Fanfic Naruto X One Piece

Disclaimer : I don't own anything.

WARNING : RATED M FOR MURDER, BRUTALITY, SUICIDE, HARD LEMON, AND SEXUAL CONTENT

THIS STORY IS 18+

-O-

VINI-VIDI-VICI

( I Came, I Saw, I Conquer )

CHAPTER 5 : LET'S GO!

Setelah mendiskusikan tentang tujuan dan krew mereka, Naruto dan Kokushibou akhirnya memutuskan untuk berlayar sebelum angkatan laut datang ke pulau ini. Naruto mengajak Kokushibou ke kapalnya dan sesampainya di kapal Naruto dan akhirnya mereka berdua sampai di kapal Naruto.

"Ini kapalmu?" Tanya Kokushibou.

"Hm! Terlihat simpel dan tidak menarik, tapi ini hanya kapal sementara. Oh iya, ada 3 orang wanita di dalam dan mereka adalah temanku." Ucap Naruto.

"Anggota crew?" Tanya Kokushibou.

"Eh, tentu saja tidak. Aku berencana mengirim mereka pulang." Ucap Naruto.

"Dimana rumah mereka?" Tanya Kokushibou.

"Amazon Lily. Sebuah di Calm Belt. Aku dengar pulau itu adalah pulau yang hanya di huni oleh wanita." Ucap Naruto.

Kokushibou menganggukan kepalanya dan ia mengambil sesuatu dari sakunya. Ia mengambil sebuah benda yang berbentuk seperti kompas dan melemparkannya kepada Naruto.

"Benda ini…" Gumam Naruto.

"Log Pose. Dengan itu kita bisa sampai ke Calm Belt dengan lebih cepat. Tapi, Calm Belt tidak memiliki arus angin dan kapalmu tidak dapat bergeral di Calm Belt. Kau tahu itu kan?" Tanya Kokushibou.

"Tentu saja. Aku sudah mempersiapkan untuk itu semua. Kalau begitu, ayo kita masuk." Ucap Naruto.

Koksuhibou menganggukan kepalanya dan ia mengukti Naruto masuk kedalam kapalnya. Ruangan yang cukup besar, namun terlihat tidak ada barang apapun selain meja dan kursi, dan juga terlihat seorang wanita sedang tertidur di sebuah kursi panjang.

"Jadi, dia wanita yang kau bicarakan itu?" Tanya Kokushibou.

"Masih ada dua di dalam dan mereka sedang sakit." Ucap Naruto.

"Kalau begitu, aku akan berjaga saja diluar. Aku akan mengemudikan kapal dan mengarahkannya ke Calm Belt." Ucap Kokushibou.

Setelah mengatakan hal tersebut, Kokushibou pun keluar dan meninggalkan Naruto dan Hancock di dalam. Naruto pun mengarahkan pandangannya kepada Hancock yang sedang tertidur dan menghampirinya.

Naruto duduk di ujung kursi dan menyentuh wajah Hancock dengan lembut. Seketika, mata Hancock pun langsung terbuka dan Naruto tersenyum kepadanya.

"Kau pura-pura tidur rupanya." Ucap Naruto.

"Aku menunggumu seharian." Ucap Hancock.

Hancock mencoba bangkit duduk namun Naruto menahannya. Naruto menyentuh pundak Naruto dan menidurkannya kembali. "Tidurlah."

"Apa kau sudah menemukan temanmu?" Tanya Hancock.

"Tentu saja. Dia berada di luar dan kini dia sedang menggerakan kapal. Kita akan menuju ke Calm Belt dan mengantarmu beserta adikmu pulang." Ucap Naruto.

Hancock terlihat sedikit murung dengan perkataan Naruto karena sejujurnya ia masih ingin berlayar bersama Naruto. Namun, ia pun harus kembali ke Amazon Lily dan juga kembali ke tempat dimana memang seharusnya ia berada.

