SetsunaZ1 2.0 Present
-_-_-
Disclaimer :
Naruto ©Masashi Kishimoto
HighSchool DxD ©Ichie Ishibumi
-_-_-
Chapter 5 : My sister and my brother
Namaku Namikaze Naruto, Seorang pangeran dan juga seorang Duke dari Kerajaan Airia. Duchy Namikaze berbatasan langsung dengan wilayah iblis dan karena hal tersebut jugalah banyak hal-hal yang harus ku tata ulang secara keseluruhan.
Pertama, Masalah bangsawan yang melakukan tindakan korupsi. Masalah ini baru saja ku atasi beberapa hari yang lalu dengan menggunakan sebuah rapat sebagai jebakan. Korupsi dan beberapa pelanggaran hak rakyat menjadi catatan hitam dalam buku tugasku. Walaupun aku sudah mendapatkan kepercayaan rakyat dengan melakukan eksekusi publik tapi aku yakin tidak semua orang akan sepenuhnya percaya kepadaku.
Kedua, Untuk keamanan. Wilayah ini di apit para bangsawan yang merupakan loyalis semenjak zaman ibu masih hidup. Walaupun mereka adalah orang-orang yang loyal namun tidak semesta-merta mereka mengabaikan kepentingan rakyat di wilayah mereka. Keamanan di wilayahku sudah sangat kacau dan ini menjadi masalah yang harus ku tangani sendirian.
Hufft... Untuk yang lainnya aku tidak ingin terlalu ambil pusing dan menyelesaikan permasalahan yang ada secara perlahan.
"Yup, Sudah selesai. Tak ku sangka menulis catatan harian menjadi kebiasaanku selama satu bulan ini." Ucap seorang pemuda yang sedang duduk dan di dalam ruang kerjanya. Ini sudah tengah hari dan sudah sewajarnya ia beristirahat sejenak. Pemuda itu adalah Naruto yang tubuhnya terlihat sedikit menyusut karena dalam sebulan melakukan latihan rutin walaupun tetap terlihat sedikit gendut namun dirinya tidak terlihat seperti gumpalan lemak.
'Kehidupan seperti inilah yang selalu aku inginkan. Damai dan tenteram tanpa harus waspada pada semua bahaya di medan perang modern, Entah itu Sniper yang letaknya tidak diketahui, Ladang ranjau, Dan juga serangan mendadak dipihak musuh.' Pikirnya saat ini dan karenanya ia sangat bersyukur. Rasa terima kasih tak pernah lupa ia sematkan pada do'a yang setiap pagi ia panjatkan atas kesempatan kedua yang diberikan kepadanya.
Naruto juga sadar jika dirinya bukanlah bagian dari dunia ini, Ia hanyalah pendatang yang singgah dengan cara yang tidak dapat dibayangkan siapapun. T terNamun dengan pengalaman Politik praktis, Pengetahuan modern dan juga beberapa hal yang tidak ada di dunia ini, Naruto memiliki impian untuk menggunakan semua pengetahuannya untuk memajukan Duchy Namikaze. Belum lagi ilmu pengetahuan di dunia ibu sedikit kurang maju maka wilayahnya akan menjadi wilayah paling berkembang dan paling maju di seluruh benua ini. Mimpi dan ambisi, Sama namun berbeda.
"Hufft..." Menghela nafasnya sejenak dan berjalan ke arah jendela namun seketika ia tersenyum saat melihat 2 kereta kuda memasuki pandangannya. Kereta itu milik dua orang bangsawan yang sengaja ia undang guna membahas masalah keamanan di seluruh wilayah Duchy Namikaze dan juga semua bangsawan di bawah kepemimpinannya. March, County, Earldom, ataupun wilayah bangsawan dari strata bawah sekalipun akan mendapatkan tanggungan keamanan. Karena mau bagaimanapun, Mereka semua adalah orang-orang yang dengan tulus berada di sisinya setelah semua yang terjadi kemarin.
'Sudah saatnya diriku bergerak. Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali mereka berusaha mengubah nasibnya sendiri.' Pikir pemuda itu saat melihat dua orang pria yang turun dari kereta kuda tersenyum kepadanya.
-_-_-
Sementara itu di sebuah istana yang terbilang sangat besar, Tepat di sebuah ruangan, Terdapat dua orang berbeda gender sedang berbicara kepada seorang pemuda berambutsoft-yellowyang sedang duduk di meja kerja miliknya.
"Kumohon, Michael Nii-sama! Aku hanya ingin menjenguk Naruto Nii-sama karena ku dengar dirinya sudah sadar dari kondisi kritis semenjak kejadian itu." Suara itu sangat halus bagaikan nyanyian malaikat yang di seluruh ruangan. Itu adalah suara dari Putri pertama raja, Gabriel. Gabriel dan Naruto sebenarnya lahir hanya berselang sekitar satu hari dari rahim yang berbeda. Ibunda Gabriel juga wafat dan menurut tabib istana kematian dari ibundanya sangat tidak wajar karena selepas melahirkan Gabriel berserta adik kembarnya, Kondisi wanita tersebut sangat sehat namun berselang sehari setelah persalinan, Ibu mereka meninggal.
