Fanfic Naruto X One Piece

Disclaimer : I don't own anything.

WARNING : RATED M FOR MURDER, BRUTALITY, SUICIDE, HARD LEMON, AND SEXUAL CONTENT

THIS STORY IS 18+

-O-

VINI-VIDI-VICI

( I Came, I Saw, I Conquer )

CHAPTER 3 : THE PLAN!

"Hmmm? Benarkah? Siapa laksmana yang kau bicarakan ini?" Tanya Naruto.

"Kizaru." Jawab pria itu.

"Benar-benar aneh. Jika sampai laksamana di utus ke tempat ini, pasti ada sesuatu besar yang ada di pulau ini." Gumam Naruto.

"Benar. Angkatan laut berkata bahwa si pembunuh yang berkeliaraan di kota ini adalah seseorang sangat berbahaya dan memiliki track record criminal yang sangat buruk." Ucap pria tersebut.

"Lalu, siapakah dia?" Tanya Naruto.

"Tsugikuni Michikatsu, atau dengan nama lain Kokushibou. Sang pendekar pedang kegelapan yang datang dari bulan." Ucap pria tersebut.

Naruto sedikit menyipitkan matanya dan mencoba untuk mengingat-ingat nama yang baru disebut oleh si pria tua itu. "Hmmmm.. Sepertinya aku pernah dengar tapi sepertinya tidak… Atau aku pernah membaca berita tentangnya atau tidak… Atau aku pernah mendengar namanya sekali atau tidak sama sekali….atau…..AAAH! SI BULAN SABIT! Dia kan yang kau bicarakan?"

"Semangat sekali kau." Gumam pria itu sambil berkeringat jatuh.

"Hahahaha maaf-maaf, itu hanya reflex saja. Lalu, apakah para angkatan laut itu berhasil mengangkap si Bulan Sabit?" Tanya Naruto.

"Sepertinya tidak, tapi si Bulan Sabit pun tidak sanggup mengalahkan angkatan laut itu dan sepertinya mereka bersepakat untuk berdamai. Tapi entahlah, aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan." Ucap pria tersebut.

Naruto menganggukan kepalanya dan ia langsung membawa seluruh belanjaannya dan berlari meninggalkan bar tersebut. "O-San! Terima kasih atas informasinya, aku pergi dulu!" Teriak Naruto.

"A-Ah! Berhati-hatilah! Ada banyak angkatan laut dan Tenryuubito di daerah utara!" Ucap pria itu namun nampaknya, Naruto tidak dapat mendengar perkataannya karena Naruto berlari dengan sangat cepat dan menghilang begitu saja.

-O-

Naruto dengan cepat berlari ke kapalnya kembali. Dengan mengetahui adanya angkatan laut dan Tenryuubito di pulau ini, tentunya ia sadar bahwa situasi ini bisa membahayakan Hancock. Naruto tidak mau Hancock tertangkap karena ia mempunyai tujuan khusus kepada Hancock dan sebisa mungkin, ia harus bersikap baik padanya dan membuatnya tetap percaya kepadanya.

Hampir 20 menit berlari, Naruto akhirnya sampai di kapalnya sendiri dan ia langsung masuk ke ruang utama kapal. Saat memasuki ruangan kapal, ia sedang melihat Hancock yang terduduk diam di kursi dan menatapnya dengan kebingungan.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Naruto.

"Darimana saja kau?" Tanya Hancock.

"Membeli makan." Ucap Naruto sambil mengangkat kresek belanjaannya.

Hancock yang melihat itu pun tersenyum dan ia langsung berdiri dan berjalan mendekati Naruto. "Biar aku bantu."

Hancock mengambil barang belanjaan yang dibawa oleh Naruto dan ia pun berjalan ke area dapur yang tidak jauh dari ruangan utama.

Mata Naruto tertuju pada bokong Hancock yang terutama, saat Hancock membungkuk karena Naruto dapat melihat jelas seluruh area vitalnya.

"Aku tidak mempunyai kompor. Kita harus membakar beberapa kayu terlebih dahulu." Ucap Naruto sambil berjalan sambil mendekati Hancock.

"Tidak masalah. Apa kau punya kayunya?" Tanya Hancock sambil mengeluarkan daging-daging dari plastic dan beberapa botol bir dari plastik belanjaan Naruto.

Hanya saja, Hancock sedikit terkejut saat tiba-tiba Naruto memeluknya dari belakang dan mengelus-elus area perutnya.

"H-Hei… Berhenti, aku sedang mengerjakan sesuatu." Ucap Hancock.

"Hmm? Apa kau bisa memasak? Aku ragu kau bisa memasak." Ucap Naruto sambil tersenyum.

"J-Jangan remehkan aku! Dulu, masakanku di puji oleh para orang tua dan mereka berkata bahwa aku memiliki bakat masak!" Ucap Hancock dengan wajah yang merah padam.

Naruto menaruh dagunya di atas kepala Hancock dan tangannya pun bergerak lebih keatas dan meremas payudaranya. "Kalau begitu, tunjukan padaku. Aku ingin melihatmu memasak."