"A-Apa kau ingin ikut bersamaku?" Tanya Hancock.

"Hm? Ikut denganmu? Ke Amazon Lily? Bukankah itu pulau yang dikhususkan oleh wanita?" Tanya Naruto.

"Y-Ya, tapi aku bisa berbicara dengan teman-temanku untuk menerimamu." Ucap Hancock.

Naruto tersenyum dan menatap Hancock dengan lembut. Naruto lalu membaringkan dirinya di sebelah Hancock dan membelai wajah Hancock dengan lembut.

"Jangan bilang kau ingin terus bercinta denganku?" Tanya Naruto sambil menyeringai.

"B-Bukan itu dasar mesum! A-Aku hanya ingin bersamamu saja!" Ucap Hancock dengan wajah yang sangat memerah.

"Hahahaha baiklah baiklah, aku hanya bercanda. Tapi, aku tidak bisa ikut denganmu…. sekarang." Ucap Naruto.

"Se-sekarang?" Gumam Hancock yang kebingungan.

"Uhm. Masih banyak yang harus aku lakukan dan aku ingin mewujudkan semua impianku. Masih ada orang-orang kuat yang harus aku kalahkan dan masih banyak kerajaan-kerajaan yang harus aku taklukan." Ucap Naruto.

Hancock yang mendengar itu pun sedikit terkejut. Ia tidak tahu bahwa Naruto adalah pria yang sangat ambisus dan mempunyai impian untuk menaklukan kerajaan-kerajaan.

"Kau ingin menaklukan kerajaan-kerajaan yang ada di dunia?" Tanya Hancock.

"Tentu saja. Aku ingin menguasai dunia ini dan aku ingin menjadi raja di dunia ini." Ucap Naruto.

"Ta-Tapi, itu mustahi…." Gumam Hancock dengan sangat pelan.

Naruto mengangkat tangannya dan ia menyentuh pipi Hancock dengan lembut. "Karena itu, aku butuh bantuanmu." Ucap Naruto.

"Ba-Bantuanku? Ta-Tapi aku tidak yakin bisa membantumu. Aku ini…. wanita yang lemah." Gumam Hancock.

"Aku tidak memintamu untuk bertarung atau bersimpah darah hanya untuk melindungiku. Aku ingin kau menjadi ratu dari Amazon Lily dan aku ingin kerajaanmu mendukungku." Ucap Naruto.

"Ratu?" Gumam Hancock.

"Kau bisa melakukannya kan?" Tanya Naruto.

"Ta-tapi aku ini mantan seorang budak! Aku-Mmmmppphh!"

Perkataan Hancock itu terpotong karena Naruto langsung menicum bibirnya dengan lembut. Sesaat Hancock membelalakan matanya karena terekjut dengan ciuman Naruto yang tiba-tiba, namun ia sekarang memejamkan matanya karena ciuman Naruto tersasa sangat nikmat dan menggairahkan baginya.

Naruto menggerakan lengannya dan mulai menggerayangi tubuh Hancock dan saat ini ia meremas payudara Hancock dengan lembut sehingga mmebuat Hancock mendesah. Naruto lalu menghentikannya ciumannya dan tersenyum kepada Hancock.

"Kau bisa kan melakukannya? Menjadi Ratu Amazon Lily untukku?" Tanya Naruto.

"A-Ah… Aku bisa… Hanya saja, aku mengkhawatirkan beberapa hal." Ucap Hancock.

"Katakan semua kekhawatiranmu itu." Ucap Naruto.

"Aku merupakan mantan budak Tenryuubito dan jika aku menjadi ratu dari Amazon Lily dan ada orang yang mengetahui masa laluku, maka Amazon Lily pasti akan hancur. Kedua, jika angkatan laut menemukan indikasi bahwa aku bekerja sama dengan bajak laut sepertimu, maka mereka pasti tidak akan tinggal diam." Ucap Hancock.

