Semua Uchiha tahu legenda urban tentang makhluk yang akan mengabulkan permintaan jika hatimu baik dan memberimu hukuman jika hatimu jahat. Konon legenda Uchiha Madara mendapatkan kekuatan maha dahsyat setelah dinilai baik oleh makhluk ini. Sejauh menyangkut imajinasi Sasuke kecil itu tidak berbeda dari boogeymen yang digunakan ibunya untuk mengancam Sasuke saat tidak mau pergi tidur tepat waktu.
Jika kamu tidak jadi Uchiha baik, Kamen no Otoko akan datang dan mengambil sharinganmu.
Mengapa Sharingan? Well, mungkin karena itu adalah harta karun keluarga mereka. Tapi sekali lagi bagi Sasuke kecil, itu adalah kata-kata yang menenangkan. Jika orang sekuat itu ada, bukan berarti dia bisa menyelesaikan banyak hal untuknya? Sasuke kecil percaya diri dia sudah bersikap seperti anak baik. Dia patuh ayah dan ibunya. Dia selalu mengikuti kata-kata kakaknya meski kadang menyebalkan, tapi Sasuke kecil tetap selalu berperilaku baik. Harusnya Kamen no Otoko pasti mengabulkan permintaannya bukan? Bahkan meski terdengar tidak masuk akal mempercayai legenda semacam itu, Sasuke tahu satu rahasia kecil. Itachi selalu menghilang di beberapa waktu dan itu selalu terjadi ketika hati suasana kakaknya jelek. Lalu setelah setengah jam menghilang, kakaknya kembali dengan wajah seperti biasa dan jika Sasuke beruntung, kakaknya akan menemaninya berlatih. Tidak salah lagi, pasti kakak juga percaya legenda itu dan bukan tidak mungkin makhluk ini membantu kakak sekuat selama ini.
Jadi Sasuke pergi ke kuil Nakano tempat orang dewasa berdoa. Dia pernah mencoba mengikuti Itachi, tapi gagal dan takut menimbulkan kecurigaan. Sasuke ingin orang-orang dewasa tidak tahu kalau dia tahu masalah mereka. dan pastinya kuil selalu didatangi oleh makhluk seperti dewa, bukan?
Sasuke berdoa. Dia melempar semua isi tabungannya. Selama 3 hari dia tidak absen pergi ke kuil. Bahkan ibunya sampai bertanya kenapa Sasuke selalu pergi kesana.
Dia anak baik. Kamen no Otoko pasti akan datang dan membantunya!
"Ada yang bisa aku bantu?" Seseorang tepat di belakangnya dan bertanya.
Sasuke melompat mundur, menoleh ke udara untuk melihat seseorang duduk di atas patung dewa, mengenakan topeng bermotif rubah tersenyum licik dan jubah hitam polos, warna rambut semerah tomat. Tingginya tidak lebih sama seperti kakaknya, tidak jelas dia laki-laki atau perempuan, nada suaranya seperti sesuatu yang sulit di jelaskan, gaya rambutnya membuat Sasuke sejenak mengira itu legenda Madara… tapi kenapa dia terlihat pendek?
"Kamen no Otoko?" Sasuke bertanya.
Makhluk itu tidak langsung merespon. jeda pendek yang serasa panjang dan intens. Sasuke merasa ditelanjangi oleh makhluk itu. meski dia tidak jelas melihat matanya, Sasuke seperti sedang bertatapan dengan makhluk buas. Lalu makhluk itu mengangguk.
Baiklah tidak ada gunanya membuang-buang waktu.
"Aku selalu jadi anak baik. Harusnya Anda pasti akan menolong anak Uchiha dengan hati baik bukan?"
Makhluk itu tidak merespon tapi Sasuke yakin dia mendengarkan.
"Tolong bantu agar keluargaku tidak melawan desa ini. Aku tidak tahu garis besarnya, tapi keluargaku mencoba melakukan sesuatu yang buruk dan itu membuat kakakku menderita. Tolong bantu aku."
