Naruto punya Masashi Kishimoto
Goblin Slayer punya Kumo Kagyu
Highschool DxD punya Ichei Ishibumi
Crossover dengan beberapa anime atau game, yang mungkin kalian kenal dan pernah mainkan.
All Character OOC
Season 2
Chapter 1
Opening: 9mm Parabellum Bullet – Sacrifice
"Hiyaaah!" Teriak seorang Rhea mencoba memberikan serangan pada sang lawan.
Namun semua itu sia-sia, dengan gerakan kecil lawannya bisa menghindari itu. Seulas senyum terukir diwajahnya lalu dia memberikan komentar.
"Serangan seperti ini hanya akan membuat seekor Kobold terkejut. Jika kau ingin melakukannya, coba lakukan dengan baik."
Setelah mengatakan itu, pemuda yang memiliki class [Holy Champion] itu memutar tubuh dan kakinya memberikan sebuah tendangan pada sang Rhea yang mencoba menyerang.
Meskipun dia belum menggunakan kekuatannya, namun dampak yang diterima Rhea tersebut begitu kuat. Padahal sudah genap Empat bulan dia dilatih oleh pemuda tersebut.
"Kugh!" Ringis Rhea tersebut dengan wajah kesal karena dia belum bisa mengalahkan lawannya.
"Ada apa Issei? Apa kau sudah menyerah?" Tanya sang Champion yang tidak lain adalah Namikaze Naruto.
"Masih belum, aku masih belum menyerah! Bersiaplah Naruto-nii!" Ucap Ise dengan mata penuh tekad.
Naruto untuk sesaat tertegun melihat tatapan Ise, namun setelahnya senyum lembut terukir mulus di wajah tampan miliknya.
'Itu benar, Ise! Perlihatkan padaku semangat yang kau miliki.' Batin Naruto.
'Tidak ada pilihan lain, aku harus menggunakan teknik itu.' Batin Ise.
Dengan cekatan Ise memutar Dual Dagger miliknya. Lalu melesatkannya ke arah Naruto, melihat itu Naruto menggunakan pedang kayu miliknya untuk menangkis.
Lalu Ise melemparkan bom asap untuk menyembunyikan keberadaannya, manik sapphire Naruto melebar sebab Ise menghilang dari pandangan bersama dengan kepulan asap. Hawa keberadaan Rhea itu seperti lenyap di tiup angin, tentu saja itu membuat Naruto menajamkan insting miliknya.
'Dia mampu menyembunyikan keberadaannya begitu cepat, keterampilannya berkembang begitu baik!' Batin Naruto.
Lalu instingnya memperingati jika sang lawan berada di bawah tanah, segera dia melompat dari tempatnya berdiri dan benar saja dari situ muncul Ise yang mencoba memberikan Uppercut.
Tak menyiakan kesempatan Naruto memberikan serangan di bagian pinggang dan bahu sang Rhea.
Dia kemudian jatuh ke tanah sambil memegang tubuhnya yang terasa nyeri akibat serangan Naruto.
"Itte!" Ringisnya lagi.
"Dengan begini hasilnya 240 kali aku menang dan kau belum pernah menang sekali pun." Ucap Naruto dengan santai.
"Cih padahal aku sudah yakin akan menang, Naruto-nii benar-benar tidak pernah lengah." Balas Ise.
"Tentu saja, kelengahan hanya akan membuat dirimu tergelincir. Ingat ini baik-baik Ise, batu yang membuat dirimu jatuh adalah yang ukurannya kecil." Nasehat Naruto.
Mendengar itu sang Rhea mencatat dengan baik di ingatannya, apa yang baru di sampaikan oleh Naruto.
"Baik, akan ku ingat pesanmu Naruto-nii!" Jawabnya semangat.
"Kalau begitu, sesuai dengan apa yang sudah kujanjikan. Kita akan berpisah di sini." Ucap Naruto.
Mendengar itu hati Ise sebenarnya sakit dan tidak bisa menerimanya. Dalam empat bulan ini dia sudah begitu banyak mendapat beragam pengalaman selama di didik Naruto.