"Lalu kenapa kau mengajak Uriel bersama denganmu?" Tanya Michael. Pemuda itu sedikit memijat keningnya karena pusing atas tingkah laku Gabriel. Semenjak kecil Gabriel adalah sosok yang sangat susah untuk diatur bahkan suatu hari guru yang mengajari gadis itu tentang tata krama seorang bangsawan dibuat mengundurkan diri karena susahnya mengatur gadis itu. Sekarang usianya sudah menginjak 17 tahun tetapi tetap saja sifat gadis itu tidak ada yang berubah, Belum lagi denganPuppy eyesyang sengaja dikeluarkan agar setiap keinginannya dikabulkan. Pandangan Michael teralihkan ke arah seorang pemuda yang memiliki rambut sewarna dengan dirinya,-
"Lalu, Kau kesana untuk tujuan apa, Uriel? Apa kau tidak bisa menahan godaan dari kakak perempuanmu ini?" Tanya Michael dan untuk Uriel sendiri, Dirinya hanya tertawa hambar dengan pandangan yang mengarah ke arah lain. Siapa yang sanggup melihat wajah memelas dari Gabriel? Hanya satu orang dan orang itu baru saja sadar dari keadaan antara hidup dan mati. Untuk dirinya sendiri, Uriel tidak sanggup untuk melihat kakak kembarnya mengeluarkan Puppy eyes miliknya. Sungguh, jika saja dirinya tidak di ajarkan sopan santun dan bagaimana tata cara bersikap sebagai seorang bangsawan maupun ksatria, Dirinya ingin sekali menjitak kepala Gabriel.
"Baiklah, Kalian aku izinkan pergi kesana tapi dengan satu syarat." Perkataan yang terucap dari mulut Michael membuat Gabriel terlihat tertarik dan antusias. Bagi Gabriel, Michael adalah orang yang keras kepala dan dirinya memahami mengapa sikap tersebut tumbuh didalam diri kakaknya. Banyaknya bangsawan bajingan yang mengirimkan lamaran kepada Michael maupun Gabriel membuat kakaknya hampir tidak mempercayai siapapun.
"Apa itu Michael Nii-sama?"
"Jangan kalian membuat Naruto menjadi stress karena tingkah laku kalian, Dirinya baru saja sadar dari koma dan karena itulah aku ingin kalian tetap bersikap sebagaimana mestinya kalian bersikap." Ujar Michael dan sebagai balasan Gabriel dan juga Uriel hanya menganggukan kepalanya dengan ekspresi senang menanggapi pernyataan kakak mereka.
"Baiklah, Kami akan berangkat secepatnya. Jaga dirimu, Nii-sama." Gabriel mengeluarkan senyumnya dan berjalan keluar ruangan itu meninggalkan Uriel dan juga Michael bersama. Yah, Jika sudah menyangkut masalah tentang Naruto, Gabriel adalah orang yang akan maju paling depan untuk melindungi pemuda itu. Walaupun susah untuk diatur namun entah bagaimana caranya, Seorang Swordmasters dapat mengendalikan gadis itu dan menjadikannya murid bersama dengan Uriel.
Selepas kepergian Gabriel suasana di ruangan itu tiba-tiba menjadi hening. Ekspresi kedua pemuda itu menjadi serius dan karenanya anginpun berhenti bertiup. Suasana yang tiba-tiba berubah dan tensinya menjadi serius saat Michael mendekati Uriel.
"Jadi, Ada berita dari mata-mata yang kau kirim, Uriel?"
"Mata-mata yang ku kirim mengatakan..."
-_-_-
Ruangan pertemuan mansion Namikaze. Dua orang pria dan seorang pemuda sedang saling menatap dengan ekspresi serius setelah pemuda tersebut mengutarakan tujuan mengundang kedua pria dihadapannya.
"Jadi bagaimana pendapat kalian tentang usulanku?" Tanya pemuda tersebut. Pria dihadapannya hanya diam dan kemudian pemuda itu sedikit menyunggingkan senyum di wajahnya. Rasanya sungguh menyenangkan bagi dirinya melihat orang-orang yang tidak mengerti arah pikirannya yang sedikit tidak masuk akal.
"Entah kenapa, Aku juga tertarik dengan apa yang anda sampaikan, Naruto-sama. Namun bolehkah saya memberikan usul?" Salah satu pria angkat suara atas mengutarakan apa yang ada dibenaknya. Pria itu adalah Uzumaki Arashi, Seorang pria dari keluarga Marquess Uzumaki. Marquess Uzumaki, Keluarga yang terkenal semenjak raja menaiki tahta, Salah satu dari sekian banyak Loyalis yang diberikan gelaran bangsawan atas nama perjuangan bersama dan keluarga Uzumaki bergerak di sektor pertambangan dan bertanggung jawab atas kegiatan Jual-Beli hasil tambang.
