Angin dan Petir
Summary: Bagaimana jika setelah Perang Dunia Shinobi Ke-empat, Naruto memiliki perasaan khusus kepada seorang kunoichi dari Kumogakure? Seru pastinya.
Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto.
Warning:
OOC. Lemon. Lime. Mature. Creampie. Anal. Semi-canon. Minor-gangbang.
I Hope You All Enjoy This Story :)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Perang Dunia Shinobi Ke-empat, atau disingkat PDS-4, adalah peristiwa yang membawa kesan mendalam bagi setiap orang. Karena untuk pertama kalinya dalam sejarah shinobi, tidak hanya menghadapi musuh yang sama, aliansi dari lima negara besar ninja tercipta berkat itu. Maka tak heran banyak ninja menganggap PDS-4 sebagai 'Hari Bersejarah' sebab itu tak akan mudah dilupakan dari pikiran mereka.
Fokus pada satu tempat, hutan tepatnya, Naruto baru selesai membuat api unggun sekarang bersiap menuju sungai tak jauh dari tempatnya berdiri. Naruto tak sendirian, rupanya dia ditemani seseorang.
Seorang wanita berkulit putih dengan iris mata biru dan rambut pirang sebahu model bob. Dia mengenakan pakaian khas kunoichi Kumogakure ditambah pelindung jala, rok pendek, sarung pelindung tangan berwarna merah, sepatu bot tinggi, dan terakhir tanto yang diikat secara horizontal di punggungnya.
Kunoichi ini adalah Samui, salah satu ninja dari Kumogakure dan kunoichi yang pernah diselamatkan Naruto dari Kinkaku dan Ginkaku.
Semenjak saat itu, mereka berdua menjadi sahabat pena dan sering bertukar surat. Kebanyakan mengenai kegiatan sehari-hari, misi apa saja yang pernah dijalani, dan masih banyak lagi topik pembahasan lainnya. Dari pertukaran pesan ini, Naruto bisa tahu beberapa hal tentang Kumogakure, tapi terkadang Samui mengirim barang yang membuat Naruto tertawa mengingatnya.
Salah satu barang itu adalah foto. Bukan sembarang foto, tepatnya foto Raikage Keempat dengan ekspresi marah karena difoto sedang B.A.B. di toilet.
Naruto berani taruhan Killer Bee yang mengambil gambar tersebut.
Kebetulan saja, Naruto yang baru saja selesai menjalankan misi dari desa tertentu tidak sengaja berpapasan dengan Samui, yang bernasib sama seperti Naruto. Mengingat ini kesempatan langka, mereka berdua sepakat menghabiskan malam bersama, semata-mata untuk lebih dekat mengenal satu sama lain.
"Samui-chan, aku akan pergi berendam. Cuma sebentar. Tidak akan lama."
Samui mengangkat satu alisnya.
"Tidak mengajakku? Aku merasa tersinggung," kata Samui datar.
Naruto menggaruk belakang lehernya, jelas canggung.
"Err, bukan begitu, kau baru saja sampai 'kan? Mungkin kau ingin bersantai dulu atau-"
"Aku hanya bercanda. Boleh aku ikut?"
Nada datarnya berubah menjadi ramah, dan saat melihat senyuman di wajah Samui, Naruto menyengir saat sadar kalau dia baru saja ditipu.
Tidak akan ada menyangka kalau kunoichi yang terkenal dingin dan selalu tampak serius ini punya sisi humor. Itu bukti kalau semua orang tidak seperti yang mereka perlihatkan di depan publik.
"Tentu boleh, dattebayo."
Hanya butuh beberapa langkah, mereka berdua sudah di dekat samping sungai dan mulai mencopot jenis pakaian yang melekat. Saat berendam di sungai, Naruto dan Samui merasa rileks untuk beberapa lama. Letih sirna pada akhirnya.
"Bagaimana Konoha?"
"Ada perubahan, meski tidak banyak. Kumo?"
"Belum berubah sama sekali."
"Hmm."
