Disclaimer: Characters who's appeared on Naruto and Highschool DxD was not mine.
Genre: Action, Adventure, Fantasy, Gender Swap, Isekai, Josei, Magic.
.
.
Dari tahun ke tahun, tingkat popularitas gim semakin melonjak seiring perkembangan teknologi yang kian mutakhir. Varian gim menjadi bermacam-macam, dari yang sederhana sampai yang tersulit, dari yang kotak-kotak 2D menjadi 3D, dan dari permainan yang(sejatinya) santai menjadi permainan(penuh) ambisi. Akan tetapi, faktor terbesar yang memicu booming-nya gim saat ini adalah Virtual Reality Massively Multiplayer Role-Playing Game, atau VRMMORPG, sebuah gim online petualangan dengan grafik 6D dengan aksi penuh fantasi yang menawarkan sensasi senyata mungkin bagi kita untuk berada di dunia lain. Dunia yang penuh pedang dan sihir.
Asgardian VRMMORPG Online, salah satu nama gim yang memuncaki leaderboard pasar global saat ini dengan rating 4.7 dari 5 bintang dan player aktif yang lebih dari 1 milyar di seluruh dunia. Dilengkapi dengan sensor syaraf yang bisa mencapai otak saat kita memakai helm yang disediakan pihak developer, suasana gambar kualitas 6D dan gameplay yang ramah pemula membuatnya makin digandrungi masyarakat segala usia. Satu lagi daya tarik yang paling memikat adalah motto developer "Lakukan Apa Yang Anda Inginkan", yakni kita bisa menjadi apapun yang kita mau. Di sini, para player memiliki job beragam yang di dunia mereka itu hanya menjadi impian, seperti menjadi Raja Iblis mungkin.
Gim Asgardian sendiri sudah berdiri sejak hampir dua tahun yang lalu, tapi masih kokoh memuncaki klasemen favorit dikarenakan jeniusnya Game Master yang selalu saja mengadakan event-event tak terduga yang menarik rasa waspada dan keingintahuan yang membuat para pemain enggan log-out karena khawatir tidak punya kesempatan mendapat hadiah saat event berlangsung, sebab kita tidak bisa berpatisipasi di tengah berjalannya event akibat kebijakan GM.
[Ding.. Ding.. Ding..]
Aku menyentuh tombol hijau di layar hologram yang melayang di depanku dengan Akina sebagai identitas si pemanggil. "Ada apa?"
"Aku ada di ruang tamu, cepat turun!" Suara sebal mengiringi nada tinggi si cewek itu. Oh, iya, satu lagi. Saat kita online, kita juga bisa menerima telfon dari dunia nyata.
"Sebentar, aku lagi ngelawan Boss, nih,"
"Oi! Kau nggak lagi di dungeon yang baru rilis kemarin lusa itu kan?!" Kali ini teriakan yang aku terima.
"Ah!" Aku tersipu malu sambil mengayunkan pedang berbilah ganda milikku demi menahan sebuah kaki raksasa yang baru saja ingin membuatku jadi peyek. "Rupanya ini sarang Acnalogia loh, Akina. Aku kira naga Tiamat. Ternyata ada di bawah gunung Ares, pantas saja para ranker belum dapat jejaknya."
"Bukan itu masalahnya, bego!" Suara cewek itu makin melengking, "Cuma kau player yang bisa nemuin satu dari dua event langka kelas-SS di bawah satu minggu pasca-rilis! Kau nggak pakai cheat kan?!"
"Oi, oi... aku tersinggung nih! Inventory!" Aku mengeluarkan satu lagi long-sword dari item box dengan tangan kananku yang bebas, lalu mendorong kaki besar berkuku tajam itu menjauh.
"Double sword: Mutilate!"
[Ding]
[Skill diaktifkan: Rapid Boost! Kecepatan +50%.]
"Jangan merusak citraku sebagai ranker, dong! Cheat itu hanya untuk player ampas!" Aku membalas ketus kepadanya. Setelah aku menebas lebih dari seratus kali, aku menapak di dada naga kolosal berwarna hitam ini, dan memanfaatkan rekoil dorongan kakiku sembari mengambil momentum.
