The Story of Naruto and All the Cast belong to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuHinaNaru

Genre : Romance, Angst, Hurt/Comfort

12 hari sebelumnya.

Pukul 4 dini hari seharusnya menjadi waktu dimana orang-orang masih terlelap dalam tidurnya. Tetapi tidak dengan situasi di ruangan Hokage Konoha di mana sebuah pertemuan masih berlangsung. Lebih tepatnya interogasi terhadap salah satu mantan nukenin paling berbahaya konoha, yaitu Orochimaru yang juga merupakan salah satu dari tiga sannin legendaris konoha. Interogasi dilakukan oleh orang-orang berpengaruh konoha yaitu, Tsunade Senju yang merupakan mantan Godaime Hokage, Kakashi Hatake yang sedang menjabat sebagai Rokudaime Hokage, Shizune yang merupakan salah satu murid Tsunade dan saat ini menjabat sebagai asisten hokage, dan juga Yamato yang merupakan anbu konoha yang dulunya adalah satu-satunya korban eksperimen Orochimaru yang selamat dan saat ini ditugaskan untuk mengawasi segala gerak-gerik Orochimaru.

"Apakah kau bicara yang sebenarnya?". Tsunade bertanya pada Orochimaru.

"Aku sudah mengatakan semua yang ingin kau ketahui". Jawab Orochimaru dengan tenang.

"Maksudku, apakah kau jujur dengan pengakuanmu itu?". Tsunade memastikan kembali apakah Orochimaru bicara yang sebenarnya atau tidak.

"Tentu saja. Memangnya apa lagi yang ingin kusembunyikan? Aku adalah tahanan Konoha yang bisa kalian bunuh kapan saja, bukan? Lagipula selama lima tahun lebih ini kenapa baru sekarang kalian menanyakan pertanyaan itu padaku? ". Tanya Orochimaru heran.

"Ck Sudah berkali-kali kukatakan kau itu bukan tahanan... Kau itu satu dari banyak mantan nukenin kohoha yang dibebaskan dari segala hukuman...". Tsunade berdecak kesal.

"Heh memang benar aku adalah salah satu nukenin yang kalian beri kebebasan... tapi hanya kebebasan semu belaka... Katakan saja jika selama ini kalian masih tak percaya padaku... sehingga kalian menyuruh seorang anbu untuk selalu mengawasi gerak-gerikku setiap saat". Sindir Orochimaru sambil melirik Yamato.

"LALU APAKAH KAU MEMILIH MATI SAJA HA?". Tsunade naik pitam.

"Jika kau sering berteriak seperti itu keriputmu akan tambah banyak Tsunade." Orochimaru menyeringai sedangkan Kakashi, Shizune dan Yamato menahan tawa yang malah membuat empat sudut siku-siku muncul di kening Tsunade.

"A-APA KAU BILANG? DASAR KAU ULAR. KUBUNUH KAU SEKARANG". Hampir saja Tsunade melayangkan tinjunya jika tidak dicegah oleh Shizune dan Yamato di kedua lengannya.

"LEPASKAN AKU. AKAN KUBUNUH ULAR ITU". Teriak Tsunade.

"Tsunade-sama, sudah hentikan. Lagipula ini bukan pertama kalinya ia menyebut Tsunade-sama seperti itu". Shizune mencoba menenangkan yang malah membuat mantan gurunya itu tambah kesal.

"Shi.zu.nee". Tsunade mendesis membuat Shizune sadar akan perkataannya.

"Yare yare... Sebaiknya kita segera selesaikan interogasi hari ini". Kakashi akhirnya membuka suara dan membuat Tsunade menghentikan aksinya. Kakashi tahu apa yang akan terjadi jika mantan Hokage ke lima itu mengamuk di ruangannya. "Akan tetapi dimana benda itu sekarang?". Lanjutnya bertanya pada Orochimaru.

"Aku tak tahu dimana benda itu sekarang... Sejak aku mati dan dihidupkan kembali, aku tak pernah melihat benda itu lagi". Jawab Orochimaru serius membuat semua orang diam sesaat.

"Yugakure". Suara seseorang menginterupsi membuat semua yang berada di ruangan itu menoleh ke sumber suara. Pintu ruangan Hokage terbuka dan masuklah seseorang yang membuat seisi ruangan terkejut melihatnya.

"Sasuke?". Semua orang kaget.

"Benda yang kalian maksud berada di Yugakure". Lanjut Sasuke

"Apa kau menguping pembicaraan kami bocah?". Sindir Tsunade menahan amarah.

"Hn".

"Ck dasar bocah ini". Tsunade yang dari tadi kesal tambah kesal dengan ulah dan jawaban dari Sasuke.