Namun kesepakatan adalah kesepakatan, waktu adalah hal yang sangat misterius. Meskipun dia berjalan dengan lambat, tapi sampai juga dia pada tujuannya.
Kini kesepakatan itu harus dilaksanakan dan Ise hanya bisa mengangguk untuk menanggapi sambil berkata.
"Iya kau benar, sesuai dengan kesepakatan yang kita buat. Aku harus berpetualang sendiri untuk mengembangkan kemampuan." Ucap Ise.
Kalau begitu, cobalah datang ke resepsionis berambut Crimson itu dan katakan kalimat ini padanya. [Travel Quest] dari Rat Slayer-san. Nanti dia akan memberikan informasi padamu, sampai sini saja aku bisa melatih dirimu. Kuharap saat bertemu lagi kau sudah menjadi lebih kuat." Ucap Naruto.
Ise mengangguk dan membalas, "baik akan kulakukan! Lalu Naruto-nii, akan kemana?"
"Aku berencana menjalankan [Spesial Quest] bersama kenalan lama." Jawab Naruto.
"Spesial Quest? Apa itu seperti Quest mengawal seseorang?" Tanya Ise.
"Prinsipnya seperti itu. Namun yang berbeda adalah Quest ini selain bertujuan mengawal tapi juga menyelidiki suatu lokasi. Lalu tempat yang harus kami selidiki adalah tempat bernama Champion Hall. Tempat dimana rumornya terkubur suatu Relic suci peninggalan pahlawan terdahulu." Jawab Naruto.
Mendengar itu Ise bersemangat, "wah itu pasti akan menjadi petualangan yang menyenangkan. Seandainya saja-"
"Hentikan, bukankah sudah kukatakan kalau kita akan berpisah. Lagipula saat aku selesai dengan Questnya, segera aku akan menyusul ke lokasi akhir Travel Questmu!" Potong Naruto.
"Cih, Aniki memang curang! Giliran Quest yang menarik malah tidak membawaku, tapi aku tidak akan membantah karena mungkin kau memiliki alasan tersendiri." Ucap Ise.
Naruto menyunggingkan bibir saat mendengar ucapan Ise. Sepertinya Rhea yang dianggapnya adik itu sudah sedikit dewasa daripada sebelumnya.
"Bekerja keraslah dan tunjukkan hasil petualanganmu. Jika kau cukup kuat dan layak, maka kuijinkan kau untuk terus bersama diriku. Namun bolehkah aku memberikan pesan kepadamu?" Tawar dan tanya Naruto
Ise tentu sangat gembira mendengar penawaran kakaknya tersebut, itu membuat dia bersemangat dalam menjalankan Travel Quest miliknya.
Dia juga penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh kakaknya itu dan hanya mengangguk sambil berkata. "Tentu saja, silahkan!"
"Jalan yang akan kau lalui akan menjadi lebih sulit, aku pernah mendengar dari seseorang sebuah bait seperti ini."
"Untuk menjadi Knight sejati kau harus memiliki Tekad dan keberanian."
"Untuk menjadi Pemantra sejati, kau harus mengorbankan waktu istirahat"
"Untuk menjadi Warrior sejati, kau harus memiliki prinsip dan kecerdikan."
"Untuk menjadi Archer sejati, harus memiliki kelincahan dan fokus."
"Untuk menjadi Pendeta sejati, kau harus menyerahkan kepercayaan penuh pada Dewa-dewi."
"Baitnya cukup panjang, tapi apa kau mau mendengarkan apa yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menjadi Assassin sejati, Ise?"
Dengan penuh semangat Ise mengangguk, karena memang itulah tujuannya. Menjadi seorang Assassin seperti leluhur dari Klan Hyoudou.
"Tentu saja, tolong sampaikan agar aku bisa cepat-cepat menjadi seorang Assassin." Ucap Ise.
"Baiklah, akan kusampaikan. Hanya dengan melihat dua kali kejadian serupa, maka Assasin sejati akan tercipta." Balas Naruto.
Ise termangu saat mendengar ucapan Naruto itu, dia mencoba mencari makna yang mendekati namun tidak berhasil. Ise tidak paham dengan bait tersebut.