"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan rencana untuk itu semua. Kau hanya perlu menuruti perintahku saja dan aku pasti akan melindungimu." Ucap Naruto.

Mendengar perkataan Naruto, Hancock tersenyum dan menganggukan kepalanya. Seperti sebelum-sebelumnya, perkataan Naruto selalu dapat membuatnya lebih percaya diri dan merasa aman dan nyaman.

"Baiklah kalau begitu. Aku tidak punya alasan lagi untuk menolak permintaanmu." Ucap Hancock.

"Terima kasih." Ucap Naruto sambil tersenyum.

Melihat senyuman Naruto itu, Hancock merasa senang karena kali ini ia bisa melihta senyuman Naruto dari jarak yang sangat dekat. Tanpa sadar, Hancock perlahan mendekatkan wajahnya kepada wajah Naruto dan ia mencoba untuk mencium Naruto.

Tentu saja Naruto menerima ciuman Hancock itu dengan senang hati dan mereka kembali berciuman. Hancock menggerakan tangannya dan menyentuh pipi Naruto dengan telapak tangannya. Disisi lain, Naruto melingkarkan tangan kanannya di pinggang Hancock dan membawa Hancock kedalam pelukannya.

"Mmmmmppphh… Ahhhhh…." Hancock terus mengerang sambil menciumi Naruto.

Setelah beberapa menit berciuman, akhirnya mereka berhenti untuk menarik nafas dan tersenyum satu sama lain.

"Kau benar-benar menggairahkan." Gumam Hancock.

"Kalau begitu, aku akan bercinta denganmu sampai pagi!" Ucap Naruto.

oOo

TIME SKIP 1 HARI

Satu hari telah berlalu dan selama satu hari tersebut, Naruto lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Hancock. Hal ini ia harus lakukan karena sebentar lagi Hancock akan kembali ke tempat asalnya dan tentu saja mereka akan berpisah dalam jangka waktu yang lama. Hal ini membuat Hancock tidak pernah sama sekali berinteraksi dengan Kokushibou dan mereka hanya pernah berpapasan.

Disisi lain, Naruto pada akhirnya bisa berbicara dengan kedua adik Hancock yaitu Marie dan Soni karena mereka berdua sudah sadar. Pada awalnya, kedua adik Hancock ini ketakutan karena Naruto merupakan seorang pria, tapi setelah Hancock menjelaskan tentang yang sebenarnya terjadi selama mereka pingsan, mereka pun dapat menerima Naruto.

Mereka pun pada akhirnya memasuki kawasan Calm Belt dimana, air laut sama sekali tidak bergerak dan tentunya membuat kappal Naruto berhenti. Namun, Naruto membuat sebuah roda dibagian belakang dan depan kapalnya yang terbuat dari kayu dan menghipnotis beberapa Sea Kings dengan kekuatannya untuk membantu kapalnya berjalan.

Mengikuti kompas dan Log Pose yang mereka punya, akhirnya mereka sampai di pantai dari sebuah pulau. Pulau ini dikelilingi oleh hutan dan banyak sekali pohon-pohon yang tumbuh disekitar pulau ini dan ini adalah tanda bahwa mereka sudah tiba di Amazon Lily.

Kini Naruto, Hancock, dan kedua adiknya berada di pantai Amazon Lily sedangkan Kokushibou berada di kapal, karena ia tidak mau terlibat dengan hal-hal remeh semacam ini.

"Jadi, ini pulau wanita yang banyak orang bicarakan?" Tanya Naruto.

"Uhm! Disinilah, tempat kami tinggal, Naruto-San!" Ucap Mari sembari tersenyum.

"5 Tahun yang lalu, kami pergi dari pulau ini untuk berpetualang dan akhirnya kami berhasil kembali kesini. Semua ini beratmu, Naruto-San." Ucap Soni.