Hancock memejamkan matanya dan wajahnya sangat panas dan terasa mendidih. Perlakuan Naruto ini membuatnya benar-benar tak berdaya namun, dia pun menikmatinya.

"Ba-Baiklah! Tapi, jangan ganggu aku karena aku harus berkonsentrasi." Ucap Hancock.

"Baiklah. Pertama, tolong potong daging-daging ini menjadi 3 bagian. Aku bisa melihat seberapa piawainya kau memasak dari cara kau memotong daging." Ucap Naruto.

Hancock menganggukan kepalanya. Ia lalu mengambil sebilah pisau yang berada di sebelahnya dan ia mencoba untuk memotong daging itu.

'Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa aku mengatakan itu semua!? Sejak kapan aku memasak!?' Teriak Hancock dalam hatinya.

Namun, ia tidak mempunyai pilihan dan ia harus bertanggungjawab atas apa yang telah ia katakan. Dengan tangannya yang gemetar ia mencoba untuk memotong daging-daging itu. Namun, Hancock tidak bisa memotongnya meskipun ia sudah mengeluarkan tenaganya.

"K-Kenapa alot sekali!? Aku sudah mencoba memotongnya dengan sekuat tenaga!" Teriak Hancock.

Melihat itu, Naruto tersenyum dan mungkin karena ia gemas, Ia mencubit puting payudara Hancock dengan sedikit keras.

"A-Ahhhh! Kau….!" Hancock mendesah sembari tertawa saat Naruto mencubit putingnya.

"Itu hukuman karena kau telah berbohong padaku. Aku yakin kau bahkan tidak pernah memasak. Sini, biarku berithau." Ucap Naruto dengan lembut.

Naruto kini menggenggam tangan Hancock dan ia mengajari Hancock bagaimana caranya memotong daging. "Kau tidak akan pernah bisa memotong daging ini dengan cara menekannya, kecuali kau memakai pisau yang lebih besar. Caranya adalah, kau harus mengirisnya dengan perlahan sampai daging ini terpotong."

Naruto menggerakan tangan Hancock dan membuat Hancock memotong daging itu. Hal ini membuat Hancock tersenyum dan bahkan ia sedikit tertawa dan membuat Naruto sedikit heran.

"Apa ada yang lucu?" Tanya Naruto.

"Tidak. Hanya saja…. Untuk pertama kalinya aku merasakan perasaan senang dalam hidupku. Saat ini, aku merasa hidupku tenang dan aman terutama saat aku berada bersamamu." Ucap Hancock.

"Hal yang wajar, namun tidak ada jaminan bahwa hidupmu sekarang telah aman. Aku baru saja mendengar kabar bahwa di pulau ini terdapat banyak angkatan laut dan Tenryuubito. Mereka semua menculik para warga disini untuk dijadikan budak."

Sontak hal itu membuat Hancock terkejut. Pada akhirnya, mimpi buruknya kembali dan ternyata ia belum sepenuhnya bebas dari bayang-bayang para Tenryuubito itu. Tanpa ia sadari, tubuhnya bergetar dan ia menggenggam tangan Naruto dengan sangat keras.

"Tidak perlu takut seperti itu. Selama aku bersamamu, aku berjanji kau tidak akan jatuh ke tangan mereka lagi. Sebaiknya kita sarapan terlebih dahulu dan memberikan kedua adikmu itu makanan. Setelah itu, baru kita pikirkan rencana kita selanjutnya." Ucap Naruto.

"Ba-baiklah…" Gumam Hancock.

-O-

1 Jam Kemudian

Naruto dan Hancock akhirnya telah menyelesaikan sarapan mereka. Hancock pun tidak lupa untuk memberi makan kepada dua adiknya dan hari ini kondisi kedua adiknya itu sudah semakin membaik dibandingkan kemarin.

Naruto dan Hancock berencana untuk mengeliling kota ini dan mencari beberapa informasi dan membeli beberapa barang untuk kebutuhan mereka berlayar. Naruto meminjamkan pakainnya kepada Hancock dan Hancock kini mengenakan kemeja putih panjang saja, mengingat ukuran tubuh Naruto yang lebih besar daripadanya jadi kemeja putih itu bahkan menutupi sampai area lututnya dan Hancock tidak perlu mengenakan celana lagi.

Sebenarnya, Hancock merasa risih karena ia tidak memakai baju dalam sama sekali mengingat Naruto yang pastinya tidak memliki bra dan juga celana dalam Naruto terlalu besar bagi Hancock. Tapi, kemeja putih ini sudah cukup untuk menutupi tubuh Hancock dan lambang budak yang menempel di punggungnya.

Sebelum mereka pergi, Naruto memastikan mengunci setiap ruangan yang berada di kapalnya mengingat kedua saudara Hancock masih berada di dalam kapal.

Kini, mereka berdua berjalan mengitari pulau itu dan mencari toko yang menjual perlatan. Namun, Naruto melihat sebuah hotel yang cukup besar.

"Hotel? Sepertinya menarik." Ucap Naruto.

