Konoha Highschool atau yang biasa dikenal dengan singkatan KHS adalah sekolah yang berada di kota Konoha, sekolah ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: Sekolah khusus perempuan (All Girls) yang selalu menghasilkan lulusan perempuan terbaik di Konoha maupun Jepang, kemudian sekolah yang lainnya, yakni Sekolah khusus Laki-laki (All Boys) yang identik dengan kenakalan dan kekuatannya yang melegenda.

KHS (Boys) selalu menjadi sekolah terkuat di Kota Konoha dibandingkan dengan sekolah tetangga yaitu Shika Commerce dan Inuzuka Industrial High. KHS selalu menjadi sekolah berandalan nomor 1 di Jepang.

Karena perbedaan kekuatan yang sangat jauh berbeda. KHS Boys memiliki sejarah tersendiri. Yaitu tidak ada satupun orang 'gila' yang bisa menyatukan sekolah berandalan ini. Karena kekuatan setiap murid di sekolah ini bisa dibilang hampir setara dan memiliki banyak Fraksi sehingga cukup sulit untuk menyatukan mereka semua. Lalu. . .-

"Tunggu, jadi sekolah ini belum pernah bersatu dibawah satu pemimpin, begitu?" tanya seorang remaja berambut kuning nyentrik ke temannya yang memiliki rambut yang berwarna coklat gelap yang diikat sehingga terlihat menyerupai nanas.

"Huh. . . Seenaknya saja memotong pembicaraan orang lain. . . Iya sekolah ini belum pernah bersatu sejak generasi pertama sampai sekarang" Ujar pemuda berambut nanas dengan wajah kesal.

"Lagipula Generasi pertama itu sangat buruk karena KHS Boys terbagi menjadi 2 Fraksi besar, yaitu: Konoha Folk dan Uchiha Empire. Walaupun Uchiha Empire sering kalah tapi mereka tetap tidak mau tunduk pada Konoha Folk, jadi karena itulah KHS sama sekali belum pernah bersatu dibawah satu pemimpin. Hoam mendokuse" Tambah si pemuda nanas sambil menguap dengan malas.

"Bukannya itu tidak adil yah? Mereka kalah tapi tidak mau mengakui kekalahaan mereka?. Baguslah itu malah membuatku tambah bersemangat untuk melihat seberapa hebat Sekolah yang katanya melegenda itu!" ujar Pemuda pirang tersebut dengan bersemangat.

"Oh iya aku ada ide, Shikamaru!" tambah Pemuda kuning tersebut ke pemuda berambut nanas yang bernama Shikamaru itu.

"Jangan bilang kau mau menyatukan Sekolah ini. nee baka Naru? hoam mendokuse" balas Shikamaru teman pirangnya yang diketahui bernama Naruto sambil menguap.

"Hehe kau tau saja apa yang kupikirkan, nee Putri Tidur, jadi apa kau mau membantuku mewujudkannya, Shikaneru?" pinta Naruto dengan mata yang berbinar - binar penuh harap.

"Apa-apaan katamu itu? Kau bicara seperti mengajak seseorang untuk menjadi pacarmu, dan hey apa-apaan panggilan Shikaneru itu?!" tanya Shikamaru sambil men-deathglare Naruto.

Naruto yang ditatap seperti itu hanya tersenyum menunjukan gigi putihnya tanpa memperdulikan perkataan dari Shikamaru tersebut.

"Soalnya kau menguap terus jadi kurasa cocok kalau namamu diganti Shikaneru saja nee? shishishi" balas Naruto menunjukan ekspresi watados sambil tertawa renyah.

"Hahh, Baiklah kalau begitu, lagipula itu salah satu tujuanku bersekolah disini" ujar Shikamaru sambil tersenyum.

"Makasih teman" ujar Naruto tersenyum sambil menepuk punggung dari Shikamaru.

"Ehh ini sudah jam berapa? Apa kita tidak terlambat?" Tanya Naruto sambil mengorek 'bola emas' yang ada di dalam hidungnya, kemudian dia menyentilnya ke mulut Shikamaru yang sedang menguap dengan indahnya.

"Huek ohok ohok" batuk yang sangat indah dari Shikamaru.