"Jangan terlalu dipikirkan. Yang terpenting adalah kalian sudah berhasil kembali ke rumah kalian." Ucap Naruto sambil tersenyum

Mendengar hal tersebut, kedua adik Hancock pun ikut tersenyum kepada Naruto. Disisi lain, Hancock langsung mengarahkan pandangannya kepada kedua adiknya.

"Soni, Mari, kalian pergilah ke dalam dan beritahu pada penduduk setempat bahwa kita sudah kembali. Masih ada yang harus aku bicarakan dengan Naruto." Ucap Hancock.

"Baiklah, Ane-Sama." Ucap Soni dan Mari.

Setelah itu, mereka berdua pun langsung pergi dan berlari ke pusat kota karena mereka tidak sabar untuk melihat reaksi teman-teman mereka dan meninggalkan Naruto dan Hancock berdua di pantai.

Hancock kembali mengarahkan pandangannya kepada Naruto dan ia tersenyum. "Sepertinya, kita akan berpisah disini." Ucap Hancock.

"Yah. Tidak sepenuhnya berpisah karena aku janji suatu saat aku akan datang kembali kesini." Ucap Naruto sambil tersenyum.

"Aku pasti akan menunggumu. Aku pun berjanji padamu bahwa aku akan menjadi ratu di pulau ini dan akan selalu mendukungmu. Aku akan membantumu dalam segala hal." Ucap Hancock sambil tersenyum.

Naruto pun tersenyum dan ia merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan sebuah kertas kecil dan ia berikan kepada Hancock dan ia mengeluarkan juga denden mushi dan ia berikan kepada Hancock.

"Ini vivre cardku dan denden mushiku. Kau bisa mencariku dengan vivre card ini dan kau bisa menghubungiku dengan denden mushi ini jika kau dalam kondisi terdesak." Ucap Naruto.

Hancock menganggukan kepalanya dan ia mengambil denden mushi dan vivre card Naruto itu. "Aku akan menjaga benda-benda ini dengan baik."

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai bertemu lagi, Hancock." Ucap Naruto sambil tersenyum.

"Tunggu! Biarkan aku memberikanmu hadiah terakhirku." Ucap Hancock.

"Hadiah terakhir?" Tanya Naruto yang kebingungan,

( WARNING : LEMON )

Hancock menganggukan kepalanya dan ia berjalan mendekati Naruto. Ia menyentuh pundak Naruto dan langsung mencium bibirnya. Naruto pun tersenyum dan ia langsung memeluk Hancok dan membalas ciumannya.

Namun, tangan kiri dari Hancock menyelusurih tubuh Naruto dan ia terus bergerak kebawah sampai ia menyentuh penis Naruto. Hancock membuka ret seleting celana Naruto dan terlihat penis Naruto yang berukuran 8 inchi sudah mulai ereksi.

Sambil menicum Naruto, Hancock mengocok penis Naruto dengan lembut. Naruto sedikit mengerang dan menikmati kocokan dari Hancock tersebut dan ia pun semakin ganas mencium Hancock.

"Mmmmmhhpp! Uaaaahhh! Kau menyukainya?" Tanya Hancock yang menyudahi ciumannya dengan Naruto,

"Tentu saja. Tidak ada yang lebih hebat darimu soal masalah ini. Kau adalah wanita terbaik." Ucap Naruto.

"Kau tidak punya waktu banyak, Jadi, aku akan mempercepatnya." Ucap Hancock.

Hancock lalu berlutut di hadapan Naruto dan ia melihat penis besar Naruto yang ereksi di depan wajahnya. Hancock mendekatkan wajahnya kepada penis Naruto dan mulai menjlati penisnya dengan pelan dan lembut.

"Aaaahhhh… Terus… Terus jilati…" Gumam Naruto.

Hancock pun terus menjilati penis Naruto dan ia mulai membuka mulutnya dengan lebar dan memasukan penis Naruto ke dalam mulutnya. Naruto mendesah ketika merasakan hanganya mulut Hancock dan Hancock mulai mengulum penis Naruto dan menghisap penis Naruto di dalam mulutnya.