"Eh? Apa yang-KYAAA!" Hancock tidak sempat menyelesaikan perkataannya karena Naruto langsung menarik lengannya dan mengajaknya berlari ke hotel tersebut.

Sesampainya di hotel itu, Naruto mendapati bahwa sepertinya hotel ini sepi pengunjung dan ia melihat hanya ada resepsionis yang menunggu di belakang meja. Naruto dan Hancock pun mendekati resepsionis itu dan tersenyum kepadanya.

"Hallo! Apa masih ada kamar tersisa?" Tanya Naruto dengan ramah.

"U-Uhm! Tapi, apa kalian yakin akan menginap disini?" Tanya resepsionis itu.

"Hmm? Memangnya kenapa?" Tanya Naruto.

Resepsionis itu merundukan kepalanya dan nampaknya sangat berat sekali untuknya menjelaskan. "Se-Sebenarnya, hotel ini menjadi tempat bagi si Bulan Sabit untuk membunuh mangsanya. Di tambah lagi, para angkatan laut dan Tenryuubito sering berkunjung kesini untuk menculik para pengunjung hotel. Karena itulah hotel ini sangat sepi sekarang."

Naruto tersenyum mendengar penjelasan resepsionis itu. "Terima kasih, meskipun kau seorang pegawai hotel, tapi kau mengatakan hal yang jujur kepada pengunjung alih-alih berbohong untuk mendapatkan keuntungan di kondisi seperti ini. Tapi tenang saja aku petarung yang kuat dan aku tidak akan dikalahkan oleh si Bulan Sabit itu ataupun para angkatan laut itu."

"Ba-Baiklah kalau begitu. Di lantai 8 kamar nomor 9. Aku memberikanmu ruangan itu karena kau akan mudah melarikan diri dari kamar itu jika terjadi sesuatu." Ucap resepsionis itu sambil memberikan kunci kamarnya kepada Naruto.

Naruto pun mengnggukan kepalanya dan menerima kunci itu. "Terima kasih."

Naruto lalu menarik kembali tangan Hancock dan mengajaknya berjalan menuju elevator. "Jangan terlalu menarik perhatian. Bersikaplah layaknya kau adalah istriku." Bisik Naruto pada Hancock.

Wajah Hancock pun kembali merah padam terutama saat ia mendengar kata istri. Hatinya berdetak dengan cepat dan seakan-akan akan meledak.

"I-I-I-Istri!?" Gumam Hancock.

TENG!

Pintu elevator terbuka dan kedua orang itu memasuki elevator tersebut. Naruto menekan tombol angka 8 pada elevator itu dan pintu mulai tertup dan elevator itu mulai bergerak naik.

Naruto sedikit melirik kearah Hancock dan ia melihat Hancock merundukan kepalanya dan wajahnya masih memerah. Naruto menyeringai dan mencoba untuk menggoda Hancock.

"Kenapa kau gugup? Jangan bilang bahwa kau pun tidak bisa menjadi istri yang baik?" Tanya Naruto.

"BISSSAAAAAAA!" Teriak Hancock.

Teriakan Hancock itu sangat keras bahkan hingga membuat Naruto sedikit terpental dan menabrak dinding elevator itu.

"Ba-Baiklah. Kau pasti bisa menjadi istri yang baik." Ucap Naruto sambil mengangkat ibu jarinya.

"HMMMM!" Hancock menganggukan kepalanya dengan cepat dan terlihat dari wajahnya, ia sangat percaya diri kali ini.

TENG!

Pintu elevator terbuka dan Naruto pun bergegas meninggalkan elevator tersebut. Hancock pun berlari mengejar Naruto dan akhirnya mereka sampai di depan pintu kamar nomor 9. Naruto membuka pintu kamar itu dan mereka berdua masuk ke kamar tersebut.

Saat memasuki kamar itu, Naruto tersenyum dan Hancock sedikit terkejut saat melihat betapa besarnya luas kamar ini. Mereka melihat sebuah kasur dengan ukuran besar, jendela yang besar, dan dinding ruangan yang berwarna putih mengkilap memberi kesan bersih pada kamar ini,

"Bagaimana? Keren kan?" Tanya Naruto.

"A-Ah! I-Ini luar biasa…" Gumam Hancock. Lalu, Hancock mengarahkan pandangannya kepada Naruto karena ada sesuatu yang menganggu pikirannya. "Tapi, kenapa kau menyewa tempat ini? Bukankah kau sudah punya kapal untuk tempat tinggalmu?"

"Tujuanku kesini bukan untuk menginap tapi….." Naruto menghentikan perkataannya dan ia menunjuk salah satu ruangan yang berada di sebelah kanannya.

Hancock pun mengarahkan pandangannya pada arah yang di tunjuk Naruto dan menyipitkan matanya. "Kamar mandi? Ada ada apa dengan kamar mandi?"

"Tentu saja untuk mandi! Sudah sekitar 3 hari aku tidak mandi dan tubuhku sudah merasa aneh. Kau pun harus mandi. Kau memang cantik dan seksi tapi bau ketiakmu kadang menganggu saat aku berciuman denganmu." Ucap Naruto.