"Apa yang kau lakukan bajingan?! Kau ingin ku bunuh hah?!" Ujar Shikamaru dengan murka, ya tentu saja dia murka karena apa-apaan itu? Naruto dengan seenak dengkulnya menyentilkan sesuatu benda yang benar-benar menjijikan ke dalam mulut Shikamaru yang sedang menguap manja itu!.

"Shishishi, makanya jangan menguap terus. Jaa na aku duluan" ujar Naruto tanpa rasa bersalah berlari meninggalkan Shikamaru yang masih berusaha memuntahkan 'bola emas' Naruto yang tadi disentil masuk ke dalam mulutnya tersebut.

"Hoek. Hey tunggu aku dasar Rubah sialan! Akan kubunuh kau, tunggu saja sialan!" Ujar Shikamaru sambil berlari mengejar Naruto, dengan kecepatan penuh ala keluarga Nara(?).

Siapa yang tidak kaget coba? Shikamaru yang terkenal mager level dewa Jashin(?) bisa berlari secepat itu?.

Sungguh, cuma Naruto yang bisa membuat Shikamaru 'bersemangat' dipagi hari yang cerah ini.

Hahh sungguh pagi yang sangat indah.


.

.

.

.

.

.

.

.

"I'm the King"

.

.

.

Desclaimer: [Naruto] Masashi Kishimoto

Created by: Holocaust

Genre: Action, comedy, school, martial arts, slice of life, etc

Pairing: no pair for today my friend

Warning: Typo berantakan , Alternative Universe, OOC, NoMagic, NoChakra, Just a regular human! and many more

Summary: Konoha Highschool (Boys) sekolah berandalan nomor 1 di Jepang yang dalam sejarahnya belum ada yang bisa menaklukan sekolah itu karena kekuatan murid-muridnya bisa dibilang setara satu sama lain. Dengan tekad yang kuat, Naruto berkeinginan untuk menjadi orang pertama yang menguasai KHS Boys, mampukah dia? Ganti judul.

.

.

.

.

.

.

.


Aula Sekolah

Terlihat sekumpulan murid-murid kelas 1 yang tengah berbaris 'rapi' mendengarkan pidato dari Kepala Sekolah KHS dengan tatapan dongkol, jika ditanya apakah mereka bosan? Tentu saja mereka bosan, siapa yang tidak bosan coba jikalau kau mendengar lebih dari 30 menit celotehan non-stop dari Kepala Sekolah KHS yang panjang kali lebar kali tinggi kali-kali itu?.

Muak dengan pidato bodoh itu, para murid mulai bercengkrama satu sama lain dengan murid yang lainnya. Well cara bercengkerama mereka bisa dibilang agak unik dibandingkan dengan cara bercengkerama orang yang normal. Yakni masing-masing dari mereka saling melempar aura intimidasi seakan-akan mereka menandakan bahwa ini adalah area kekuasaan mereka sendiri, karena disini yang kuatlah yang berkuasa.

Dan ketika sang Kepala Sekolah menutup pidatonya, ia kemudian meninggalkan aula beserta jejeran para guru. Hal itu otomatis memicu pertarungan yang bertajuk Freshmen War jilid 40. Pertarungan ini dibuka oleh anak kelas 1 yang memiliki ciri kulit yang pucat dan disertai dengan senyuman yang aneh diwajahnya. Ia memukul murid yang ada di depannya sehingga murid yang dipukul tersebutpun terlempar kebelakang sehingga mengenai murid lain yang terkena murid yang terlempar tersebut sehingga hal itu memicu murid lainnya untuk ikut-ikutan saling memukul sana sini.

Hahh dasar anak muda.

Di sudut ruangan terlihat 2 orang remaja yang baru masuk aula, salah satunya pemuda berambut kuning yang wajahnya dihiasi benjol yang 'Indah' dan di sampingnya ada pemuda lain yang memiliki rambut yang diikat keatas berbentuk layaknya nanas sambil menguap dengan lebar.

"Huhh kau jahat sekali Shika, selalu saja memukulku seperti gorila yang kehilangan pisangnya" Ujar Naruto dengan wajah yang penuh dengan benjolan indah.

"Kheh, salahmu sendiri, berkat kau aku harus berlari dan membuat staminaku terkuras habis!" Ujar Shikamaru dengan wajah pucat.