"Lalu bagaimana kau bisa tahu itu Sasuke?". Tanya Kakashi penasaran.

"Aku perlu bicara empat mata dengan Orochimaru". Ucap Sasuke serius enggan menjawab pertanyaan Kakashi membuat semua yang berada di ruangan itu menatapnya tajam sedangkan Orochimaru menyeringai lebar.

"Baiklah". Jawab Kakashi menyetujui. Ia seperti sudah tahu apa yang sedang terjadi.

"Tapi Kakashi-sama it-" Shizune yang ingin protes kemudian menghentikan kalimatnya setelah tangan Tsunade menyentuh pundaknya. Ia menatap Tsunade sesaat kemudian mengangguk mengerti.

"Baiklah kau bisa pergi bicara dengan Orochimaru. Tetapi Yamato harus tetap mengawasi kalian dari kejauhan". Dengan itu Tsunade meninggalkan ruangan. Ia mempercayakan keputusan yang diambil oleh Kakashi.

"Ikuti aku Sasuke-kun". Perintah Orochimaru pada Sasuke dengan wajah yang masih menyeringai lebar membuat Shizune dan Yamato yang melihatnya bergidik ngeri.

Semua orang meninggalkan ruangan dan menyisakan Shizune dan Kakashi. Sepeninggal mereka dari ruangan, Kakashi dan Shizune melanjutkan tugas mereka kembali. Kakashi sibuk mengecek dan menandatangani laporan-laporan misi dari para Shinobi, sedangkan Shizune sibuk mengumpulkan dan merapikan gulungan ninja yang ada.

"Kakashi-sama, sepertinya ada yang aneh dengan gulungan perjanjian damai antar Konoha dan Kumogakure ini". Shizune mengecek gulungan ninja yang ternyata adalah perjanjian damai antar desa Konoha dan Kumogakure yang ada di atas meja.

"Hmm? Maksudmu?". Kakashi yang sibuk dengan laporan-laporan misi menghentikan aktivitasnya.

"Bukankah ini gulungan perjanjian damai yang baru? Lihatlah Kakashi-sama!". Shizune memberikan gulungan itu kepada Kakashi.

"Aahh kau benar. Ternyata ini gulungan yang baru. Ha ha kenapa gulungan ini kembali ke sini?" Kakashi menanggapinya dengan bercanda.

"APAA?". Shizune kaget bukan main mendengarnya.

"Tenanglah Shizune, ini hanya masalah kecil". Jawab Kakashi santai dengan senyuman di balik maskernya. Shizune yang mendengar jawaban santai Kakashi langsung menggebrak meja Hokage.

"APAA? TENANG? KAKASHI-SAMA SERIUSLAH. BAGAIMANA HAL SEPERTI INI BISA TERJADI? BAGAIMANA JIKA DESA KUMO MENGANGGAP PARA SHINOBI KONOHA TAK MAMPU MENJALANKAN MISI DENGAN BENAR? BAGAIMANA JIKA DESA KUMO TAK PERCAYA LAGI PADA DESA KONOHA? BAGAIMANA JIKA DESA KUMO MENGANGGAP PERJANJIAN PERDAMAIAN INI HANYA LELUCON? DAN-" Shizune mengambil nafas sesaat sebelum melanjutkan. "DAN BAGAIMANA BISA ANDA MENULISKAN SURAT PERJANJIAN DAMAI BARU KE DALAM GULUNGAN YANG SUDAH LUSUH SEPERTI INI?" Shizune berteriak didepan wajah Kakashi.

"Haahh maskerku jadi basah". Kakashi mengambil tisu di atas mejanya dan mengelap wajah serta maskernya. "Shizune?" Kali ini Kakashi memanggil Sizune dengan wajah serius. Membuat Shizune terpana untuk sesaat."Yare yare. Sudah kukatakan jangan memanggilku Kakashi-sama bukan?". Lanjut Kakashi merubah wajah seriusnya menjadi senyuman konyol di balik maskernya yang malah membuat ujung bibir Shizune berkedut kesal.

"KAKA-"

-Tok tok tok-

Teriakan Shizune terpotong karena suara ketukan pintu ruangan Hokage.

"Masuk". Perintah Kakashi. Masuklah seseorang bertopeng dan berseragam anbu ke dalam ruangan dan memberi hormat pada Hokage.

"Hokage-sama. Ada surat yang datang dari desa Kumo dan Akuma". Anbu itu memberi tahu dan meyerahkan dua surat tersebut kepada Hokage.

"Baiklah, kau boleh pergi."

"Baik". Dengan itu anbu itu undur diri.

"Kakashi-sama, jangan-jangan itu tentang gulungan ini?". Shizune gigit jari sedangkan Kakashi fokus membaca surat kiriman dari desa kumo tersebut.

