Tomboy Kushi.
Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto.
Warning: OOC, AU, typo, Lemon, Incest, Smut PWP?
Pairing: Naruto x Kushina.
Enjoy it!
Kushina Uzumaki adalah wanita tomboy, itu di akui oleh anak semata wayangnya, Naruto. Bahkan dalam berpakaian saja, wanita itu hampir mirip dengan laki-laki, kecuali rambut panjang serta payudaranya yang pas di tangan.
Kushina tinggal bersama Naruto, karena suaminya menceraikan dirinya dan lari dengan wanita lain. Yah, Kushina tak memperdulikan hal tersebut, karena dia punya Naruto sekarang.
Untuk kebutuhan seks, Kushina hanya bisa mengandalkan beberapa mainan yang dia beli secara diam-diam, dia ingin kembali merasakan penis laki-laki, tapi dia hanya malas mencari seorang lelaki.
Ada pikiran bahwa dia bisa meminta Naruto, tapi itu tak mungkin, karena Naruto adalah anaknya, dan ia sekarang berperan sebagai 'ayahnya'.
Pagi ini, Kushina baru saja bangun dari tidurnya, dia berjalan turun ke lantai bawah yang di sana sudah ada sosok Naruto. Wanita itu menguap lebar sembari memasukkan tangannya ke dalam singlet putih yang ia pakai.
Naruto menatapnya dengan heran. "Kaasan, kau tak malu melakukan hal itu di depanku?"
"Untuk apa malu?"
"Masalahnya kau itu perempuan kaasan."
"Kenapa harus malu di depan anaknya sendiri?"
"Aku laki-laki, dan bisa saja akan memperkosamu!"
Kushina tertawa kecil mendengar perkataan Naruto barusan. "Coba saja kalau bisa." Kushina duduk di kursi makan sembari tertawa kerasa setelah mengatakannya.
Naruto yang mendengar itu sontak mengangkat kedua alisnya, dia kemudian beranjak dari tempatnya duduk dan berjalan ke arah Kushina. Wanita itu masih tertawa tanpa menyadari sosok Naruto yang berjalan ke arah dirinya.
Naruto pun langsung memasukkan kedua tangannya ke dalam kaos tanpa lengan yang Kushina kenakan, wanita itu sontak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh putra semata wayangnya.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Kaasan menantangku tadi, ya sudah aku lakukan."
Kushina menggigit bibir bawahnya merasakan kedua payudaranya di remas Naruto. "Tapi aku ibumu, bodoh!" Namun, wanita itu tak memberontak sama sekali saat Naruto meremas payudaranya. 'Biarin aja deh, lagipula aku sudah lama tak berhubungan badan.'
Naruto kemudian menarik kedua tangannya, membuat Kushina mendesah kecewa. "Oke, sudah selesai."
"Hah?!" Kushina langsung menatap Naruto yang berdiri dibelakangnya. "Kau ini, gila!" Kushina menutup kedua Payudaranya, dia menatap tajam Naruto. "Kau anak kandung bejat!"
"Siapa suruh memakai pakaian longgar seperti itu?"
"Terserah kaasan dong, kan ini di apartemen."
Naruto hanya bersiul melangkah pergi meninggalkan Kushina, seolah tak terjadi sesuatu. Dia pun duduk di kursi sofa keluarga, lalu menyalakan televisi.
Kushina beranjak dari tempatnya duduk, dia berjalan mendekati Naruto dan duduk di atas paha pemuda itu, sontak Naruto terkejut dengan kelakuan Kushina.
"Oi, kaasan!"
Kushina menyeringai, dia menggerakkan pantatnya maju mundur. Naruto merasakan jika penis yang ada di dalam celana boxernya mulai mengeras. Dia menggigit bibir bawahnya merasakan pantat lembut Kushina yang menggesek penisnya.
Kushina menyadari jika penis putranya itu ereksi, kemudian menghentikan gerakan pinggulnya, dia menyandarkan dirinya pada Naruto.
"Balas dendam, Sochi."
"Ap-apa?!"
Kushina menarik boxer Naruto, dia mengambil penis ereksi itu kemudian mengapitnya di antara paha seksi wanita itu.
Naruto sontak terkejut dengan apa yang dilakukan Kushina. Wanita berambut merah itu kemudian memegang ujung penis Naruto, lalu memijatnya dengan lembut. Naruto merasakan hal yang luar biasa saat Kushina memijit ujung penisnya.