"Dan berkat kau juga setelah ini aku harus tidur selama 12 jam untuk mengisinya" tambah Shikamaru dengan nada sinis dan dengan tatapan yang amat sangat mengerikan yang ia arahkan kepada Naruto.

"Lari ataupun tidak, tetap saja kau tidur dasar pemalas, dan apa-apaan dengan tidur 12 jam itu? kau mau simulasi mati atau apa? Hahh selalu saja mencari alasan supaya bisa tidur" gumam Naruto sambil ber-sweatdrop ria mendengar alasan yang menurutnya semi masuk akal dari sohibnya itu.

"Oy Naruto, Shikamaru!" Panggil seseorang bertubuh besar berambut coklat panjang dengan gakuran terbuka sambil makan keripik kentang dengan santai tanpa memperdulikan kerumunan murid-murid yang mulai berkelahi satu sama lain di sekelilingnya itu.

Naruto dan Shikamaru menoleh kesumber suara, dan mulai tersenyum kearah orang yang memanggil mereka.

"Woo hai Chouji? kau sekolah disini juga?" ujar Naruto dengan mata yang berbinar-binar dengan satu tangan yang mulai masuk ke bungkus keripik yang dimakan Chouji, dan mulai memakan hasil 'jarahannya' tersebut.

"Kheh, Kukira kau masuk di sekolah ayahku, taunya kau disini heh?" ujar Shikamaru sambil menerima operan keripik dari Naruto, well dia belum sarapan karena keburu dibangunkan oleh si pemuda berambut kuning disampingnya itu.

"Yah seperti kau tidak mengenalku saja, lagipula di Shika Commerce dilarang makan saat jam belajar" ujar Chouji dengan wajah yang serius.

"Kau tahu, saat aku di beritahu oleh ayahmu paman Shikaku soal larangan makan saat jam belajar, aku langsung menarik berkas pendaftaranku dan kabur, tanpa makan di jam belajar bagaikan mimpi buruk kau tahu?" tambah Chouji menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan yang menurutnya tidak adil itu, menghiraukan bahwa keripik yang dia pegang isinya mulai 'menghilang' sedikit demi sedikit akibat 'penggelapan' yang sejak tadi terjadi.

Naruto dan Shikamaru hanya bisa ber-sweatdrop ria dikarenakan penjelasan yang absurd dari sahabat mereka itu.

"Ohiya, ada apa dengan wajahmu Naruto? Apa kau dikeroyok lagi? Kali ini berapa orang? 50? 100?" tanya Chouji secara beruntun sambil menunjukan wajah serius.

"Hahh, soal ini kau tanyakan saja pada si putri tidur ini" jawab Naruto sambil menjilat jarinya bekas bumbu keripik hasil 'jarahannya'.

*Munch* *Munch* *Gulp*

"Hey sudah kubilangkan, aku korban disini, lagipula siapa suruh kau membuang 'emasmu' di sembarang tempat hah?!" ujar Shikamaru setelah menelan semua keripik yang diberikan Naruto kepadanya.

"Hoo jadi begitu" ujar Chouji memaklumi sambil mencoba meraih keripik kentangnya dan yang dicari pun tidak ada, kemudian dia menatap kedalam isi bungkus keripiknya dan menyadari bahwa keripiknya telah habis tanpa sisa.

Naruto yang menyadari hal itu kemudian segera pergi meninggalkan tempat itu dengan gerakan mengendap-endap dan tak lupa menarik kerah baju dari Shikamaru untuk ikut kabur bersamanya.

Jika mereka tidak kabur dari tempat itu, percayalah mereka akan benar-benar dihabisi oleh sahabatnya sendiri, well siapa juga yang mau melawan gajah ngamuk? Mereka sih masih mau hidup dengan tenang layaknya pemuda pada umumnya(?).

Sadar keripiknya telah habis dengan kecepatan tidak masuk akal, Chouji pun mulai menduga - duga kalau keripiknya diambil oleh Naruto, ketika Chouji mengadahkan kepalanya kedepan, dia tidak mendapati sosok dari kedua sahabatnya tersebut.

Dalam hitungan detik wajah Chouji tiba-tiba berubah warna menjadi merah dan telinganya mengeluarkan uap(?) menandakan bahwa dia sedang murka.

Alangkah sialnya tiba-tiba ada seseorang yang datang kearahnya dan menghantamkam kepala Chouji dengan sebuah kursi besi.

