Pair: Ino x Sasuke
Rate: T
Di pagi hari yang ceria, bak matahari di serial kesukaan anak-anak muncul menerangi langit kota Konoha. Seorang gadis bersurai pirang panjang itu terbangun dari tidur. Ia menguap, lalu membuka matanya. Setelah menegak segelas air putih yang ada di meja yang terletak di sebelah tempat tidurnya, barulah ia bangun dan menyingkap gorden.
"Aw, silau man," ucapnya seketika sadar dari rasa kantuk. Diambilnya kacamata berwarna hitam.
"Anjay, kayak mau ke pantai aja gue make kacamata hitam," ucap gadis itu pada dirinya sendiri dan tertawa sendiri.
Hari ini hari Rabu dan seperti hari-hari biasanya, ia harus pergi ke kampus. Ia meraih ponselnya, membuka aplikasi kamera, lalu mengambil selfie pagi sebelum akhirnya diunggah di semua akun sosial medianya. Biasa, influencer sok nge-hits.
"Hm... caption-nya apa ya?" tanyanya pada diri sendiri.
"Gimana kalau gini... Kusambut pagiku dengan sebuah senyum. Seperti senyuman matahari di serial Teletubbies," ucapnya sambil mengetikkan hal yang sama di atas ponselnya.
"Ah, jelek banget!" jempol tangannya menekan tombol delete, lalu ia memikirkan ide lain.
"Aha... Matahari aja senyum, masa kamu cemberut sih..." ucapnya bermonolog. "Anjir, alay banget sih. Gajelas!" lanjutnya sambil mengumpat.
"Okay, gue nemu kata-kata yang bagus di pinterest. Every day is a new beginning. Take a deep breath, smile, and start again." Jari jemarinya dengan lincah mengetikkan kata-kata motivasi nan estetik itu. Satu detik berlalu, like dan komentar pun berdatangan. Biasa, selebgram.
Setelah membaca beberapa komentar, barulah ia mengambil handuk dan dalaman, lalu masuk ke kamar mandi. Setengah jam berlalu, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk berwarna lilac melilit tubuhnya dan juga handuk kecil menutupi rambutnya yang basah. Ia melepaskan handuk kecil yang menutupi kepalanya dan menggantungkannya di atas rak jemuran yang berada di balkon kamarnya. Setelah itu, ia mengambil hairdryer.
Setelah rambutnya kering, ia segera memakai kemeja berwarna putih dan rok midi berwarna coklat bermotif kotak-kotak. Ia menyisir rambutnya kemudian mengikatnya ala pony-tail. Ia merapikan kamar dan menyapunya, lalu turun ke lantai satu untuk menyantap sarapan bersama ayah dan ibu tercinta.
"Good morning, my love," sapa ayahnya.
"Good morning, Daddy~ yuhu... Bagaimana tidurnya semalam, Dad?" balas Ino ceria, seperti biasanya.
"Nyenyak sekali. What about you, Baby?"
"Ofc, nyenyak banget pokoknya." Ino melirik ibunya yang sedang membawa dua piring sandwich tuna. "Oh, Mom... lemme help u."
Dengan senang hati wanita paruh baya itu menyerahkan dua piring tersebut kepada putri tercinta. Ia kembali lagi ke dapur dan mengambil minuman. Keluarga mereka merupakan keluarga kaya, namun mereka menyukai privasi, terlebih lagi ibunya hanyalah ibu rumah tangga sejak menikah dengan ayahnya, jadi yang mengurus rumah adalah ibunya seorang, meskipun sesekali Ino ikut membantu.
Selesai menikmati sarapan, Ino kembali ke kamarnya. Ia masuk ke kamar mandi dan berkumur-kumur, setelahnya ia berdandan di depan cermin. Puas dengan hasil make up-nya yang flawless, ia segera mengambil tote bag, memakai kaos kaki, dan memakai sepatu kets berwarna putih.
"Mom, Dad, aku berangkat dulu!" teriak Ino selama menuruni anak tangga.
