Hai semuanya, selamat datang di fic crossover pertamaku yang benar-benar kutulis! Bukan cuma ide nge-stuck dikepalaku saja.
Aku sudah memikirkan ide ini sejak beberapa bulan lamanya. Sejak aku kembali lagi ke fandom Boboiboy sejak sekian lama! Aku sudah ada beberapa ide crossover dengan kartun Boboiboy ini, termasuk crossover dengan Bungou Stray Dogs ini!
(Aku suka Bungou Stray Dogs, walaupun sedikit tidak populer, tapi manga ini benar-benar great. Karakter favorite-ku itu yang Ayah berambut merah, mempunyai anak 5, dan doyan kari. Yang Fans BSD, apa karakter kesukaan kalian?)
Oh dan, walaupun ini crossover dengan Bungou Stray Dogs, nggak ada karakter dari BSD disini karena mereka semua ada di Jepang dan ini fic berlatar di Malaysia.
Notesnya mulai kepanjangan, sudahlah, langsung saja keceritanya!
(Mungkin dengan ini aku bisa mengetik ide fanfic ku yang lain… semoga…)
(Oh ya, warning: Bahasa campur-paraduk dan mungkin OOC, sudah lama nggak nulis jadi mungkin nggat terlalu beraturan)
-.-
Ini terjadi di Boboiboy musim 1
-.-
Siang itu, dirumah Tok Abah, terlihat kakek tua itu sedang membongkar isi laci dibawah TV. Disekililingnya terlihat banyak barang berceceran dan pintu cabinet terbuka semua. Dia terlihat tergesa-gesa, seolah mencari sesuatu yang penting.
"Assalamu'alaikum, Ato- eh? Ada apa ini?"
Dari pintu, muncul seorang anak laki-laki memakai vest jingga dan dan juga topi ikonik-nya yang berwarna jingga, ditangannya tergenggam bola sepak, disampingnya ada robot bulat berwarna kuning yang terbang pelan kearah kakek yang terlihat kebingungan.
Kakek itu melihat kearah cucunya, "Adududuh, habis sudah kedai Atok!" keluhnya sembari mengelap keringat didahinya.
"Kenapa Tok Abah?" Tanya cucunya sembari mendekat, "Ada apa dengan kedai Atok nih?"
"Plakat berisi berkas izin kedai Atok! Hilang!" seru Tok Abah, menarik rambutnya yang menipis.
"Aikh? Berkas izin kedai Atok hilang? Bahaya tuh!" seru Ochobot lalu melayang ke laci yang belum dibuka, membantu Tok Abah mencari plakat tersebut.
Boboiboy menaruh bola sepaknya dan bertanya ke kakeknya, "Atok, plakat yang seperti apa?"
"Plakat yang biasanya gantung di samping kompor di kedai Atok."
"Aikh? Kenapa bisa hilang?"
"Tadi diturunin buat dibersihkan, terus Atok tengok dapur sekejap. Pas balik, hilang sudah plakatnya!" Tok Abah lalu berlari kearah dapur, gerakannya semakin desperate.
"Tenang Tok! Boboiboy akan bantu carikan plakat Atok! Boboiboy kuasa tiga!" seru Boboiboy sembari berpecah menjadi Petir, Angin, dan Tanah.
"Oke," Tanah mengambil alih, "Kamu ke gudang, bantu Atok angkat barang dan mencari plakat itu," ujarnya sembari menunjuk Angin. "Siap bos!" seru Angin.
"Dan kau," Tanah menunjuk Petir, "Ke lantai atas, mungkin plakat itu ada disana."
"Hn." Singkat, padat, dan jelas. Itulah Petir.
"Aku akan ke kedai, mungkin terselip disana." Kata Tanah.
Lalu mereka pergi berpencar ketempat masing-masing.
SATU JAM KEMUDIAN
5 mahkluk tepar di depan TV, disekeliling mereka barang-barang berserakan membuat rumah terlihat habis terkena angin topan. Bukan dari Angin loh ya.
Mereka sudah mencari selama satu jam, sudah mencari dipojokkan rumah, bahkan Petir pun sampai berpikir untuk menggali lubang dipakarang, mungkin Tok Abah tak sengaja mengubur plakat tak guna itu. Aikh, janganlah Petir.
Ochobot, dengan mata nyaris mati, bertanya ke Atok, "Bagaimana ini Atok? Sudah satu jam kita cari, masih belum ketemu."
Tok Abah menghela nafas, "Aikh, kalau seperti ini tidak ada pilihan lain. Terpaksa Atok harus minta pakai 'itu'."
"'Itu'?" Tanya Ochobot
Trio Boboiboy, yang terkapar dilantai, melihat Atok dengan tatapan ingin tahu.
"Iya, 'itu'. Walaupun Atok sebenarnya tidak ingin membuat cucu Atok tak nyaman, tapi ini sudah darurat."
Trio Boboiboy, berkedip, tanda bingung, Ochobot juga sama, "'Itu' tuh apa? Dan apa hubungannya dengan Boboiboy?"