[Ding]
[Skill Diaktifkan: Enhancement: Spellsword Master! Physical ATK +200%.]
[Ding]
[Skill Diaktifkan: Crescentmoon Impact! Magic ATK +150/hit.]
[Ding]
[Activated Skill: Fusion: Raging Emperor! Kombinasi Magic Damage dan Physical Damage menghasilkan 40% true damage.]
True damage: Mengabaikan item pertahanan lawan. Resistansi lawan terhadap damage diturunkan ke tingkat 0.
Dua cahaya lengkung seperti bulan sabit melesat mendatar, menembus tubuh naga di hadapanku dan hilang setelah menghancurkan ratusan pohon kering di belakangnya dengan suara ledakan yang memekakkan telinga.
[Ding]
[Anda telah mengalahkan Acnalogia, sang naga hitam penjaga lembah iblis!]
[Ding]
[Level pemain mencapai maksimal, Exp. akan dikonversi menjadi poin yang dapat didistribusikan ke seluruh statistik!]
Aku hanya tersenyum masam pada notifikasi. "Ayolah, bukankah aku hanya sedikit berlebihan main di sini?"
"Aku penasaran analogi 'sedikit berlebihan' bagimu dengan orang lain," nada pedas di seberang menyahut. "Yah, kukira tidur 3 jam perhari juga normal bagimu, kan?"
"Kasar sekali," jawabku sembari menggaruk pipi, malu. "Padahal aku pernah tiga hari begadang lho."
[Ding]
[100 poin didapatkan!]
"Aku nggak sedang memuji!"
[Ding]
"Salahkan ayahmu yang suka banget bikin event, dong! Aku kan jadinya sayang buat log-out!" kilahku membela diri. "Oh, my~!" Walau aku sering dapat drop item bagus sekelas S, tapi item yang aku dapat kali ini akan membuat semua senjata yang pernah kulihat akan nampak jelek jika disandingkan!
[Abyss Dragon dagger didapatkan!]
Aku men-tap tombol info.
[Abyss Dragon dagger. Type: Dagger. Rank: S. Physical/ Magical ATK +600. Penetration Damage menghasilkan True Damage +300.]
[Sebuah belati yang didapatkan saat Anda telah diakui sang naga tiran penebar kematian, Acnalogia. Lebih pendek dari pedang, namun lebih tajam. Konon, walaupun Acnalogia merupakan naga jahat, namun dirinya sangat menyukai aroma darah kaum iblis. Dicintai Dewa Angin, membuat belati menjadi sangat ringan.]
[Effect 1: Damage +200% saat melawan musuh tipe iblis dan reptil! Effect 2: Elemen kegelapan dalam darah Acnalogia akan menjadi racun bagi lawannya. Kutukan kematian yang tidak dapat dihindari, HP -0,1%/sec (-1%/sec saat melawan musuh tipe iblis dan reptil)! Effect 3: Speed +30!]
[Ding]
[Abyss Orb didapatkan!]
[Sebuah bola berisi sihir kuno misterius yang sedikit demi sedikit menyerap dan menyimpan cadangan energi kehidupan Acnalogia. Exp. yang didapatkan saat berburu monster dikalikan 10 (Tidak bekerja pada experience pemain yang telah mencapai maksimal)!]
Maksudnya, orb ini tidak berguna pada player sepertiku, gitu? Jujur, untuk tingkat kelangkaan S ini, aku cukup kecewa. Ayo, apa lagi yang lainny-
"Hoi, sialan! Mau sampai kapan aku nunggu?! Aku ada berita bagus nih!"
Ck, cewek ini kalau sudah ada maunya pasti jadi jadi keras kepala ya. "Oke, oke.. Log-out!" Hal yang tidak kusadari saat keluar permainan adalah beberapa item, yang salah satunya rupanya begitu berharga.
[Item didapatkan: Daging Acnalogia [A]. Sisik Acnalogia [A]. Cakar Acnalogia [A]. Gigi Acnalogia [A]. Abyss Relic [SS].]
.
.
.
Aku meletakkan cangkir putih berisi teh hijau di depannya, salah satu minuman favorit Akina, lalu duduk di sampingnya. "Lalu, jarang sekali kau ke sini tiba-tiba," aku bersandar di sofa panjang itu sambil melirik pada gadis berambut hitam teman kuliahku ini. "Ada berita apa?"