Namun, ada satu hal lain yang Naruto rasakan, celana dalam yang Kushina pakai ternyata basah, mungkin akibat dirinya yang meremas lembut payudara wanita itu.
Naruto berinisiatif untuk meremas kembali payudara Kushina, dia menyiapkan kedua tangannya, lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam kaos singlet Kushina.
"O-oi!"
Naruto menyingkap kaos itu hingga kedua payudara Kushina terlihat menyembul dari balik kaosnya, kedua tangan Naruto pun menangkap kedua payudara besar itu. Dia meremasnya pelan, sembari memainkan puting susu Kushina.
"Sialan!"
"Kaasan, bahasanya tolong."
"Bodoh amat!" Kushina meremas penis Naruto, membuat pemuda itu meringis merasakannya. Namun, Kushina dibuat terkejut dengan Naruto yang mencubit puting susunya, dia menggigit bibir bawahnya merasakan jemari Naruto yang mencubit putingnya.
Wajah cantik Kushina merona hebat merasakan kedua putingnya yang dimainkan Naruto, dia pun menghentikan remasannya pada penis putranya itu, napasnya begitu memburu setelah Naruto memainkan payudara serta putingnya.
Naruto sendiri ikut menghentikan aksinya, Kushina menghembuskan napas lega setelah Naruto mengakhiri aksinya. Namun, dia tak tahu jika putra semata wayangnya itu akan kembali melakukan hal yang tak terduga.
"Kaasan, seks?"
"Hah?! Eh?! Eehh?!" Kushina terkejut dengan Naruto yang melepas celana dalamnya. "Apa yang kau lakukan?!"
"Berhubungan badan dengan kaasan, apalagi memangnya?"
Kushina langsung mencubit kedua pipi Naruto. "Iya kaasan tahu, tapi kenapa harus kaasan?!"
"Kan disini ada kaasan saja, apakah aku harus mengajak tousan jika aku ingin berhubungan badan? Tidak kan?"
"Kau ada benarnya Sochi." Kushina melonggarkan cubitan pada pipi Naruto, kemudian dia ingat sesuatu. "Eh, nggak gitu juga!"
"Kaawswaannn..."
Kushina membalikkan badannya, dan dia masih mencubit pipi Naruto.
Namun, pemuda itu diam-diam mengangkat pinggul Kushina disaat wanita itu fokus terhadap cubitannya, Naruto mengarahkan penisnya untuk masuk ke dalam liang senggama Kushina.
Namun, saat dia akan mendorong penisnya, Kushina menggenggam penis ereksi Naruto. "Kau mau memasukkan ini diam-diam huh?" Kushina menyeringai menatap Naruto, dia juga meremas penis Naruto. "Dasar kau anak mesum!"
"Ka-kaasan, sa-sakit!"
"Tahu rasa kau!"
Naruto tak kehabisan akal, dia mengangkat tangan kanan yang sedang menganggur, kemudian mencubit klitoris Kushina.
Wanita itu sontak terkejut, tubuhnya menegang, dan genggamannya pada penis Naruto terlepas, membuat pemuda itu bisa bebas menggarap Kushina.
"Ka-kau!"
Naruto langsung mendorong pinggulnya hingga penisnya masuk ke dalam tubuh Kushina. Tubuh seksi itu dibuat menegang sesaat setelah semua batang penis Naruto masuk.
"Si-sialan."
"Bahasanya."
Naruto memegang pinggul ramping Kushina, kemudian menggerakkan pinggul itu naik turun, Kushina mulai mendesah nikmat dengan napas yang memburu menerpa wajah Naruto.
Tubuh Kushina mulai panas saat penis Naruto keluar masuk di dalam tubuhnya. Keringat membasahi kulit putihnya, kedua tangannya menggenggam bĂ gian atas sofa.
Naruto menyeringai menatap Kushina yang terlihat mulai menikmati aksinya, dia juga bisa mendengar desahan nikmat dari wanita itu. Kedua payudaranya bergerak memantul naik turun mengikuti gerakan tubuhnya.
Naruto pun mulai melepaskan genggamannya pada pinggul Kushina, dan membiarkan wanita itu menggerakkan pinggulnya sendiri. Kedua tangan Naruto terangkat lalu menggenggam kedua payudara besar Kushina.
Pejyda itu meremasnya dengan lembut, ria juga memainkan puting susu Kushina untuk yang kesekian kalinya.