Sesaat tak ada lagi yang bicara, Naruto mencoba curi-curi pandang ke samping, merasakan alat yang memberikan identitasnya sebagai pria 'bangun' saat melihat tubuh sahabat penanya itu. Entah sengaja maupun tidak, Samui melipat lengannya di bawah payudaranya sehingga itu terlihat mengambang di atas air.
'Sial, Samui-chan seksi sekali dattebayo.'
Jika ada wanita yang mampu menandingi Tsunade dari segi keseksian, maka Samui adalah orangnya. Kulit putih, paha mulus, pinggang ramping dengan posture ideal, dan yang terbaik dari itu semua adalah buah dada besarnya dengan puting merah muda menggoda. Poin plus, Samui benar-benar wanita muda dan bukan wanita lansia seperti mantan Hokage Kelima itu.
Tentunya, Naruto lebih memperhatikan betapa cantiknya Samui saat dia tersenyum atau tertawa saat di dekatnya, tapi dia bingung harus mengutarakannya bagaimana. Sebab, Naruto tidak ingin membuat canggung hubungan mereka jika ternyata Samui tidak memiliki perasaan yang sama sepertinya.
Tanpa disadari dia, Samui memperhatikan bagaimana Naruto mengamati tubuhnya. Ketimbang kesal, Samui puas karena itu berarti rencananya mendekati Naruto akan berjalan sesuai rencana. Seperti yang diinginkannya sejak lama.
Jika boleh jujur, Samui mengakui kalau dia sudah lama tertarik pada Naruto. Karena itu dia bertekad kalau hari ini juga Naruto akan tahu bagaimana perasaannya kepadanya. Tentunya Samui tidak akan melakukannya dengan cara biasa, sebab jika dipikirkan lagi, masih ada cara yang lebih menyenangkan untuk orang yang kau kasihi tahu isi hatimu ketimbang lewat kata-kata.
"Kenapa melihatku seperti itu, Naruto-kun?"
Suara Samui menyadarkan Naruto dari lamunannya. Naruto tertawa gugup lalu menengok ke arah lain, menggaruk pipinya.
"M-Maaf, aku hanya merasa kau begitu… cantik, itu saja."
Samui berkedip, tersanjung dengan pujian yang diterimanya dari Naruto. Sebenarnya sudah banyak pria mengucapkan hal sama sebelumnya, tapi mendengarnya dari Naruto terasa… berbeda, dan di saat bersamaan, membuatnya senang.
'Hm?'
Fokus pada satu 'benda', Samui menahan senyumnya melihat kejantanan Jinchuuriki Kyuubi itu tegak dengan antusiasnya di dalam air. Samui bisa menebak mengapa itu bisa terjadi, dan sudah pasti penyebab tidak lain akibat ulahnya sendiri.
Selagi tidak melihat, Samui tanpa pikir panjang menggeser tubuhnya hingga bahunya menyentuh bahu Naruto, menyebabkan dia menengok ke samping. Naruto memerah wajahnya saat menyadari lengannya bersentuhan dengan payudara Samui.
'Jika ini terus berlanjut. Aku bisa-bisa tamat, dattebayo.'
"Begitukah. Baik sekali perkataanmu," kata Samui.
Dengan santai, Samui meremas payudara besarnya di hadapan Naruto, alhasil Naruto panas-dingin ketika melihat pemandangan erotis seperti itu.
'Apa kau sadar yang kau lakukan sekarang, Samui-chan?!'
"Kurasa pria beruntung tidak harus berurusan dengan buah dada. Terkadang saat menjalankan misi, punggungku terasa sakit karena harus membawa mereka ke mana-mana, mendadak keram juga-"
Samui sama sekali tak memperhatikan betapa gemas dan gregetnya Naruto saat ini. Naruto tidak keberatan mendengarkan ceritanya, tapi itu bisa terjadi tanpa harus melibatkan gerakan oppai juga!
"-tentunya aku sudah menemukan solusi agar payudaraku tidak terasa keram dari rekan sesama ninjaku. Setiap beberapa kali sehari, aku harus memijat mereka, maksimal lima kali. Tapi yang lebih dianjurkan mengemut bagian puting.-"
'Seseorang tolong aku!'