Di tengah liburan musim panas ini, bukankah lebih logis kalau kita malas-malasan di rumah sambil ngegim ya? Gadis itu masih menyesap teh hijaunya perlahan, lalu merogoh tas branded di sampingnya.
"Nih!" Dia menyodorkan HP-nya. Apa-apaan? Aku menaikkan sebelah alisku kebingungan, meski aku menerima HP itu dan membukanya. Walau aku kurang peduli juga, kata sandi telfon Akina anehnya menggunakan tanggal lahirku, yang seingatku bukankah ulang tahun gadis ini lebih lambat empat bulan dibanding diriku?
Segera foto-foto berjajar rapi di depanku. Oh, rupanya dia mempermudah pekerjaanku. Aku membuka foto pertama. "Eh?" Aku terkejut dan secara spontan menoleh pada Akina, yang masih meminum tehnya sok anggun. Mataku balik lagi ke layar handphone miliknya, lalu menggerakkan jemariku untuk menggeser gambar hingga beberapa kali.
"Asahi Akina," aku berbicara setelah sejenak memikirkan apa maksud kedatangannya kali ini. "Walaupun gim ini milik ayahmu, tapi ini namanya keterlaluan saat kau membocorkan rahasia perusahaan pada orang lain, termasuk diriku. Apa kau tidak takut aku akan menyebarkan informasi ini?" kataku kalem, namun terselip ancaman.
Asahi Akina, seperti yang kubilang, dia adalah putri dari CEO gim Asgardian VRMMORPG Online yang tengah kumainkan saat ini, dan gambar yang baru saja kulihat tadi adalah beberapa foto rahasia yang berisi data dari tim perencanaan dan pengembangan gim yang baru akan di-update dan dirilis dua hari mendatang. Jujur, itu tergolong menggiurkan saat kau mendapatkan informasi yang bahkan ini tidak ada pada versi beta, namun bukannya ini curang?
Ini bahkan bisa dibilang tindak kriminal!
Cewek cantik itu mengangkat bahunya ringan sembari menoleh menatapku. "Kau tidak akan melakukannya," ia memiringkan kepalanya
"Ohh," aku menyeringai menanggapi. "Dan bagaimana kau bisa seyakin itu?"
Akina mengalihkan pandangannya, lalu kembali meminum minumannya. "Karna itu adalah kau."
Aku berkedip beberapa kali sebelum membuang napas pendek, kemudian tertawa pelan sembari berdiri dan mulai melangkah mengambil laptop milikku. "Kepercayaanmu kayak seorang istri yang lagi bucin pada suaminya."
"..."
Meski kalimat barusan kuucapkan tanpa arti, ternyata itu cukup berdampak pada wajah Akina yang kini terdapat semburat merah di pipinya.
Meskipun aku tak melihatnya.
.
.
.
"Hmm.." dahiku mengerut untuk berpikir sekaligus berusaha mengabaikan rasa malu pada pembuatan karakter baru demi syarat event yang hadir lusa mendatang. Demi apa? Diwajibkan karakter cewek, dan maksimal harus level 4?! Kututupi sebelah wajahku sambil melirik cewek yang lagi hoho-hehe di sampingku ini. "Kau nggak lagi nge-prank aku kan, Akina? Aku marah lho."
"Ya enggak lah!" dia mengibaskan tangannya, masih ketawa-ketiwi. "Lanjutin bikin karakternya gih!"
Aku berdecak lidah dibuatnya, walau begitu aku masih saja menuruti perintah putri konglomerat ini. Seorang cowok yang disuruh membuat dan memakai karakter cewek. 'Harga diriku~!' batinku menjerit.
"Lihat hadiahnya!" Akina meninju lenganku. "Ini event spesial, nggak akan ada yang kedua kalinya. Ras 'Malaikat' untuk juara pertama itu s.u.p.e.r l.a.n.g.k.a! Tahu!" katanya penuh empasis.
Memang, itu cukup berharga mengingat walaupun selama ini gim memiliki ratusan job/ pekerjaan, namun tetap saja hanya ada ras manusia. Event langka kali ini adalah unniversary pra-event, sebuah turnamen pertarungan individu, dengan syarat: 1, seorang wanita. 2, level 1 - 4 maksimal. 3, log-in pada pukul 13.45 - 13.50 PM.