Mendengar itu, wajah Hancock pun kembali merah padam namun bukan karena tersipu, melainkan karena malu. Rasa malu ini benar-benar tidak bisa ia tahan.

"Baiklah, kau bisa tidur dulu karena aku akan mand-UAAAAAHHH!"

SIUUNG!

BRAAAK!

Naruto tidak sempat menyelesaikan perkataannya dan karena tiba-tiba Hancock berlari dengan sangat kencang dan masuk ke kamar mandi, dan menutup pintu kamar mandi itu dengan sangat keras.

"Ku-Kuso! Wanita itu memang mempunyai selera humor yang buruk. Dia selalu menanggapi semua perkataanku dengan serius." Ucap Naruto.

Naruto lalu berjalan mendekati jendela dan ia membuka jendela tersebut dengan sangat lebar. Ia lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Sambil merokok, ia melihat pemandangan kota ini dari jendela kamarnya.

"Saking terpakunya aku dengan kejadian yang ada di pulau ini, aku sampai lupa menanyakan apa nama pulau ini." Gumam Naruto.

Naruto lalu mengarahkan pandangannya kearah utara dan ia melihat sebuah tenda-tenda besar yang berada di sana. Naruto tersenyum karena ia percaya bahwa tempat itu adalah tempat dimana para angkatan laut tinggal, apalagi melihat bendera pemerintah dunia yang berkibar disana.

Seketika kedua mata Naruto berubah. Kornea matanya berubah menjadi warna ungu denga nada beberapa garis melingkar dan beberap titik di lingkaran tersebut.

"HANCOCK! TETAPLAH DISANA DAN JANGAN KELUAR SAMPAI AKU KEMBALI! ADA SESUATU YANG HARUS AKU LAKUKAN!" Teriak Naruto dengan keras supaya Hancock bisa mendengarnya.

Naruto pun melompat dari jendela dan ia melayang di udara dan Ia merapatkan kedua telapak tangannya bersamaan.

"MODE NINGENDOU : KUCHIYOSE!"

BUSH!

Asap putih tebal muncul diudara dan dari asap itu muncul sebuah mahluk yang sangat besar. Mahluk itu menyerupai seekor burung, dengan paruh panjang berwarna kuning, lebih mirip seperti dinosaururs.

Naruto menaiki burung besar itu dan ia tersenyum. "Ayo kita pergi ke markas mereka. Jika benar Kizaru ada disana, maka ini akan memudahkanku untuk mendapatkan ketenaran sebagai bajak laut."

Dan dengan itu, burung tersebut pun terbang menuju ke camp angkatan laut.

oOo

30 Menit Kemudian

Setelah 30 menit terbang, akhirnya Naruto tiba di camp angkatan laut. Namun, sepertinya para angkatan laut itu masih belum sadar akan kedatangan Naruto yang sedang berada di atas dengan burungnya.

Naruto mengarahkan pandanganya kebawah dan melihat sepertinya mereka sedang berpesta dan sebagian dari mereka sedang mabuk. Naruto pun melihat ada sebuah tenda dengan lambang cakar naga yang ia percaya adalah tenda dari seorang Tenryuubito.

"Sepertinya mereka sedang bersenang-senang disini. Namun, aku sama sekali tidak melihat Kizaru disekitar sini." Ucap Naruto.

BUSSH!

Naruto pun menghilangkan burung besar yang ia ciptakan itu dan terjun menuju camp angkatan laut itu.

BOOOM!

"O-OI!"

"APA ITU!?"

"APA ADA METEOR!?"

Naruto melompat dengan sangat cepat dan membuat sedikit ledakan di tengah-tengah camp angkatan laut. Para angkatan laut yang berada disitu pun terkejut dan langsung mengarahkan senjata mereka ke kepulan asap yang berada di hadapan mereka.

Dari balik asap itu, mereka melihat sebuah sosok pria yang cukup tinggi dan tersenyum kepada mereka, dan tentu saja itu Naruto.

"Yoo! Sedang berpesta?" Tanya Naruto.

"SIAPA KAU BRENGSEK!?"

"APA KAU INGIN MATI HUH!?"

"BERANI-BERANINYA KAU DATANG KE TEMPAT INI!?"

Para angkatan laut itu berteriak dengan sangat kencang dan membuat Naruto menutup telinganya. "Oi! Oi! Sabarlah! Kenapa kalian harus berteriak seperti itu?"

Naruto pun tersenyum dan ia duduk disebuah rak yang berisikan bir. Ia mengambil sebotol bir dari rak tersebut dan melempar-lemparnya ke atas. "Uaaaahh! Kalian memilik bir yang sangat mahal! Dari mana kalian mendapatkannya?"

Melihat tingkah laku Naruto yang sombong itu, para angaktan laut itu pun seperti tersinggung dan kesal. Tingkah laku Naruto yang ramah dan santai itu terkesan meremehkan mereka dan menganggap bahwa mereka semua ini tidak kuat.

"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan huh?"

"Bersikap seolah kau ini adalah orang kuat?"

"Ini adalah camp angkatan laut! Orang rendahan sepertimu tidak boleh berada disini!"