"Silahkan bicara, Arashi-dono."
"Menurutku untuk membuat Satuan keamanan yang anda maksud, sangat mudah untuk saya ataupun Fugaku-dono. Namun, Saya mendapati jikalau didalam proposal yang anda ajukan memiliki poin besar untuk ditutupi." Ucap Arashi yang sedang memandang kertas dihadapannya dengan sesama. Menurutnya isi dari proposal ini sangat bagus dan tujuannya juga jelas namun sebagai seorang bangsawan yang sudah melalui puluhan peperangan, Ia merasa ada sedikit hal janggal di dalamnya.
"Apa maksud anda, Uzumaki-dono?" Tanya pria lain tang ada di ruangan tersebut. Pria itu adalah Fugaku Uchiha, Bangsawan bergelar Marquess yang berkuasa di timur laut dengan Fortress City atau kota benteng yang menjadi tempatnya berkuasa dan bangsawan yang bertanggung jawab atas keamanan karena wilayah tersebut bertabatasan langsung dengan wilayah Duke Gilgamesh.
"Maksud saya disini adalah apakah satuan ini bergerak dengan mekanisme yang sama dengan guild petualang di pusat benua?..." Ucap pria berambut merah itu. Lalu ia melanjutkan, "...Tiap-tiap orang pasti memiliki pangkat, bukan? Apakah pangkat tersebut akan menjiplak pangkat yang sudah ada dan diterapkan guild petualang? Lalu, Apakah mereka, Orang-orang yang tergabung kedalam kesatuan ini, Akan memiliki imunitas terhadap hukum saat melakukan kekerasan terhadap rakyat?" Pertanyaan demi pertanyaan yang terucap dari mulut Arashi dapat Naruto pahami. Dirinya juga sudah memprediksi apa yang akan terjadi dan menyusun jawaban dari perkiraan yang ia pikirkan.
"Baiklah, Sepertinya Arashi-dono sedikit tidak mengerti tentang kesatuan yang akan ku bentuk kali ini." Ucap Naruto dan karenanya Arashi terlihat sedikit menundukkan kepalanya karena malu. Siapa yang tidak malu jika orang dewasa tidak mengerti apa yang sedang di jelaskan kaum muda? Terlebih dengan segala pengalaman yang sudah menumpuk di meja politik?
"Namun aku memberikan apresiasi untuk kekhawatiran anda terhadap rakyat kita. Aku bangga atas hal tersebut, Arashi-dono." Kata-kata yang di keluarkan Naruto membuat Arashi terdiam dengan wajah sedikit memerah dan Naruto yang melihatnya hanya tersenyum kecil tak jauh berbeda dengan Fugaku yang ada di sampingnya juga.
"Mari ku jelaskan secara terperinci..." Ucap Naruto dan seketika tensi ruangan tersebut kembali menjadi serius. "Pertama, Satuan ini di dirikan untuk menjamin keamanan bagi setiap orang tanpa terkecuali. Rakyat, Bangsawan bahkan untuk setiap pedagang yang memasuki wilayah ini, Selama mereka ada di wilayah ini maka sudah menjadi tanggung jawab satuan ini untuk menjamin keamanannya."
Mendengar itu Arashi dan juga Fugaku mengeluarkan ekspresi tertarik di wajah mereka. Jujur saja, Tidak terpikirkan di benak mereka untuk menciptakan suatu kesatuan keamanan yang menjamin keamanan bagi semua orang di dalam wilayah yang Duchy Namikaze dan sekitarnya.
"Kedua, Aku akan mendirikan 5 post penjagaan untuk petugas patroli dari kesatuan ini dan juga 1 markas di setiap wilayah bangsawan dengan markas pusat yang berada di Duchy Namikaze. Post penjaga ini akan digunakan untuk beristirahat dan juga tempat para anggota mengambil tugas ataupun bayaran dari kerja mereka."
"Ketiga, Satuan ini ku buat dengan tujuan menumpas kutu-kutu yang masih bersarang di wilayah kita. Bandit yang menguasai pasar-pasar, Mengahadang jalur perdagangan, Menakut-nakuti masyarakat dan sebagainya. Aku tidak ingin siapapun merasakan kekhawatiran ataupun ketakutan saat berada di wilayah ini dengan keamanan yang terjamin, Citra kita sebagai bangsawan akan menjadi lebih baik di mata masyarakat dan dengan begitu resiko terjadinya pemberontakan menjadi lebih kecil."
"Lalu, Satuan ini juga mempunyai peran sebagai unit pertahanan paling akhir jika terjadi invasi dari Kerajaan tetangga. Bukannya diriku meremehkan kekuatan setiap punggawa dari wilayah ini, Namun tetap saja kita harus menutup kemungkinan adanya mata-mata di wilayah ini."
