, Karena jika dirinya menolak ia akan di tenggelamkan di neraka.

"Baguslah, Kalau begitu aku akan memberikan satu permintaan!" Ucap kakek itu, Lalu ia pun melanjutkan, "Apa yang kau inginkan untuk kehidupan kedua mu? Menjadi yang terkuat di dunia? Menjadi abadi?" Tanya kakek itu.

"Tidak, Aku tidak menginginkan hal yang kau sebutkan..." Jawab Pria itu dengan santai sebelum senyuman licik tampak di wajahnya. "... Aku ingin semua pengetahuan yang ada!"

"Kau sangat licik, Nak!" Kakek tua itu berjalan ke arah sebuah pintu dan membukanya, Pintu itu sangat sederhana karena tidak adanya pahatan apapun yang menghiasi pintu tersebut. Namun setelah pintu tersebut terbuka, Tubuh pria itu terpecah menjadi pecahan-pecahan cahaya yang terhisap ke dalam ruang kosong di balik pintu tadi.

"Letnan Uzumaki Naruto, aku ucapkan selamat menikmati kehidupan selanjutnya dan semoga kebahagiaan menyertaimu."

-_-_-

Di dunia ini ada dua benua dan beberapa pulau kecil yang tersebar di seluruh wilayah. Namun cerita ini bukan berfokus pada kerajaan-kerajaan di kedua benua tersebut bukan juga kehidupan bangsawan yang ada melainkan berfokus pada seseorang dengan julukan The Uselesskarena orang itu tidak bisa membawa kemakmuran bagi rakyatnya dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum racun dari seekorMagical Beasttingkat 7.

-_-_-

"Jadi ada apa lagi Arthuria?" Tanya Naruto yang sedang duduk di kursi kerjanya. Di hadapannya terdapat dokumen yang sudah ia baca dan ia tanda tangani menumpuk di atas meja.

"Bagaimana dengan ini?" Gadis itu, Arthuria, Memberikan sebuah kertas yang pastinya dokumen yang harus di tanda tangani oleh Naruto selaku pemimpin di wilayah tersebut. Dan bukan tanpa alasan, Keberadaan Arthuria di ruangan tersebut adalah kesengajaan Naruto untuk menjadikannya sebagai sekertarisnya.

"Petani di selatan wilayah Baron Sieg mengalami kemunduran karena jauhnya aliran air dari sungai? Sepertinya menarik, Tapi masalahnya adalah apa yang di pinta!" Pemuda itu hanya memandang datar kertas di hadapannya sedangkan gadis di sampingnya hanya tersenyum kecut. Keadaan wilayah yang di pimpin Naruto saat ini sedang kekurangan dana dan belum lagi beberapa bangsawan yang tidak bisa di ajak kerja sama. Padahal penguasa wilayah ini adalah Naruto tapi mereka tidak menghormati Naruto sama sekali sebagai orang yang mereka ikuti.

"Hufft... Aku harus pergi sebentar untuk mendinginkan kepala ku jadi jangan cari aku."

-_-_-

Di sebuah hutan, Seorang pemuda berambut pirang sedang berjalan dengan santai dan melihat-lihat pohon yang ada di hutan tersebut. Kepalanya terus menoleh kesana-kemari seakan-akan mencari sesuatu hingga kemudian pemuda itu tersenyum saat melihat hamparan pohon yang sangat ia kenal. Pemuda itu adalah Naruto, Dirinya saat ini mencari pohon yang getahnya dapat menjadi bahan baku pembuatan karet dengan ingatan yang ia dapati di kehidupan sebelumnya dan juga pengetahuan tentang dunia ini, Dirinya sangat optimis dengan apa yang akan ia lakukan saat ini.

"Tak ku sangka kalau pohon ini ada di dunia lain. Pengetahuan tentang dunia ini mempercepat keinginanku, Kalau seperti ini aku dapat memajukan wilayah ini dengan lebih cepat!" Getah pohon karet, Bahan baku dari beberapa alat di Bumi termasuk selang yang akan ia ciptakan untuk pertama kalinya di dunia ini. "Untuk saat ini aku akan mengajarkan orang-orang menyadap getah dari pohon ini. Menggunakan salah satu rumah yang ditinggalkan penduduk untuk menampung getah tersebut dan mengelolanya sampai menjadi benda yang ku inginkan."

"Saa... Ayo kita mulai."

-_-_-

TBC