Naruto Fanfiction
Tittle : The Man Who Can Choose
Directed By : Masashi Kishimoto
Rated : M
Pairing : Mungkin sesuai canon
Warning : Mainstream, Typos, Bahasa tidak baku, Banyak kesalahan yang terlewat, Newbie, swearing words
Summary : Melihat masa depan adalah sesuatu yang mustahil, tapi bagaimana jika melihat video opening? (Naruto Characters Watching Naruto Shippuden Opening)
Story Start!
.
.
.
Uzumaki Naruto, salah satu Genin Konoha, terlihat tengah menyempurnakan salah satu tekniknya, rasengan, di training ground 7. Hanya ada dirinya sendiri tanpa kedua rekan dan gurunya.
Beberapa hari setelah membawa Senju Tsunade kembali ke Konoha untuk menjadi Hokage, Naruto sadar bahwa rasengannya belumlah sempurna. Oleh karena itu selama beberapa hari terakhir dia berusaha melatih kontrol chakranya untuk bisa membuat rasengan dengan cepat dan sempurna.
"Ayo, Uzumaki Naruto! Kau bisa melakukannya! Kau sudah berhasil membuat rasengan, sesulit apa membuatnya dengan satu tangan, hah!"
Sembari bermonolog, Naruto tetap berusaha menyempurnakan tekniknya.
Akan tetapi, latihannya harus dia hentikan begitu dia menyadari dari sudut matanya seorang pria yang dia kenal tengah mengawasinya.
"Kakashi-sensei!"
"Yo"
"Apakah ada misi baru, Sensei?" Tanya Naruto antusias.
Setelah invasi Suna dan Oto, Konoha dilanda sedikit kemerosotan dalam berbagai bidang, dan penerimaan misi adalah salah satunya. Jadi tidak heran, Naruto sangat antusias terhadap misi baru, meskipun hanya kelas D sekalipun.
Dia juga butuh makan, sialan.
"Aku tidak bisa mengatakan ada misi, tapi Nona Tsunade memanggil kita semua untuk berkumpul di kantornya sekarang juga"
Tanpa menunggu balasan dari Naruto, Kakashi langsung memegang pundak Naruto dan melakukan shunshin.
.
.
Senju Tsunade, sang Hokage kelima sedang duduk di kursi yang ada di kantornya dengan murid kepercayaannya, Suzune dan melihat semua orang yang sudah dia kumpulkan.
Tim Genin yang disebut Konoha 12, yang terdiri dari tim 7, 8, dan 10, serta tim Guy.
Tsunade mengalihkan pandangannya ke para Jounin yang dia panggil, mulai dari Jounin pembimbing tim, Tokubetsu Jounin, hingga beberapa Jounin lainnya.
"Err, jadi ada apa, Nenek Tsunade? Kau sudah melihat kami selama beberapa menit"
Naruto yang memang tidak bisa menahan rasa penasarannya, bertanya. Beberapa orang menganggukkan kepala mereka menyetujui pertanyaan Naruto. Sementara Tsunade masih memandang Naruto lama sebelum membuang nafasnya.
"Sebagai Hokage, aku memiliki akses untuk melihat barang-barang yang ditinggalkan oleh para Hokage sebelumnya" Mulai Tsunade.
"Dan-"
"Maaf aku terlambat Hime. Kau tahu betapa liarnya wanita di Konoha"
Jiraiya, salah satu Sannin masuk lewat jendela memotong perkataan Tsunade.
Melihat salah satu anggota timnya telah datang, Tsunade hanya mengangguk mengejutkan semua orang karena melihat Tsunade membiarkan Jiraiya. Tentu saja Jiraiya yang paling terkejut melihat hal ini.
"Seperti yang kukatakan, aku memiliki akses untuk melihat barang dari Hokage sebelumnya. Kemarin malam, saat aku melihat barang milik Hiruzen-sensei, aku menemukan satu barang yang menggangguku. Bawa barang itu, Yamato!"
Tsunade sedikit melantangkan suaranya.