*Dugh*

Si pemukul tersebutpun heran, karena orang yang dia pukul tak berteriak kesakitan atau memasang ekspresi kesakitan, bergeming pun tidak. Kemudian tanpa aba-aba, Chouji berbalik dan mulai memukul orang itu secara membabi buta.

Tanpa sadar Chouji masuk kedalam pertarungan untuk memperebutkan predikat Raja kelas 1.

.

.

.

.

.

.

Ditengah pertarungan yang terjadi di aula.

Terlihat seorang pemuda berkacamata hitam yang memakai jaket abu-abu didalam gakurannya. Jika dilihat dengan seksama, pemuda itu tengah sibuk memberikan pukulan secara teratur kearah anak kelas 1 yang datang kepadanya dengan niat yang buruk. Walaupun gerakannya lambat akan tetapi ketika mengenai seseorang, maka orang itu akan terpental saking kuatnya pukulan itu.

*Phew*

"Kurasa bermain-main dengan kalian cukup melelahkan" ujar pemuda tersebut sambil merapihkan jaketnya.

"Jadi, mari saling membunuh?" tambah pemuda tersebut dengan nada yang sangat dingin sambil menerjang masuk kedalam kelompok anak kelas 1 yang sedang bertarung layaknya binatang buas itu.

.

.

.

.

.

.

Disisi lain dari gerombolan anak kelas 1 yang sedang bertempur satu sama lain, terlihat seorang pemuda berkulit pucat sambil tersenyum palsu berdiri diantara 10 orang yang telah pingsan dan tersisa seorang lagi yang sedang ia injak wajahnya tanpa rasa kasihan.

"Guhh, lepaskan kaki kotormu dariku bangsat!" Ujar pemuda yang di injak tersebut sambil menahan kaki pemuda yang menginjaknya.

"Maaf tapi aku tidak bisa melepaskannya jika kau belum menjawab pertanyaan yang tadi aku tanyakan" balas santai pemuda berkulit pucat itu yang wajahnya masih dihiasi dengan senyum palsu itu.

'ini adalah tugas yang diberikan oleh Neji-san kepadaku jadi aku tidak boleh gagal' batin pemuda itu yang masih belum melepaskan injakkannya dari orang yang berada dibawahnya.

"Baiklah akan ku ulangi pertanyaanku, Jadi bagaimana kau mau masuk ke dalam Fraksiku kan?" Ujar pemuda tersebut sambil tersenyum palsu tanpa memperedulikan lawannya yang bisa saja mati karena ia tiba-tiba menguatkan pijakannya itu tidak peduli.

"Dalam mimpimu bangsat! Cuh" tanpa diduga-duga pemuda yang diinjak itu meludah kearahnya. Entah ini bisa dikatakan beruntung atau sial, karena ludahnya tersebut tepat mengenai wajah pucat dari pemuda yang sedang menginjakkan kakinya diwajahnya itu.

"Aku anggap itu sebagai jawaban Iya!" pemuda berkulit pucat tersebut mulai mengembangkan senyum sadisnya, kemudian dia mengangkat sedikit kaki kanannya dan kemudian tanpa rasa belas kasihan ia langsung menghentakannya dengan kekuatan penuh kearah wajah pemuda yang ada di bawahnya tersebut sambil menggesek-gesekan kakinya ke wajah pemuda yang malang itu.

Pemuda yang sedari tadi diinjak pun akhirnya pingsan akibat dari kuatnya injakan dari pemuda pucat tersebut, sadar bahwa musuhnya telah pingsan, pemuda pucat itu kemudian mengelap wajahnya menggunakan sapu tangan yang baru saja ia keluarkan dari saku baju bagian dalam gakurannya.

Setelah membersihkan wajahnya ia kemudian meletakan kembali sapu tangan miliknya itu ke tempatnya semula, kemudian pemuda pucat tersebut mengambil inisiatif untuk pergi ke tengah kerumunan yang sedang bertarung satu sama lain, tentu saja untuk mencari mangsa yang baru, akan tetapi baru saja ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba ia merasakan kalau seseorang tengah menepuk pundaknya.

*Puk*

Pemuda dengan senyum palsu itu menoleh, dan secara tidak langsung membuat senyumnya semakin melebar setelah melihat siapa yang telah menepuk pundaknya tersebut.