"-Lebih keras lebih baik. Tetap saja, melakukan semuanya sendirian cukup melelahkan sebetulnya."
Samui berhenti sejenak, meletakkan tangannya di belakang kepalanya lalu tersenyum pada Naruto, dadanya terangkat ke atas sehingga payudaranya memantul sedikit.
"Karena ada kau di sini, maukah kau yang melakukan bagian hisap-menghisap?" pinta Samui 'polos'.
Naruto tidak dapat menahannya lagi.
[Line Break]
Terbangun dari tidurnya, Naruto berkedip beberapa kali lalu melihat wajah Samui, yang tampaknya lega menyadari dia sudah sadar.
"Mimisanmu hebat sekali tadi. Ada rahasia dibalik Jutsu itu?"
"Itu bukan jutsu, dattebayo," kata Naruto, malu.
Samui tersenyum.
"Aku tahu. Tetap saja, kau lucu juga barusan."
Naruto tertawa gugup, kemudian menyadari jaketnya dikenakan oleh Samui. Semula tak ada yang salah, sampai akhirnya Naruto mengingat kalau Samui tak mengenakan apapun sekarang kecuali jaketnya, yang tak mampu menahan ukuran payudara besarnya sampai itu terlihat kelebihan muatan.
Samui tampaknya menyadari hal ini.
"Ah, maaf, aku seharusnya meminta izin dulu padamu. Aku hanya penasaran bagaimana rasanya memakai pakaian seperti ini. Tetap saja, dadaku terasa sakit dan ini agak menyakitkan jika dibiarkan."
Kemudian, Naruto mengingat tawaran Samui sebelumnya, tapi mengesampingkan itu demi hal yang menurutnya lebih penting.
"Samui-chan, sebenarnya ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu. Dan aku sudah lama menyimpan ini-"
"Kau menyukaiku?"
Sela Samui, mata birunya fokus pada mata biru Naruto, seakan mencari tahu apakah ini kebohongan atau bukan.
Naruto perlahan mengangguk.
"Ya."
Dapat dikatakan, Naruto sedikit gugup dengan jawaban yang akan diterimanya, tapi kegugupannya sirna kala Samui tersenyum, menurunkan wajahnya dan bibir mereka bersentuhan. Naruto menyukai sensasi bibir Samui, rasanya lebih baik daripada wanita panggilan yang disewa Jiraiya untuk hadiah ulang tahunnya dulu. Mungkin penyebabnya ini bukan sembarang wanita yang dia cium.
"Nggh… mmnn…"
Samui tidak menduga Naruto begitu lihai dalam berciuman, menyimpan pertanyaan untuk nanti, matanya menatap lawan mainnya sementara lidahnya mengepel sudut bibir Naruto. Sedangkan Naruto, dia mengecup setiap permukaan bibir kunoichi montok itu, ikut menjulurkan lidahnya. Mereka berdua bersilat lidah dan bertukar saliva.
Sudah cukup lama seperti ini, Samui mengangkat wajahnya sehingga bibir mereka terpisah, mengajukan pertanyaan saat menatap Naruto.
"Darimana?"
"Aku pernah melakukan ini sebelumnya. Kau Samui-chan?"
"Pengalaman."
Menerima jawabannya, Naruto mencoba bangkit dan berdiri tepat di depan wajah Samui dengan kejantanan yang sudah mengeras.
Samui mengocok penis Naruto menggunakan satu tangan, dengan mulutnya mengulum salah satu buah zakarnya yang layak mendapat perhatian juga.
Selama beberapa menit dia melakukan itu, Naruto mengelus rambut Samui dan memperhatikan betapa tenangnya dia memainkan penisnya. Merasa diperhatikan, Samui menengok ke atas, sekilas menunjukkan senyum tipis pada Naruto lalu meneruskan aktivitasnya lagi.