Sesampainya di depan pintu rumah, ia bertemu dengan kedua orangtuanya. Mereka saling memberikan kecupan singkat di pipi dan di kening.
"Bye-bye!" ucap Ino seraya melambaikan tangan.
"Bye-bye sayang, take care!" ucap ibunya yang berkebangsaan Belanda.
"Jangan telponan sambil nyetir dan jangan tiktok-an di mobil, Sayang," ucap ayahnya.
Ino hanya tertawa kecil mendengarnya. Dia pernah tiktok-an pas di lampu merah, lalu kendaraan yang ada di belakangnya marah-marah dan membunyikan klakson karena lampu telah berubah warna menjadi hijau, dan dia tak kunjung bergerak.
'Sabar, video with high quality butuh retake berkali-kali. Jadi selebgram plus seleb TT gak gampang tau. Hayo, mikir apa pas baca TT?' batin Ino jahil.
Ia menyalakan mobilnya dan segera melesat ke kampus. Jalanan tampak padat dan ia terjebak macet di lampu merah.
"Huft, pagi-pagi gini udah macet aja. Bikin bad mood. Ngapain sih harus ada perbaikan jalan di sebelah sono!" ucap Ino frustasi karena bosan.
Ia mengalihkan perhatiannya pada ponsel yang memiliki lambang mangga digigit kelelawar itu dan mengscroll Tiktok. Dirinya menemukan sebuah video menarik dengan sounds DJ jedag-jedug.
"Wah asik nih buat joget!" ucapnya bersemangat.
Ia retake berkali-kali hingga kepalanya migrain gara-gara capek geleng-geleng kepala berkali-kali. Tanpa ia sadari lampu lalu lintas telah berubah warna menjadi hijau.
"TIN! TIIIIN! TIN! TIIIIN!" suara klakson saling sahut menyahut.
Ino tersadar dan segera mengegas mobilnya kalap hingga ia menabrak mobil yang ada di depannya.
"Bruk!"
"SHIT!!!" umpatnya terkejut. Tubuhnya terpental akibat reaksi berhenti mendadak. Ino menyalakan kamera ponselnya dan mulai merekam siaran langsung di instagram. Sempat-sempatnya bikin konten, astaga.
"Nabrak mobil orang check!" ucapnya dengan ceria, padahal aslinya dia rada kesal.
Seorang pemuda tampan keluar dari mobil mewahnya dan membuka pintu mobil Ino dengan kasar.
"Kalau gak bisa nyetir gosah nyetir, Maemunah!" teriak seorang pemuda tampan bersurai raven. Ino terkejut melihatnya. Dia adalah Uchiha Sasuke, cinta pertamanya sekaligus mantannya di SMP dulu.
"SASKEH?!" pekiknya seraya menutup mulutnya menggunakan tangan kiri.
"Plot twist guys, ternyata gue nabrak mobilnya mantan gue astaga... Gak pernah nyangka bakal reunian sama mas mantan," ucap Ino melanjutkan acara live streaming.
"Cih! Keluar!" bentak Sasuke. Sial sekali dirinya ditabrak sama mantannya sendiri. Sasuke menyeret Ino hingga berhenti di belakang bumper mobilnya yang sudah sedikit hancur.
"Astaga, kalo bumper mobil lu rusak parah, berarti grill mobil gue hancur dong," ucap Ino watados, dirinya malah lebih mengkhawatirkan mobil kesayangannya dibandingkan milik orang yang telah ia tabrak.
"Holy shit!" umpat Sasuke seraya mengacungkan kedua jari tengahnya.
Sasuke adalah seorang bad boy. Telinganya ditindik dan dia punya tato kecil bertuliskan nama Ino di dada bidangnya walaupun itu bukan tato permanen dan sekarang sudah hilang. Dulu, dia adalah bucinnya Ino, begitu juga sebaliknya. Namun, semenjak mereka berbeda sekolah di SMA, keduanya jarang berkomunikasi dan memutuskan untuk berpisah.