Pintu terbuka, terlihatlah seorang yang sangat asing bagi kebanyakan orang di sana. Pria itu, Yamato, tengah membawa sebuah televisi yang cukup besar membuat dia harus membawanya dengan sedikit kesusahan.
"Sebuah TV?" Tanya Ino, mewakili hampir semua orang.
"TV ini adalah barang yang diciptakan oleh Hokage kedua, dikembangkan oleh Hokage keempat, dan disempurnakan oleh Hokage ketiga. TV ini bukanlah alat biasa"
Semua orang mendengarkan dengan seksama, bahkan Naruto sekalipun.
"TV ini dapat membaca chakra subjek dan menampilkannya di layar dalam bentuk masa lalu, maupun masa depannya" Terang Tsunade.
Hampir semua orang terkejut mendengar penjelasan Tsunade. Iya, hampir semua orang.
"Sederhananya..." Naruto bertanya dengan menggantungkan kalimatnya.
"Dobe. Dengan alat ini kita bisa melihat masa lalu maupun masa depan orang yang kita inginkan. Kita hanya butuh chakra dari orang yang ingin kita lihat" Jawab Sasuke yang terlihat cukup bersemangat begitu mendengar penjelasan Tsunade.
"Oh... Oke?"
"Kau tidak terkejut?" Tanya Kiba.
Naruto mengangkat bahunya.
"Kita bisa mengeluarkan api dari mulut kita. Kurasa melihat masa depan bukan sesuatu yang tidak terpikirkan oleh orang sepintar Hokage kedua, keempat, ataupun Jiji"
Naruto memberikan penjelasan yang cukup masuk akal.
'Sepintar inikah Naruto?'
'Naruto-kun'
'Dia memang tidak pintar, tapi cara berpikirnya benar-benar tajam'
"Lalu Hime, apa yang akan kau lakukan dengan alat ini?" Tanya Jiraiya. Jujur, dia cukup tertarik dengan alat ini. Ayolah, siapa yang tidak mau melihat masa depan?
"Itulah alasan aku memanggil kalian semua ke sini. Para Jounin sebagai ujung tombak kekuatan Konoha, dan para Genin sebagai penerus Konoha. Aku ingin mendengar usulan kalian tentang alat ini?"
"Aku rasa kita harus menghancurkannya, Hokage-sama" Ucap Anko dengan penuh keyakinan.
"Hoo, boleh kudengar alasanmu Anko?"
"Sen-, Orochimaru pernah mengatakan bahwa kekuatan yang paling mengerikan bukanlah jutsu, melainkan informasi. Jika alat ini jatuh ke tangan yang salah, aku tidak bisa membayangkan dampak yang akan ditimbulkan olehnya"
Tsunade menggangguk kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Shikaku yang mengangkat tangannya.
"Shikaku?"
"Walau aku sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Anko. Aku rasa kita juga harus menggunakan alat ini demi kebaikan desa Konoha, belum lagi kita baru saja diserang dan membutuhkan bantuan dalam segala bentuk"
"Cukup masuk akal"
"Aku rasa kita memang harus menggunakannya"
"Merepotkan"
Hampir seluruh Genin menyetujui pendapat Shikaku, walau sebenarnya mereka hanya ingin menggunakan alat itu untuk alasan yang berbeda. Para gadis yang ingin melihat kisah cinta mereka di masa depan, dan para pria yang ingin melihat sekuat apa mereka di masa depan.
"Kita harus menghancurkannya"
"Tidak. Kita harus menggunakannya"
"Hancurkan"
"Gunakan"
Masing-masing kubu berusaha menang sendiri, walau ada beberapa yang terlihat tidak memihak. Tsunade dan Jiraiya mengangkat alisnya melihat Naruto adalah salah satu dari mereka yang tidak memihak manapun.
"Apa yang ada dipikiranmu, Bocah?" Tanya Jiraiya.
Suasana yang tadinya berisik langsung hening, semua mata memandang Naruto yang tersentak begitu mendapatkan pertanyaan dadakan itu.
"Ah itu... Maksudku, bukankah kita melihat masa depan adalah sesuatu yang aneh?"