Ingin melakukan hal lain, kali ini kunoichi itu mengulum kejantanannya memakai mulutnya, membuat Naruto mendesah karena begitu liarnya Samui memanjakan penisnya. Di saat bersamaan, Samui menurunkan ritsleting jaket orange-hitam yang melekat pada tubuhnya. Perhatian Jinchuuriki itu teralihkan ke bawah, tepatnya dua buah 'melon' yang tampak menggiurkan bila didiamkan saja, meremas payudara besarnya dengan sedikit tenaga tapi tidak mendekati kasar.
"Ah…"
Desahan kecil Samui menandakan dia tidak harus menghentikan aksinya.
Naruto membuat eksperimen dengan menggesekkan buah dada Samui, menahan tawa ketika sadar tangannya tidak cukup besar menangkup aset ukuran super tersebut, lepas lalu melihat mereka bergoyang secara erotis. Pindah ke satu sisi, Naruto menyadari satu hal.
"Samui-chan, boleh aku menyentuh pantatmu?"
Samui mengangguk, tak mampu bicara karena mulutnya disumbat 'tongkat daging panas'.
"Terima kasih."
Naruto membuka lebar bokong Samui, menyusupkan dua jarinya ke dalam liang kewanitaannya, memainkan 'sesuatu' yang membuat pemiliknya lebih bergairah dalam menyedot batang kerasnya. Iseng, Naruto mendorong pinggulnya sehingga lebih dari setengah, tapi menyisakan beberapa inci, penisnya masuk jauh ke dalam mulutnya. Samui nyaris tersedak karena ujung penisnya mengenai tenggorokannya. Ketimbang marah, Samui bertekad membuat Naruto keluar duluan dari dirinya.
Namun, pemenangnya telah ditentukan.
Usai melepaskan semburan hangat, Naruto menarik keluar penisnya, membiarkan Samui mengambil nafas sejenak usai sukarela melakukan deep-throat untuknya. Jinchuuriki itu menyengir ketika melihat wajah Samui sedikit merah, seolah tahu sesuatu.
"Suka?"
"Kau membuatku tersedak. Itu tidak keren, Naruto-kun."
"Hehe, maaf; Samui-chan."
Menghela nafas, Samui mencium kepala penisnya dan berdiri, mendekat ke pohon terdekat dengan Naruto mengikutinya dari samping. Samui mengabaikan bokongnya diremas saat mereka berdua berjalan.
Samui bersandar pada pohon dan melihat Naruto berlutut di antara kakinya. Naruto menggesekkan jarinya di sisi klitoris Samui, yang basah karena cairannya sendiri.
Dia mengangkat wajah supaya dua pasang mata bertatapan.
Naruto menyengir.
"Bukan aku saja yang keluar rupanya."
Samui menoleh ke arah lain, menyembunyikan rasa malunya.
"Bisa kau teruskan? Jika tidak kita cukup sampai di sini," kata Samui.
Naruto terkekeh, mengarahkan penisnya pada 'pintu masuk' vagina wanita berambut bob itu.
"Baiklah. Ini dia!"
Samui menyadari sebuah batang keras telah memasuki liang kewanitaannya dengan begitu mudah. Sensasinya tidak begitu buruk ketika mengetahui siapa yang melakukan itu.
'Dia… besar,' pikir Samui.
Naruto menyukai sensasi ini.
'Vagina Samui-chan masih terasa sempit, dattebayo,' batin Naruto.
"Kau boleh… bergerak, Naruto-kun."
Naruto mengerti itu.
Naruto menggerakkan pinggulnya secara maju-mundur. Tidak lupa, Naruto memegang pinggang wanita berdada besar itu sebagai pegangan.
Selama beberapa menit ke depan, Naruto hanya terus mencoba mendorong lebih dalam, sementara Samui dibuat keenakan dengan penis yang berada di vaginanya.
Hingga pada akhirnya, desahan wanita berambut bob itu tidak bisa ditahan lagi.
"Ahh~ ahhhn~ mmmnn~ ahh~ ahh~"
'Sial, suara desahan Samui-chan seksi sekali, dattebayo,' pikir Naruto.
