Halo~.. Pertama saya bilang makasih nih udah mampir ke sini, buat yang review khususnya. Buat Anda yang review pakai akun, udah saya bales via PM, jadi tolong dicek ya~.

Kedua, ini bukan fic misteri kok bang, tenang aja. Emang chapter pertama itu belum beres, dan saya rasa mungkin Anda akan mulai paham setelah baca chapter kedua ini. Yah, saya sih inginnya ngomong kalo chapter satu sama dua itu masih prolog, sayangnya gak bisa karna terlalu panjang buat dijadiin prolog. Jadi anggap aja opening lah~.. Hahaa :v

Ketiga, yang terakhir buat yang kurang mengerti tentang game tipe RPG, sebenernya saya pengen jelasin tentang HP, MP, DEF, CC, AoE, DEX, Paladin, Monk atau yang lain-lain. Tapi karena entar banyak nyita perhatian kalo dijelasin sekaligus, jadi saya milih buat jelasinnya pelan-pelan sambil jalan ya~

Oh, satu lagi. Kalo nemu tanda kurung yang seperti ini: [Blablabla], ingat itu sistem yang ngomong.

Yah, selamat membaca aja dan tolong jangan marah sama banyaknya kekurangan Author ini.

.

.

.

Disclaimer: Characters who's appeared on Naruto and Highschool DxD was not mine.

Genre: Action, Adventure, Fantasy, Gender Swap, Isekai, Josei, Magic.

.

.

"Hm.."

Naruko dan Yuki membutuhkan sekitar sepuluh menit perjalanan untuk mencapai ruangan Boss. "Hmm.." Tentu saja perjalanan itu tidak bisa dibilang lancar, mengingat Hobgoblin dan para kroconya masih saja bermunculan seperti air yang tumpah. "Hmmm.." Hakikinya ini bukan masalah serius bagi Naruko, karena di satu sisi adalah seorang pemilik ras langka yang super kuat, ditambah juga item overpowered rank S, dan yang lebih pentingnya lagi bisa memanen lebih banyak EXP begitu mudah, tapi entah kenapa semakin dirinya berjalan semakin pula dirinya merasa sebal. "HMMM...!"

Urat kesabaran gadis berambut emas itupun putus. Naruko yang sedari awal memimpin jalan berhenti dan memutar tubuhnya, dengan senyumnya yang manis Naruko berusaha menyembunyikan rasa kesalnya pada Akina yang selalu ham-hem-ham-hem di belakangnya.

"Ada masalah apa, Nona YUKI?" Alih-alih mengutarakan rasa frustasinya, cowok yang kini memakai tubuh cewek itu bertanya dengan nada selembut yang ia bisa, karena dia sadar Akina bukanlah tipe gadis yang bisa Naruko tangani dengan kekerasan.

"Itu..." Akina menunjuk ke belakang Naruko, lebih tepatnya ke arah sayap si malaikat cantik ini. Wajah Akina tampak super sebal. "Bisa nggak kau sembunyikan sayapmu, daripada aku cabutin semua bulunya nanti?"

Satu keringat besar mengalir dari di belakang kepala Naruko. 'Katakan saja kau masih nggak terima sama kekalahan instant kill di turnamen tempo hari,' batin si malaikat ini mencibir.

High Elf itu terlihat makin menyeramkan saat melihat reaksi muka yang ditunjukkan oleh Naruko. 'Kasihan sekali dirimu,' itulah yang Akina baca dari raut wajah si 'cewek' di depannya ini.

"Ka-kau cowok kampret! Harusnya kemarin kau pura-pura mengalah saja padaku-DIAM!" Telunjuk pemilik ID Yuki ini bergeser, dan kali ini mengarah pada sesuatu yang lebih jauh dari Naruko. Si malaikat yang awalnya mencoba bersabar langsung teralihkan dan ikut mengobservasi lorong yang ditunjuk si High Elf barusan.

"...Luar biasa" Naruko merasa takjub akan indera super sensitif milik seorang High Elf, yang bahkan bisa merasakan hawa kehadiran asing yang sangat lemah di sekitar mereka walau pikiran si kuping lancip itu teralihkan, berbeda dengan dirinya yang harus memberikan perhatian ekstra. Samar namun itu pasti, terdengar raungan penuh kemarahan yang terdengar di kejauhan sana yang tercampur dengan bunyi tetesan air dan suara obor penerangan di dalam goa. "Telinga Elf bahkan mampu mendengar suara sekecil ini?"