"Kenapa baitnya malah seperti itu, apa Naruto-nii mengetahui maksudnya?" Tanya Ise penasaran.
"Aku juga tidak paham, tapi semoga perjalananmu menyenangkan." Alibi Naruto sambil tersenyum lembut.
Mendapati hal tersebut Ise hanya mendecih, dia ingin tahu maknanya tapi sama sekali tidak memiliki petunjuk satupun untuk menerjemahkannya.
"Baiklah, aku akan berusaha menjadi kuat, lalu ketika aku sudah menjadi lebih kuat. Kau tidak akan menarik kata-kata yang kau ucapkan, bukan?" Ucap Ise.
"Aku tidak akan menarik kata-kataku dan bersumpah atas Classku sebagai Holy Champion." Ucap Naruto.
Setelah mendengar itu Ise merasa lega dan segera berbalik. "Lihat saja, aku pasti akan menjadi kuat dan membalas mereka."
Setelah mengatakan itu, Ise melenggang menuju Guild Petualang untuk mengambil Quest yang diberikan oleh Naruto padanya.
Sedangkan Naruto memandang punggung mungil Rhea itu dengan mata sendu. Sejujurnya dia paham arti dari bait yang disampaikannya pada Ise, namun amat berat hatinya menyampaikan kebenarannya. Dia lebih memilih agar Ise mengalami sendiri agar bisa lebih mengerti jawabannya.
"Semoga keteguhan hatimu cukup kuat saat hari itu datang, Ise!" Lirihnya dengan mata sendu.
Tak berapa lama datanglah seseorang menghampiri Naruto seraya menyapa.
"Kau sudah menyampaikan kalimat perpisahan padanya?" Ucap orang tersebut.
"Sudah! Apa kau sudah siap, Weed?" Respon dan tanya Naruto.
Orang yang dipanggil Weed itu menjawab dengan semangat. Seraya mengepal kuat dan meninju udara ke atas dia menjawab.
"Kau memang tidak bisa basa-basi. Tapi tentu saja, menyelidiki sebuah reruntuhan dari peninggalan pahlawan kuno sungguh menyenangkan!" ucapnya gembira.
'Aku harap di sana banyak terdapat harta yang bisa membuat diriku kaya,' batin Weed dengan mata yang menampilkan pupil koin emas.
"Sebelumnya, bagaimana dengan bisnismu sebagai pemahat?" Tanya Naruto.
"Iya, berjalan lancar meski ada sedikit masalah tapi tenang sja semua terkendali. Rekanku yang seorang Merchant bisa diandalkan untuk mengatasi hal tersebut." Jawab Weed.
"Begitu ya, aku cukup senang mendengarnya. Apa kau sudah menyiapkan pesananku?" Tanya Naruto lagi.
"Tentu saja, empat buah patung berbentuk hewan dari sebuah permata. Aku tidak percaya dari mana kau mendapatkan permata seperti itu. Jika aku tidak mengenalmu maka mungkin saja aku akan merampoknya." Jawab Weed tanpa rasa malu.
Sebelumnya Naruto menyuruh Weed membuat empat buah patung berbentuk hewan melata berbisa dari sebuah permata.
Weed yang merasa penasaran dengan pesanan tersebut bertanya untuk apa keempat patung tersebut jika sudah jadi.
Karena sebelumnya orang pertama yang membeli patung dirinya adalah Naruto dan itu dihadiahi untuk penduduk desa Baran yang patungnya hancur akibat pertempuran dirinya melawan makhluk bernama Omni-Rat.
Jadi otak Weed berpikir jika semua pergerakan Naruto itu senantiasa memiliki tujuan. Karena rasa penasaran dia terus memberondong Naruto pertanyaan untuk tujuan apa empat patung tersebut.
Merasa tidak nyaman karena terus menerus ditanyai, Naruto akhirnya memberikan garis besar dari tujuan dibuatnya empat patung tersebut.
Setelah mengerti Weed akhirnya setuju untuk membuat patung itu bahkan tanpa dipungut biaya. Namun sebagai gantinya dia ingin ikut Naruto pergi ke tempat tujuan patung itu diletakkan.