Semua orang memandang Naruto dengan tanda tanya besar di kepala mereka. Mereka berusaha menebak apa lagi yang ada di pikiran Genin satu ini.
"Kau tidak menjelaskan apapun, Dobe"
"Jika kita memang bisa melihat masa depan dengan benda ini, bukankah kita akan secara tidak langsung sudah mengubah masa depan?"
"Bisa kau jelaskan lebih detil, Naruto-kun?" Tanya salah satu Jounin, Kurenai.
Naruto berusaha mencari cara yang tepat dalam mengemukakan pendapatnya.
"Anggap saja dengan alat ini, aku melihat diriku sarapan ramen esok hari, lalu aku berusaha mengubahnya dengan makan daging esok harinya. Bukankah itu berarti masa depan di mana aku makan ramen bukanlah masa depan?" Jelas Naruto.
"..."
"..."
"..."
"Ufufu... Pemikiran yang bagus, Naruto-kun"
Keheningan yang sempat melanda semua orang, dihentikan oleh suara yang halus dan merdu, seolah suara yang keluar bukanlah keluar dari mulut melainkan dari alat musik kelas dunia.
Semua orang kaget saat mereka sadar ada orang lain di belakang Naruto yang entah sudah berapa lama dia di sana, bahkan bagi Naruto sendiri.
Orang yang berdiri di belakang Naruto adalah seorang wanita muda dengan rambut dan mata yang berwarna hitam mempesona. Tiap helai rambutnya seakan terbuat dari sutra yang paling lembut. Mata yang sangat bersih layaknya kristal. Tubuh yang sangat sempurna dengan wibawa yang dia berikan, layaknya ratu yang telah mengemban seluruh dunia di pundaknya.
Bahkan Jiraiyapun yang terkenal akan akan kemesumannya (yang dia banggakan tentunya), tidak bisa mengomentari apapun karena terlalu terpesona dengan keindahan yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
"Wow. Kau sangat cantik Nee-san" Puji Naruto yang pertama menghentikan keheningan di ruangan itu.
Seolah sinyal, semua Jounin dan beberapa Genin memasang posisi bersiap untuk serangan. Melihat hal itu, wanita yang belum diketahui namanya hanya tertawa dengan lembut.
"Terima kasih banyak, Naruto-kun"
Naruto hanya menggaruk belakang kepalanya dengan canggung.
Tsunade yang melihat wanita itu yang masih berdiri tenang, mulai melemaskan ototnya mengetahui wanita yang baru muncul ini tidak ada niat bertarung sama sekali.
"Bisa kau beritahu bagaimana kau bisa masuk ke sini?" Tanya Tsunade.
"Tunggu dulu Hime! Dari semua pertanyaan yang ada, pertanyaan yang paling tepat adalah, siapa bidadari cantik ini!?"
Tsunade membuang nafas.
"Baiklah. Bisa kau beritahu kami siapa dirimu, Wanita?"
Wanita itu tersenyum.
"Orang-orang biasa memanggilku Amaterasu"
"..."
"..."
"Tentu saja wanita sesempurna dirimu adalah Dewi" Ucap Jiraiya yang langsung menerima kenyataan. Berbeda dengan yang lain.
"Tunggu dulu! Apa kita akan percaya dengan apa yang penyusup ini katakan? Memang benar dia adalah wanita tercantik yang pernah kulihat, tapi itu tidak membuktikan apa-apa"
Ino yang berpikir logis, mengatakan apa yang ada dipikirannya dan disetujui oleh beberapa orang.
"Tidak ada alasan bagiku untuk berbohong, Ino. Walau itu yang ingin kukatakan, aku yakin itu tidak bisa membuktikan apapun" Terang Amaterasu sembari tangan kanannya menyentuh pipinya seolah membuat ekspresi kesulitan.
"Karena kau Dewa, itu berarti kau tahu segalanya, bukan?"
Amaterasu tersenyum dan mengangguk mendengar pertanyaan Sasuke yang kemudian menyeringai mencoba menanyakan sesuatu dipikirannya.