"Dan yang terakhir..." Naruto mengulum senyum di wajahnya dan dengan bangga, Dirinya bangkit dari duduknya dengan wajah yang menjadi sangat serius. Tatapannya sangat berwibawa bercampur dengan keangkuhan yang sangat terasa.
"Satuan ini akan membuat menggunakan konsep yang ku buat. Di mulai dari Recrutment yang akan membuat pencapaian lalu dilantik menjadi seorang Kopral, Sersan sampai menjadi seorang Jendral. Aku ingin anggota kesatuan ini berasal dari rakyat dan tentunya, Dengan bimbingan dari Fugaku-dono dan juga Arashi-dono yang akan menjadi Jendral dari pasukan ini, Orang dengan pangkat tertinggi."
"Jadi seperti itu..." Ucap Fugaku dengan satu tangan yang mengelus dagunya. Pandangannya sedikit melunak dan teralihkan kearah langit-langit ruang pertemuan. "... Dengan adanya kami berdua, Proses pelatihan yang terbilang lambat akan menjadi lebih cepat, Setidaknya cukup cepat untuk mengatur keamanan di sekitar wilayah ini. Belum lagi rekrutmen berasal dari rakyat maka kepercayaan rakyat juga akan membaik pada bangsawan dan menjadi pemasukan untuk rakyat juga. Yah, Kurang lebih aku paham dengan apa yang harus aku lakukan."
"Tepat seperti yang anda katakan, Fugaku-dono..." Ucap Arashi yang mengeluarkan respon atas argumen Fugaku. "Dengan adanya keamanan yang meningkat akan membuat moral rakyat membaik dan mereka tidak lagi ragu untuk membuka usaha. Dengan begitu, Kita akan mendapatkan pemasukan dari pajak yang dibayarkan dan dengan begitu juga mereka akan mendapati bahwa pajak yang yang mereka bayar ternyata dapat mereka nikmati juga."
Naruto lagi-lagi tersenyum mendengar respon yang diberikan dua pria dewasa dihadapannya. Dirinya tidak menyangka jika orang-orang ini akan sangat loyal pada dirinya dan haruskah ia sekarang berpikir seberapa loyal mereka saat ibunya masih hidup?
"Apa yang kalian katakan memang benar. Kepercayaan rakyat akan membaik dengan adanya keamanan dan lagi untuk wilayah yang dipimpin Michael dan juga Gilgamesh, Aku percaya mereka berdua tidak ada keinginan untuk menguasai wilayah ini. Belum lagi dengan invasi iblis yang mulai menurun dan membuat ekonomi kita mulai membaik, Namun yang ku khawtirkan adalah wilayah barat."
"Tuanku, apakah maksud anda Dvarga Kingdom?" Tanya Arashi, Dirinya sudah tahu akan hal ini jauh lebih cepat daripada semua bangsawan yang ada di bawah naungan Duke Namikaze. Dan sebagai Keluarga Marquess yang sudah dikenal lama oleh sebagian besar orang-orang di Benua ini, Koneksi yang dimiliki oleh Arashi tidak main-main. Sumpah adalah sesuatu yang sangat berat untuk ditanggung oleh penghuni dunia ini karena sudah menjadi urusan antara pembuat sumpah dengan dewa dan Arashi juga sudah bersumpah untuk melindungi Naruto apapun yang terjadi. Jadi karena hal tersebutlah, Informasi yang dimiliki Arashi dapat dipercaya.
"Dvarga Kingdom adalah kerajaan yang haus akan peperangan. Kerajaan itu awalnya hanya wilayah kecil yang dipimpin oleh seorang prajurit namun sedikit demi sedikit wilayah itu membesar dan menjadi sebuah kerajaan. Hal terbodoh yang dilakukan Continent Alliance adalah mengakui pendirian kerajaan tersebut." Ucap Arashi sedangkan Naruto dan juga Fugaku hanya bisa diam mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Arashi.
"Ada kemungkinan mereka menyerang wilayah ini karena wilayah kita masih termasuk wilayah yang sangat lemah. Terlebih dengan kematian Raja dan kosongnya tahta membuat wilayah kita menjadi sangat rentan, Tuan. Terlebih masalah internal kerajaan kita yang masih menjadi perseteruan. Kubu yang mendukung Gilgamesh-sama memilih berpihak netral dan menjaga tahta, Lalu kubu Michael-sama tidak ikut campur namun mencoba menjadikan Gabriel-sama menjadi Ratu Kerajaan ini, dan ada Keluarga Phenex yang mengendalikan kerajaan ini dari balik layar semenjak kematian raja." Fugaku yang sedari tadi diam mulai angkat bicara. Dan dengan informasi yang diberikan Fugaku, Naruto paham bahwa kerajaan ini sedang mengalami perang dingin untuk memperebutkan tahta kerajaan. Setidaknya itu cukup untuk Naruto mengetahui apa yang sedang terjadi karena dari ingatan yang didapatkan dari Namikaze Naruto, Ia tidak mengetahui masalah ini.