Sebagai time-limited event, hadiah yang dijanjikan adalah 'ras' kita yang akan menjadi sangat istimewa. Juara pertama: Angel. Kedua: High-elf. Ketiga sampai kelima: Beastkin. Keenam sampai sepuluh.. hmm..
"Youkai?" aku kembali menoleh pada gadis itu. "Maksudnya ras siluman itu lebih tinggi derajatnya dari manusia biasa, gitu?"
Akina kembali mengangkat bahu. "Mungkin sih,"
Aku kembali fokus pada layar laptopku, sepertinya ada yang kurang, pikirku. Eemm.. Oh! "Gimana dengan equipment kita?" beberapa saat tidak ada jawaban, aku kembali menoleh pada Akina, yang disambut dengan wajahnya yang bercahaya seakan baru saja mendapat pencerahan.
Hoo, tak sadar tawa jahatku ikut keluar. Tidak ada syarat pada penggunaan perlengkapan yang akan dibutuhkan, yang berarti kita dibebaskan untuk menggunakan equipment yang kita inginkan. Oke, aku akan membuat karakter cewek ini bercahaya bak seorang dewi! Pertama, kulitnya seputih susu. Kedua, wajah yang super cantik serta manis. Ketiga, hidung mancung. Keempat, mata yang tajam. Kelima, bulu mata lentik. Keenam, rambut keemasan yang halus, panjang dan ikal pada ujungnya. Ketujuh, tinggi, bentuk serta berat badan bak model catwalk. Delapan, pasti pinggul yang menggoda. Sembilan, jangan lupa bokong yang kenyal dan bohay. Dan terakhir, yang kesepuluh, dadanya wajib dibuat seindah dan segede mungkin! Ukuran F-cup boleh nih, muehehehe..
Mataku beralih kepada Akina secara tidak sadar. Apa-apaan tatapan jijik itu? Oh, ini karna karakterku ya?
"Cowok bejat."
Critical hit! "Hoi, kalau aku enggak mati-matian bikin karakter, percuma kalau enggak lebih cantik darimu, kan?" aku menggerutu defensif, lalu kembali ke karakterku. Haha... aku log-out, lalu log-in pada karakterku yang sudah level max yang telah kukirimi friend request. Hm, kukirim equipment apa ya? "Aku sudah punya kau di dunia nyata, seenggaknya harus punya satu lagi yang perfect di gim dong."
"Bo-bodo amat! Hmph.." Haa? Akina tergagap sembari berdiri, lalu berjalan menuju pintu. "Aku mau pulang! Daah!"
Aku cukup penasaran dengan sikapnya. Apa dia lagi ngambek? "Mau kuantar?" Aku menawarkan diri, dengan nada selembut mungkin kali ini.
"Aku bawa mobil."
"Oh, besok mau temani aku ke wahana enggak? Aku jemput jam 11 siang." Aku mengatakannya secepat mungkin. Enggak boleh bikin penolongku marah pokoknya.
Akina yang tangannya sudah di gagang pintu terdiam sejenak. "Oke," balasnya pelan, lalu menariknya sebelum menoleh padaku sambil tersenyum manis, tak ketinggalan wajahnya yang bersemu. "Jangan telat, Naruto."
Aku membalasnya dengan senyum disertai kedipan sebelah mata. "Siap!"
Satu waktu lagi yang tidak kusadari adalah saat dia senang dengan pujianku.
.
.
.
"Lho.. kok?" Aku sudah beberapa kali mencoba mengirim equipment yang akan kupakai pada karakter cewekku nanti, tapi aneh sekali dalam semua kesempatan itu tak ada satu pun item yang dapat masuk dengan alasan [Level karakter terlalu rendah untuk memiliki perlengkapan ini!].
Sial, kurang dari sepuluh menit event akan dimulai, tapi aku masih tidak dapat menemukan solusi untuk masalah ini. Tanganku bergerak secepat yang kubisa, yang secara tidak sadar mengarahkanku pada equipment bertuliskan 'Acnalogia' yang telah terbentuk menjadi folder. Aku harap-harap cemas mencoba peruntunganku. Jika ini tidak bisa, maka terpaksa aku akan mengikuti turnamen dengan perlengkapan standar newbie.
