Romansa Sederhana
Summary
Dibalik hubungan percintaan, selalu terdapat permulaan. Salah satu contoh nyatanya? Hubungan Uzumaki Naruto dan Shiina Hiyori tentunya.
.
.
.
Disclaimer
Naruto dan You-Zitsu dimiliki oleh pemiliknya masing-masing. Author hanya meminjam mereka demi kepentingan fanfic ini.
.
.
Genre
Utama: Romance
Selingan: -
.
.
Pairing
[Uzumaki Naruto x Shiina Hiyori]
.
.
Konoha High School adalah salah satu sekolah paling bergengsi di Jepang. Lulusan dari sekolah ini dapat dikatakan 100% masuk ke perguruan tinggi manapun.
Tentunya dari segi akademis, tata cara bersikap juga diperhatikan, sehingga dapat diwajarkan apabila kasus penindasan antar murid jarang sekali terjadi di sekolah ini.
Bel berbunyi beberapa kali.
Karena waktu jam makan siang, banyak siswa berkeliaran di lingkungan sekolah, baik secara individu maupun berkelompok.
Terletak di loteng gedung, dua orang murid nampak duduk bersebelahan sambil bersandar pada pagar pembatas.
Murid kesatu adalah seorang gadis berambut perak panjang (yang pertengahannya) diikat pita hitam dengan iris mata ungu. Murid kedua adalah seorang lelaki berambut kuning dan iris mata biru.
Mereka adalah Shiina Hiyori dan Uzumaki Naruto.
Hiyori merupakan gadis penyendiri di kelasnya. Meski begitu, dia termasuk salah satu daftar siswi populer di kalangan para siswa, baik karena kecantikan maupun kehebatannya dalam akademis.
Tentunya, ini bukan berarti dia tidak punya teman, hanya saja mereka tidak sedang bersamanya sekarang.
Fakta unik tentang gadis ini, dia sudah ditembak sebanyak 50 kali dalam beberapa bulan, oleh siswa satu angkatan maupun dari siswa senior.
Namun, hanya ada satu siswa (yang berhasil) mendapat hati Hiyori, bahkan mereka sudah berhubungan sampai sekarang.
Sedangkan Naruto, sama seperti Hiyori, dia juga termasuk salah satu siswa populer, baik karena keramahan maupun kehebatannya di olahraga.
Banyak siswi menyukai Naruto untuk berbagai alasan. Akan tetapi, hanya ada satu siswi saja yang berhasil melakukan itu tanpa motif lain, selain karena memang menyukainya.
"Haah, senang rasanya kalau sudah jam istirahat. Benarkan, Hiyori-chan?"
Hiyori mengangguk.
"Um, kita bisa bersantai kalau sudah seperti ini." Hiyori penasaran. "Omong-omong, kau bawa bekal apa hari ini, Naruto-kun?"
Naruto tertawa canggung.
"Yah, soal itu…"
Naruto menunjukkan plastik berisi roti yakisoba dan botol air.
"…ibuku gak sempat buat karena urusan kerja, jadi aku beli makanan saja di kantin."
Hiyori matanya menyipit.
Naruto (sweatdrop).
'Ah, sial, dia mulai lagi, dattebayo.'
Hiyori mengeluarkan kotak makan siang dibalik punggungnya.
"Bukankah sudah kubilang berapa kali? Kesehatan itu sama pentingnya dengan olahraga."
"Itu memang benar, tapi…"
"Makan."
"Eh?"
Hiyori sudah bersiap mengarahkan sumpit pada lelaki itu. Kulit wajah gadis itu mulai berwarna merah.
Naruto mengangguk, membuka lebar mulutnya.
Hiyori menyuapi Naruto dengan tamago.
Naruto mengunyah makanannya dengan perlahan.
"Rasanya enak?" tanya Hiyori lembut.
"Ya, rasanya enak," balas Naruto.
Hiyori berseri.
Hiyori memilih sayuran.
"Sekarang, kau coba brokoli ini."
Naruto was-was.
"Err, kurasa untuk yang satu ini aku gak…"
Hiyori cemberut.
"…bisa nolak untuk mencobanya."
Hiyori tersenyum.