Mendengar perkataan angkatan laut itu, Naruto tersenyum dan berhenti melemparkan botol bir itu ke atas. Ia membuka tutup botol bir tersebut dan menumpahkan bir tersebut ke tanah.

"Dan orang-orang hina seperti kalian tidak layak meminum minuman mahal seperti ini." Ucap Naruto dengan dingin.

"SERRAAAAAAAANG!"

Kesabaran dari pasukan angkatan laut sepertinya sudah habis dan mereka semua berlari, dan mengangkat senjata mereka untuk menyerang Naruto.

Namun, Naruto hanya tersenyum dan sepertinya ia sama sekali tidak takut dengan jumlah angkatan laut yang saat ini sedang menyerangnya bersamaan.

SRIIING!

BUAAGH! BUAGH! BUAGH!

Naruto sedikit melebarkan matanya dan seketika aura berwarna hitam terpancar dari mata Naruto. Seketika, para angkatan laut itu pun tergeletak tak sadarkan.

"Yang tadi itu disebut dengan Haoshoku Haki. Tapi, orang rendahan sepeti kalian pasti belum pernah mendengarnya kan?" Tanya Naruto.

Naruto lalu mengarahkan pandangannya kesekitar dan melihat banyak sekali stok makanan seperti buah-buahan, sayuran, daging, minuman beralkohol, dan persenjataan di camp ini.

"MOKUTON : BUNSHIN!"

Dari tubuh Naruto, keluar beberapa kayu dan kayu-kayu itu berubah bentuk menjadi dirinya senidir atau bisa dibilang, sebuah cloning yang tercipta dari kayu.

"Kalian semua, ambil semua barang-barang yang ada sini dan bawa ke kapal. Lalu salah satu dari kalian cek kondisi Hancock di hotel dan jaga dia." Ucap Naruto kepada seluruh bunshinnya.

Para bunshin itu menganggukan kepala mereka dan mereka melakukan apa yang Naruto suruh. Mereka semua membawa seluruh barang-barang yang ada di camp ini dan membawanya ke kapal Naruto.

Naruto pun mengarahkan pandangannya kepada tenda besar yang ada disebelahnya. Simbol cakar naga yang besar milik Tenryuubito itu membuatnya sedikit penasaran dan ia memutuskan untuk masuk ke dalam tenda tersebut.

Dengan perlahan, ia sedikit membuka tenda tersebut untuk melihat ke dalam. Saat ia melihat kedalam, Naruto terkejut karena ia melihat seorang Tenryuubito sedang berdiskusi dengan seorang pria yang tinggi besar. Perhatian Naruto lebih tertuju pada pria besar tersebut karena ia tahu siapa pria tersebut.

Naruto pun menyeringai dan tanpa keraguan sedikit pun, ia memasuki tenda tersebut. "Ohhh! Lihat ini! Seorang Tenryuubito sedang berdiskusi dengan seorang bajak laut!"

Perkataan Naruto itu sontak membuat mereka berdua terkejut. Mereka berdua langsung berdiri dan menatap Naruto dengan tajam.

"Tenang saja! Aku tidak berencana untuk menyerang kalian ataupun membunuh kalian disini. Tapi jika kalian berusaha menyerangku, ya apa boleh buat." Ucap Naruto sambil tersenyum.

Salah satu orang itu adalah Saint Louis. Dia merupakan seorang Tenryuubito yang sedang mencari budak-budak di Grandline setelah insiden Fisher Tiger yang menyusup ke Marijoa dan membebaskan para budak disana.

Sedangkan satu lagi adalah seorang bajak laut yang cukup terkenal, meskipun dia hanyalah seorang rookie. Perjalanannya sebagai seorang bajak laut cukup hebat karena dia berhasil mencuri perhatian public dengan segala kontroversinya. Meskipun dia mengalami kekalahan telak saat bertarung dengan salah satu bajak laut terkuat di dunia yaiut Shirohige, dia tetaplah bajak laut yang masih diperhitungkan. Dia adalah Crocodile.

"Manusia hina sepertimu, berani-beraninya kau datang ke tempat seperti ini." Gumam Saint Louis.

"Aku tidak tahu apa yang sedang kau cari tapi, sebaiknya kau segera pergi dari sini, bocah." Ucap Crocodile.

"Kalian benar-benar mempunyai selera humor yang rendah. Apa kalian tidak bisa bercanda?" Ucap Naruto sambil tersenyum.

"CUKUP! Habisi dia, Crocodile!" Titah Louis kepada Crocodile.

Crocodile menyeringai dan seketika, beberapa butir pasir muncul dari telapak tangannya. "Kau tidak perlu memerintahku, karena aku pun akan membunuh bocah ini!"

"Hooo! Akuma no Mi kah? Biar ku tebak, Logia? Suna-Suna no Mi?" Tanya Naruto.

"Jika kau sudah tahu kemampuanku, sebaiknya kau bersiap-siap karena takdirmu berkahir disini!" Ucap Crocodile.

BRUSH!