Klik.
[Memproses..]
[Item transfer: Sukses!]
Yahoo! Oke, nanti dulu senangnya. Segera kuraup VR-helmet di sampingku sebelum memastikan di karakter mana aku akan log-in. 'Naruko', ID avatar versi cewekkku terpampang di layar laptop. Yap, let's roll! "Link Start!"
[Selamat datang di dunia impian, Asgardian, Naruko- ojousama. Dunia ini hanya terdapat satu daratan besar, Asgardia Continental, yang di dalamnya terdapat enam kerajaan besar dan penduduk dengan berbagai ras dan peker-].
Oke, skip. Aku yang tidak punya waktu buat ceramah sistem segera memilih tempat tujuanku. "Berzette Kingdom."
Dari informasi yang diberikan Akina, turnamen akan digelar di arena utama Kerajaan Berzette, yang untungnya itu berada tepat dua puluh meter di depan warp-stone (Alun-alun yang di tengahnya terletak sebuah permata sihir besar yang menjadi titik log-in para pemain dan terdapat di setiap kerajaan di seluruh benua).
[Selamat datang di Berzette Kingdom, Naruko-ojousama. Sebagai pendatang baru, sistem panduan akan menuntun Anda ke Akademi Pemula demi pengalaman serta pembela-].
"Tolak."
[Anda menolak mempelajari-]
"Abaikan."
[Apakah Anda yakin akan menghen-]
"Yap."
Aku berjalan lurus menuju stadion.
[Panduan dihentikan, selamat menikmati petualangan Anda dan silahkan bersenang-senang!]
"Ingin mendaftar turnamen?"
Seorang ksatria penjaga pintu masuk stadion turnamen bertanya bersamaan berakhirnya kalimat guide-system. Aku mengangguk singkat. "Ya."
Pria yang menggunakan full-armor itu mengangguk menanggapi. "Ikuti lorong ke kanan, di sana Anda akan bertemu dengan kandidat lain di ruang tunggu peserta."
"Oke," aku melambaikan sebelah tanganku sambil berlalu. "Terima kasih."
.
.
.
Tak memakan waktu bagiku untuk sampai di ruang tunggu para peserta, yang sontak membuat kami saling pandang dalam diam untuk beberapa saat. Sejujurnya aku cukup malu dengan penampilanku saat ini. Bayangkan, avatar yang begitu molek ini harus memakai kain yang terbuat dari semacam karung goni coklat dengan perut langsing yang terekspos, belum lagi bawahan celana pendek yang panjangnya kurang dari sepuluh senti dari selangkanganku yang juga datar tanpa ekor. Aku benar-benar..
"Untuk seorang dewi yang sempurna secara fisik, apakah ini definisi harfiah dari 'Dewi Kemiskinan'?"
Nada sarat sarkasme yang cukup mengundang tawa dari seluruh penghuni ruangan yang berjumlah kurang dari tiga puluh ini, aku tahu pasti siapa orangnya. Aku menoleh ke kanan dengan wajah sebal, di sana ada seorang gadis berambut putih panjang dengan pakaiannya yang juga putih berjalan ke arahku. Pokoknya serba putih.
"Berisik, Akina!"
Aku mendapat tinjuan lagi di lenganku. "Y-U-K-I!"(Salju), sahutnya disertai empasis. "Panggil aku Yuki!"
"Hoo," aku mengangkat dagu, menatapnya remeh melalui dua mata biruku yang tajam serta berkilau. "Jadi kau sedang main drama Snow White yang doyan banget makan apel yang diber-gghh!" sikutan Akina dengan cepat terbenam di perutku. "Aku menyerah, oke?!"
"Hmph! Bodo!" Akina bersidekap sambil membuang muka.
"Oke, oke. Aku salah. Ngomong-ngomong kau sudah level 4, gimana cara levelingmu?"
Mendengar pujian tak langsungku, dia tersenyum sombong seperti biasa, dan kuanggap ini telah mengembalikan moodnya. "Sembahlah aku, mungkin kau tidak akan tersesat, wahai anak muda."