"Sekarang, buka mulutmu dan bilang aaaa…"
"Aaaa…"
Naruto mengunyah sayuran dengan ekspresi tidak nyaman.
Hiyori masih tersenyum.
"Bagaimana rasanya?" tanya Hiyori antusias.
Naruto berkedip.
'Huh, rasanya gak buruk juga,' batin Naruto.
Naruto semenjak dulu paling anti dengan namanya 'sayuran'. Maka dari itu, saat mencobanya sekarang, dia baru sadar betapa salah pemikirannya selama ini.
"Ini lumayan enak," ujar Naruto.
Hiyori tertawa kecil.
"Benarkan? Yang penting mau mencoba dulu, soal rasa bisa diatur nanti," kata Hiyori.
Naruto tertawa canggung.
"Kurasa kau benar, boleh minta lagi?"
"Hehe, tentu saja boleh."
Hiyori senang dengan perkembangan ini.
Selama makan siang, tidak hanya Hiyori, Naruto juga terkadang menyuapinya.
Keduanya melakukan itu sampai isi kotak makan gadis itu habis.
Hiyori menutup kotak makan siang(nya).
Naruto memperhatikan roti yakisoba (yang tadi) dibelinya.
"Kau kenapa, Naruto-kun?"
"Ah, enggak, cuma berpikir apa aku harus menghabiskan roti ini sekarang atau nanti saja."
Hiyori mengerutkan alis.
"Aku memang memintamu makan sayuran, tapi bukan berarti aku melarangmu untuk makan makanan lain." Hiyori menambahkan. "Lagipun, waktu istirahat masih agak lama, jadi lebih baik manfaatkan waktu yang kita punya sebanyak mungkin."
"Yah, aku rasa kau benar."
Naruto merobek pembungkus roti, lalu membaginya menjadi dua bagian.
Naruto menyerahkan satu bagian padanya.
"Mau?" tawar Naruto.
Hiyori berkedip.
Hiyori tersenyum tipis.
"Makasih."
Naruto terkekeh.
Mereka makan roti yakisoba sambil mengamati langit cerah.
Hiyori diam-diam melirik ke arahnya.
'Entah kenapa, memori waktu itu masih ada pikiranku.'
Hiyori masih ingat, kejadian dari awal ini semua terjadi, tepatnya itu terjadi enam bulan (yang lalu).
Flashback
"Nghh…"
Kelopak mata gadis itu terbuka.
'Di mana aku?'
Gadis itu memperhatikan keadaan sekitarnya.
Ruangan ini bercat putih, lengkap dengan lemari berisi aneka macam obat, beberapa ranjang tidur, kursi, meja, dan lain-lain.
Dia tahu ruangan ini.
'Ah, aku di ruang kesehatan rupanya.'
Gadis itu mencoba duduk, tapi merasakan sakit di kepalanya.
'Kepalaku terasa sakit sekali. Apa kena bola memang sesakit ini?'
Gadis itu mulai ingat alasan mengapa dirinya bisa berada di ruangan ini.
Dia baru saja dari ruangan guru setelah mengumpulkan pekerjaan rumah, tapi karena tidak sempat mengelak, sebuah bola mendadak mengenainya tepat di bagian kepala.
Semuanya menjadi gelap usai itu.
'Tetap saja, siapa yang membawaku sampai ke sini?' pikir gadis itu.
Pintu ruangan terbuka.
Seseorang masuk setelah menutup pintu.
Naruto berkedip.
"Ah, Shiina-san, aku lega kau sudah bangun," kata Naruto.
Hiyori tersentak, kulit mukanya sebagian merah.
'E-Eh?! Uzumaki-kun yang membawaku kemari?!'
Hiyori tidak menyangka kalau lelaki (yang diam-diam) dirinya suka itu adalah penolongnya. Wajar saja jika dia merasa gugup.
"Y-Ya, begitulah, aku sudah bangun," ujar Hiyori.
Naruto berkedip.
"Apa aku menakutimu? Karena kalau kau mau, aku bisa pergi-"
Hiyori tersentak.
"E-Enggak. Aku malah senang kau menemaniku di sini."
Naruto menyengir.