Kemudian Fugaku kembali melanjutkan, "Dvarga Kingdom memiliki lahan yang tandus dan sedikit lahan pertanian. Namun Kerajaan tersebut kaya akan kandungan mineralnya. Besi, Baja, Besi hitam dan ada desas desus jikalau di wilayah mereka ada tambang Adamantine. Setidaknya untuk saat ini wilayah tersebut sedang memasuki masa damai, Lagipula pemimpin mereka, Derek, Membuat kerajaan itu sebagai pemuas nafsu laki-laki."
"Tunggu! Apa maksudmu, Fugaku-dono? Bisa kau jelaskan dengan lebih jelas?"
"Tuanku, Pemimpin mereka, Derek, Adalah seorang mantan petualang Mithril-Class. Tidak ada kemampuan spesial yang dia miliki namun dirinya sangat hebat dalam merekrut Petualang-petualang, Bandit, dan semua sampah masyarakat untuk melayaninya. Tujuan terbentuknya kerajaan tersebut adalah untuk memuaskan hawa nafsu dari Derek akan wanita."
"Fugaku-dono, Arashi-dono, Berapa lama pelatihan rekrutmen untuk siap berperang?" Tanya Naruto dengan pandangan serius kearah kedua pria itu dan karenanya Fugaku maupun Arashi menjadi bingung.
"Apa maksud anda, Tuanku?" Tanya Arashi dan Naruto menatap Arashi dengan wajah yang sangat serius lagi menyeramkan. Demi apapun, Arashi sampai terkejut dengan tatapan yang dikeluarkan Naruto. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Ia tau pandangan itu. Pandangan yang dimiliki oleh orang yang berhasil selamat dari puluhan medan perang dan bertahan hidup dengan memikul mimpi buruk dari peperangan.
"Jika pemimpin Dvarga Kingdom hanya hidup untuk memenuhi nafsunya maka kita harus siap berperang. Di Kerajaan ini, Gabriel, Arthuria, Anak perempuan dari Marquess Abaddon, Dan juga Priestess adalah 4 Permata yang ada di Kerajaan ini."
"Lalu apa masalahnya, Tuan?"
"Coba pikirkan ini, Gabriel adalah kandidat yang dipilih kubu Michael untuk menguasai tahta. Arthuria adalah anak tertua Raja Uther, Raja Britania. Marquess Abaddon adalah orang yang diberikan kewenangan untuk melantik Raja selanjutnya atas titah Raja. Bayangkan jika Dvarga Kingdom menyerang dan dibantu Keluarga Phenex, Apa yang akan terjadi?" Pertanyaan Naruto membuat kedua pria itu membelalakan matanya karena terkejut. Mereka juga tidak menyangka jika gerakan tenang Dvarga akan menjadi malapetaka di masa depan.
"Dengan kehilangan Gabriel-sama akan memuluskan jalan keluarga Phenex untuk menguasai kerajaan, Lalu dengan kehilangan anaknya raja Uther akan mengamuk dan mengunuskan pedangnya kepada kita, Dan juga dengan menyandra anak Marquess Abaddon maka Lord Abaddon tidak ada pilihan lain selain melantik 'Bajingan' itu untuk menduduki tahta." Mendengar perkataan Fugaku, Naruto menganggukkan kepalanya karena menurutnya apa yang dikatakan oleh Marquess tersebut, Benar adanya.
"Dan dengan kehilangan Priestess, Moral rakyat yang jatuh tidak akan bisa disembuhkan..." Arashi yang memiliki kecintaan terhadap rakyat menyuarakan keresahan yang ada didalam pikirannya dan Naruto hanya bisa diam sebagai respon terbaik yang dapat ia berikan. "... Kalau begitu tuanku, Aku menyetujui proposal yang anda ajukan!"
"Tunggu dulu, Arashi-dono. Untuk saat ini kecil memungkinkan mereka akan menyerang dalam waktu dekat. Persiapan untuk perang tidak dapat disiapkan dalam hitungan hari, Kita tau itu." Perkataan Fugaku ada benarnya karena mereka berdua adalah veteran yang sudah memakan puluhan peperangan dan selamat sebagai saksi hidup. Dana perang, Pasukan makanan, Pasokan persenjataan dan juga Dana ganti rugi atas kekalahan dalam perang tidak dapat disiapkan dalam hitungan bulan. "Namun tidak menutup kemungkinan kalau mereka akan menyerang kita dikemudian hari. Setidaknya kita harus melakukan gerakan dengan transparan tanpa diketahui kalau kita sedang mempersiapkan perang, Belum lagi keadaan tuan muda baru saja pulih dari kondisi kritisnya beberapa minggu yang lalu.
Naruto dan juga Arashi menatap Fugaku dengan ekspresi serius. Naruto sendiri 'Hampir' sependapat dengan Fugaku, Sekali lagi 'Hampir'. Apa yang dikatakan Marquess itu pada dasarnya adalah hal yang mendasar dalam menghadapi perang dan posisi mereka saat ini tidak diuntungkan. Beberapa perkiraan dan juga simulasi yang 'mungkin' akan terjadi kedepannya terlintas dipikirkan Naruto, Namun dirinya memilih tidak ambil pusing dan menjalani tugasnya secara perlahan namun pasti.