"Tenanglah Shizune. Surat ini sama sekali tak membahas mengenai gulungan itu". Jelas Kakashi menenangkan Shizune.

"Lalu?". Tanya Shizune penasaran.

"Mereka membutuhkan Shinobi pengguna byakugan dari desa kita untuk membantu mereka". Kakashi mengambil kertas, kuas dan tinta untuk menuliskan surat balasan untuk desa Kumo. "Shizune, panggil burung pembawa pesan kemari dan juga salah satu anbu pengguna byakugan yang ada". Perintahnya pada Shizune. Lalu ia melanjutkan membaca surat yang satunya.

"Hai Kakashi-sama". Shizune hampir beranjak keluar dari ruangan tetapi terhenti kala mendengar Hokagenya bicara terbata.

"I-ini. B-bagaimana ini bisa terjadi?". Kakashi membelalakkan mata saat membaca surat dari negeri Akuma.

"Ada apa Kakashi-sama?". Tak mendapat jawaban dari Kakashi membuat Shizune menghampiri Kakashi dan ikut membaca surat tersebut. "A-apa ini? K-kakashi-sama, a-apa surat ini benar?".

"Shizune, untuk sementara kirim Hinata Hyuuga untuk misi ke desa Kumo ".

"T-tapi Kakashi-sama".

"Ini perintah. Kirim anbu untuk membawanya kemari sekarang". Tegas Kakashi.

"B-baiklah Kakashi-sama".

Keesokan harinya setelah interogasi

Kakashi dan Shizune seperti biasanya sibuk dengan tugas-tugasnya di ruangan Hokage. Tetapi tak seperti biasanya, Kakashi terlihat lebih diam dan sering terlihat sedang memikirkan sesuatu. Bahkan saat Shizune memanggilnya, Kakashi seperti tak mendengarnya.

"Kakashi-sama?" sudah dua kali Shizune memanggil Kakashi, tetapi tak ada sahutan. Jika dilihat, Kakashi seperti sedang sibuk membaca gulungan ninja. Akan tetapi Shizune tahu jika Kakashi sedang tak fokus dengan gulungan ninja yang dipegangnya itu. Akhirnya ia memutuskan mendekat pada Hokagenya itu dan menepuk pelan pundaknya.

"Hmm? A-ada apa Shizune?" Tanya Kakashi gagap. Ia sedikit terkejut saat merasakan seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh ke arah Shizune yang memasang wajah khawatir.

"Sasuke-san datang ingin bicara, Kakashi-sama". Terang Shizune. Membuat Kakashi menolehkan kepalanya dari arah Shizune ke arah Sasuke.

"Sepertinya kau sedang banyak pikiran, Kakashi". Sasuke yang dari tadi diam memperhatikan mantan senseinya melamun akhirnya angkat bicara.

"Ah wari. Yo Sasuke. Apakah ada sesuatu?". Tanya Kakashi kikuk karena ketahuan jika ia sedang tak fokus bekerja.

"Aku ingin kau memberikanku misi". Kata Sasuke langsung.

"Misi? Tapi apakah kau sudah berencana menetap di Konoha? Aku tak bisa memberimu misi jika kau tak mau menjadi salah satu Shinobi dari Konohagakure".

"Hn". Cukup ada jeda cukup lama. sebenarnya Kakashi menunggu kalimat lain yang keluar dari mulut Sasuke, tapi tidak ada.

"Haahh yare yare.. Kau masih saja irit bicara Sasuke. Sepertinya aku tak punya pilihan lain. Jadi kau ingin misi seperti apa untuk hari pertamamu kembali setelah mengembara?". Kakashi menghela nafas lelah. Tapi sepertinya ia juga harus memberi kesempatan pada Sasuke.

"Yugakure".

"Hmm?"

"Tentang benda yang berada di desa Yu". Jelas Sasuke singkat.

"Kenapa sekarang kau sangat tertarik dengan benda itu? Apakah kemarin kau dan Orochimaru membicarakan sesuatu tentang benda itu?".

"Hn".

"Aku tak akan memberikanmu izin jika kau tak menceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi, Sasuke". Terang Kakashi membuat Sasuke menatapnya tajam. Seperti tak ada pilihan lain, Sasuke menatap Shizune yang ada di samping Kakashi dan dapat diartikan bahwa ia hanya ingin bicara berdua saja dengan Kakashi.

"Shizune, tolong keluar sebentar. Ada yang ingin kubicarakan dengan Sasuke!". Perintah Kakashi pada asistennya itu.

"Hai Kakashi-sama". Jawab Shizune patuh.