SLURRP! SLURRP!

Terdengar bunyi hisapan dari mulut Hancock dan air liur pun bertetesan dari mulut Hancock. Naruto menaruh kedua tangannya di kepala Hancock dan membantu pergerakan Hancock untuk mengelum penisnya.

"Ahhh! Hancock…." Naruto mendesah hebat.

Kepala Hancock bergerak maju mundur dan ia terus menghisap penis Naruto. Kadang-kadang, Hancock menggunakan lidahnya untuk menyentuh ujung penis Naruto sehingga membuat seluruh tubuh Naruto menggelinyang.

Hancock pun terus mempercepat gerakannya sehingga membuat lutut Naruto semakin lemas. Menyadari Naruto yang sudah mulai akan orgasme, Hancock langsung menggenggam testis Naruto dan memainkannya dengan tangannya.

"Aaahhh! Kau benar-benar membuatku gila Hancock!" Ucap Naruto sambil terus mengerang.

Hancock terus mengulum dan menghisap penis Naruto selama 15 menit dan Naruto pun meraskan bahwa dia sebentar lagi akan orgasme.

"Hancock! Aku akan keluar!" Ucap Naruto.

Mendengar hal itu, Hancock semakin mempercepat gerakannya dan menghisap penis Naruto dengan lebih kuat lagi. Ia pun menggunakan lidahnya untuk menjilati penis Naruto didalam mulutnya.

Naruto yang sudah tidak tahan pun sedikit meremas kepala Hancock dan ia pun menggerakan kepala Hancock maju mundur dengan cepat.

"Aku keluar!" Ucap Nartuto.

Akhirnya, Naruto sampai pada puncal orgasmenya dan mengeluarkan air maninya didalam mulut Hancock. Naruto memjamkan matanya dan mengelus kepala Hancock dengan lembut dan masih terus mengeluarkan ari maninya.

Sedangkan Hancock sendiri, ia merasakan air mani Naruto yang hangat mengalir didalam mulutnya dan ia menampun semua itu dimulutnya. Menyadari Naruto sudah selesai, Hancock pun menarik kepalanya mundur dan mengeluarkan penis Naruto dari mulutnya.

"Ahhhhhhh…." Naruto mendesah saat Hancock mengeluarkan penisnya dari mulutnya.

Naruto pun mengarahkan pandangannya kepada Hancock dan ia melihat Hancock yang membuka mulutnya dengan lebar dan terlihat air mani Naruto yang masih berada di mulutnya.

Glup!

Hancock menelan semua air mani itu dan ia tersenyum kepada Naruto. "Setidaknya, tubuhku akan mengenangmu dengan baik. Bagian dari dirimu kini sudah berada dalam tubuhku."

"Kadang aku berpikir, bahwa kau adalah wanita gila." Ucap Naruto sambil tersenyum.

( LEMON END )

Hancock lalu menaikan celana Naruto dan memasangkan celana Naruto kembali dan menutup ret seletingnya. "Aku berharap kau akan kembali secepatnya."

Naruto menganggukan kepalanya dan ia membantu Hancock berdiri. "Mungkin aku akan cukup lama, tapi aku pasti akan kembali."

Naruto mendekatkan dirinya kepada Hancock dan ia mengecup kening Hancock dengan lembut. "Aku pergi dulu."

Hancock yang mendengar hal tersebut pun meneteskan air mata dan ia langsung memeluk Naruto dengan erat. Ia membenamkan wajahnya di dada Naruto dan menangis di dada Naruto.

"Terima kasih.. Hiks.. Terima kasih telah banyak membantuku!" Ucap Hancock sambil menangis.

Naruto menerima pelukan itu dan membiarkan Hancock untuk memluknya sebentar. Setelah memberikan 1 menit untuk Hancock memeluknya, Naruto pun melepaskan pelukan itu dan tersenyum kepada Hancock.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Kau pun harus segera pergi menyusul adik-adikmu." Ucap Naruto.