Sasuke sensitif dengan lingkungan sekitarnya dan setahun terakhir dia merasa ada yang berubah dari keluarganya. Itu semenjak Kakaknya masuk ke apa yang dinamakan Anbu dan ayahnya lebih sering tidak pulang. Lalu beberapa pria dewasa yang sering berkerumun di gang-gang remang dan suatu kejadian dimana Sasuke melihat ninja bukan Uchiha dari desa dimusuhi ketika masuk ke komplek keluarga untuk bertemu kakaknya, terakhir yang akhirnya membuat Sasuke yakin adalah ketika dia tidak sengaja mendengar pembicaraan ibu dan ayah di suatu malam. Kakaknya tidak pulang dan itu membuat resah. Ayahnya seperti sedang mabuk dan mengatakan jika 'kakaknya membelot' lalu 'tidak ada waktu, ini kesempatan untuk melawan desa'… bahkan sampai sekarang Sasuke sulit memikirkan semua itu, tapi satu hal pasti, semuanya buruk. Dan paling menyedihkan harus melihat wajah kakaknya menderita setiap waktu.
"Hoo… ini mengejutkan," kata Kamen no Otoko dengan nada tertarik. "Siapa sangka ada garis waktu yang membuat keluarga ini mungkin bernasib berbeda? Ya… kalau aku membantumu, apa yang bisa kamu berikan?"
"Aku sudah memberikan semua isi tabunganku."
"Aku tidak butuh uang dan semuanya masih ada di dalam kotak itu. bisa kukembalikan padamu sekarang juga. Ah begini saja, jika aku membantu maukah kamu nanti berteman dengan anak bernama Uzumaki Naruto?"
Sasuke merasa pernah mendengar nama itu… rasanya tidak asing… tapi jika cuma itu cara dia membalas, Sasuke akan menyanggupi.
"Tentu!"
"Sempurna. Kalau begitu aku pergi dan bersiap. Oh, satu nasihat untukmu anak Uchiha yang baik, kalau kamu ingin kakak mu menghabiskan waktu denganmu, pasanglah wajah paling imut yang kamu bisa. Dia Brocon paling menyedihkan setelah kakakku. Nah sampai jumpa."
Sebentar. Apa?
Tapi makhluk itu mulai diselimuti kabut hitam dan dalam sedetik, membuatnya menghilang tiba-tiba seperti dia muncul.
()
Danzo mengalami hari paling buruk. Harusnya semua berjalan lancar dan kekuatan mata bocah Uchiha yang ditakuti itu sekarang ada di rongga mata kanannya. Sore tadi harusnya jadi pertemuan rutin dengan Shisui dan akan menjadi terakhir kalinya. Tidak ada yang tahu tempat itu kecuali Danzo, beberapa anak buah terpercaya dan Shisui itu sendiri. tapi alih-alih Shisui, yang datang justru orang asing bertopeng dengan kekuatan tidak masuk akal yang membantai anak buahnya dan nyaris membunuhnya. Ini penghinaan! Dia seorang veteran perang yang tidak tertandingi. Hanya Hiruzen yang boleh menghinanya!
Apa ini cara bermain Uchiha? Shisui menghianatinya? Danzo meremas kepalan tanganya sendiri, diliputi perasaan marah sekaligus bahagia.
Mereka belum tahu seperti apa kekuatan aslinya. Danzo bukan petarung garis depan terkuat, tapi ada alasan nyata bagaimana dia membangun jaringan bawah tanah yang menguntungkan posisinya sampai sekarang. Orang berpikir jika kekuatan mentah segalanya, tapi Danzo melihat potensi lain, informasi adalah senjata paling ampuh dan dalam berangkasnya dia punya selusin informasi yang akan membuat Uchiha membayar!
Ketukan mengganggu imaji yang sedang dibangun. Seorang anak buahnya berlutut, Ne dibentuk dengan membuang emosi, tapi untuk saat ini dia merasakan ketakutan dari pria itu.
"Apa?"
"Sandaime, Jiraya dari sannin dan Uchiha Fugaku datang menemui Anda."
Bukan nama-nama yang mungkin bisa bersama untuk bertemu langsung dengannya. Apa ini? Danzo merasakan emosi tidak asing dalam hatinya. Apa lagi yang sedang Uchiha mainkan sekarang?