"Aku! Aku! Coba jawab ini. Apa makanan favoritku?" Naruto memotong apa yang akan Sasuke katakan, membuat dirinya sedikit kesal.
'Kau serius menanyakan itu?'
Itulah arti dari wajah semua orang saat mendengar pertanyaan Naruto, terlebih Sasuke.
"Seperti Hinata, selain ramen kau juga suka dengan sup kacang merah" Jawab Amaterasu mengagetkan semua orang lagi.
Entah sudah berapa kali mereka terkejut hari ini. Bahkan HInata melihat Naruto dengan penuh keterkejutan.
"Alasanku datang ke sini, karena alat ini memang bisa membuat kalian melihat masa depan, dan aku ke sini untuk melarang kalian melihat masa depan secara langsung" Terang Amaterasu berjalan selangkah hingga dirinya berdiri tepat di samping Naruto.
Tidak ada yang bisa membantah, apa yang bisa kau lakukan saat seorang Dewi sendiri yang secara langsung melarangmu?
"Apa itu berarti kami boleh melihat masa depan secara tidak langsung?"
Pertanyaan dari Naruto membuat semua orang kembali fokus. Amaterasu tersenyum dan mengacak halus rambut Naruto.
"Tepat sekali. Alasan aku melarang kalian melihat masa depan secara langsung karena itu akan merubah alur kehidupan. Akan tetapi, aku secara pribadi sangat ingin melihat bagaimana reaksi kalian saat melihat masa depan kalian sendiri. Terutama kau, Naruto-kun"
Kakashi mengangkat tangannya.
"Kakashi" Ucap Amaterasu memberikan Kakashi sinyal untuk bertanya.
"Aku rasa aku akan mewakili semua orang di ruangan ini saat aku bertanya, Kenapa kau sangat tertarik dengan muridku, Naruto? Dan apa maksud Amaterasu-sama dengan mengatakan kami bisa melihat masa depan secara tidak langsung?"
Iya, pertanyaan itu benar-benar mewakili semua orang. Semua menunggu jawaban Amaterasu yang selalu tersenyum.
"Ada banyak Dewa-Dewi yang berada di Takamagahara" Mulai Amaterasu.
"Masing-masing dari kami memiliki tugas tersendiri, dan kami tidak boleh mengerjakan tugas dari dewa lain. Contohnya aku yang harus menjaga matahari dan bumi tetap bergerak"
Semua takjud mendengar hal ini.
"Semakin kuat dewa itu, tugas mereka menjadi sesuatu yang bisa mereka lakukan secara alam bawah sadar. Yang berarti dengan kami tetap hidup, tugas kami akan bergerak secara otomatis" Jelas Amaterasu mencoba menggunakan kalimat sesederhana mungkin.
"Wow"
Hanya itu yang bisa mereka katakan, sungguh.
"Akhirnya banyak Dewa-dewi yang kebosanan karena tidak punya sesuatu untuk dilakukan, dan yang bisa kami lakukan hanyalah melihat dunia manusia. Di sinilah kau masuk, Naruto-kun"
Hanya Amaterasu yang berapa tepat di samping Naruto yang bisa melihat setitik kesedihan di raut wajah Naruto.
"Apa itu berarti, kau melihat semua cerita hidup Naruto yang membosankan? Bukankah kehidupan Uchiha Sasuke lebih menarik?" Tanya salah satu Jounin di sana.
Hampir semua orang melihat Jounin itu dengan raut kecewa, bahkan Sakura dan Ino yang sesama penggemar Sasuke melihat Jounin itu dengan jijik.
"Semua kehidupan manusia sangatlah membosankan. Kalian hidup, tumbuh, dan mati" Ucap Amaterasu tenang.
"Diri kalian sendiri yang menentukan apa yang akan kalian lakukan dengan hal tersebut. Kalian bisa mati lebih cepat atau lama. Kalian bisa hidup menerima takdir dunia, atau kalian bisa melawan takdir itu sendiri"
Neji dan Lee mengangguk mendengar penjelasan Amaterasu. Neji tidak akan terpaku dengan takdir yang dia alami, dan Lee telah membuktikan bahwa dia tetap bisa menjadi ninja walau sempat dikatakan karir nya telah berakhir.