"Uhm! Terima kasih, Naruto." Ucap Hancock sambil tersenyum.

oOo

( KAPAL NARUTO )

Setelah mengantarkan Hancock dan kedua saudaranya pulang, kini Naruto bersama dengan Kokushibou melanjutkan perjalanannya. Menggunakan beberapa Sea Kings yang mendorong kapalnya, Naruto mulai bergerak meninggalkan Calm Belt.

"Oh, aku menyesal meninggalkannya disana." Gumam Naruto yang nampak muram dan sedih.

"Jangan bilang kau mencintainya?" Tanya Kokushibou.

"Jangan bodoh, aku sudah tidak punya wanita untuk diajak bercinta." Ucap Naruto sambil mengusap air matanya.

"Pria bodoh dan mesum." Gumam Kokushibou.

"Tapi, lupakan soal si pelacur itu. Dia sudah pulang dan lebih baik kita focus pada tujuan kita selanjutnya." Ucap Naruto sambil tersenyum.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan setelah ini?" Tanya Kokushibou.

"Kita akan pergi ke Arabasta. Salah satu temanku berada disana dan dia sedang bernogiasai dengan penguasa tempat untuk jabatannya." Ucap Naruto.

"Apa maksudmu?" Tanya Kokushibou.

"Sebelum aku bertemu denganmu, aku bertemu dengan seorang bajak laut bernama Crocodile. Aku dan dia sepakat untuk bekerja sama dalam menaklukan Arabasta. Saat ini dia sedang berada di kerajaan padang pasir itu dan aku harap semuanya akan berjalan dengan lancar." Ucap Naruto.

"Kenapa kau harus memintanya menaklukan Arabasta jika kau bisa menaklukannya sendiri?" Tanya Kokushibou.

"Tidak. Tidak untuk sekarang. Aku bisa saja menguasai Arabasta tapi itu akan mempersulit jalanku nanti. Tujuan jangka pendek kita adalah mengumpulkan kru dan mengalahkan para bajak laut kuat untuk mendapatkan popularitas." Ucap Naruto.

"Jadi, sebaiknya kita pergi ke dunia baru." Ucap Kokushibou.

"Tidak. Terlalu ceroboh dan naïve jika kita pergi ke dunia baru sekarang. Sebelum pergi kesana, lebih baik kita berkeliling Grandline terlebih dahulu dan melihat setiap kerajaan yang ada di lautan ini dan secara tidak langsung menaklukannya." Ucap Naruto.

"Ada beberapa kerajaan besar di Grandline seperti Arabasta, Kerajaan Drum, Pulau Manusia Ikan, sedangkan ada beberapa kota besar seperti Water 7 yang dipimpin oleh wali kota dan Saboady Archipelago yang merupakan pulau bebas." Ucap Kokushibou.

"Arabasta dan Pula Manusia Ikan adalah target utama kita. Kita biarkan saja Drum Kingdom untuk saat ini karena tidak ada hal yang menarik disana." Ucap Naruto.

"Baiklah kalau begitu, lalu bagaimana dengan musuh-musuh kita? Apa kau sudah memilih siapa yang akan kita lawan nanti?" Tanya Kokushibou.

"Tentu saja. Pertama Donquixote Doflamingo. Dia merupakan seorang bajak laut sekaligus pembisinis dunia bawah yang sangat ulung. Jika kita berhasil mengalahkannya, maka kita akan mendapatkan keuntungan besar dan kita bisa masuk ke dalam bisnisnya. Lalu, aku mengincar Gild Tesoro, seorang bajak laut yang memiliki kekuatan emas dan digadang-gadang sebagai orang terkaya di dunia. Jika kita bisa mengalahkannya, maka kita tidak akan pernah kekurangan uang. Ketiga, aku mengincar salah satu bajak laut baru namun langsung memiliki nama besar, Hyakuju Kaizokudan." Ucap Naruto.