"Sasuke! Kata followerku, lu badass banget cuy," ucap Ino.
"Eh, rambut kuda! Matiin siaran langsungnya dan selesaikan urusan kita sekarang!" ucap Sasuke dengan nada yang tinggi. Di balik wajahnya yang dingin, dia adalah pria yang temperamental.
"Oke, oke, tarik napas dulu, Mas. Jangan esmosi," ucap Ino sedikit takut.
Setelah mematikan siaran langsung, barulah Ino kembali berkata.
"Jadi, salah saya di mana?" tanya Ino watados.
"Masih nanya juga?!" ucap Sasuke tak percaya. Ia menghela napasnya kasar.
Cuma ada satu orang yang bisa bikin Sasuke sangat sebal, yaitu Yamanaka Ino sang mantan kekasih. Sudah kenal sejak SD membuat dirinya merasakan benih-benih cinta. Bak gayung bersambut, ternyata sang pujaan hati juga memendam rasa padanya. Tapi semenjak mereka pindah sekolah, entah kenapa getaran aneh yang dulu mereka rasakan saat berduaan, bertatapan, bermesraan, dan ah... sudahlah! kini tidak ada sama sekali. Sekarang pun dirinya juga sudah memiliki kekasih bernama Haruno Sakura, seorang gadis manis bersurai merah muda yang sifatnya sangat feminim saat ada di dekatnya, namun berubah menjadi barbar saat tak ada dirinya. Tentu saja dia tahu, karena Sakura selalu heboh mengejar-ngejarnya dari awal MOS SMA.
"Bercanda ih! Masih kek dulu ya, lu PMS-nya tiap hari. Yaudah, lu bawa mobil lu ke bengkel, ntar siang kabari gue berapa biayanya auto gue tf," ucap Ino. Biasa, sultan.
'Si Anjir! Belagu bener lu!' umpat Sasuke dalam hati. Dia gak mau sisi kerennya hilang gara-gara mengatakan hal seperti itu.
"Attitude lu kemana? Kalau lu yang nabrak, lu yang tanggung jawab bawa mobilnya ke bengkel dan ngurusin segala tetek bengeknya," ucap Sasuke.
"Hah? Tetek?" ucap Ino.
Sasuke mendorong tubuh Ino hingga menyentuh bumper mobilnya yang sudah hancur. Kedua tangannya menghimpit Ino. Ia menatapnya dengan tajam.
"Masih mau bercanda?" ucapnya dingin.
"Glek!" Ino meneguk ludahnya dengan kasar. Sasuke mengamati asetnya dan memberikan tatapan nakal yang sensual. Pria itu hanya bermaksud untuk menggodanya, tidak lebih. Ino tahu itu, tetapi kenangan beberapa tahun yang lalu kembali terlintas di benaknya. Dulu, hal seperti ini sangat lumrah terjadi antara dirinya dengan Sasuke. Apakah ia merindukan sosok yang ada di depannya? Entahlah, Ino tak yakin dengan perasaannya.
Saat Sasuke hendak mengecup bibirnya, Ino segera mendorong mundur pemuda itu. Sasuke tersentak dan tersadar dengan perbuatannya barusan.
"Never mind, lu gak perlu bayar ganti rugi, tapi lu harus temenin gue ke bengkel," ucap Sasuke seraya menyeringai.
"Hah? Kuliah gue gimana dong?!" ucap Ino tak terima.
"Kan bisa lu ijin gak masuk sehari, lagipula grill mobil lu juga hancur kan?" ucapnya sinis.
Sasuke benar. Ino jadi semakin kesal.
"Ya sudah lah!" ucap Ino emosi. Ia menelpon seseorang.
"Moshi-moshi," ucap suara anggun di ujung telepon.
"Hinata, tolong ijinin gue ya hari ini. Gue nabrak mobil orang dan mobil kami sama-sama hancur, jadi kami mau ke bengkel dulu," ucap Ino.