"Heh, kau pikir bisa lari setelah mengalahkan anak buahku dengan keji. Hm, Shimura Sai?!" Tanya seseorang dengan 'tato' berbentuk segitiga terbalik berwarna merah diwajahnya dengan penuh amarah.

Kemudian pemuda bernama Sai itu memutar badannya dengan cepat sambil menggunakan gerakan menyikut yang ia arahkan ke wajah pemuda yang ada di belakangnya, akan tetapi sikutannya hanya mengenai udara kosong karena pemuda tersebut sudah terlebih dahulu menghindari serangannya dengan gerakan cepat, yakni mengambil beberapa langkah ke belakang guna menghindari sikutan tersebut.

"Kau masih lincah seperti biasanya, hm Inuzuka Kiba-kun" Ujar Sai sambil tersenyum palsu.

Mereka menatap satu sama lain dengan seringai yang terpampang jelas diwajah mereka masing-masing, beberapa detik kemudian mereka memasang gestur bertarung untuk memulai perkelahian, Kiba dengan gestur Street fightnya dan Sai dengan gestur Judonya.

Dengan mengambil inisiatif serangan, Kiba mulai maju dan memukul membabi buta, Sai yang dikejutkan dengan serangan dadakan tersebut pun mundur beberapa langkah sambil menahan pukulan yang mengarah kepadanya.

Menyadari hal tersebut tak berguna. Kiba mencoba mencari celah dengan mengangkat kaki kanannya untuk melakukan tendangan kearah rusuk Sai, akan tetapi hal itu gagal lagi karena tendangannya berhasil ditangkis oleh Sai.

Tak habis akal, Kiba kemudian memutar badannya sambil melompat dan kemudian melakukan Spinning Back Kick dengan menggunakan kaki kiri yang sukses mengenai wajah Sai dengan telak.

Tak berhenti di situ Kiba mulai melancarkan serangannya dengan melesakan tinju kanannya keperut yang ternyata berhasil mengenai Sai dengan telak. Kemudian ia menarik kepala Sai menggunakan kedua tangannya kearah lutut kanannya yang sudah ia angkat.

*Bugh*

Lututnya ditahan menggunakan kedua tangan Sai, kemudian Sai melakukan Counter Attack dengan menyikut tulang rusuk Kiba sehingga pegangan Kiba terlepas dari kepala Sai, tak berhenti disitu Sai dengan cepat meraih tangan kanan Kiba dan membantingnya kelantai dengan sangat keras,

*Dumm*

"Guhahh!" Setelah sukses membanting Kiba, Sai dengan cepat menduduki perut Kiba dan meletakan lutut kanannya ketangan kiri Kiba dan menginjak tangan kanan Kiba menggunakan kaki kirinya, dan kemudian ia mulai memukul wajah Kiba tanpa belas kasihan.

*Bugh* *Bugh* *Bugh*

Sadar dengan posisinya yang tidak menguntungkan, Kiba mencoba mencari cara untuk lepas dari Ground Fight tersebut. Dia kemudian menghindari tangan kanan Sai dengan memiringkan kepalanya dan kemudian ia melakukan Counter yang cepat menggunakan kepalanya dengan cara menyundul hidung Sai hingga membuat hidung dari Sai sukses mengeluarkan darah, sehingga mau tak mau kuncian Sai pun terlepas akibat dirinya terjatuh kebelakang.

Perlahan Sai merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya yang ia yakin adalah darah, Sai kemudian membersihkan hidungnya yang penuh darah itu menggunakan lengannya, kemudian ia menatap nyalang kearah Kiba yang posisinya tidak terlalu jauh dari dirinya dan kemudian Sai pun berkata.

"You owe me one, I owe you one! I'm gonna break your fucking bones!" Sai yang sedari tadi memasang senyum palsunya tiba-tiba senyum itu hilang dari raut wajah pucatnya itu, dan sekarang senyum palsunya itu sudah digantikan dengan senyum yang sangat mengerikan, ia kemudian kembali bangkit dan langsung menerjang kearah Kiba yang baru saja berdiri dengan wajah yang bisa dibilang babak belur.

"Kheh, come and get it you Dumbass!" Balas Kiba yang juga menerjang kearah Sai.

.

.

.

.

.

.


Sisi Kiri - Aula sekolah lantai 2.