Akina bersidekap. "Hmph! 'Suara kecil' kau bilang?! Teriakan makhluk sialan itu terlalu jelas sampai kupingku terasa panas dibuatnya!"

"Tetap saja, aku bahkan tidak bisa merasakan kehadirannya jika tidak memberi perhatian lebih pada tempat itu," Naruko menimpali dengan nada serius.

Mendengar itu Akina mengangkat kedua tangannya dan tersenyum congkak. "Heh, ternyata ras Angel bisa payah juga saat mengamati rupany-HEI! JANGAN KIRA AKU BAKAL KETIPU SAMA TRIK MURAHANMU IT-bentar," gadis Elf itu langsung mengalihkan fokusnya ke layar transparan miliknya dan men-tap satu tombol. "Halo, Ayah.."

Naruko mengelus dada, dia bingung pada dirinya sendiri yang entah bagaimana bisa bertahan selama empat tahun menjadi teman gadis yang mudah sekali berubah suasana hatinya dalam sekejap ini.

"Naruto.." pikiran Naruko terputus saat Akina menyebut namanya dengan suara pelan setelah terlebih dulu menutup telepon barusan. "Aku logout dulu, Ayah bilang Kakek masuk rumah sakit karena penyakitnya kambuh."

"...Baiklah," Naruko tersenyum ramah menjawabnya. Cowok yang memakai karakter cewek itu mengacak-acak rambut Akina, berusaha mengurangi kekhawatiran yang sedang dialami si gadis Elf tersebut. "Beliau akan baik-saja, jangan risau. Nanti sore aku akan menjenguk dan menemanimu." Dia sadar jika saat ini kehadiran keluarga Akina yang paling dibutuhkan, dan jika Naruko ikut datang sekarang mungkin suasananya agak terasa canggung.

Akina tidak menyembunyikan ekspresi bahagianya. "Beneran datang nanti.." yang dibalas acungan jempol Naruko. Wajah cewek Elf itu berubah menjadi sangar seketika. "Jangan lupa drop itemnya bagi rata, cowok sialan!"

Naruko yang tidak bisa berkata-kata akan sifat mood swings instan cewek tersebut hanya mengangguk pasrah sebagai balasan, dan dalam sekejap Akina lenyap dari pandangannya dan meninggalkan efek poligon yang terbang ke udara setelah mengatakan 'logout'.

"Nah, sekarang..." butuh beberapa saat untuk Naruko berdiam diri, kemudian berbalik kembali ke arah kedalaman goa. Pemilik ras Angel tersebut menghirup napas panjang sambil menimbang untung tidaknya jika dirinya memilih melanjutkan raid ini setelah kepergian Akina.

Tentu saja, keberadaan gadis Elf tadi memberikan dampak yang sangat signifikan dengan buff-debuff yang dimiliki Akina bagi penyerangan ini, dan Naruko bisa mengatakan dengan yakin bahwa kekuatan tempurnya saat ini berkurang drastis hingga menjangkau empat puluh persen. Namun alih-alih ciut nyali, dengan memikirkan ras dan equipment-nya yang luar biasa, juga dengan dungeon yang akan di-reset bila dirinya gagal dalam raid ini, pula dirinya yang memiliki mental dan naluri seorang ranker tentu akan membuatnya semakin tertantang untuk menyelesaikan party raid yang kini berubah proporsi menjadi solo raid.

"Haruskah kita menyapa tuan rumah di sini?" Sayap putih yang lebar di punggungnya membentang, dan dengan senyum kecil merekah di bibir cewek itu dia melesat maju.

.

.

.

Hanya butuh belasan kepakan sayap bagi Naruko untuk mencapai ujung lorong goa tersebut, hingga akhirnya ia berada di mulut ruangan super luas yang mirip dengan sebuah aula. Di tempat ini dirinya dapat melihat lantai dua yang melingkari ruangan dengan banyaknya obor yang berjajar mengitarinya, hingga gerakan pemilik mata biru yang bercahaya itu berhenti di tempat di mana Naruko menemukan satu-satunya singgasana yang terletak di ujung ruangan.