"Hah? Ap- nabrak? Kecelakaan? Bagai-" ucapan Hinata terputus karena panggilan suara dihentikan secara sepihak oleh Ino.
'Maaf, Hinata. Nanti aku jelaskan jika semuanya sudah baik-baik saja,' Ino mengirimkan pesan kepada sahabatnya yang pemalu itu.
Setelahnya, Hinata agresif mengirimkan pesan membuat Ino mematikan ponselnya karena ia sedang tidak bisa membalas. Ia menghadap Sasuke.
"Puas, Lo?" ucap Ino dingin. Ia kesal setengah mati. Sasuke jadi heran, yang salah siapa, yang marah-marah siapa.
"Ya, bumper mobil saya dan grill mobil teman saya rusak. Saya sedang berada di jalan xxx kota xxx," ucap Sasuke kepada seseorang. Ia sedang menghubungi bagian resepsionis dari pihak bengkel langganannya.
"Baik, tim kami akan segera ke sana," ucap seorang wanita di ujung telepon.
"Baik." Sasuke memutus sambungan telepon. Ia melirik ke arah Ino.
"Lu kenapa sih bisa nabrak mobil gue?" tanya Sasuke heran.
"Gak tau. Hobi aja," jawab Ino asal.
"Jangan main-main," balas Sasuke.
"Siapa juga yang main-main. Jadi, gue tu sering khilaf tiktok-an pas di lampu merah. Yah terus emang sering kecelakaan juga sih," ucap Ino.
"Pfft... Hahahah," tawa Sasuke meledak. Rasanya, sudah lama ia tak tertawa puas seperti ini.
"Apanya yang lucu?!" ucap Ino sebal, bahkan nada suaranya meninggi.
Hari ini Ino pulang ke rumah lebih awal karena dirinya tidak pergi ke kampus. Setelah selama lima belas menit menunggu sambil berbicara dengan Sasuke, petugas dari bengkel datang dengan membawa kendaraan yang mengangkut mobil. Selama menunggu mobil mereka diperbaiki, Sasuke mengajaknya pergi ke rumah makan untuk makan siang bersama.
"Hufft..." ia menghela napasnya.
"Bisa-bisanya ketemu pantat ayam setelah empat tahun gak ada kabar," ucapnya bermonolog.
Ino membuka laci dan mengambil sebuah album yang berisi kenangannya bersama Sasuke. Dulu mereka sangat dekat dan saling mencintai. Tapi karena namanya cinta monyet, cinta mereka tak bertahan lama. Buktinya, gara-gara pindah sekolah saja bisa membuat keduanya bosan, hilang rasa, bahkan saling acuh tak acuh.
Ia memandangi foto-foto lamanya hingga ketiduran sampai sore. Begitu malam tiba, saat hendak makan malam- Ino menyalakan ponselnya kembali. Banyak notifikasi panggilan tak terjawab dan rentetan pesan dari Hinata.
"Sial, aku lupa ngabarin," umpat Ino.
Ia pun mengirimkan pesan, 'Aku sudah sampai di rumah daritadi. Maaf, aku lupa ngabarin dan aku juga ketiduran. Sekarang aku mau makan malam dulu, nanti aku telpon habis ini.'
Ino melihat postingannya tadi pagi dan membaca caption-nya. "Every day is a new beginning. Take a deep breath, smile, and start again. Halah sampah! Gue aja jalanin hari ini aja udah berat banget."
Setelah itu, ia baru tenang dan beranjak dari lantai kamarnya. Kakinya menuruni anak tangga yang terasa sangat banyak itu. Ia disambut oleh kedua orangtuanya begitu sampai di meja makan.
"Ino, kau tampak lesu, Sayang," ucap pria paruh baya bersurai pirang.
"Nak, baru bangun tidur?" tanya ibunya.
"Iya, Mom," balas Ino sekedarnya.
-TBC-
Hi!
Well, thanks for reading my new story!
If u enjoy it, please leave a comment!
See ya!