"Dan apa yang Naruto-kun lakukan dalam hidupnya benar-benar menarik perhatian para dewa. Mereka akan terus melihat kisahmu, Naruto-kun, baik masa lalu, masa kini, hingga masa depan. Bahkan beberapa ada dewa yang merobek ruang dunia hanya untuk melihat dirimu dari dunia yang lain"
"Tunggu, jadi teori dunia paralel memang benar-benar ada?" Tanya Inoichi.
"Dunia paralel?" Beo para Genin.
"Ada banyak dunia yang bejalan beriringan dengan dunia ini, tapi dengan beberapa perbedaan, baik itu kecil maupun besar" Jawab Amaterasu.
"Jadi maksud Nee-san, jika kita ibaratkan kita berada di Konoha, ada juga Konoha 2, Konoha 3, dan seterusnya?" Tanya Naruto.
"Tepat sekali Naruto-kun"
Semua orang mencoba mencerna informasi yang baru saja mereka terima. Ada yang saling berdiskusi, ada yang langsung menuliskan penjelasan ini dalam catatan mereka, sampai ada yang berpikir sendiri.
"Lalu apa hubungannya ini dengan melihat masa depan secara tidak langsung?" Tanya Jiraiya yang sudah tidak sabar dengan apa yang akan dikatakan oleh Amaterasu.
"Apa kalian tahu musik video?" Tanya Amaterasu.
"Maksudmu musik yang biasa ditampilkan melalui televisi?" Tanya Ino.
"Tepat. Para dewa mengambil berbagai macam kejadian dari berbagai dunia, berbagai waktu, dan menggabungkannya sehingga menjadi sebuah musik video dengan Naruto sebagai fokus utamanya"
"APA!?"
"Keren! Jadi ini maksud anda kami bisa melihat masa depan secara tidak langsung" Ucap Lee bersemangat.
"Akan lebih keren lagi jika bukan Naruto yang menjadi tokoh utamanya" Ucap Kiba sambil mengangkat bahunya.
"OI"
"Jadi, kami boleh melihatnya?" Tanya Iruka.
"Tentu. Adegan yang diambil bukan hanya dari dunia kalian, jadi aku bisa mengatakan kalian aman untuk menontonnya. Kau boleh melepaskan TV itu, Yamato"
Tanpa menunggu apapun, TV yang dipegang Yamato melayang di udara dan mendarat dengan aman di atas meja Tsunade.
"Kau bisa kemari, Tsunade, Suzune" Ajak Amaterasu.
Tsunade dan Suzune diam menuruti ajakan Amaterasu, mereka semua akhirnya berdiri di tengah ruangan dan menghadap TV yang ada di meja.
"Persiapkan diri kalian"
"Tunggu!"
Tsunade yang dari tadi hanya diam melantangkan suaranya agar semua orang mendengarnya. Benar saja, semua orang menunggu apa yang akan dikatakan oleh sang Hokage.
"Jika fokus di sini adalah Naruto dan diambil dari berbagai waktu, apa itu berarti-"
"Benar Tsunade" Potong Amaterasu.
Tsunade mulai gugup. Jiraiya yang mengerti juga ikut gugup.
"Jika begitu, apa kami bisa memilih untuk tidak menontonnya?"
"Ha!? Apa yang kau katakan Ero-Sennin? Ini kesempatan kita melihat masa depan! Dan lebih keren lagi, ini aku yang akan kita lihat"
Tanya heran Naruto. Para Genin pun memiliki pemikiran yang sama. Meski mereka sedikit kesal dengan fakta bahwa Naruto yang dijadikan fokus utama, itu tidak menutup rasa antusias mereka dalam melihat masa depan.
Berbeda dengan para orang dewasa di ruangan itu, mereka yang paham arti sebenarnya memilih untuk diam, karena mereka tahu mereka tidak memiliki wewenang dalam hal ini.