Di kursi kebesaran itu duduk satu makhluk seukuran manusia pada umumnya sembari menopang kepalanya. Tidak jelas bagaimana perawakan entitas tersebut karena seluruh tubuhnya tertutup jubah cokelat tua yang kumal, namun wajah uniknya yang berwarna hijau tua dengan beberapa garis tato berwarna merah darah sudah cukup untuk menjelaskan identitasnya.

Naruko cukup heran dengan situasi saat ini, yang dirinya pikir Boss dungeon tersebut tidak sepatutnya mengerahkan seluruh pasukannya keluar ruangan dan meninggalkan pemimpin mereka seorang diri di ruangan yang kosong melompong ini. Terlebih lagi, si Boss itu bertitel Archgoblin, tipe makhluk yang menggunakan sihir jarak jauh sebagai amunisi utamanya.

Itu sangat aneh. Hakikinya, petarung jarak jauh harus tetap di-cover terlepas dari tingginya damage yang mereka berikan. Seorang Mage yang sendirian saat berhadapan langsung dengan petarung jarak dekat tidak akan lebih dari sepuluh persen untuk mereka selamat dan keluar sebagai pemenang.

Butuh sedikit waktu bagi Naruko menimbang situasi tersebut, hingga dirinya menjatuhkan pilihannya pada hukum game seperti biasanya. 'Yah, bodo amat sih..' ia mengangkat bahu ringan diikuti percikan listrik yang muncul dan membentuk wujud belati melengkung bermata tunggal di genggaman Naruko. "Permisi~.." pemilik ras Angel ini menyeringai lebar saat mata mereka saling bertatapan.

"Grooh...manusia-tidak. Kau...bukan...manusia."

Hampir saja dirinya menyerbu, tubuh Naruko tiba-tiba kaku seketika menyadari makhluk di hadapannya ini, walau nampak kepayahan dalam merangkai kata, fakta bahwa monster itu berbicara bahasa manusia adalah hal yang sangat-sangat tidak masuk akal. "Bahkan Acnalogia dengan rank SS, makhluk yang dikatakan sebagai ras yang memiliki derajat paling tinggi di gim ini hanya bisa meraung. Apa ini semacam bug?"

Bug: Kesalahan yang terjadi pada perangkat keras/lunak yang mengakibatkan terciptanya galat/error pada peralatan/program sehingga tidak bekerja/berfungsi sebagaimana mestinya.

Archgoblin tersebut dengan tangan gemetar menunjuk Naruko. "Ke..kenapa...makhluk sepertimu...berada...di wilayahku?!" Bola mata yang mirip mata sapi itu membeliak tanpa menutup-nutupi rasa kaget dan ketakutannya. "Aku...beserta pengikutku...kami bahkan...tidak melampaui...batasan yang kalian tetapkan!"

Player cewek ini tidak mampu membalas karena karena dirinya sudah kebingungan sejak makhluk itu mulai berbicara. 'Komunikasi, batasan, apa-apaan?' Naruko mengurut pelipisnya yang mulai nyeri, dan memilih untuk menggunakan cara yang menurutnya paling rasional.

"Aku tidak mengerti maksudmu," Naruko menjawab sejujur yang ia mampu. "Dan aku di sini hanya menjalankan quest, tidak kurang tidak lebih. Jadi mari akhiri percakapan kita, karena semakin kudengar bug ini semakin menyebalkan!"

"Tu-tunggu..!"

[Ding]

[Abyys Dragon Dagger's Effect Skill: Speed +30 has activated!]

Naruko tak lagi menghiraukan notifikasi sistem, dirinya yang sudah terlalu kesal segera mengembangkan sayapnya dan melesat lurus, namun saat jarak antara mereka baru tertutup setengah, wanita berambut keemasan yang merasakan konsentrasi Mana yang menyeruak dari bawah segera melirik, lalu menemukan lantai di ruangan ini telah tercipta puluhan pola sihir kembar yang bercahaya dan mulai bergiliran untuk meledak diikuti hawa dan material bebatuan panas yang menembak ke atas.