Tok Abah tidak menghiraukan Ochobot, "Boboiboy, kamu benar-benar sudah melihat plakat berisi surat izin usaha itu kan?"
Tanah yang tadinya tidur terlentang, bangun dari posisinya, "Iya Tok, memang kenapa?"
"Pakai kemampuanmu."
Trio Boboiboy merasa dalam diri mereka, ada bagian yang merasa tegang karena terkejut, lalu Tanah menyilangkan tangannya, "Boboiboy cantum semula!" Angin dan Petir berubah menjadi bola cahaya dan masuk ke Tanah, berubah menjadi Boboiboy lagi.
Boboiboy melihat kakeknya kurang yakin, "Memakai kemampuanku? Atok yakin?" tanyanya.
Atok mengangguk, "Iya, kita sudah mencari disepenjuru rumah dan belum ketemu. Jadi tolong gunakan kemampuanmu untuk 'memunculkan' plakat Atok."
Boboiboy mengusap lengannya, masih kurang yakin, "Tapi Atok-"
"Kalau kamu khawatir dengan apa yang dikatakan Pamanmu itu biar Atok yang tangani. Jadi jangan khawatir. Lagipula ini untuk keluarga, dan juga kita ada didalam rumah."
"Bukan itu… Tapi ada Ochobot…" katanya sambil melirik kearah robot kuning yang melihat mereka berdua dengan tatapan bingung.
Ochobot yang daritadi diam mulai merasa muak, dengan asap keluar dari kepalanya, "Ish, apa yang kalian bicarakan sih daritadi?" tanyanya sambil terbang diantara kakek dan cucu, "Bingung saya diam cuma bisa dengerin daritadi. Maksud Atok dengan 'kemampuan' itu apa?"
Kakek dan cucu tersebut hanya melihat Ochobot, "Beritahu saja dia. Lagipula Ochobot tinggal satu atap dengan kita, jadi cepat atau lambat pasti ketahuan." Kata Tok Abah.
Boboiboy mengangguk, "Baik Atok," dia lalu menengok ke robot kuning yang sudah memberinya kuasa, "Ochobot, ada yang kami beritahu, tapi tolong rahasiakan ya," pintanya.
"Eh? Kenapa?"
"Soalnya ini rahasia."
"Rahasia kenapa?"
"Rahasia… Rahasia!"
"Iya, kenapa dirahasiain?!"
"Karena ini rahasia!"
"Ish sudah sudah korang berdua! Nah Ochobot, yang akan kami kasih tahu itu sebenarnya bukan rahasia sih, tapi orang-orang sedikit enggan membicarakannya, bahkan di kampong seperti ini. Kalau mereka tahu Boboiboy punya 'kemampuan', mereka akan merasa senggan dengan Boboiboy dan itu akan membuat keadaan menjadi canggung."
Ochobot pun terdiam, "…Bagaimana dengan Yaya, Gopal, dan Ying? Apa mereka tahu soal ini?" tanyanya dan Boboiboy menunjukkan wajah penuh konflik.
"…Diorang tak tahu, dan itu urusan Boboiboy juga apa dia mau memberitahu mereka atau tidak," kata Tok Abah sambil melihat cucunya. Boboiboy masih mengerutkan dahinya, "…mungkin nanti Tok, saya masih belum siap," ujarnya.
Tok Abah mengangguk mengerti, "Ya sudah, jom pakai kemampuanmu." Ochobot mengenah, "Et dah bentar! Korang masih belum jelasin apa maksud korang dengan kemampuan tuh!"
"Daripada dijelaskan, lebih baik lihat saja langsung dulu," kata Atok, berusaha menenangkan Ochobot seraya Boboiboy menangkupkan kedua tangannya didepannya dan menutup mata.
Tiba-tiba, dari tangannya muncul sinar jingga dengan semacam hologram huruf-huruf yang merangkai kata-kata tetapi kata-kata itu muncul terlalu cepat sehingga Ochobot tidak bisa membacanya. Dari dalam pusaran hologram itu, muncul benda berbentuk kotak dan ketika cahaya dan pusaran kata-kata itu hilang, ditangan Boboiboy ada plakat yang mereka cari selama ini.
Tok Abah mengambil plakat itu dan menginspeksinya, "Hmmm… yep ini plakatnya," katanya sambil mengelus kepala cucunya, "Terimakasih."
Jika Ochobot punya mulut, sudah pasti dia menganga, "APA ITU TADI?!"
Kakek-cucu duo itu menatap Ochobot, "Itu," kata Tok Abah sambil melambai tangan kearah Boboiboy, "Adalah kemampuan."
Ochobot hanya menatap Tok Abah dengan datar, "Tok, aku masih nggak tahu apa yang kalian maksud dengan 'kemampuan'."
._.
Chapter 1 Selesai
._.
Akhirnya selesai juga!
Nih fic sudah ada di laptop selama setahun paling? Dan aku akhirnya mempublishnya! Walaupun aku nggak terlalu suka endingnya, kayak terlalu terburu-buru gitu…
Nah, waktunya mengumpulkan motivasi buat ngetik chapter 2!
Mohon saran dan kritiknya! Jangan flame tapi.