Tiga hari setelah interogasi

Sasuke tiba di Yugakure pada saat menjelang malam. Setelah pembicaraannya dengan Kakashi 3 hari yang lalu, ia memutuskan untuk langsung pergi ke desa tersebut hari itu juga. Jika saja ia menggunakan Rinnegannya, ia tak perlu sampai berhari-hari untuk tiba di desa tersebut. Bahkan dengan Rinnegannya ia bisa berpindah tempat dengan mudah. Tetapi karena Kakashi melarangnya menggunakan rinnegannya itu, maka dengan terpaksa ia menggunakan cara yang ninja biasa lakukan. Saat ia tiba, ia melihat banyak sekali mayat di sekitar luar desa. Ada yang sudah menjadi tulang dan ada pula yang utuh tetapi sudah mengeluarkan bau yang sangat busuk. Ia mengabaikan mayat-mayat tersebut dan terus berjalan menuju desa.

"Hei, siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?". Tanya seorang pria berjubah hitam menginterupsi Sasuke saat berjalan menuju desa. "Kau tak mau menjawabku hah? Sepertinya kau ingin mati". Lanjutnya sambil berjalan menuju Sasuke dengan mengeluarkan katana di tangan kanannya dan bersiap menghunuskan pedangnya pada Sasuke. Akan tetapi dengan cepat Sasuke sudah berada di belakang orang itu.

"Chidori Eiso" Sasuke membentuk elemen petir membentuk tombak petir dan menghunuskannya ke punggung pria itu hingga menembus dadanya. Pria itupun langsung terjatuh terkapar tak berdaya.

Setelah melawan pria itu, Sasuke kembali melanjutkan langkahnya menuju desa. Desa Yu berbeda dengan desa-desa yang lainnya. Jika desa-desa yang lain terlindung dengan adanya tembok tinggi raksasa yang mengelilingi desanya, tidak dengan desa Yu yang tak memiliki pelindung dinding di sekitarnya. Dari luarpun sudah terlihat keadaan desa tersebut. Banyak bangunan runtuh akibat perang shinobi lima tahun lalu dan sama sekali tak ada perbaikan. Bahkan tak ada satupun bangunan yang layak huni di desa itu. Semuanya terlihat kotor dan kumuh. Sasuke memasuki desa dengan menyamar menggunakan jubah pria yang tadi menyerangnya.

"Hei kau?". Dua orang terlihat berjalan ke arah Sasuke. jika dilihat dari jubah yang mereka pakai, sudah pasti mereka adalah rekan dari pria yang baru saja Sasuke bunuh. "Bukankah kau nukenin dari Kirigakure yang baru saja bergabung? Seharusnya kau bertugas di luar desa kan? Lalu untuk apa kau di sini?". Tanya salah satu dari mereka beruntun. Itu membuat Sasuke yakin jika ia sama sekali tak dikenali oleh mereka.

"Lihatlah darah yang ada di dadanya. Ia pasti tadi sedang bertarung dengan seseorang di luar sana. Ia kembali ke dalam, mungkin saja karena ia ingin menyimpan hasil buruannya itu". Pria yang satunya mencoba menjelaskan pada rekannya.

"Ah terserahlah. Baiklah anak baru, kau pasti tak tahu kan kemana seharusnya kau menyimpan hasil buruan? Ikutilah jalan ini lurus, lalu saat kau sudah berada di pertigaan ujung desa beloklah ke kiri. Ikuti saja jalannya hingga kau menemukan tulisan keimusho. Tempatkan hasil buruanmu itu di dalam peti yang berwarna hitam". Pria yang tadi menegurnya menjelaskan. Setelah itu mereka berdua pergi begitu saja.

Sasuke berjalan sesuai arah yang ditunjukkan tadi hingga ia sampai ke tempat itu. Ia masuk ke dalam gedung yang terdapat tulisan keimosho. Saat ia masuk terlihat 7 orang berjubah sedang sibuk dengan aktivitas mereka. Sasuke melangkah lebih ke dalam mencari sesuatu lalu dihentikan seseorang yang memegang pundaknya dari belakang.

"Kau mau kemana? Kau terlihat bingung". Tanya orang itu. Sasuke bisa mencium bau alkohol menyeruak dari orang itu saat membuka mulutnya..

"Peti". Jawab sasuke singkat.

"Haahh baiklah. Kau terlihat seperti anak baru. Lurus saja lalu nanti belok ke lorong yang sebelah kiri. Petinya ada di pintu ujung".

"Hn". Sasuke berjalan sesuai arah. Ia sampai ke ujung lorong dan membuka pintu tersebut dan ternyata terdapat tangga bawah tanah. Sasuke menuruni tangga itu dan tibalah ia di penjara bawah tanah. Di sana terdapat 1 orang yang sedang berjaga. Sasuke melangkah menghampirinya.