"Arashi-dono, Fugaku-dono, Kita sudahi pertemuan pada hari ini. Marquess Uzumaki dan Marquess Uchiha, Dengan wewenang yang ku miliki, Aku memilih kalian sebagai pemegang kuasa tertinggi dalam kesatuan yang akan kita bentuk. Nama kesatuan ini adalah Drake Corps, Kuat dan juga lugas seperti seekor Drake. Aku berharap atas kerja keras kalian, Sekian."
"Baik, Tuan!"
Kata-kata yang keluar dari mulut Naruto terdengar sangat lantang dan juga berwibawa pada saat bersamaan. Bahkan di mata Arashi dan juga Fugaku sempat terlintas bayangan seorang wanita berambut merah yang selalu memimpin mereka semua dengan tegas dan juga penuh cinta namun bayangan yang ada di dalam kepala mereka sedikit hancur saat melihat ekspresi yang terbilang konyol. Naruto, Tuan mereka, Saat ini sedang menahan tawanya hingga wajahnya sedikit menjadi pucat.
Buagh!
"Keponakan sialan! Kau menghancurkan ekspetasi pamanmu ini." Ujar Arashi selepas menjitak kepala Naruto. Sesaat sebelumnya dirinya sadar jika pertemuan ini sudah berakhir dan membuat mereka semua kembali ke keadaan biasa. Pada dasarnya Arashi adalah kakak dari Kushina dan karena itulah dirinya juga termasuk sebagai paman Naruto.
"Hah... Kau tidak pernah berubah Naruto. Namun, Aku senang melihat kau kembali seperti dulu lagi sebelum kemat-" Tenggorokan Fugaku sedikit tercekat karena perkataan yang hampir keluar dari mulutnya sendiri. Dirinya hampir saja mengatakan perkataan yang akan membuat Naruto mengingat masa lalunya. Semenjak kecil, Naruto diasuh dan hidup dalam kasih sayang seorang ibu tanpa adanya bimbingan dari sosok ayah. Paman-paman nya lah yang mendidik dirinya menjadi seorang pria tangguh dan karenanya Fugaku merasa menyesal. Naruto adalah anak yang ia didik seperti anaknya sendiri dan Sasuke juga menganggap Naruto sebagai saudaranya lalu bagaimana ia bisa bersikap demikian tanpa memikirkan perasaan Naruto?
"Ahh... Tidak usah terlalu dipikirkan, Fugaku Ossan. Aku tahu jika ibu sudah tiada namun aku sadar jika aku memiliki keluarga yang lebih besar sekarang. Bukan Uzumaki ataupun Arthuria yang selalu bersama ku sejak dulu, Aku memiliki keluarga yang lebih besar dari pada itu semua! Orang-orang yang ada diwilayahku, Orang-orang yang tertawa dan bersuka cita disini, Mereka adalah keluargaku. Dan sudah menjadi tugas ku untuk menjaga keutuhan keluargaku!" Fugaku yang sebelumnya murung berubah semenjak mendengar hal tersebut. Bocah berisik yang tidak pernah mau diam karena sifatnya yang hyperaktif, Sekarang sudah menjadi seorang pemimpin yang matang bagi semua orang dan sosok raja ideal bagi Fugaku.
"Wah wah wah... Sejak kapan bocah yang dulunya sangat berisik menjadi dewasa seperti ini?" Arashi yang sedari tadi diam angkat bicara dengan kalimat sarkastik yang sedikit membuat Naruto gugup. Jika dirinya yang dulu, Mungkin ia akan mengamuk dan membuat Arashi mendapatkan hukuman atas apa yang ia ucapkan namun saat ini dirinya adalah 'Namikaze Naruto', Pemimpin Duchy Namikaze.
"Entahlah pam-"
Kriiet...
Semua orang yang ada di ruangan itu mengalihkan pandangannya pada pintu besar yang menjadi akseskeluar-masukruangan tersebut. Seorang prajurit dengan armor ringan memasuki ruangan membawakan sebuah berita untuk disampaikan kepada Naruto.
"Maafkan hamba atas kelancangannya, Naruto-sama. Namun, Harus saya beritahu bahwa Gabriel-sama dan juga Uriel-sama akan datang ke wilayah ini. Saat ini keduanya sedang singgah diwilayah Earl Alucard dan akan datang kemari bersama dengan Earl Alucard yang menanggapi panggilan anda."
-_-_-
Gabriel, Siapa yang tidak tau namanya? Putri yang cantik, Cerdas dan juga orang yang terkenal akan kedermawanannya bahkan untuk rakyat kecil sekalipun. Putri pertama dari raja sebelum dirinya wafat dan menggunakan nama keluarga yang ditinggalkan mending ibu dan memilih menjadi salah satu dari beberapa penopang kerajaan.