"Kumpulkan semua yang ada dan bersiap jika sesuatu yang buruk terjadi."
"Danzo-sama?"
"Kurasa Hiruzen sudah bosan bermain adil."
()
Shisui menghilang dan Itachi menangis. Dia memeluk Sasuke hampir sepanjang waktu dan membisikkan kalimat agar Sasuke jangan meninggalkannya, dia adalah yang paling penting di dunianya sekarang.
Banyak yang terjadi dalam keluarganya. Ayahnya hampir selalu sibuk urusan di luar, tapi begitu pulang dia mengumpulkan semua anggota keluarga di depan meja makan dan berkata jika hanya mereka saja, Ayah, Ibu, kakak dan dirinya harus saling mempercayai. Uchiha mungkin keluarga besar, tapi keluarga kecil mereka tidak pernah menikam dari belakang. Sasuke butuh proses untuk memahami semua, tapi akhirnya memutuskan untuk menghubungi Kamen no Otoko.
Dia membuat jebakan, itu yang dipakainya saat memburu babi bersama kakaknya. Tidak masuk akal, tapi cuma ini cara Sasuke menunjukkan rasa kecewa.
Dan seperti dugaan, jebakan semacam itu tidak mampu menjerat Kamen no Otoko yang dengan lihai menghindari lalu berdiri angkuh di atas atap kuil. Bulan purnama di belakang, seolah mendukung betapa besarnya orang itu mengintimidasi.
"Bukan ini yang aku harapkan darimu Uchiha Sasuke."
"Kenapa Shisui menghilang!?"
"Harus ada yang di korbankan dan ini lebih baik dibanding apa yang bisa kamu bayangkan. Kamu masih punya kakakmu sekarang, ayah ibumu masih hidup. Hanya beberapa Uchiha yang lenyap… tapi jauh lebih baik dibanding apa yang seharusnya terjadi untukmu."
"Tapi itu membuat kakakku menangis!" Sasuke menggeram. Dia benci melihat bayangan Itachi yang seperti setengah jiwanya lenyap.
"Kalian berdua ini brocon paling payah bukan?" Kamen no Otoko mendesah, "Dengar bocah, aku tidak peduli dengan ocehanmu tapi aku pasti menuntut harga yang sudah kita sepakati, berteman dengan Uzumaki Naruto, atau ya…."
Itu membuat Sasuke oleng dan terjatuh saat kegelapan paling pekat yang pernah dia rasakan. Intimidasi bercampur dengan kekuatan keji dari satu orang di atap kuil menyebar bagai racun. Hanya beberapa detik, Sasuke bisa menahan kesadarannya sebelum pingsan. Begitu dia sadar, dia ada di kamarnya bersama kakaknya yang langsung memeluknya. Sasuke tidak ingat apa yang terjadi. Rasanya seperti kabut menutupi sebagian kenangan. Tapi reflek dia memeluk balik kakaknya dan menangis.
()
Nagato menatapnya tidak terkesan saat masuk ke dalam rumah. Itu sebuah tempat istana terbengkalai jauh di hutan negara api yang dilindungi kekkai. Hanya Uzumaki yang bisa masuk ke tempat ini. Naruto masih menyimpan rasa iri dengan gen rambut merah yang nihil dia peroleh. Jika saja rambut kuning terkutuk itu tidak ada, Naruto akan semakin bangga menyebut dirinya Uzumaki sejati. Meski pewarna rambut bermain disana, dia masih tidak puas. Nagato duduk menunggu di sofa, ada botol sake besar di sampingnya dengan dua gelas. Naruto mencoba bersikap santai dengan semua apa saja yang mungkin ingin disampaikan kakaknya. Jelas keberadaan bocah Naruto lain dari dunia ini melindunginya dari interogasi kakaknya bukan?
"Saat kamu ingin menculik Naruto dunia ini. Aku sudah bilang, banyak hal yang bisa terjadi dan kita datang ke sini bukan menarik banyak masalah," Nagato tersenyum, meraih botol sake dan menuangkan masing-masing ke dalam gelas. "Kamu sudah mendapatkan Kyuubi baru… tidak ada alasan lain untuk mengambil Sharingan bukan?"