"Ada apa?". Tanya orang itu sambil menyipitkan matanya. "k-kau?". Orang itu terkejut saat melihat mata Sasuke yang mengaktifkan sharingan.

"Keluarlah dari ruangan ini. Jika ada yang menanyaimu mau kemana. Katakan jika kau ingin bertukar jaga di luar desa. Saat kau sudah keluar maka bunuhlah dirimu sendiri". Sasuke mengendalikan pikiran orang itu dengan Sharingannya.

Setelah melihat orang itu sudah keluar, Sasuke berjalan menyusuri penjara bawah tanah itu dan menemukan apa yang ia cari.

"Karin". Panggil Sasuke pada tahanan wanita di ruangan itu yang ternyata adalah mantan rekannya saat berada di Tim Taka.

"Sasuke-kun? Kau datang? Aku senang sekali melihatmu. Kau tahu, selama aku di sini mereka kejam sekali padaku. Mereka menusukku berkali-kali dan rasanya aku benar-benar akan mati. Tapi kau akan membebaskanku kan?". Karin sangat senang melihat Sasuke berada di depannya.

"Hn. Tapi sebelum itu ada yang harus kulakukan. Aku akan membebaskanmu nanti".

"Baiklah Sasuke-kun. Aku akan menunggumu. Tapi kau tahu, kau harus membebaskanku secepatnya. Pepimpin dari desa ini sedang keluar desa. Dan dari kabar yang beredar, ia akan kembali 1 minggu lagi. Dan saat ia kembali mungkin aku akan dibunuhnya. Jadi kau harus cepat membebaskanku".

"Hn. Kau tetaplah bersikap tenang di sini. Jangan sampai orang lain tahu. Aku akan menemuimu lagi nanti".

"Baik Sasuke-kun".

Sasuke penasaran dengan peti hitam yang dikatakan oleh pria yang menegurnya tadi, jadi ia berjalan menuju peti hitam yang ada di dekat sel karin untuk memeriksanya. Saat ia membukanya, bau busuk menyengat menyeruak keluar. Banyak organ-organ manusia di dalamnya. Dan organ-organ tersebut beberapa sudah diawetkan.

"Cepatlah, kita harus menuju hutan sekarang. Mungkin korban kita sudah ada di perjalanan".

"Souka? Kudengar dia adalah pengguna byakugan".

"Benar. Satosi melihatnya 8 hari yang lalu. Jadi ia mengincarnya sekarang".

"Baiklah kita pergi".

'...?'. Sasuke yang mendengar percakapan itu sedikit penasaran dan memutuskan mengikuti mereka diam-diam

Saat mereka sampai di hutan, ada 2 orang lagi yang menunggu 2 orang tersebut. Sasuke menyamarkan chakranya sesamar mungkin agar tak terdeteksi. Ia bersembunyi di atas pohon dan tetap mengawasi.

"Coba periksa. Apakah mereka sudah mendekat?". Tanya salah satu dari mereka.

"Byakugan".

'Byakugan?'. Sasuke sedikit terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Mereka sudah mendekat". Pengguna byakugan itu memberi tahu rekan-rekannya.

"Baiklah, cepat keluark-".

"Tidak. Kita tidak membutuhkan benda itu. Dan sebaiknya kita bersembunyi sekarang." Potong Pengguna byakugan itu melarang rekannya mengeluarkan benda yang dimaksud membuat kening rekan-rekannya berkerut heran termasuk Sasuke.

Saat mereka mencoba bersembunyi, Sasuke menjauh dari lokasi dan pergi menuju korban yang dimaksud. Di sana ia melihat dua orang yang berjalan beriringan. Seorang gadis dan seorang anak kecil. Sasuke mengenal gadis itu. Gadis yang bernama Hyuuga Hinata. Saat ia menemukan mereka, ia segera bersembunyi lagi di balik pepohonan yang agak jauh dari jangkauan mereka.

'Kabut ilusi?' Walaupun samar, Sasuke bisa melihat jika gadis itu dikelilingi kabut ilusi. Ia masih menunggu apa yang akan terjadi. Tak beberapa lama ia menyaksikan pertarungan. Lebih tepatnya satu orang yang terlihat seperti bertarung sedangkan 5 orang lainnya sedikit menjauh dari gadis itu dan tertawa meremehkan. 'Bodoh. Ninja seperti apa yang tak tahu jika ia terjebak dalam ilusi?' Ia melihat dengan seksama gadis itu mengeluarkan jurus-jurusnya ke udara kosong dan tak ada siapa-siapa di sekitarnya.