Paras cantiknya membuat banyak bangsawan yang mengirimkan lamaran pernikahan untuk dirinya, Namun semua itu dapat ia tolak dengan bantuan Duke Tenshi, Michael, Sebagai kakaknya. Gadis yang sangat periang dan susah untuk diatur dan daripada memilih jalan bangsawan yang hanya menunggu dirinya untuk menjadi alat politik, Gabriel memilih jalan yang sulit untuk hidupnya. Bersama adik kembarnya, Ia memilih mempelajari teknik berpedang dan juga memperdalam sihir keluarga Tenshi.
Lalu, Uriel Tenshi, Adik kembar dari Gabriel. Pangeran yang berada di suksesi paling bawah untuk mendapatkan tahta karena kemauan untuk melapaskan tahta tersebut. Bersama dengan Gabriel, Uriel melakukan pengembaraan bersama 'Master' yang mengajari mereka ilmu pedang dan menjadi Magic Swordman yang sangat di segani.
Namun, Tak seorangpun tahu jika keduanya sangat menghormati dan juga menyayangi Naruto lebih dari siapapun. Bahkan kakak mereka, Michael, terkadang merasakan kecemburuan karena sikap kedua adiknya yang sangat menyayangi Naruto. Bagi mereka berdua, Naruto adalah sosok kakak dan juga ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya dan saat berita tentang Naruto yang melakukan percobaan bunuh diri sampai ke telinga mereka, Membuat keduanya panik dan melakukan kerusuhan di dalam kastil Duke Tenshi karena Michael tidak mengizinkan keduanya menemui Naruto.
"Master, Dapat Ku lihat jika wilayah anda berubah menjadi lebih baik daripada saat terakhir kali kami berkunjung. Apa yang sudah terjadi, Master?" Beberapa saat yang lalu, Uriel dan juga Gabriel sampai di wilayah Earl Alucard. Walaupun saat ini status Alucard hanya sebagai bangsawan namun bagi Uriel dan juga Gabriel, Alucard adalah sosok yang mereka hormati sekaligus orang yang mereka sayangi. Pria yang memberikan mereka perlindungan, Kasih sayang, dan semua perhatian seorang 'Ayah' yang tidak pernah mereka dapat.
"Jujur saja, Apa yang kau katakan menyakiti hatiku, Uriel. Namun sayangnya, Apa yang kau katakan adalah kenyataan. Semenjak Lord Naruto sadar, Dirinya mulai melakukan pekerjaan yang tidak pernah ku pikirkan, Walaupun terkesan licik dan juga memanipulasi rakyat dengan berbagai alasan namun wilayah ini semakin berkembang setiap harinya. Mengungkap kebusukan bangsawan di wilayah ini, Menjual aset yang dimiliki bangsawan yang melakukan tindakan korupsi, bahkan menjual semua harta dan juga barang berharga yang dimilikinya, Lalu membagikan uang hasil penjualan pada bangsawan yang masih tersisa dengan harapan semua wilayah yang ada di bawah naungannya menjadi semakin berjaya."
Hamparan ladang gandum yang sangat luas dengan gandum keemasan membentang di hadapan mereka bertiga. Alucard, Gabriel dan juga Uriel, Mereka sedang berdiri di bawah pohon menikmati angin yang berhembus. Wajah petani yang bahagia saat memanen gandum dan mereka juga sudah mulai beradaptasi dengan perubahan yang tiba-tiba ini.
Namun wajah Alucard tidak menunjukkan kalau dirinya bahagia. Tidak, Alucard sudah cukup bahagia saat melihat Naruto siuman dan menjalankan tugasnya sebagai seorang Lord. Namun ia sadar, Jika selama ini ia selalu kesepian. Tidak ada seorang wanita yang merindukannya? Bukan! Bukan itu! Dirinya merasakan kesepian semenjak dirinya diangkat menjadi seorang bangsawan dan mengakhiri jalan yang sudah ia tapaki semenjak berusia 10 tahun.
Pedang, Darah dan Ketegangan yang memuncak saat menghadapi bahaya, Itulah yang ia rindukan. Sensasi antara hidup dan mati saat menghadapi Monster, Demon Beast ataupun Demonkin yang berasal dariAbyss Crackmembuat dirinya kesepian. Cinta? Ingin dirinya tertawa saat orang-orang mengatakan hal tersebut, Karena di dunia ini tidak ada yang ia cintai selain saat-saat antara hidup dan mati.
Dan tugasnya saat ini bagaikan kekang yang mengunci pergerakannya. Seekor singa liar yang terkurung dan terkunci di dalam sebuah kandang selalu meronta-ronta untuk keluar. Namun, Dirinya tidak ingin mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan Duchess Kushina namun kehidupan yang ia rasakan saat ini sungguh tidak nyaman.