Terlihat tiga orang yang sedang menyaksikan Freshmen War tersebut.

"Itachi, apa Sasuke-kun tidak masuk di sekolah ini?" ujar seorang pemuda berambut jabrik berwarna hitam sambil mengamati Freshmen War yang sedang terjadi antara anak kelas 1 yang baru saja masuk itu.

"Bukannya Sasuke sudah memberitahumu kemarin kalau Dia akan masuk ke sekolah ini, Shisui?" tanya pemuda berambut panjang sebahu berwarna hitam bernama Itachi kepada pemuda bernama Shisui itu dengan tenang.

"Terus dia kemana? Apa dia tidak tau kalau Freshmen War sedang berlangsung?" ujar seseorang yang memakai topeng spiral serta rambut jabriknya yang hampir mirip dengan pemuda bernama Shisui itu.

"Dia sedang mengurus pendaftaran masuknya, mengingat dia baru pulang kemarin dari Tokyo Boxing Center untuk latihan" jawab Itachi kepada pemuda bertopeng itu.

"Hm, kuharap dia semakin kuat dan jika hal itu terjadi, maka kau harus membuatnya masuk kedalam Fraksi kita" ujar pemuda bertopeng tersebut sambil pergi meninggalkan tempat itu, sehingga hanya menyisakan Shisui dan Itachi saja yang masih setia menunggu pemenang dari Freshmen War tersebut.

.

.

.

.

.

.


Sisi Kanan - Aula Sekolah lantai 2.

Terlihat lima orang yang masing-masing memiliki pin bermotif awan merah yang tersemat dikerah gakuran mereka yang juga sedang menyaksikan Freshmen War tersebut.

"Kurasa anak yang pucat itu sangat hebat untuk seukuran anak kelas 1" Ujar pemuda berambut jabrik pendek berwarna merah.

"Lawan si pucat itu juga lumayan kuat, kurasa mereka seimbang" ujar Pemuda bertubuh besar yang memiliki bekas luka tiga garis seperti insang ikan di bawah kedua matanya.

"Lihatlah si gendut yang disebelah sana" ujar pemuda berambut kuning panjang yang berponi kiri sambil menunjuk kearah Chouji yang sedang melakukan Power Bomb.

"Dia sangat buas untuk seseorang yang bertubuh gendut, Un!" tambah pemuda pirang tersebut sambil menunjukan wajah tertarik.

"Apa kalian buta? Lihatlah pemuda yang memakai jaket dan berkacamata hitam itu, pukulannya sangat kuat" ujar pemuda berambut merah berponi kiri dengan menunjukan wajah serius.

"Bisakah kalian diam dan menyaksikan event tahunan ini? Kalian berisik sekali!" ujar pemuda berambut jabrik berwarna orange yang memiliki pin awan berwarna merah dengan garis emas disisi luarnya juga bertuliskan Taicho, menunjukan wajah seriusnya.

Tak lupa kelingking kanannya ia gunakan untuk mengorek 'emas' yang berada di dalam hidungnya, teman-temannya yang lain pun hanya bisa sweatdrop sambil membatin 'kenapa bisa aku mengikuti orang macam ini ya?'.

.

.

.

.

.

.


Ruang Guru.

"Maaf merepotkan dan mohon bimbingannya Ibiki Sensei" ujar seorang pemuda berwajah stoic sambil membungkukan badannya.

"Hm, Kau sudah bisa masuk sekolah lusa, berhubung berkas pendaftaranmu sudah lengkap" Ujar seorang yang bernama Ibiki menyimpan berkas yang diberikan kepadanya di dalam laci mejanya kerjanya.

"Hn Terimakasih" balas pemuda tersebut sambil tersenyum simpul dan kemudian ia mulai beranjak meninggalkan tempat duduknya tersebut.

"Ohiya, ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu, Uchiha Sasuke" ujar Ibiki yang secara tak langsung membuat Sasuke menoleh kearahnya.

"Kenapa kau mau masuk di sekolah ini?" tambah Ibiki dengan tatapan menyelidik.

"Simpel saja, untuk menjadi menguasai sekolah terkutuk ini" balas ringan pemuda yang bernama Sasuke itu dengan percaya diri.

'Dan untuk mendapatkan kepercayaan ayahku' sambungnya dalam hati.