Malaikat itu mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bergerak ke sisi kanan dan memilih menabrak dinding hingga hancur akibat manuvernya yang tiba-tiba demi menghindari sihir AoE dari sang Boss. "Sialan!" Pada dasarnya Naruko paham bahwa untuk melawan seorang Mage, dia perlu mengandalkan close combat demi mencegah perapalan mantra lawannya, sekaligus menyelesaikan pertarungan itu secepat mungkin karena faktanya, Health Point penyerang jarak jauh sangat tipis sehingga satu serangan fatal saja dapat berujung pada kematian mereka.

AoE(Area of Effect): Skill/serangan yang mencakup suatu wilayah yang dapat mengenai beberapa lawan/target sekaligus.

Melee/close combat: Pertarungan jarak dekat.

Naruko menyeka darah di sudut bibirnya, "Di samping seorang Mage yang menyebalkan, fakta bahwa kau seorang Boss juga makin membuatku kesal!" Kemudian gadis tersebut berlari tanpa melemahkan perhatiannya dari lantai yang masih meledak-ledak bagai ranjau di setiap tapak langkahnya. "Inventory!" Tangan kirinya yang bebas berkilat, dan pedang standar yang sudah sepenuhnya keluar dari penyimpanan itu dirinya lemparkan sekuat tenaga. "Makan ini!"

Archgoblin itu segera sadar dan kedua tangannya terangkat. "Shield!" Sihir pertahanan Boss dungeon segera aktif setelah pengucapannya selesai, bersamaan sebuah pedang yang menghantam perisainya dan kemudian terpental entah ke mana.

"Blink!"

[Ding]

[Activated Skill: Blink! Memungkinkan Anda bergerak(dengan jarak maksimal 15 meter) ke suatu koordinat yang telah ditentukan dengan sangat cepat!]

Bukan merasa aman, satu kata yang ia dengar sepersekian detik barusan nyatanya membuat sang Archgoblin kini melotot tak percaya setelah mata sapinya melihat kelebat rambut keemasan sudah ada di tempat yang sangat-sangat dekat dengan dirinya.

"A-apa yang-KUUAGH!"

[Ding]

[Abyys Dragon Dagger's Effect Skill: Death Cursed, Health Point -1%/sec has activated!]

Boss dungeon itu bahkan tak memiliki kesempatan untuk berpikir dan berbicara saat rasa yang teramat perih dan nyeri tiba-tiba menyerang dirinya. Mata sapinya mengernyit kesakitan melihat darah hijau di tubuhnya mengucur keluar dari lengan kirinya yang buntung. "Kuuugh~!"

Satu hukum mutlak seorang Mage: Kau tidak bisa mengendalikan dua sihir yang berbeda di waktu yang sama.

Faktanya, Archgoblin ini sama sekali tidak diuntungkan sejak awal pertempuran mereka. Boss dungeon tidak bisa merapal spell pertahanan jika dirinya ingin tetap menjaga jarak dari Naruko yang jauh lebih lincah darinya. Sebaliknya, jika Archgoblin memutuskan untuk tetap merapal spell AoE, maka dipastikan pedang tadi sudah menembus tengkoraknya. Wanita-tidak, makhluk ini, makhluk yang kini berdiri tepat di samping kirinya dan memandang rendah dengan kilauan mata biru yang dingin ini, Archgoblin sudah menyadari bahwa sejak pandangan mereka saling bertemu, itu adalah saat di mana ajal akan menjemput dirinya.

"Ke-kenapa...?" Makhluk hijau tersebut menggeram dan lingkaran sihir kecil tercipta di satu lengannya yang masih utuh. Bola energi sebesar kepala manusia berwarna merah pekat di tangan kanannya itu hampir saja terbentuk dengan sempurna, dan dirinya bahkan sudah bergerak untuk melemparkan Mana burst tadi, yang sayangnya niat itu harus pupus saat satu kata meluncur mulus dari bibir merah muda milik gadis di sampingnya ini.

"Silence."

[Ding]

[Skill: Silence has activated! Segala jenis perapalan mantra digagalkan!]

"Sekedar informasi," pandangan dingin Naruko yang terkunci pada sosok di bawahnya ini selaras dengan nada bicaranya yang tenang dan elegan. "Kau bukan satu-satunya Mage yang ada di sini."