"Sungguh, jika kau melakukan apa yang kau ucapkan maka bayaran menjadi nyawamu!" Balas Naruto
"Oi, aku hanya bercanda. Hanya penasaran bagaimana bisa kau mendapatkan permata yang seperti itu?" Tanya Weed.
"Itu berasal dari seorang kenalan di [Water Town].";Jawab Naruto.
"Uwoh, kau memiliki kenalan dari kota religius itu. Tidak mengherankan jika kau bahkan membeli patung dewi Freya milikku saat pertama kali kita bertemu." Balas Weed.
"Kita sudahi percakapannya, apa kita siap berangkat?" Ucap Naruto.
"Mah, kau memang tidak menarik. Baiklah kapanpun kau ingin kita berangkat." Jawab Weed.
Keduanya akhirnya berangkat, memulai perjalanan menuju Champion Hall Ruins. Untuk menguak misteri dan relic suci apa yang ada di lokasi tersebut.
Sementara itu, Issei dengan langkah tenang menuju resepsionis berambut Crimson yang diberitahu Naruto. Saat Rhea itu mendekat Rias segera melempar senyum profesionalnya.
"Selamat siang, Tuan Petualang,? Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rias.
"Hn, sebenarnya aku dititipkan pesan oleh Rat Slayer untuk mendatangimu dan menyampaikan kata-kata." Jawab Ise.
Rias sebenarnya mengerti dengan apa maksud jawaban Ise namun dia ingin memastikan. Lalu Rias bertanya seolah tidak mengerti.
"Kalau boleh tahu, apa kata-kata yang dititipkan Tuan Rat Slayer padamu?"
"Hn kalau tidak salah Travel Quest? Aku tidak tahu apa maksudnya tapi itu sih yang dia katakan?" Jawab Ise.
"Baiklah, akan saya jelaskan. Travel Quest adalah sebuah Quest dimana orang yang mengambil Quest diwajibkan untuk pergi ke suatu tempat. Berbeda dengan Quest standar yang biasanya, pembayaran dari Quest ini akan diberikan langsung. Untuk lebih jelasnya, apakah kau serius mau mengambil Quest dari Rat Slayer?" Tanya Rias.
Issei mengangguk dengan yakin.
"Tentu saja!" Jawabnya.
"Baiklah, tunggu sebentar!" Balas Rias seraya pergi untuk mengambil pesanan Issei.
Setelah beberapa saat dia kembali dengan sebuah gulungan dan satu katung uang. Gadis berambut Crimson itu meletakkan bawaannya di atas meja, membuat isi dari bingkisan itu terdengar.
"Oke, akan kujelaskan apa yang diminta oleh Tuan Rat Slayer padamu dalam Travel Quest ini!" Ucap Rias.
Rias membuka Peta Benua Alvarez. Dia menunjuk bagian selatan dari kerajaan Rosenheim. Dan menjelaskan.
"Tempat kita berada ada di sini, kota perbatasan di antara Baran Village dan Pegunungan Uiken. Untuk tujuan dirimu adalah pusat Kerajaan umat manusia yaitu Britten Alliance. Sekarang di pimpin oleh seorang Raja yang mana leluhurnya memiliki sejarah terkenal karena kontribusinya saat peristiwa Doomdays terjadi. Sedangkan Raja saat ini dikenal dengan sebutan Dragon Slayer karena berhasil mengalahkan seekor naga bernama Balmung." Jelas Rias.
Issei yang mendengar cerita Rias itu hanya memandang bosan. Karena inilah yang terjadi jika gadis Crimson itu sedang menjelaskan Quest pada para petualang.
"Rias-san! Bisakah kau langsung menjelaskan intinya saja, bukan maksud tidak sopan. Tapi bukankah-"
Belum sempat Issei menyelesaikan ucapannya, Rias langsung menunjuk dan mencak-mencak.