Crocodile merubah seluruh tubuhnya menjadi butiran pasir dan dia mencoba menyerang Naruto. Pasir-pasir itu bergerak mengelilingi Naruto dengan maksud menghalangi pandangan Naruto. Sekektika, Crocodile muncul dihadapan Naruto dan mencoba untuk menyentuh Naruto.

"Matilah kau!" Ucap Crocodile.

Naruto hanya diam dan tersenyum mendengar perkataan Crocodile. Ia sedikit melirik kebalakang dan matanya berubah kembali menjadi berwarna ungu dengan pola garis melingkar dan membuat Crocodile sedikit terkejut saat melihat mata dari Naruto.

SRIIING!

BOOOM!

Naruto melebarkan matanya dan seketika sebuah gelombang kejut dahsyat terjadi dan membuat Crocodile terpental, begitupun dengan Louis dan gelombang kejut ini pun membuat tenda hancur.

Crocodile langsung bangkit berdiri dan ia melihat keadaan disekitarnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat para angkatan laut yang menjaga pertemuannya dengan Saint Louis semuanya telah terkapar di tanah. Crocodile pun yakin bahwa ini adalah perbuatan Naruto.

Disisi lain, Crocodile mengarahkan pandangannya kepada Louis yang sepertinya sudah pingsan dan terkapar di tanah.

"Nah, sekarang hanya kita berdua! Apa kau ingin lanjut bertarung atau ingin berdamai?" Tanya Naruto.

"Tch! Untuk seorang bocah kau benar-benar arogan. Apa kau tahu siapa aku huh!?" Ucap Crocodile yang sepertinya sudah mulai kesal.

"Souka. Sepertinya kita tidak bisa menempuh jalur damai dalam permasalahan ini. Kalau begitu, majulah. Aku tidak akan menahan diri." Ucap Naruto.

Crocodile menatap Naruto dengan tajam dan terlihat lengan kanannya telah diselimuti oleh pasir yang sangat tebal. Crocodile lalu membungkuk dan menyentuh tanah yang berada dibawahnya dengan telapak tangannya.

"DESERT GRANDE ESPADA!"

Crocodile merubah seluruh tanah yang ia sentuh menjadi pasir dan muncul sebuah pisau besar yang terbuat dari pasir dan bergerak menuju Naruto.

Disisi lain, Naruto terlihat tidak terkejut dengan serangan Crocodile itu dan ia mengangkat lengan kanannya dan membuka telapak tangannya dan ia arahkan ke pisau pasir itu.

"SHINRA TENSEI!"

BOOOOM!

Sebuah gelombang kejut kembali muncul dan kali ini jauh lebih besar dari sebelumnya. Hal itu pun membuat seluruh pasir yang dibuat oleh Crocodile hancur dan Crocodile pun terkena efek dari serangan Naruto itu dan membuatnya terlempar kebelakang.

Crocodile pun langsung kembali menyeimbangkan tubuhnya dan ia pun mendarat di permukaan dengan sempurna. Namun, ia merasa ada sesuatu mengalir di ujung bibirnya dan saat ia menyentuhnya, ia terkejut ketika ia tahu bahwa ia berdarah.

'Aku berdarah? Ba-Bagaimana bisa!?' Gumam Crocodile dalam hatinya.

"Kau pasti terkejut aku berhasil melukaimu kan?" Tanya Naruto yang berjalan mendekati Crocodile.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Crocodile.

"Namaku Namikaze D Naruto. Jika kau ingin tahu lebih lanjut, aku adalah hanyalah seorang pria yang sedang merintis karir bajak lautku." Ucap Naruto.

"Bajak laut? Sepertinya kau cukup percaya diri dengan kekuatanmu itu. Aku tidak tahu buah iblis apa yang kau gunakan tapi, jika itu berhasil menyerangku artinya kau mempunyai kekuatan yang menakutkan." Ucap Crocodile.

"Kau salah. Aku memang mempunyai buah iblis yang mengerikan tapi, tetap saja itu tidak bisa melukaimu karena buah iblismu bertipe logia. Aku menggunakan hakiku dan aku yakin bajak laut sekelasmu pasti mengetahui haki kan?" Tanya Naruto sambil tersenyum.

Mendengar penjelasan Naruto tentu saja membuat Crocodile terkejut sekaligus mengerti kenapa ia bisa terluka. Ternyata, bocah yang sedang berdiri dihadapannya ini bukanlah bocah biasa dan ia kini harus lebih berhati-hati lagi.

"Begitukah? Sepertinya kau tidak bisa aku remehkan." Gumam Crocodile.

"Kalau begitu, bukankah lebih baik kita berbicara daripada harus bertarung? Maksudku, pertarungan ini tidak ada gunanya." Ucap Naruto.

"Cih! Aku tidak sudah bernogisasi dengan orang sepertimu!" Ucap Crocodile.

Crocodile pun langsung melompat ke udara dan terlihat ia membuat sebuah bola pasir kecil di telapak tangannya.

"SABLES!"

Crocodile melemparkan bola pasir itu kearah Naruto dan seketika tercipta pusaran pasir yang cukup besar. Pusaran pasir ini perlahan berubaha menjadi badai pasir dan menyapu bersih seluruh orang-orang yang berada disana, termaksud Saint Louis.