Tubuh Boss dungeon itu menggigil seketika.

Dia habis! Dia habi-tidak! Bahkan jika dirinya ditetapkan untuk mati saat ini, Archgoblin itu tidak akan pasrah hanya karena fakta bahwa wanita ini lebih superior darinya. Boss dungeon tersebut menggertakkan gigi runcingnya keras-keras, "скручивание," dan dengan satu mantra terlarang yang tercipta dari sisa-sisa Mana miliknya, kata itu terlantun dan berakhir bersamaan detik akhir dirinya melihat kelebat belati yang berayun ke lehernya.

[Ding]

[Anda mengalahkan Bos Dungeon, Grocktaa!]

"Uuh, sialan! Bahkan setelah mati pun dia masih menyebalkan!" Naruko menggerutu sambil mengusap cairan hijau pekat yang mengenai hampir setengah wajah dan badannya akibat darah Archgoblin yang baru saja ia kalahkan ini terlalu banyak menyembur, lalu menyerah saat menyadari tubuhnya terlalu basah kuyup untuk dibersihkan dan akhirnya memilih untuk mengecek apa saja yang telah dirinya peroleh dari raid kali ini.

"Mari kita lihat, item sampah apa yang bakal kudapat kali ini." Naruko tidak lagi mengharap dirinya akan mendapatkan sesuatu yang mewah ketika dia sadar bahwa nyawa bos Dungeon ini hanya menyumbang sekitar 20.000 EXP.

[Ding]

[You have obtained: 5000 Gold coin. Silica's Ring [B]. Flame Spark's Scroll [C]. Groctaa's Fang [C]. Celdia's Relic [?].]

Jemari lentik Naruko terhenti di udara saat matanya menangkap satu benda asing yang dijatuhkan si boss Dungeon yang ia kalahkan beberapa saat lalu, dan dalam sekali tap item itu sudah muncul di tangannya.

"Apa pula ini?" Malaikat itu mengerti jika batu warna merah darah sebesar telur ayam di genggamannya tersebut sama seperti relik biasa yang pernah ia dapatkan saat Naruko memakai karakter gim utamanya hanya dengan melihat ukiran pola yang tercetak di permukaannya. Satu-satunya hal yang tidak dirinya pahami adalah rank [?] di relik ini.

Naruko menyentuh tombol info.

[Ding]

[Relik Celdia. Rank: [?]. Tidak diketahui dari mana relik ini berasal. Desas-desus mengatakan bahwa benda ini dibuat oleh seorang Saint yang telah tenggelam dalam kegelepan, namun ada pula yang mengatakan jika relik ini tercipta dari keserakahan seorang Ratu yang rela menumbalkan hampir seluruh rakyat di kerajaannya demi mendambakan keabadian, hingga menjadikan relik ini banyak dicap sebagai benda yang dikutuk.]

Mau tak mau Naruko cukup merinding ketika ia membaca penjelasan asal muasal relik tersebut, tapi dalam sekejap pula dirinya lupa, dan mata biru yang awalnya redup itu seketika bercahaya saat melihat keterangan selanjutnya.

[Hancurkan relik ini untuk mendapatkan: Efek 1: Mana +1000. Efek 2: INT +500. Efek 3: Skill 'Valkyrie'. Efek 4: Mana Regen: +150/min. Efek 5: Unknown (Terbuka saat Anda menghancurkan relik ini). Catatan: Harap Anda berhati-hati, karena mungkin saja relik ini akan mengotori jiwa Anda.]

Tidak hanya terpana oleh banyaknya opsi yang dimiliki oleh benda yang ada di tangannya ini, tapi juga masing-masing efek yang terkandung di dalamnya juga terlalu melampaui akal sehat, Naruko berani bersumpah bahwa relik ini adalah cheat-nya cheat.

"...Sinting. Efek yang dimiliki relik ini benar-benar terlalu sinting," dia bergumam dengan nada yang sangat tidak percaya. "Tunggu dulu. Apa maksud 'mengotori jiwa' ini?" Mata Naruko menyipit dan dapat kembali menguasai diri saat membaca kalimat terakhir, lalu dengan sigap dirinya men-tap 'Titel' pada status karakternya.