"Naruto... Kaasan... Ingin..."
Naruto tak mendengarkan perkataan Kushina, dia terus meremas payudara itu hingga tubuh Kushina menegang diserta dengan pinggulnya yang menghujam penis Naruto dengan cepat.
Kushina klimaks untuk yang pertama kalinya setelah sekian lama dia bermain dengan mainan seksnya.
Kushina langsung ambruk di atas tubuh Naruto, sementara pemuda itu belum klimaks sama sekali.
-o0o-
"Aku tak percaya ini!" Kushina membersihkan cairan klimaks yang keluar dari vaginanya. "Aku tak percaya jika aku berhubungan seks dengan anakku sendiri."
"Tapi kaasan terlihat menikmatinya."
Wajah Kushina merona hebat. "Diam kau!" Setelah membersihkan vaginanya, Kushina mulai mencari celana dalamnya, dia masih telanjang sembari mencari celana dalamnya di sekitar sofa. "Kemana celana dalamku."
Naruto melihat Kushina yang menungging di depannya, dia meneguk ludahnya melihat vagina Kushina yang masih basah. Penisnya kembali ereksi berat saat pantat itu bergoyang-goyang seolah ingin dimasuki lagi.
Naruto pun berjalan dan berdiri tepat di belakang pantat Kushina, dia mengarahkan penisnya yang sudah ereksi itu ke liang senggama Kushina untuk kedua kalinya.
"Jadi Naruto, kau jangan... Eh, ap-apa yang kau lakukan?!" Kushina langsung menoleh ke belakang, dia melihat Naruto yang sedang memegangi pinggulnya dan mendorong penisnya masuk ke dalam vaginanya. "Sto-stop! Berhenti! Naruto! Aahhh..."
Kushina meremas sofa itu kembali saat merasakan penis Naruto masuk ke dalam vaginanya. Penis Naruto bergerak keluar masuk di dalam tubuhnya.
Kushina memang menikmati hal ini, namun dia terlalu malu untuk mengungkapkannya. 'Sialan! Naruto sialan! Kenapa penisnya nikmat sekali!?'
Kushina terus mendesah nikmat saat Naruto menambah kecepatan gerakan pinggulnya, tubuhnya semakin dibuat tak berdaya saat klimaksnya yang kedua keluar dengan sendirinya.
Tubuh Kushina sudah tak berdaya, dan dia tengah di setubuhi oleh Naruto.
"Kaasan! Aku keluar!"
"Di-diluar! Jangan di... Ahhh..."
Naruto menyemburkan spermanya yang banyak ke dalam vagina Kushina, dia menggigit bibir bawahnya saat mengeluarkan spermanya itu.
-o0o-
Kushina duduk lemas di kursi sofa, dia sudah malas untuk membersihkan sperma yang keluar dari vaginanya.
Naruto sendiri meletakkan celana dalam sang Ibu di atas perut Kushina. "Kaasan mencarinya kan?"
"Dapat darimana kau?"
"Menyembunyikannya."
"Dan memperkosa ibumu ini? What the fuck?!"
Naruto hanya tersenyum jahil mendengarnya. "Tapi enak kan?"
"Iya sih, kaasan sudah lama tak merasakannya," jawab Kushina sembari menggaruk pipinya.
"Baik, sekarang blowjob."
Naruto menyodorkan penisnya yang sudah ereksi kembali. "Kau itu!" Kesal Kushina, namun dia malah menggenggam penis Naruto dan membuka mulutnya. Wanita itu memasukkan penis Naruto ke dalam mulutnya untuk memberikan putra semata wayangnya itu sebuah blowjob.
"Mulutmu nikmat kaasan."
Kushina memutar kedua bola matanya bosan, namun ia masih terus memberikan aksi nya itu pada Naruto.
Beberapa menit kemudian, Naruto meringis merasakan jika spermanya akan keluar lagi. "Kaasan, aku..."
Kushina menarik dirinya, dia membiarkan sperma hangat itu menyembur dan menutupi wajah cantiknya serta payudara besarnya. "Uhh," desah Kushina yang masih mengocok penis Naruto. "Tak buruk, mungkin jika nafsu kaasan naik, kaasan akan memintamu."
"Dengan senang hati kaasan." Kushina berdiri, kemudian menarik tangan Naruto. "Kemana?"
"Mandi."
Naruto menyeringai mesum mendengarnya.
...
..
.
End