"MOKUTON : JUKAI KOUTAN!"

Naruto pun mengeluarkan teknik barunya, dan seketika akar-akar pohon yang besar bermunculan dari dalam tanah dan akar-akar pohon tersebut terus mengembang dan membentuk pepohonan yang sangat besar.

Badai pasir yang dibuat oleh Crocodile pun seketika lenyap dan Crocodile terkejut ketika melihat Naruto yang dapat membuat pepohonan besar dan membuat hutan dalam sekejap.

Namun, Crocodile menyipitkan matanya dan melihat ke area sekitar. Karena area ini telah diubah menjadi hutan oleh Naruto, pandangan Crocodile pun terhalang oleh pepohonan besar dan ia tidak dapat melihat Naruto.

STAB!

Crocodile membelalakan matanya saat ia merasakan pundaknya di tusuk oleh benda tajam dan saat ia melirik kebalakang ia melihat Naruto yang sedang menyeringai.

"Jangan bergerak. Ranting pohon ini akan mengembang jika kau bergerak dan itu berarti, saat ranting ini bercabang, dia akan menusuk seluruh organ dalammu dan membuat mati." Ucap Naruto.

"Ku-Kuso! Uhuk! Uhuk!" Ucap Crocodile yang terbatuk-batuk darah.

"Nah, sekarang aku yakin kau akan bernegosiasi denganku kan?" Tanya Naruto.

"A-Apa yang kau inginkan?" Tanya Crocodile.

"Itulah pertanyaanku. Sebenarnya apa yang kau inginkan dan sampai harus bernegosiasi dengan para bangsawan dunia itu?" Tanya Naruto.

"Aku sedang berdiskusi dengannya untuk mengambil sebuah kerajaan. Aku meminta bantuannya dan sepertinya dia meminta sesuatu yang tentunya tidak bisa aku lakukan." Ucap Crocodile.

"Hmmm? Kerjaan? Kerajaan apa?" Tanya Naruto.

"Sebuah kerajaan yang terletak tidak jauh dari sini. Kerajaan yang memiliki sejarah panjang dan diduga mempunyai sebuah rahasaia besar untuk membangkitkan senjata kuno. Arabasta." Ucap Crocodile.

Naruto menganggukan kepalanya dan sepertinya ia mulai mengerti dengan maksud Crocodile. "Aku mengerti. Lalu, apa yang diminta oleh para Tenryuubito itu?"

"Dia memintaku untuk mengumpulkan 1000 orang untuk dijadikan budak dan menangkap Fisher Tiger." Ucap Crocodile.

"Benar-benar tidak masuk akal. Tapi, lupakan tentang Tenryuubito. Kalau begitu, biarkan aku membantumu!" Ucap Naruto.

Tentu saja jawaban Naruto itu membuat Crocodile terkejut dan menganga dengan lebar. "HAAAAAAAAAA!?"

"Biarkan aku membantumu!" Ucap Naruto sekali lagi.

"Jangan bercanda dasar bocah sialan! Kenapa kau ingin membantuku dan bagaimana caranya kau membantuku!?" Teriak Crocodile.

Naruto menyeringai dan ia pun langsung menarik ranting pohon yang menancap di pundak Crocodile dan membuat Crocodile sedikit meringis kesakitan.

"Aku ingin membantumu karena aku ingin mempunyai koneksi yang baik dan luas antar sesame bajak laut. Dan jika kau ingin tahu bagaimana caranya aku membantumu, aku sudah memikirkan caranya." Ucap Naruto.

Crocodile menyipitkan matanya dan terus menatap tajam Naruto. Namun, ia pun penasaran dengan rencana yang Naruto punya.

"Katakan, apa rencanamu." Ucap Crocodile.

"Aku tahu Arabasta merupakan kerajaan besar di Grandline namun, sepertinya mereka tidak punya kekuatan militer yang hebat. Kerajaan seperti itu, seharusnya sangat mudah ditaklukan. Namun ada dua masalah yang harus kita selesaikan terlebih dahulu." Ucap Naruto.

"Masalah? Apa itu?" Tanya Crocodile.

"Pertama, Raja dari Arabasta sangat di percayai oleh rakyatnya dan itu yang membuat kerajaan mereka kuat sampai sekarang. Kedua, kau adalah seorang bajak laut. Tidak mungkin pemerintah dunia membiarkan seorang bajak laut menguasai satu kerajaan." Ucap Naruto.

"Lalu apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan!" Ucap Crocodile yang kebingungan.

Naruto menyeringai. "Aku akan membuat sebuah kelompok bajak laut yang beraliansi dengan pemerintahan dunia!"

"Pemikiranmu sangat idealis dan cenderung tidak masuk akal. Pemerintah Dunia dan Bajak Laut adalah musuh alami dan mana mungkin beraliansi." Ucap Crocodile.