"Saat aku mengatakan persiapkan diri kalian, aku tidak meminta izin, Tsunade. Aku benar-benar meminta kalian untuk mempersiapkan diri, karena apa yang akan kalian lihat akan membongkar rahasia hidup dari seorang Uzumaki Naruto"
Naruto yang mulai paham badannya seolah tegang untuk sesaat. Setelah diam beberapa detik, Naruto membuang nafasnya dengan pandangan yakin.
"Lakukan" Ucap Naruto mantap.
"Naruto. Apa kau yakin dengan ini?" Tanya Iruka mendekati Naruto.
Semua Genin memandang kejadian itu dengan bingung. Apa maksud dari Naruto, dan kenapa orang dewasa seakan takut untuk melihat masa depan.
"Aku percaya dengan teman-temanku, walau ada Kiba terlihat seperti idiot-"
"Oi"
"Tapi aku yakin mereka bisa menerimaku apa adanya"
Tsunade, Jiraiya, dan Kakashi memandang Naruto ragu. Jika mereka memang melihat kehidupan Naruto yang diambil dari berbagai waktu, ada kemungkinan Naruto tahu akan silsilah keluarganya. Akan tetapi sekuat apa mereka ingin menolak, mereka tetap harus menonton.
"Nah. Sebelum aku mulai, aku akan menanamkan pengetahuan tentang bahasa asing ke dalam kepala kalian. Dengan itu, kalian bisa memahami bahasa yang digunakan dalam video ini"
Amaterasu menjetikkan jarinya. Beberapa detik tidak terjadi apapun.
"Nothing different- THE FUCK!?"
Kiba histeris mendengar kalimat yang dia ucapkan. Melihat itu beberapa orang mulai mencoba berbicara.
"I will be Hokage" Coba Naruto.
"Wow. This language- Ehem, bahasa ini terdengar sangat unik" Ucap Jiraiya.
"Kalian boleh menyimpan bahasa ini di dalam otak kalian. For now, it's showtime" Ucap Amaterasu menjetikkan jarinya lagi, dan layar TV mulai menyala.
Semua memandang layar TV dengan seksama saat sebuah video mulai berjalan diiringi dengan suara musik.
Terlihat punggung seorang pemuda yang tengah berjalan ke arah matahari terbit. Meskipun sinar pagi membiaskan warna, cukup jelas pemuda tersebut mengenakan jumpsuit berwarna hitam dan jingga dengan rambut pirang diiringi dengan musik yang terdengar semangat.
Semua memandang Naruto.
"Tentu saja itu aku" Ucap Naruto mengonfirmasi.
Semua kembali mengalihkan pandangan ke arah layar.
Gambar kemudian berganti menjadi wajah pria dengan luka horizontal di mukanya, yang mereka kenal adalah Iruka. Lalu gambar berpindah lagi menjadi seorang gadis remaja berambut pink dengan ikat kepala merah yang dia jadikan sebagai bando.
"Harus kuakui, kau tumbuh dengan bagus, Sakura" Ucap Ino.
Sakura memberikan pandangan terima kasih kepada sahabatnya. Ino terkadang memang bisa menjadi sahabat yang baik.
"Tapi tentu saja tidak seseksi diriku"
Yah, terkadang.
Sekali lagi, gambar berganti menjadi pemuda berambut merah dengan kanji cinta di keningnya, yang mereka kenal Gaara. Lalu gambar berganti menjadi pemuda berambut hitam kelam dengan mata merah semerah darah lengkap dengan tiga tomoe di sekelilingnya.
Para Genin Kunoichi sedikit terpesona begitu melihat betapa kerennya Sasuke, pujaan hati mereka, pengecualian untuk Hinata.
"Huh. Dia terlihat sama dengan dirinya yang sekarang" Ucap Naruto terlihat kesal melihat respon para gadis.
"Hn"
Tooku de kikoeru koe wo HINT ni
Hitori mada hitori tachiagaru doushi
Gambar beralir ke wajah Naruto remaja, kemudian layar terbelah menampilan beberapa orang, Jiraiya yang tidak terlihat berubah, Sakura remaja, Kakashi, dan Tsunade.