"Hahh, kurasa kau tidak ada bedanya dengan yang lainnya, baiklah kau boleh pergi" ujar Ibiki dengan wajah depresi.

"Hn, kalau begitu saya undur diri" ujar Sasuke sambil meninggalkan ruangan tersebut.

"Sepertinya Uchiha Empire akan kembali berjaya huh, Fugaku-san?" Ujar Ibiki sambil menunjukan senyum yang mengerikan.

.

.

.

.

.

.


Dojou Hyuuga - Kediaman Hyuuga.

Terlihat seorang pemuda berambut panjang yang bagian ujungnya terikat berdiri dengan dipenuhi oleh keringat dan juga debu yang menempel dibaju khas Judonya, tidak lupa pemuda itu ditemani oleh 10 orang yang juga sama-sama memakai pakaian judo sedang terkapar didekatnya, ada yang pingsan ada juga yang memang sudah tidak bisa bangkit lagi akibat kelelahan, sepertinya hal itu disebabkan oleh pertarungan mereka melawan pemuda berambut panjang itu.

"Cukup" ujar seorang pria berumur sekitar 50 tahunan mendekat kearah satu-satunya pemuda yang masih berdiri ditempat itu. Kemudian pria itu melempar handuk kecil kearah pemuda tersebut yang dengan sigap ditangkap dengan mudah olehnya. Kemudian pemuda tersebut ber-ojigi sesaat setelah melihat pria yang amat sangat disegani disini mendekati dirinya

"Kau sudah berlatih keras hari ini, Neji" tambah pria tersebut.

"Ini masih sebelum seberapa Hiashi-sama, ini masih belum cukup untuk menaklukan sekolah terkutuk itu" ujar pemuda yang diketahui bernama Neji tersebut.

"Hm, aku mengerti, tapi kenapa kau tidak menghadiri penerimaan murid baru di KHS Boys? Bukannya kau tahu sedang terjadi Freshmen War?" tanya Hiashi dengan memasang wajah serius.

"Aku sudah menyuruh Sai anak dari Shimura-sama untuk mengurus hal tersebut, Hiashi-sama" ujar Neji Sambil membersihkan keringatnya menggunakan handuk yang tersemat dibahunya.

"Sai orang yang sangat kuat, dia adalah salah satu bagian dari rencanaku untuk menguasai kelas 1" tambah Neji memasang ekspresi percaya diri, tentu saja ini akan berjalan lancar karena bagaimanapun Sai lebih dari cukup untuk menaklukan angkatannya tersebut, setidaknya begitu pikirnya.

"Hm seperti itu, kau benar-benar anak Hizashi, kau memang cerdik dan juga picik" ujar Hiashi sambil tersenyum simpul beranjak meninggalkan Neji ditempat latihan itu.

"Makasih atas pujiannya, Hiashi-sama" balas Neji dengan membungkukan badannya sekali lagi kepada Hiashi yang sudah terlebih dahulu meninggalkan tempat tersebut.

.

.

.

.

.

.


Koridor Sekolah.

"Hahh, kau ini ada - ada saja, selalu buat orang lain marah" ujar Shikamaru sambil berjalan disamping Naruto.

"Shishishi, soalnya aku lapar, lagipula kau memakannya juga kan?" balas Naruto yang disertai tawa renyah andalannya.

Tak jauh dari situ terlihat seorang pemuda yang memiliki alis yang tebal dan berambut Bob hitam mengkilat tengah berlari kearah Naruto dan Shikamaru dengan kecepatan penuh tanpa memperhatikan sekelilingnya, hal itu terjadi karena dia tengah sibuk melepaskan diri dari lilitan tissue toilet yang melilit badannya tersebut.

"Sial kenapa jadi begini? Kurasa aku hanya menggunakannya sedikit" ujar pemuda tersebut ditengah acara berlarinya itu.

"Nee Shikaneru, kantinnya ada dimana? Aku lapar lagi" ujar Naruto sambil menoleh kearah Shikamaru tanpa memperhatikan seseorang yang berada 10 meter didepannya yang sedang berlari kearahnya.

"Nee Naruto, daripada mencari itu kurasa kau lebih baik memperhatikan jalanmu" ujar Shikamaru malas dengan menyadari bahwa sebentar lagi akan terjadi tabrakan antara dua orang makhluk?.