Aku mati-matian menahan diri. Level karakterku masih di angka satu, yang tentunya karakter Akina akan empat kali lipat lebih kuat dari dari milikku. "Kau nggak maksa anggota guild-mu buat nge-carry kan?"
Alih-alih menyerudukku dengan fisiknya, kini Akina memandangku dengan tatapan penuh belas kasihan. "Kita harus memaksimalkan peluang yang paling kecil sekalipun." Haa, dia mengakuinya.
"Iya, iya. Lalu, kau sudah punya equipment?" pertanyaanku selanjutnya membuat cewek ini memasang tampang jutek.
"Semua equipment-ku nggak bisa dikirim!" Akina tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. "Satu-satunya cara aku beli di shop, mana yang paling bagus adalah rank A, mahal pula!" Dia mengeluarkan pedang jenis katana dengan sarung putih dari inventory.
"Sepertinya aku tahu penyebab mahalnya equipment-mu," balasku dengan nada lelah. Akina berusaha menyelaraskan dari avatar sampai item yang dipakainya, dan katana putih yang nampak elegan itu sebenarnya bukan sembarang rank A. Senjata rank A umumnya hanya mampu mengeluarkan ATK +100 sampai +150, sedang milik Akina dapat memberi damage maksimal +255 (jika digunakan newbie), yang mana itu sudah masuk kategori rank S. Simpelnya, katana tersebut mampu membunuh seorang player level 50 hanya dengan beberapa tebasan!
"Kalau kau sendiri gimana? Walau punya segudang pengalaman, kau nggak bisa bergantung pada item gratisan."
Aku tersenyum amat manis hingga terkesan sinis menanggapi cibirannya. "Kusarankan kau untuk menyerah demi martabatmu, ojou-chan. Inventory." Aku mengeluarkan senjataku dengan perlahan. Sebuah belati sepanjang 40 sentimeter berwana hitam dengan corak rubi pada mata pisaunya. Tak hanya Akina, namun semua mata di ruangan itu membeliak tak percaya pada apa yang disaksikan, terutama statusnya.
[Abyss Dragon dagger. Type: Dagger. Rank: S. Physical/ Magical ATK +600. Penetration Damage menghasilkan True Damage +300.]
[Effect 1: Damage +200% saat melawan musuh tipe iblis dan reptil! Effect 2: Elemen kegelapan dalam darah Acnalogia akan menjadi racun bagi lawannya. Kutukan kematian yang tidak dapat dihindari, HP -0,1%/sec (-1%/detik saat melawan musuh tipe iblis dan reptil)! Effect 3: Speed +30!]
Belati yang mampu membantai pemain level 100 hanya dalam satu ayunan!
"Hihihi..." Aku tertawa dengan suara avatarku yang merdu namun menyimpan ancaman. "Berusahalah agar kalian tidak mati saat menghadapiku."
"K-kghh!"
Mereka kehabisan kata-kata.
.
.
.
"Haahh~"
Untuk yang ke sekian kalinya aku menghela napas lelah sembari menebas satu prajurit goblin yang meloncat ke arahku. "Ayolah," aku melirik si Akina yang sedang duduk di pojok goa. "Lama-lama aku bisa terbunuh oleh tatapanmu jika kau memandangiku dengan kebencian seperti itu."
"Habisnya~!"
Perhatianku pada Akina terpecah saat mataku menangkap tiga goblin yang masing-masing membawa pedang, kapak dan gada sedang berjalan mendekat dari kedalaman goa. Jika prajurit goblin berukuruan setengah dari tinggi manusia, maka ini adalah kelipatan tiganya. Hobgoblin, sang Penjaga. Mereka lebih besar, bahkan kepala mereka hampir menyentuh langit-langit goa, lebih pintar dan jauh lebih ganas.
Hakikinya, mayoritas goblin bisa ditemukan di level pemula dikarenakan mereka termasuk golongan rantai makanan terbawah, namun jika terdapat Hobgoblin dalam koloninya, maka dipastikan itu adalah mid-tier level yang dibutuhkan sebuah party rank B dengan jumlah minimum lima orang (Tank, Warrior, Ranger, Mage dan Healer) untuk misi penaklukannya. Fakta selanjutnya, hobgoblin bukan dilindungi, tapi melindungi, yang berarti ada pemimpin mereka yang jauh lebih kuat, dan itu adalah Archgoblin si penyihir.