"Begitukah? Baiklah. Aku akan menemanimu kalau begitu."
Hiyori bernafas lega.
Naruto mengisi kursi di samping ranjangnya.
Hiyori gelagapan.
'T-Terlalu dekat! Ini terlalu dekat!'
Naruto memiringkan kepalanya.
"Kau yakin gak keberatan aku di sini? Maksudku, aku gak ingin buat kamu merasa canggung karena ada aku."
"Enggak apa-apa."
"Kau yakin?"
Hiyori mengangguk.
"Habisnya, aku menyukaimu, jadi ini gak apa-apa."
"…"
"…"
Hiyori tersadar.
'Huwaa, kenapa aku malah blak-blakan begini?!'
Mungkin karena efek sakit kepala, atau situasi yang terlalu mendukung, mengakibatkan gadis itu menjadi berani mengungkapkan perasaannya secara langsung.
Intinya, Hiyori merasa sangat malu sekarang.
Naruto mengamati dia tanpa berkedip.
Naruto beranjak dari kursi(nya).
"Kalau gitu, kau gak masalah kalau aku begini?"
"Eh?"
Naruto mencium bibir ranum gadis itu.
Hiyori matanya melebar.
'Naruto-kun… menciumku?'
Karena situasi mereka sudah seperti ini, Hiyori dengan sedikit antusias, mencium balik.
Naruto menyadari sesuatu.
'Bibir Hiyori-chan lembut sekali, dattebayo.'
Naruto puas bisa melakukan ini.
Mereka berhenti berciuman setelah beberapa saat.
Hiyori meluruskan kakinya di tempat tidur.
Naruto kembali duduk.
"Jadi, bagaimana keadaanmu? Apa kepalamu masih terasa sakit?" tanya Naruto.
Hiyori menggeleng.
"Sekarang sudah gak terasa sakit lagi," balas Hiyori.
Naruto lega mendengarnya.
"Maaf, tadi itu perbuatan temanku, dia sembarangan nendang bolanya."
"Gak apa-apa, aku enggak marah sama sekali kok."
Naruto terkekeh.
Hiyori berkedip.
"Um, kenapa kamu ketawa?"
"Enggak, cuma aku mikir rasa sakitmu hilang karena kita ciuman tadi."
Hiyori tersentak.
Hiyori menutupi wajahnya dengan buku, sempat mengambil itu dari tas-nya (yang terbuka).
'Dia lucu juga kalau gini,' pikir Naruto.
"Ano, Uzumaki-kun," panggil Hiyori.
"Ya?"
Hiyori menurunkan buku dari wajah(nya).
Hiyori menatap lelaki itu.
"Menurutmu… akan jadi apa hubungan kita setelah ini?"
Naruto berkedip.
Naruto menggaruk pipinya.
"Kalau kau mau, aku ingin hubungan kita jadi… lebih dari teman, jika itu gak membuatmu terpaksa tentunya," kata Naruto.
Hiyori senang.
"Ya! Aku mau jadi kekasihmu!"
Hiyori baru sadar kata-katanya.
"M-Maksudku, aku terima… hubungan kita ini," kata Hiyori.
Nada bicaranya terdengar malu-malu.
Naruto tersenyum lebar.
"Kuakui, kau imut juga kalau begini," ujar Naruto.
Hiyori merona.
Pada hari itu, sebuah hubungan terjalin di antara mereka.
Flashback-End
Hiyori tertawa kecil.
Naruto penasaran.
"Apa ada yang lucu, Hiyori-chan?" tanya Naruto.
Hiyori beralih padanya dengan senyuman.
"Itu.. rahasia."
END
A/N: hmm, demi menemani pembuatan fic utama, author pikir gak ada salahnya buat fic lain.
Seperti fanfic one-shot ini salah satunya :D
Kenapa milih Shiina Hiyori? Sederhana sekali. Karena dia imut.
Wkwk :D
Mungkin ke depannya author akan buat fanfic tipe semacam ini, lumayan, biar gak bosen juga.
Mwehehe :)
Terakhir…
Sampai jumpa di fanfic one-shot berikutnya :D
{Racemoon: Sign-out}