Naruto mengangkat bahu, lebih baik tidak mengatakan apa-apa, karena Nagato pernah sekali memakai Rinnegan untuk mengirimnya ke tempat aneh yang tidak akan pernah Naruto ingin datangi lagi.
"Sekarang," Nagato melanjutkan, "Kulihat itu mata Shisui ya? Kamu mengacaukan hal lain di timeline dunia ini. Membuat Uchiha terbebas dari tragedi bodoh bikinan mereka sendiri tidak akan menimbulkan banyak hal baik. Obito dunia ini masih terpikat mimpi bodoh Madara dan Zetsu berkeliaran. Dengan absen-nya Kyuubi, pasti akan menimbulkan banyak masalah."
"Tapi kakak sendiri yang memulai teknik baru itu bukan? Sekarang kita ada di dunia lain dimana kita mungkin bisa memulai dari awal lagi, dan jauh lebih mudah."
"Naruto…" Nagato menghela nafas. "Kita datang ke sini bukan untuk mencampuri apa yang harusnya terjadi di dunia ini. Tempat kita ada di dunia kita sendiri dan di sana kita sudah mendapatkan kejayaan dan semuanya sudah ada untuk kita di sana. Sekarang kita cuma perlu pergi ke Uzio untuk mencari cara kembali."
Munafik. Naruto lebih tahu Nagato akan kembali mencoba teknik yang sama untuk pergi waktu dimana Yahiko tidak mati akibat jebakan Hanzo.
"Aku ingin Kurama milikku kembali," Naruto menjelaskan. "Sama seperti kamu ingin membawa kembali Yahiko-san dan Konan-san. Rasanya tidak sama jika tanpa rubah ada dalam kepalaku."
Pertarungan terakhir dengan Madara di dunia aslinya membuat Naruto membayar mahal kehilangan sahabat sejatinya. Kesedihan itu tidak akan pernah terobati, tapi Kyuubi di dunia ini bisa mengisi kekosongan di kepalanya. Naruto tidak naif, hubungan yang sama tidak mungkin terjadi dua kali. Tapi dia bisa mencoba dan dengan cara ini juga Uzumaki Naruto asli dunia ini tidak perlu menderita karena menyimpan Bijuu. Naruto dari dunia ini akan dibangkitkan dengan teknik Rinnegan dan masih menyimpan sedikit cakra Kyuubi agar tidak menimbulkan kecurigaan saat dikembalikan ke desa.
Dua Uzumaki terakhir yang telah mengalami rasa sakit akibat pengkhianatan dan kehilangan. Naruto menatap Nagato yang juga menatap dengan tatapan sama kepadanya. Mata merah bertemu mata ungu, banyak kekuatan dari dua individu ini. Mereka bisa menjadi dewa jika mau.
"Kenapa juga mengambil Sharingan?"
"Aku ingin membuang jejak terakhir warisan ayah sialan itu. jadi saat bercermin aku tidak perlu melihat biru sialan itu lagi. dan ini mata Shisui, ini juga alat yang sangat berguna."
Nagato tersenyum. Dia lalu memeluk Naruto dan lagi mencium di atas kepala. Mereka berdua tetap seperti ini untuk beberapa saat, Naruto terperangkap dalam pelukannya.
"Berikutnya bantu aku mendapatkan Yahiko dan Konan, oke?"
"Ya."
"Aku menyangai mu, adik kecil."
Hanya ada satu kemungkinan jawaban itu.
"Aku juga, kakak."
Mereka tetap seperti sejenak, lalu mereka menikmati malam dengan Sake dan obrolan tanpa arah.
"Ku pikir lebih cepat untuk mengeluarkan Kyuubi sekarang. Kita masih perlu memikirkan cara untuk mengambil bagian yang lain dari perut Shinigami. Jinchūriki desa harus segera dikembalikan untuk mengurangi resiko ketahuan," Nagato bangkit dan dengan perlahan menggendong Naruto kecil agar tidak terbangun. "Tapi kuharap kamu sudah punya cara untuk berteman dengan Kurama yang ini, kau tahu kan dia membenci sharingan?"