Kurikaesu dake no fudan doori kutsugaesu
Junbi Are You Ready?
Terlihat tanah bebatuan sejauh mata memandang, lalu munculah Kakashi yang mengangkat ikat kepalanya menunjukkan sharingan di mata kirinya.
"Wow, jadi benar rumornya Kakashi-sensei punya sharingan" Ucap Kiba sambil bersiul.
"Hm"
Karadajuu furuwasu shindou ni hageshiku uchinarase yo Stomping
Taezu tsukiugokasu Call Me kawarazu yuruganu
Tsukamu Story Come On
Setelah Kakashi, muncul Sakura yang mempersiapkan tinjunya, lalu muncul Naruto yang melakukan salto dan membuat segel tangan kagebunshin.
Everybody Stand Up! Agero kyou ichiban no jikan da
Me ni mo tomoranu SPEED HUNTER
Daremo ga mina toriko kamban Yeah! (Come On!)
Lalu terlihat Naruto yang berlari dengan cukup cepat, diganti dengan Kakashi yang juga ikut berlari sambil bersiap menyerang, lalu Sakura yang berlari sembari menghindari rintangan.
"Baiklah, di mana Sasuke-kun? Jangan bilang karena ini tentang Naruto, Sasuke-kun hanya akan muncul sedikit"
Ino bertanya sedikit keras, sementara beberapa juga menyetujui pertanyaan Ino, semuanya memandang Amaterasu yang hanya tersenyum.
"Sebaliknya, Sasuke akan muncul lebih sering dari yang kau pikirkan, Ino" Jawab Amaterasu.
"Ayolah, guys. Aku sedang berusaha menikmati musiknya di sini" Ucap Naruto sedikit kesal.
Everybody Hands Up! Mata shita na Hero's Come Back!
Zujou kazoe yubioru Count Down
Ikuze Three, Two, One Make Some Noise!
Terlihat bayangan Lee remaja yang melakukan tendangan diikuti dengan Naruto yang menyiapkan rasengan dengan bunshin.
"Shit! Bahkan saat remaja aku masih menggunakan bunshin untuk membuat rasengan" Gumam Naruto saat melihat layar.
Kembali ke layar, muncul Neji remaja dan Tenten remaja yang membawa banyak senjata. Lalu dari belakang Tenten, muncul Temari dan Kankuro yang terlihat remaja.
Muncul lagi Naruto yang menghitung mundur dari dan melakukan pose meremehkan. Layar berganti menjadi mode hitam putih dan menampilkan beberapa orang, Jiraiya, Tsunade, dan Iruka dalam satu layar, tim 7 dan 8 dalam satu layar.
"Hei, itu aku!" tunjuk Ino melihat seorang gadis di sebelah Shikamaru remaja.
"Wow, aku seksi. Dan lihat itu, Hinata menjadi sangat anggun" Lanjut Ino.
Sontak, mereka semua memperhatikan gadis lain di layar yang memang terlihat anggun. Hinata hanya bisa menundukkan kepalanya.
Layar kembali berubah menunjukkan Kankuro yang terluka, Temari, dan seorang nenek tua.
"Who?"
"Nenek Chiyo, kunoichi merepotkan dari Suna" Jawab Jiraiya menghela nafas.
Layar kembali berubah menampilkan Naruto dan Sasuke yang saling membelakangi
Mou tashou no RISK wa kakugo desho
Nankai koronda tte tatsu (Get It On)
Nareai ja naize kamihitoe no SESSHON
Iriku nda kanjou kizukiageta kesshou
Mode layar kembali normal dan menampilkan Gaara remaja yang mengulurkan tangannya, yang pada akhirnya tubuhnya terbang menjadi butiran pasir.
"Suasananya terlihat sedih" Ucap Sakura saat melihat Gaara yang menghilang.
Wakiagaru kansei ga yuuki to naru
Tachiagareba ima ijou kurushimi tomonau
Soredemo saigo wa kitto warau
Subete sarau shouri to kansei
Layar berganti. Kali ini terlihat Kankuro, Temari, Sakura dan Naruto berusaha menggapai sesuatu, dan terlihat sebuah tangan berusaha menggenggam butiran pasir yang jatuh.