Naruto kini beralih meremas buah dada besarnya, sementara dirinya masih terus menggenjot vagina Samui.
Naruto menyukai sensasi payudara besarnya di tangannya. Begitu empuk juga berisi. Tak jarang dia menggelitik dan mencubit puting susunya dengan antusias.
Naruto mencium leher Samui lalu naik mengecup pipinya.
"Samui-chan, mau pindah posisi?" tanya Naruto.
"Y-Ya."
Naruto segera mencabut penisnya, sementara Samui menyandarkan punggungnya pada pohon.
Naruto mendorong masuk penisnya ke dalam vagina Samui, mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur.
Samui tidak tinggal diam dan melumat bibir lelaki itu.
Mereka berciuman sambil menjilat lidah. Keduanya sempat merasakan saliva masing-masing dan itu membuat permainan semakin memanas.
'Naruto-kun tidak bohong tentang punya pengalaman,' pikir Samui.
Samui sempat berpikir untuk mengendalikan keadaan. Namun, pemikiran itu hilang ketika sadar kalau sebentar lagi dirinya akan keluar.
Samui menjauhkan wajahnya dari wajah Naruto.
"Aku keluaaarr!" seru mereka.
Samui bisa merasakan tubuhnya bergetar hebat. Begitu pula dengan Naruto. Keringat turun dari wajah hingga ke bawah dagu mereka.
"Haah.. haah…."
Samui bernafas sejenak, lalu mendadak Naruto mencium lembut bibirnya. Samui menerima dan membalas kecupan itu. Bibir keduanya lalu berpisah untuk kebutuhan oksigen.
"Tadi itu menyenangkan, dattebayo," kata Naruto.
"Aku juga berpikiran sama," balas Samui.
"Mau mandi bersama?"
"Boleh saja."
Naruto terkekeh.
Samui tersenyum tipis.
[Line Break]
Malam harinya di suatu tenda, aktivitas menyenangkan sedang terjadi saat ini.
Si klon terus mendorong pinggangnya di dalam anusnya, sementara Naruto tidak berhenti menggenjot vaginanya dengan salah satu putingnya masih disedot keras.
"AHH! AHH! AHHN! OHHH! AHH!"
Samui tidak mampu berbuat banyak saat dua lubangnya terisi penis Naruto dan klonnya. Gairah wanita itu bertambah ketika Naruto mengisap puting susu kirinya. Naruto telah mengemut puting susunya dari awal permainan. Rasanya begitu nikmat sampai mukanya ahegaosekarang.
Mereka melakukan ini dari satu jam yang lalu. Tidak perlu butuh lama untuk segera mencapai puncak.
"B-Boss, aku mau keluar sebentar lagi."
"Ya, aku juga. Samui-chan?"
"YES! YES! AHH! AHHN! AHH! AHH!"
"Oke. Kita semua sepakat."
Mereka mendesah di saat keluar bersama. Si klon lenyap ketika Samui menjatuhkan wajahnya di dada bidang lelaki berambut kuning itu.
Naruto mengelus lembut rambut pirangnya.
"Terima kasih, Samui-chan, karena telah memenuhi permintaanku," kata Naruto.
Samui mengangkat wajahnya lalu menatap Naruto.
"Ini bukan masalah, tapi kalau boleh jujur… aku gak tahu harus anggap staminamu itu anugerah atau kutukan."
Naruto tertawa gugup.
"Yah, soal itu.. tergantung bagaimana kau memikirkannya."
Samui memikirkan itu baik-baik.
"Mungkin kau benar."
Samui mencium Naruto. Naruto dengan antusias mencium balik. Mereka berhenti berciuman setelah cukup lama melakukannya.
"Sudah, aku mau tidur."
"Siap, dattebayo."
Mereka tertidur dengan kondisi Naruto mengubur wajahnya di antara buah dadanya.
Samui tidak keberatan dengan itu.
[E-N-D]
A/N: Yeah, author kembali dengan fic lemon lain, NaruSamui mwehehe, moga kalian suka ;)