"Apa kau bilang! Semua penjelasan ini tidak berguna, dengar ya informasi yang akurat bisa menjamin keberhasilan dari Quest dirimu. Lalu-"
Penjelasan itu terus berlanjut, beberapa petualang bahkan melirik pada mereka. Kondisi Issei sudah seperti seorang anak yang dimarahi ibunya. Dalam hati dia merutuk karena memotong ucapan gadis berambut Crimson itu.
Setelah menjawab argumen Issei yang menurutnya tidak sopan, Rias kembali menjelaskan beberapa hal penting pada Issei terkait Quest yang akan dia jalankan.
"... Dibutuhkan waktu enam bulan untuk sampai sana. Dan rute yang harus kau lalui sudah tertulis di peta. Lalu bayaran yang diberikan oleh Rat Slayer ada di dalam kantung ini. Gunakan dengan bijak uang ini, karena hanya itulah yang dia berikan untuk bekalmu selama enam bulan menuju pusat kerajaan umat Manusia." Ucap Rias menyelesaikan penjelasannya sembari menyerahkan peta dan uang yang dititipkan Naruto.
"Baiklah, Terima kasih atas bantuannya!" Issei segera mengambil barang tersebut dan segera berbalik.
"Eh, apa kau melupakan sesuatu?" Tanya Rias.
"Eh!" Respon Issei spontan yang langsung menengok Rias. "Apa maksudmu?"
Sebuah semburat pink halus tercipta di pipi Rias. Namun dia tidak menunjukkan sikap gugup, malahan senyum lembut tercipta di wajahnya.
Melihat itu justru Rhea berambut cokelat inilah yang salah tingkah. Meskipun dia mengubur perasaannya, namun tidak bisa dia pungkiri beberapa kali momen hangat tercipta diantara mereka.
"Ah, akan aku bawakan hadiah jika nanti kembali dari sana." Ucap Issei meyakinkan.
"Apa kau serius akan kembali?" Tanya Rias dengan nada cemas.
Issei membeku mendengar pertanyaan singkat namun berisi kekhawatiran itu. Dia bisa mengerti kenapa pertanyaan itu meluncur dari mulut gadis tersebut. Sebab nyawa para Petualang itu bagaikan sebuah asap yang begitu rapuh.
Issei menjawab pertanyaan Rias setelah menetapkan tekadnya.
"Aku pasti akan kembali, Rias!" Ucapnya dengan sorot mata penuh keyakinan.
"Tapi kita akan lama bertemu, aku begi-"
Issei meletakkan kalung dimana ada sebuah liontin zamrud terikat dengan bandul.
"Sebagai jaminan aku tinggalkan benda ini padamu. Setelah urusanku selesai, aku akan kembali dan memberikan jawaban dari pertanyaanmu waktu itu!" Ucapnya.
Untuk sesaat retina berwarna hijau emerald milik Rias bergetar, setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Issei. Tidak disangka dia akan mendapatkan kejelasan dari pertanyaan yang dia ajukan 2 bulan yang lalu.
"Baiklah, hati-hati di jalan. Issei-kun!" Balas Rias dengan senyum lembut dan mengambil kalung yang merupakan simbol perjanjian mereka.
Issei mengangguk dan melangkah pergi untuk menyiapkan keperluan perjalanan menuju Brittenn Alliance.
"Aku akan membuktikan kalau diriku pantas untuk mengikuti dirimu, Naruto-ni!" Gumam Issei semangat.
Yo Jinchuriki Shukaku kembali! Kali ini melanjutkan Series Rat Slayer, semoga para pembaca bisa selalu bersabar jika nanti author Upnya tidak menentu.
Akhirnya setelah menyusun baik-baik Plot cerita, aku memberanikan diri untuk melanjutkan Projects ini. Meskipun ada satu Projects yang kutinggalkn sih, maaf jika ada yang menunggu kelanjutan Projects tersebut.
Pembuka Season Kedua ini sebenarnya akan mengantar dua tokoh ini pada jalan mereka masing-masing. Semoga ini tidak membosankan dan kalian bisa menikmati.
Sekian dulu dariku, semoga menghibur. Untuk kalian yang menunggu Season Kedua, sudah saya UP ya. Bye-bye sampai jumpa di lain kesempatan.