Wajahku menjadi kalem, dan suaraku berubah lebih tenang. Ini adalah postur yang biasa kugunakan saat terjadi kondisi yang luar biasa. "Akina."
"Yuki!" Akina merengut kesal, tapi sudah berdiri dan mulai merapal sihir. "Namaku Yuki, sialan! Crimson Flow!" Lantai dungeon bersinar kemerahan bersamaan terciptanya lambang rumit ukiran sihir istimewa seorang High-elf.
[Activated Unique Race Skill: Crimson Flow (Area of Effect) Buff: Semua status anggota party +20% selama 1min. Debuff: Def -40%, Speed -90% selama 10 detik.]
"Iya, iya," aku tersenyum tipis tanpa mengalihkan pandanganku pada tiga hobgoblin yang kini tengah mengalami debuff kelas berat. Aku memasukkan pedang standar yang sedari tadi kugunakan untuk menusuk bawahan goblin ke inventory dan menggantinya dengan belati kelas S. Sepasang sayap merpati di punggungku membentang, dan dengan sekali kepakan aku sudah ada di depan Hobgoblin pembawa pedang besar.
Kuayunkan belati sekuat tenaga, dan Hobgoblin pertama terbelah. Aku menapak sisi samping goa, lalu kembali melesat dan perut Hobgoblin kapak terpotong rapi. Dan bersamaan ketika angin hasil dari kibasan sayapku menerpa wajah, Hobgoblin terakhir tumbang dengan kepalanya yang lepas dari leher.
Inilah basic damage 600 ATK!
Aku menoleh pada Akina. "Good job!" yang dibalas dengan wajahnya yang merengut super sebal dan pelototan seakan ingin membunuhku. Aku tertawa, karena Akina malah terlihat makin imut bagiku hingga kubalas dirinya dengan diriku yang menggerakkan sayapku seanggun mungkin.
[Ding]
[Level Up!]
Ah, naik level. Aku masih tertawa pelan.. bersamaan tingkat kekesalanku yang semakin hari semakin bertambah. Sebelum kalian bertanya kenapa, mari kuperlihatkan statusku dan silahkan bandingkan dengan status milik Akina setelah tiga hari kami gila-gilaan leveling, tepatnya aku yang lebih sering bermain solo barbar sih.
[Name: Yuki. Race: High-elf. Job: Closed (due unique race type). Level: 26. Exp: 16.956/26.999 (to next level).]
Dan milikku selanjutnya.
[Name: Naruko. Race: Angel. Job: Closed (due unique race type). Level: 4. Exp: 8.296/1.299.999 (to next level).]
Aku ingin menangis, tapi...
.
.TBC.
.
Author Note: Battlenya saya skip sebab baru opening, masih ijo, masih mentah, belum jelas karena belum masuk cerita utama. Untuk karakter Naruto versi cewek ada di cover fanfic ini demi memudahkan imajinasi. Untuk yang lainnya tolong ditunggu dengan damai. Untuk yang mau kasih masukan tentang fanfic ini, saya dengan senang hati melayani.
.
.
Name: Naruto.
Title: Dragon Slayer, (tap for more/hide..).
Race: Human.
Job: Paladin.
Level: 1.000 (MAX).
Exp: -.
HP: 7.948.
MP: 1.899.
ATK: Physical: 7.496, Magical: 5.430.
DEF: Physical: 3.980, Magical: 3.854.
SPD: 1.800.
AGI: 1.350.
INT: 1.129.
.
.
.
Nama: Naruko.
Title: Sanctuary's Guardian.
Race: Malaikat.
Job: Tertutup (dikarenakan jenis ras yang unik).
Level: 4.
Experience: 8.296/1.299.999 (untuk ke tingkat selanjutnya).
Health Point: 120.
Mana Point: 80.
Attack: Physical: 60, Magical: 85.
Defense: Physical: 50, Magical: 75.
Speed: 60.
Agility: 70.
Intelligent: 90.
Free Point: 10.
.
.
.
~Bye~