Naruto mengernyit.
()
Banyak hal yang berubah di Konoha, Uchiha telah kehilangan banyak anggota, dan tidak ada yang tahu mengapa, kecuali Uchiha itu sendiri. Ayahnya resmi berhenti jadi kepala kepolisian dan kini bergabung menjadi dewan penasihat baru setelah yang lama diberhentikan. Sandaime masih tetap di kursinya, tapi ada desas-desus sedang mencari pengganti. Tahun-tahun berlalu, kehidupan Sasuke menjadi lebih berwarna.
Itachi masih sering berduka atas hari dimana Shisui menghilang. Tidak ada yang menemukan mayat, tapi bukti mengarah pada salah satu mantan petinggi Desa Danzo yang rupanya adalah satu-satunya tersangka atas kejadian yang menimpa Shisui. Orang itu juga diketahui memiliki mata di Uchiha yang mendorong ayahnya megambil tindakan untuk melawan desa. malam itu perang saudara dalam klan pecah. Ayahnya memilih desa dengan syarat Uchiha harus mendapat porsi lebih dibanding masa sebelumnya. Kehilangan sebagian anggota klan memang pukulan keras, tapi itu membuat klan sekarang dipimpin orang-orang baru yang bisa menerima perubahan. Kakaknya ada di balik itu semua.
Lalu yang cukup mengejutkan, wujud dari seoarang laki-laki yang dikira meninggal sewaktu perang bernama Uchiha Obito muncul kembali sekitar sebulan setelah kejadian malam itu. Dia seperti bukan Uchiha karena sifatnya periang, melebihi Shisui sekalipun. Tapi rupanya orang itu juga membawa perubahan dengan menjadi jembatan antara desa dan klan. Uchiha Obito dulu murid mendiang Yondaime Hokage teman satu tim pria Jounin yang sering Itachi jumpai bernama Hatake Kakashi.
Sasuke sendiri ajaib menjalani hidup normal dan sekarang berada di akhir tahun akademi. Tiga bulan lagi akhirnya dia menjadi ninja yang sejati.
Satu yang tidak dia katakan kepada anggota klan, orang tua bahkan kakaknya sendiri adalah pengalamannya sendiri. malam itu dia bertemu seseorang, tapi Sasuke selalu kesusahan mengingat siapa itu. satu-satunya ingatan adalah rasa mencekik dan kegelisahan. Itu seperti mimpi buruk. Tapi Sasuke yakin itu benar-benar terjadi.
Kedua mata hitam itu menerawang bosan melihat pemandangan sungai mengalir di seberangnya. Itu tempat latihan favorit di luar komplek klan.
Dia datang ke sini untuk bersantai sebelum pulang. Kesendirian kadang membantu, sampai suara ledakan dan sesuatu yang jatuh sampai di telinganya. Sasuke bangkit dan mengikuti jejak suara sampai menemukan anak berambut pirang sendirian dengan banyak senjata ninja berserakan. Ada noda hangus di pakaiannya, wajahnya penuh kotoran dan luka. Rambut kuning mencolok, tanda kumis aneh di wajah dan mata sebiru lautan…
Itu si monster, jangan dekat-dekat dengan Naruto…
Meski gadis-gadis di kelasnnya berisik, mereka sumber paling murah mendapatkan informasi.
Bertemanlah dengan Uzumaki Naruto….
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Sasuke.
Anak itu kaget. Jelas tidak mengharapkan kedatangan orang.
"Berlatih tentu saja! Jangan ganggu aku."
Anak ini menyebalkan bukan? Jika biasanya dia akan membuang muka dan meninggalkannya, kali ini dia maju. Anak ini….
Sasuke mengambil kunai tak jauh dari jangkauannya dan dengan santai melempar ke arah pohon di belakang anak pirang. Sebuah buah jatuh yang diterima anak pirang itu dengan sedikit ceroboh.
"Untuk apa itu, dattebayo!"
"Aku bisa mengajari mu cara melempar kunai barusan."
Mata biru itu kini menatapnya terkejut. "Membantu. Kenapa?"
"Karena kita teman satu akademi bukan, apa salahnya membantu seorang teman?"