Tiba-tiba terlihat salah satu dari ke lima orang tersebut menyerang gadis itu dan membuatnya terpental jauh dan berhenti saat tubuhnya menghantam pohon besar. Gadis itu terlihat masih mau berdiri, tetapi serangan lain datang hingga ia tergeletak tak berdaya dan memuntahkan banyak darah. Setelah itu ia memutuskan mendekat.

"Sepertinya dia sudah tak bisa bergerak. Apakah kita harus mencongkel matanya di sini atau kita bawa masuk ke desa Yugakure sekarang?". Tanya salah seorang dari mereka.

"Kita keluarkan saja matanya sekarang. Dan tinggalkan tubuhnya di sini. Kita tak membutuhkan anggota tubuhnya yang lain. Dari seranganmu itu pasti organ dalamnya sudah hancur. Jadi, organnya tak akan berguna lagi untuk kita. Cepat keluarkan matanya dengan hati-hati. Jangan sampai bola matanya rusak" Jawab rekannya. Dan yang lain siap-siap mengeluarkan mata Hinata dengan kunai.

Tapi sebelum kunai itu menyentuh kulit gadis itu, Sasuke menyerang mereka dari belakang. "Kusanagi no Tsurugi: Chidorigatana" Setelah menyerang mereka dengan aliran listrik. Ia berjalan menghampiri gadis itu.

"U-uch-iha Sa-su-ke" Ucap gadis itu terbata.

"Hyuuga" . Setelah itu Sasuke melihat Hinata pingsan. Saat ia berbalik dari gadis Hyuuga itu, ia melihat orang-orang yugakure tadi masih terkapar tak berdaya. Akan tetapi satu orang sudah menghilang.

"Cih". Sasuke tahu Dari kelima orang tadi yang kabur adalah pengguna byakugan. Lalu ia menghampiri ke empat orang tadi kemudian membuka jubah mereka dan mengambilnya. Ia pasti akan membutuhkan jubah-jubah itu nantinya. Tak berhenti di situ. Sasuke mengalirkan arus listrik kembali dari tangannya dan mengarahkannya pada jantung mereka hingga mereka benar-benar tewas seketika.

Sasuke memasangkan salah satu jubah yang diambilnya tadi ke tubuh Hinata. Lalu ia mengangkat tubuh Hinata ala bridal style dan membawanya menuju desa yugakure. Saat ia akan memasuki desa, seseorang memanggilnya. Ia melihat seorang wanita yang juga ingin memasuki desa. Wanita itu membawa sesuatu dalam 2 kantung plastik di kedua tangannya.

"Ma-maaf, apakah temanmu itu baik-baik saja?". Tanya wanita itu kepada Sasuke.

"Hn".

"Sepertinya tidak. Biar kuperiksa". Wanita itu melangkah maju ke arah Sasuke, tetapi Sasuke mundur satu langkah dan membuat wanita itu bicara lagi.

"Apakah kau anggota baru dari kelompok itu?". Tanya wanita itu membuat kening Sasuke berkerut.

"Jika kau anggota lama, pasti kau tahu siapa aku. Aku adalah satu-satunya iryo nin yang ada di desa ini. Sepertinya temanmu terluka parah. Ikutlah denganku". Wanita itu menjelaskan dan menawarkan dirinya membantu Sasuke dan Hinata. Sasukepun mengikuti wanita tersebut dan sampailah ke sebuah penginapan.

"Masuklah. Apakah kau mau menyewa kamar sekalian untuk temanmu itu?" Tanya wanita itu.

"Hn". Jawab Sasuke singkat yang membuat wanita itu bingung dengan jawaban yang ambigu.

"Kuartikan sebagai ya...". Wanita itu kemudian mengambil kunci. "Ikuti aku". Ia berjalan menaiki tangga dan melangkah menuju ke sebuah ruangan.

"Baringkan temanmu di ranjang. Biarkan aku memeriksanya". Sasuke melakukan sesuai apa yang wanita itu katakan.

"Hmm? Wanita?". Kaget wanita itu saat membuka jubah yang dikenakan Hinata. "Haha ya benar juga... Kenapa aku tak berpikir jika yang kau gendong ala bridal style adalah seorang wanita? Jika ia pria kau tak mungkin menggendongnya seperti itu,bukan? Apakah dia istrimu?". Tanya wanita itu pada Sasuke.

"Hn". Jawab Sasuke tanpa pikir panjang.

"Kau ini benar-benar irit bicara ya... Jadi Siapa namanya?". Tanya lagi wanita itu sambil membuka pakaian Hinata. Membuat Sasuke mengikuti tangan wanita itu bergerak.

"Megumi. Nakamura Megumi". Jawab Sasuke asal.