[Ding]

[Titel: Sanctuary's Guardian: Berkah suci dari-Nya akan senantiasa melindungi para Malaikat yang ditugaskan dalam menjaga dan memelihara Surga. Efek 1: Kegelapan tidak akan pernah mampu menguasai jiwa Anda. Efek 2: Regenerasi HP +100/min (Akan terbuka saat Anda mencapai level 5). Efek 3: Terkunci (Akan terbuka saat Anda mencapai level 20).]

Naruko bahkan tidak perlu berpikir dua kali untuk mengabaikan peringatan sistem tadi saat menyadari dirinya memiliki keuntungan luar biasa hanya dari titel yang ia miliki.

Naruko terkekeh kecil. "Bodo amat dengan peringatanmu, sistem sialan." Dan batu itu pun hancur dalam dalam sekali remas.

[Ding]

[Anda telah menambahkan 1000 poin ke Mana Point!]

"Hihi.." Naruko tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

[Ding]

[Anda telah menambahkan 500 poin ke Intelligent!]

Notifikasi kedua muncul, dan senyum si Malaikat anggun ini makin lebar.

[Ding]

[Anda telah mendapatkan skill: Valkyrie(Tap untuk info lebih)!]

Entah ada apa ini, namun Naruko merasa hari ini adalah hari yang paling membahagiakan setelah dua tahun lamanya ia bermain di gim VRMMORPG ini saat dirinya mendengar dan melihat notis ketiga.

[Ding]

[Anda telah menambahkan stat baru: Mana Recovery! Mana Regen saat ini 150/min!]

"Hoo...statistik baru!" Naruko menahan keinginannya untuk bersorak, dan memilih menantikan notifikasi terakhir. Kedua tangannya bersatu, dan dalam kondisi euforia yang luar biasa dirinya memanjatkan doa. "Kumohon, ya Tuhan. Beri hamba-Mu ini kejutan yang lebih luar biasa."

[Ding]

Opsi terakhir pun muncul. "Hihihihi.." dan Malaikat berambut emas ini masih tertawa bahagia.

[Unknown telah terbuka: The Last Vow! Sebuah spell debuff akan diberikan kepada tuan terbaru dari relik Celdia secara acak setelah pemilik sebelumnya tidak menguncinya terlebih dahulu sebelum mewariskannya, yang bahkan para Dewa pun tak kuasa menghentikannya! Jenis: Absolut!]

[Ding]

[Anda telah menerima debuff: Stranded!]

Naruko yang tengah dilanda kebahagiaan itu tidak sempat bereaksi saat tiba-tiba di hadapannya muncul rentetan pemberitahuan.

[Ding]

[Koordinat telah ditentukan, Anda akan direlokasi dalam...3..]

Dan ketika Naruko mulai paham jika dirinya terlambat menyadari ada sesuatu yang salah sedang terjadi..

[...2...]

"Hihi...hi..." Tawanya mulai memudar.

[...1...]

"Hi...hi..." Hingga menjadi cicitan.

[...0...]

"Hiiii..?" Dan dia pun kehabisan kata-kata untuk menjelaskan maupun akal untuk mengerti saat tiba-tiba ledakan cahaya yang sanggup membutakan mata muncul di ruangan itu dan menelan habis seluruh tubuhnya.

[Ding]

Dalam sekejap cahaya yang begitu menyilaukan itu muncul, yang dalam sekejap juga ianya menghilang. Ajaib tapi nyata, faktanya goa tersebut telah terestorasi kembali seakan-akan tidak pernah ada yang menginjakkan kakinya di tempat itu beberapa waktu sebelumnya.

[Relokasi: Sukses!]

.

TBC.

Nama: Naruko.

Title: Sanctuary's Guardian.

Race: Malaikat.

Job: Tertutup (dikarenakan jenis ras yang unik).

Level: 4.

Experience: 42.978/1.299.999 (untuk ke tingkat selanjutnya).

Health Point: 120.

Mana Point: 1.080.

Attack: Physical: 60, Magical: 85.

Defense: Physical: 50, Magical: 75.

Speed: 60.

Agility: 70.

Intelligent: 590.

Mana Regen: 150/min.

Free Point: 10.

.

.

Akhirnya, mulai chap depan udah masuk jalan utama cerita, jadi ditungguin ya~