"Huh apa maksudmu?" tanya Naruto dengan wajah bingung.

"Tuh" ujar Shikamaru yang sudah begeser sejauh 2 meter sambil menunjuk Naruto objek yang dia maksud menggunakan dagunya.

Naruto kemudian menoleh kearah yang ditunjukan Shikamaru dan membulatkan matanya karena menyadari bahwa dia tidak bisa mengelak dari jarak yang sangat dekat itu 'Oh Shit' batin Naruto.

"Yess akhirnya lepas juga " ujar pemuda beralis tebal tersebut dan menolehkan kepalanya kedepan dan mau tak mau membulatkan matanya serta membatin 'huh kenapa hari ini aku sial sekali?'

Dan tabrakan yang tidak di inginkan pun terjadi

*Boom*

"Hoy! Apa-apaan kau hah?!" Ujar Naruto dengan jidatnya benjol seperti bakpao(?) Sambil menunjuk muka pemuda didepannya marah.

"Aduh duh duh duh, ma- maafkan aku" ujar pemuda berambut bob tersebut sambil memegangi benjol yang juga ada dijidatnya.

"Huhh dasar kau! Hmm ngomong-ngomong apa kau tahu dimana kantin sekolah ini?" tanya Naruto yang kembali tenang sambil memasang wajah lugunya.

"Ah i- iya, kantinnya ada di gedung sebelah barat sekolah ini" balas pemuda tersebut dengan bersemangat.

"Hahh aku payah soal barat dan timur, benarkan Shikamaru?" ujar Naruto sambil menoleh kearah Shikamaru yang tau-tau sudah tertidur pulas tanpa memperdulikan sekitarnya.

Tidurnya sih gak masalah, tapi masalahnya dia tidur dalam keadaan berdiri! Bahkan ingusnya membentuk gelembung, dihh!.

Hahh dasar putri tidur

"Jadi bisakah kau menunjukan dimana jalannya, Alis tebal?" ujar Naruto dengan wajah yang berbinar.

"I- iya, ikut aku sebelah sini" balas pemuda tersebut dengan raut kebingungan setelah melihat kejadian langka didepannya, menghiraukan kejadian itu ia kemudian dengan antusias menunjukan arah dimana kantin sekolah ini berada kepada pemuda yang baru saja ia tabrak itu.

.

.

.

.

.

.


Kantin Sekolah.

"Uwooo, besar juga yah? Ngomong - ngomong terimakasih banyak ya, Alis tebal!" ujar Naruto dengan memasang wajah yang berbinar-binar.

"Hehehe, sama-sama Rambut Tai-san" balas pemuda tersebut sambil mengacungkan jempolnya serta menunjukan gigi putihnya yang mengkilat itu.

*Bugh*

"Aww, pukulan itu untuk apa Rambut Tai-san?" ujar pemuda tersebut sambil mengelus kepalanya yang benjol akbiat pukulan Naruto.

"Itu karena kau mengina rambutku Alis tebal!" ujar Naruto dengan amarah yang meluap luap.

'Hiiii mengerikan' batin pemuda tersebut sambil menunjukan wajah ketakutan.

"I- itu Karena aku tidak tau harus memanggilmu apa" balas pemuda tersebut gelagapan.

"Ohiya hampir lupa. Namaku Namikaze Naruto tapi panggil saja Naruto, salam kenal shishishi" ujar Naruto sambil tertawa renyah.

"Oh Naruto toh, namaku Rock Lee panggil saja Lee, salam kenal Naruto-san" balas pemuda bernama Lee tersebut dengan semangat.

Awal dari sebuah era baru yang lebih brutal!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


To Be Continue ~.

Dari pertarungan diatas kita bisa menyimpulkan kelebihan dalam bertarung masing-masing dari karakter yaitu:

- Chouji yang memiliki defence yang mengerikan serta memiliki bantingan yang mematikan.

- Shino (pemuda berkacamata) yang memiliki power yang lumayan kuat.

- Sai yang memiliki endurance/ ketahanan tubuh yang lumayan hebat dan yang terakhir.

- Kiba yang memiliki Speed yang hebat.

Tersisa Naruto, Shikamaru, Sasuke, Neji dan Lee yang kelebihannya akan terjawab di chapter-chapter selajutnya.

.

.

.

.

.

.

Sekian Terimakasih~.