"Disitulah nalarmu harus dipergunakan. Tidakah kau baca berita setahun yang lalu? Angkatan laut membuat pernyataan bahwa mereka kekurangan kekuatan untuk melawan para bajak laut yang berada di dunia baru. Setelah membaca itu, aku berpikir bahwa perlu adanya suatu kelompok kuat yang beraliansi dengan pemerintahan dunia dan akan lebih baik jika meraka adalah seorang bajak laut. Bayangkan, jika kau seorang bajak laut dan beraliansi dengan pemerintah dunia, kau bisa menguasai banyak kerajaan di Grandline tanpa harus takut berurusan dengan angkatan laut." Ucap Naruto.

Crocodile pun menganggukan kepalanya dan setelah mendapat penjelasan dari Naruto, ia mulai mengerti maksud perkataan Naruto. Namun, tetap saja baginya sangat sulit untuk diwujudkan.

"Masih terlalu idealis bagiku." Ucap Crocodile.

"Dan di bagian inilah aku perlu bantuanmu." Ucap Naruto.

"Hm?" Tanya Crocodile.

"Aku akan membantumu menguasai Arabasta dengan metodeku." Ucap Naruto.

"Jelaskan." Ucap Crocodile.

"Beberapa bulan yang lalu, aku membaca banyak sekali bajak laut yang datang ke Arabasta untuk menjarah dan menculik para penduduk setempat untuk diperjualbelikan. Hal ini menjadi situasi genting kerajaan itu dan kau, akan datang kesana sebagai pahlawan." Ucap Naruto.

"Maksudmu, aku harus pura-pura menjadi penyelamat mereka dengan mengusir para bajak laut yang mengacau disana?" Ucap Crocodile.

"Tepat sekali! Jika kau ingin menguasai suatu kerajaan, maka hal pertama yang harus kau lakukan adalah mendapat kepercayaan dari masyarakat. Tunjukan pada mereka bahwa kau lah yang mampu menjadi pelindung mereka dan jika mereka sudah percaya denganmu, kemungkinan besar kau akan dipuja oleh mereka." Ucap Naruto.

"Lalu bagaimana dengan raja mereka?" Tanya Crocodile.

"Tunjukan pada rakyat Arabasta bahwa raja mereka itu lemah. Tunjukan pada mereka bahwa raja mereka tidak sanggup melindungi mereka dan orang yang layak menjadi raja adalah kau." Ucap Naruto sambil tersenyum.

Crocodile tersenyum saat mendengar penjelasan Naruto dan sepertinya ia tertarik dengan ide Naruto. "Aku setuju dengan idemu yang ini. Aku akan ikut rencanamu. Tapi, apa yang kau inginkan sebagai bayarannya?"

"Sederhana saja. Saat aku berhasil menguasai Arabasta, aku ingin kau memanggil petinggi angkatan laut untuk mengadakan pertemuan." Ucap Naruto.

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Crocodile.

"Tentu saja aku akan menawarkan mereka sebuah sistem yang menarik dan aku yakin mereka akn setuju dengan ideku ini!" Ucap Naruto.

Crocodile menganggukan kepalanya dan ia pun langsung bangkit berdiri. "Kalau begitu, ayo kita lakukan sekarang."

"Tidak. Kau harus pergi kesana sendiri dan lagi, aku yakin kau tidak akan mengalami kesulitan menghadapi para bajak laut disana. Masih ada hal yang harus aku selesaikan disini." Ucap Naruto.

"Apa yang kau cari disini?" Tanya Crocodile.

"Aku sedang mencari si Cresent Moon, Kokushibou!"

TBC

OKE GUYS! Cukup untuk chapter 3! Hahahaha

Sekarang waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari readers!

Ntar Login : Thor mau nanya, ini harem ada berapa slot sih? Wkwk Trus soal kebalikan Luffy tapi ga kaya Kurohige apa bakal jadi realistis? Ga naif gitu. Semangat thorr pokoknya!

Jawaban : Thanks buat supportnya! Untuk masalah harem, slotnya tidak terhingga dan setiap cewek yang Naruto temui nanti, ya bakal di "hajar" wkwkwkw dan untuk kebalikan luffy tapi ga kaya Kurohige, hmmmmm sepertinya akan terjawab di chapter-chapter selanjutnya!

Grand560 : Apakah semua kru Naruto cewek? Dan kira-kira berapa jumlah krunya? Oh ya kenapa ga di wattpad? Untuk menghidupkan FFN lagi lah?

Jawaban : Tentu saja tidak. Mungkin nanti ceweknya bakal ada 3 atau 4 di crew Naruto dan mungkin kru Naruto akan berjumlah 10, tapi siapa tahu mungkin bertambah atau berkrunga seiring petualang mereka. Dan untuk wattpad, hmmm sepertinya menarik, biar author pikir-pikir dulu.

Oke mungkin sekian dulu dan terima kasih para readers yang suka sama fic ini dan terima kasih juga atas reviewnya. Untuk crew Naruto juga, sekedar spoiler angkat diambil dari char anime lain dan mungkin kalian bisa kasih saran beserta alasannya.

Doakan saja supaya fic ini bisa sampai tamat dan terima kasih juga kepada Kevinchrisz-Senpai atas inspirasi dari cerita-ceritanya.

Sekian dan see you next chapter!