"Aah baiklah... Nakamura-san bisakah kau lanjutkan membuka pakaian istrimu ini? Aku akan mengambil satu baskom air hangat dan handuk untuk membersihkan tubuhnya. Aku juga akan membawakan pakaian ganti untuk istrimu". Tanpa menunggu jawaban Sasuke wanita itu keluar dari ruangan itu.

Sasuke melihat Hinata terbaring dengan pakaian bagian atas sedikit terbuka dan menampilkan dua payudaranya yang masih tertutup bra. Sasuke menghampiri Hinata dan duduk di sisi kanan ranjang tempat Hinata berbaring kemudian melepas baju atas Hinata yang terdiri dari obi ungu gelap di sekitar pinggangnya, lalu kimono garis-garis vertikal tanpa lengan yang Hinata pakai dan menyisakan bra yang menutupi. Cukup lama Sasuke menatapnya. Ia tak yakin harus membuka bra itu juga atau tidak. Sasuke melihat bekas luka di area perut Hinata dan luka lebam baru berwarna hitam di bagian dadanya. Ia tahu luka di dadanya itu adalah luka yang diakibatkan oleh penyerangnya tadi. Ia menyusuri luka-luka Hinata dari perut Hinata yang ramping dengan tangan kanannya pelan, lalu naik hingga sampai ke dada Hinata. Cukup lama ia meletakkan tangannya di sana. Mengusap lembut luka Hinata. "Ck Sial". Ia menarik tangannya dan berdiri dari tempatnya duduk, lalu mengalihkan pandangannya dari Hinata ke luar jendela.

"Apakah kau sudah membuka semua bajunya Nakamura-san?". Sasuke menoleh ke sumber suara dan menemukan wanita tadi masuk dengan baskom berisi air hangat, handuk, peralatan medis serta pakaian ganti yang disampirkan di pundaknya.

"Hn".

"Aahh berat sekali". Wanita itu meletakkan baskom air hangat, dan peralatan medis di nakas kanan ranjang.

"Eh? Bukankah sudah kubilang untuk melepaskan semua pakaiannya Nakamura-san?". Wanita itu heran melihat bra, celana pendek berwarna biru gelap, stoking dan sepatu Hinata masih terpasang rapi di tubuhnya.

"Ah terserahlah". Kata wanita itu tak mau ambil pusing, lalu membuka sisa pakaian yang melekat di tubuh Hinata membuat Sasuke mengalihkan pandangannya lagi ke luar jendela.

"Oh iya, karena kau tak bertanya, aku akan memperkenalkan diriku sendiri. Namaku Ikeda. Mizuki Ikeda". Wanita itu memperkenalkan dirinya sambil membersihkan tubuh Hinata dengan air hangat dan handuk.

"Hn".

Wanita yang bernama Ikeda tersebut tak lelah menghadapi Sasuke yang terus menjawabnya dengan dua konsonan ambigu tersebut. Jadi dia diam dan melanjutkan aktivitasnya. Setelah membersihkan tubuh Hinata, ia mulai memancarkan chakra hijau di kedua tangannya dan mulai menyembuhkan luka Hinata di bagian dada.

"Lukanya cukup parah". Gumam wanita itu lirih tetapi masih bisa di dengar oleh Sasuke. Wanita itu cukup mengeluarkan banyak chakranya untuk memulihkan organ dalam Hinata. Makin lama lebam di dada Hinata mulai memudar dan menghilang.

"Aahhh Akhirnya". Wanita itu menghela napas lega. Kemudian ia memakaikan pakaian ganti untuk Hinata yaitu sebuah jubah tidur abu-abu pendek pada bagian bawahnya hanya sampai di atas lututnya dan lengan sampai di sikunya. Lalu ia memasangkan infus di tangan kanan Hinata.

"Baiklah kalian beristirahatlah. Aku akan keluar. Jika sesuatu terjadi, kau bisa memanggilku kapan saja". Ucap wanita itu sambil membereskan perlengkapan yang dibawanya tadi.

"Hn". Setelah mendengar jawaban Sasuke, wanita itu keluar dari ruangan tersebut.

Sasuke melirik Hinata sekilas lalu berjalan menuju sofa yang ada di ruangan tersebut kemudian membuka jubahnya dan berbaring di sana.

"Hiks, Neji-nii. Hiks". Baru saja Sasuke memejamkan matanya tiba-tiba terdengar suara tangisan seseorang. Sasuke bangkit dari posisi tidurnya dan mencari sumber suara tangisan tersebut yang ternyata adalah suara tangisan Hinata yang terbaring di tempat tidur dengan selang infus terpasang di tangan kanannya. Lalu Sasuke berjalan ke sisi kanan ranjang menghampiri Hinata dan berdiri di sana.