"Master, Kau baik-baik saja?" Ucap Gabriel, Namun tidak ada jawaban dari Pria tersebut. Gabriel tidak menyangka jika Alucard alam mengeluarkan ekspresi yang penuh akan kesedihan dan juga kerinduan diwajahnya.
'Aku tidak tau ada seseorang yang Master cintai.' Pikir Gabriel, namun sayangnya Gabriel salah paham.
-_-_-
Namikaze Mansion , Tepatnya di ruangan Namikaze Naruto. Seorang gadis tertidur di sofa panjang, Wajah gadis itu tampak kelelahan setelah membantu tuan nya membereskan dokumen selama seharian. Tak jauh dari gadis itu, Seorang pemuda sedang membaca laporan yang ia terima dari bawahannya. Naruto, Pemuda itu sedang menyelesaikan tugasnya dengan cepat karena hari mulai larut.
'Hmm... Laporan dari Arthuria. Di kertas ini dikatakan bahwa para pekerja sudah tidak tahan dengan bau dari getah yang di kumpulkan selama sebulan terakhir dan warga juga merasakan hal yang sama.'
'Laporan dari Ikki, Pelatihan prajurit sudah mencapai titik terang hanya tinggal pelantikan prajurit baru dan juga pembagian divisi mereka semua. Hmm...'
'Lalu laporan keuangan dari Marquess Uzumaki. Penjualan aset para bangsawan yang sudah di sita mencapai puluhan ribu keping emas dan sudah di distribusikan secara merata pada seluruh bangsawan.'
'Laporan keamanan dari Earl Alucard, Aktivitas monster dan juga Demonkin akhir-akhir ini berkurang, kah? Dan ada beberapa monster seperti Orc dan Goblin yang membuat pemukiman di Misty Forest. Bukankah Misty Forest letaknya dekat dengan tambang Magic Stone?'
Pemuda itu membaca laporan dihadapannya dan dengan tangan yang lain, Ia menulis balasan dari semua laporan yang ia terima. Sejujurnya, Semasa hidup di bumi ia sudah terbiasa dengan apa yang ia lakukan saat ini. Surat terakhir juga sudah ia selesaikan.
"Earl Alucard, Aku berterima kasih atas laporanmu. Berikan istirahat yang cukup untuk prajurit di perbatasan dan jangan sampai ketinggalan memberikan pasokan konsumsi untuk mereka. Untuk monster yang membuat pemukiman biarkan saja, selama tidak ada yang menyerang atau mengusik kita. Itu berarti mereka ingin hidup damai jauh dari peperangan. Terima kasih atas kerja kerasmu, Earl Alucard." Selepas membaca surat tersebut, Dirinya tersenyum. Bukan karena senang bisa menyelesaikan tugasnya dan beristirahat, Namun dirinya tersenyum karena membaca tulisan yang ia tulis di kertas tersebut.
"Hufft..." Menghela nafasnya dan menaruh kertas tersebut di atas meja, Pandangannya berubah menjadi lembut ketika melihat Arthuria yang sedang tertidur di sofa panjang tepat di hadapannya.
'Gadis ini, Sudah berapa kali aku katakan kalau dirinya tidak perlu menungguku.'Entah kenapa setiap dirinya melihat tingkah laku Arthuria hatinya sedikit menghangat. Baru beberapa minggu dirinya bersama dengan gadis itu dan karenanya ia mengingat sosok operator yang selalu membantunya dalam setiap misi yang di berikan. Orang yang selalu menjaganya dari langit dan juga orang yang sangat mencintainya.
'Sara jika saja tidak ada kecelakaan dalam latihan itu mungkin aku akan melamarmu selepas pulang dari misi.'Bayangan seorang gadis berambut merah dengan senyuman yang sangat hangat memasuki ingatannya. Dan karenanya, Wajah Naruto menunjukkan sedikit kesedihan di dalamnya. Namun sesaat, Sebelum ia menggelengkan kepalanya dan kembali berubah menjadi sosok Duke Namikaze.
Sekali lagi ia tersenyum melihat Arthuria yang tertidur. Wajah cantiknya terlihat sangat indah saat terkena cahaya rembulan, Hidungnya yang ramping bagaikan pahatan malaikat dan bibirnya yang tipis dan menggoda membuat siapa saja ingin mencicipinya. Karena malam ini udaranya sangat dingin, Naruto melepas jubah kebesarannya untuk menutupi tubuh Arthuria.
Dengan senyuman di wajahnya, Naruto kembali dan duduk di kursi kebesarannya. Hari ini semua masalah yang terjadi sudah ia selesaikan. Proposal pembentukan pasukan keamanan, Pertemuan dengan beberapa bangsawan, dan masih banyak lagi yang tidak dapat ia pikirkan karena terlalu lelah. Kelelahan sudah menumpuk dan matanya tertutup saat kegelapan malam membawanya menuju belaian Oriana, Sang penjaga malam.
'Terima kasih untuk hari ini dan selamat malam, Arthuria."
-_-_-
To Be Continue
-_-_-