"Sangat" Ucap Ino melihat Sakura.
Everybody Stand Up! Agero kyou ichiban no jikan da
Me ni mo tomoranu SPEED HUNTER
Daremo ga mina toriko kanban Yeah ! (Come On !)
Layar berganti menjadi sebuah tempat yang gelap dengan corak merah. Di sana terdapat beberapa orang dengan berbagai bentuk, ada yang berdiri, bungkuk, dan sesuatu yang tampak layaknya tanaman venus.
Satu-satunya yang menyamakan mereka adalah jubah awan merah yang mereka kenakan.
"Akatsuki"
Semua yang mengenali mereka langsung menatap tajam seolah tatapan mereka dapat menembus layar itu.
Layar mendekat pada grup tersebut, memperlihatkan beberapa anggotanya.
Pria dewasa yang memiliki mata sharingan.
"Cih"
Sasuke memandang orang itu dengan tajam.
Di sebelah orang itu, seorang yang bungkuk dengan ekor kalajengkik di belakangnya.
Di sebelahnya, seorang pria berambut pirang panjang yang menunjukkan telapak tangannya yang memiliki sebuah MULUT.
"Ewwww" Hampir semua orang yang melihat di sana bergidik ngeri.
Sedetik kemudian layar berubah menampilkan seseorang, memiliki mata semerah darah, taring layaknya hewan buas, lengkap dengan kuku yang terlihat seperti cakar, berusaha menerkam ke depan.
"UWAAAA"
Semua terkejut, bahkan Naruto sampai terduduk di tempatnya saking kagetnya begitu melihat makhluk itu.
"Sudah kuduga aku seharusnya duduk dari tadi" Gumam Naruto kesal.
"Ap-apa itu?" Tanya Ino takut.
Sayangnya pertanyaan Ino tidak dijawab oleh semua orang, orang dewasa di ruangan itu hanya diam sembari memalingkan wajah mereka.
Everybody Hands Up ! Mata shita na Hero's Come Back !
Zujou kazoe yubioru Count Down
Ikuze Three, Two, One Make Some Noise !
Layar berubah, menampilkan Kakashi, Sakura, dan Naruto yang siap melakukan perjalanan di dataran pasir. Saat itu juga layar itu mati menandakan video telah selesai.
Beberapa ada yang mengeluarkan nafas mereka, entah sejak kapan mereka menahan nafas.
"Baiklah. Kalian bisa istirahat sembari membahas apapun" Ucap Amaterasu sambil menepukkan kedua tangannya.
"Sejauh apa masa depan yang kita lihat dengan masa ini?" Tanya Neji pada Amaterasu.
"Oh. Maksudku membahas adalah kalian bisa saling berdikusi, aku tidak akan menjawab atau menjelaskan apapun. Apapun yang kalian lihat dari layar, kalian bebas mengartikannya" Jelas Amaterasu.
Tsunade mendesah, setidaknya Amaterasu tidak akan membongkar apapun, BELUM. Cepat atau lambat, Tsunade tahu mereka semua akan melihat rahasia Naruto.
"Hmm. Terlihat dari fisik para genin, kelihatannya waktu telah lewat sekitar 2 sampai 3 tahun" Jelas Shikaku.
Shikamaru menganggukkan kepalanya.
"Yang artinya kita masih punya waktu untuk mempersiapkan segalanya, sudah kuduga ini akan merepotkan"
"Membahas ini tidak akan menghasilkan apapun, kita harus melihat lebih banyak untuk tahu" Ucap Neji.
Semuanya mengangguk mempersiapkan diri untuk melihat video berikutnya.
.
.
Kembali lagi. Sambil menunggu ide untuk fic lain, aku membuat fic ini hanya untuk mengisi beranda fanfic.
Di sini settingnya sebelum kepergian Sasuke, bedanya di fic ini Lee lebih cepat sembuh daripada canon.
Akhir kata,
Ags, Out