"Hiks, kumohon". Sasuke melihat Hinata mengigau.

"Hyuuga". Sasuke mencoba memanggil Hinata. Akan tetapi tidak ada respon dari gadis tersebut. Sasuke melihat kedua tangan Hinata terangkat ke atas seperti mencoba menggapai sesuatu.

"Hyuuga" Sasuke mencoba memanggil kembali. Tetapi masih tidak ada respon. Lalu Sasuke melihat selang infus dan jarum infus yang tertancap di nadi tangan Hinata terlihat tertarik dan akan terlepas saat Hinata menggerakkan tangannya. Saat itulah Sasuke menangkap tangan Hinata agar tak banyak bergerak. Dan seperti keajaiban, Hinata menjadi tenang. Tangan kiri Hinata juga jatuh kembali di atas kasur. Ketika dirasa sudah tenang, Sasuke meletakkan tangan kanan Hinata ke sisi kanan tubuh Hinata dengan hati-hati dan ia melangkah pergi.

"J-jangan pergi. Kumohon". Hinata kembali mengigau dan menghentikan langkah Sasuke saat ia akan beranjak menuju sofa kembali.

"Neji-nii". Kembali tangan Hinata bergerak menggapai-gapai di udara.

"Cih". Sasuke melangkah menuju sisi ranjang yang lain dan berbaring di samping Hinata dengan posisi menyamping ke kanan ke arah Hinata. Tangan kirinya meraih tangan Hinata yang masih seperti menggapai sesuatu tersebut dan menurunkannya hingga berada di atas perut Hinata. Kemudian Sasuke menggenggam tangan kanan Hinata di bagian siku agar ia berhenti bergerak. Akhirnya tak beberapa lama Hinata kembali tenang.

Sasuke mencari posisi yang nyaman untuknya tidur, akan tetapi dengan posisi tangan kanannya yang tertindih tubuhnya sendiri membuatnya sulit tidur. Sasuke berkali-kali menggeliat dan mengubah posisi tanpa menarik tangan kirinya yang menggenggam tangan Hinata. Pada akhirnya ia memposisikan tangan kanannya di bawah leher Hinata dan merapatkan tubuhnya. Ia bisa mencium bau lavender menyeruak dari tubuh Hinata seperti aromaterapi yang membuatnya nyaman dan damai. Tidak ingin kehilangan aroma tersebut, Sasuke menempelkan hidung dan bibirnya dirambut Hinata tepat di atas telinga kiri Hinata. Tak beberapa lama ia tertidur.

Keesokan harinya

Tak pernah selama hidup Sasuke setelah peristiwa mengerikan yang menimpa klannya, ia bisa tidur sangat lelap dengan waktu yang cukup lama, karena saat pagi menjelang dan cahaya matahari masuk melewati celah-celah ventilasi dan jendela dengan gorden cream transparan yang ada di ruangan tersebut, ia sama sekali tak merasa terusik. Ia masih tidur dengan sangat pulas. Dan pada akhirnya.

"Ehemm. Nakamura-san?"

"Nakamura-san?"

"Nakamura-san, kau mendengarku?".

Suara seseorang memanggil-manggil nama Nakamura berkali-kali itu membuat Sasuke menggeliat perlahan dan membuka matanya. Ia menoleh ke sumber suara yang ternyata pemilik penginapan yang sudah berdiri di samping kanan ranjang tempat Sasuke dan Hinata berbaring membawa peralatan medis untuk memeriksa keadaan Hinata.

"Hn". Sasuke perlahan menarik tangan kanannya dari bawah leher Hinata dan bangkit dari tempat tidur.

"Aku akan memeriksa keadaan Megumi-san". Kata wanita itu membuat Sasuke melirik Hinata sekilas.

"Hn". Dengan itu Sasuke beranjak menuju kamar mandi ruangan tersebut.

"Dasar. Tidak bisakah dia mengatakan sesuatu yang lain selain dua huruf itu?". Umpat wanita itu setelah memastikan Sasuke sudah masuk ke dalam kamar mandi. Lalu ia kembali memeriksa keadaan Hinata, membersihkan tubuh Hinata dan mengganti infusnya.

Sasuke keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang sudah rapi. Ia menuju sofa dan menggunakan lagi jubahnya.

"Sepertinya istrimu belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar". Wanita bernama Mizuki Ikeda itu memberi tahu Sasuke.

"Hn". Jawab sasuke cuek. Lalu ia beranjak keluar ruangan dan pergi.

"Apa? Dia meninggalkan istrinya begitu saja? Dasar". Umpat wanita itu saat melihat Sasuke pergi keluar.

-TBC-