"Kaido kah? Apa yang aku inginkan dari mahluk itu?" Tanya Kokushibou.

"Aku mendengar bahwa dia menguasai sebuah negeri yang terisolasi dari dunia luar, sebuah negeri yang menyimpan banyak sejarah dan negeri yang dijuluki sebagai negeri samurai. Aku penasaran dengan negeri itu dan aku ingin tahu seberapa kuat pasukan mereka. Jika berhasil mengalahkan Kaido, maka aku percaya diri bisa mengalahkan Big Mom dan Shirohige." Ucap Naruto.

"Baiklah. Aku tidak masalah dengan itu. Tapi kita harus membutuhkan banyak pasukan untuk menaklukan para monster itu." Ucap Kokushibou.

"Karena itu kita harus mengumpulkan kru terlebih dahulu. Memiliki 10 orang kuat saja sudah cukup bagiku. Ah, dan satu lagi. Kita harus menemukan Nico Robin." Ucap Naruto.

"Aku sudah mengira bahwa si anak iblis itu menjadi targetmu. Wajar karena hanya dia yang masih bisa memiliki kemampuan itu." Ucap Kokushibou.

"Tapi, aku tidak akan menggunakannya sebagai arkeologku. Aku akan menggodanya dan bersikap baik padanya. Aku yakin dia mengalami kehidupan yang kelam dan jika aku sudah mendapatkan kepercayaanya, aku akan memintanya untuk mengajariku membaca tulisan kuno itu dan setelah itu kita habisi dia." Ucap Naruto.

"Jadi kau ingin hanya kau lah satus-satunya orang yang dapat membaca tulisan kuno itu?" Tanya Kokushibou.

"Tentu saja. Jika aku menjadi manusia terakhir yang bisa membaca tulisan kuno, para bajak laut dan pemerintah dunia bisa aku tekan dengan mudah. Aku kira, Nico Robin adalah wanita yang naïve dan tidak tahu bagaimana menggunakan pengetahuannya itu." Ucap Naruto.

"Sangat sulit menemukan wanita itu. Aku dengar dia menghabiskan seluruh masa hidupnya untuk bersembunyi." Ucap Kokushibou.

"Serahkan masalah itu padaku. Ngomong-ngomong, apa kau tahu dimana lokasi orang-orang yang sedang kita cari ini? Seperti Irene Belserion, Griffith dan lain-lain?" Tanya Naruto.

"Tidak. Tapi, aku mendengar rumor bahwa mereka semua masih berada di Grandline. Entah apa tujuan mereka tapi aku yakin mereka pasti mempunyai tujuan yang bisa mengancam pemerintah dunia ataupun angkatan laut." Ucap Kokushibou.

Pereperepererep!

Seketika, denden mushi Naruto berdering. Naruto pun mengambil denden mushi yang ada didalam saku jaketnya dan mengangkatnya.

Gotcha!

"Yoo, Namikaze berbicara." Ucap Naruto.

"Ini aku, Crocodile." Ucap Crocodile.

"Oh, apa kau sudah mencapai Arabasta?" Tanya Naruto.

"Ah, aku sudah memainkan peranku dengan sangat baik disini dan aku kira sebagian masyarakat disini sudah menganggapku sebagai pahlawan." Ucap Crocodile.

"Baguslah kalau begitu! Kami sedang berada di Calm Belt dan sedang menuju kesana." Ucap Naruto sambil tersenyum.

"Kami?" Tanya Crocodile.

"Hahaha! Kau tidak akan percaya! Aku berhasil meyakinkan Kokushibou menjadi nakamaku!" Ucap Naruto dengan bangga.

"Tidak bisa dipercaya. Tapi, bukan itu yang ingin aku bicarakan." Ucap Crocodile.

"Hm? Lalu apa?" Tanya Naruto.

"Aku ingin membecirakan rencana kita yang selanjutnya. Kemarin, aku sudah menghabisi semua bajak laut yang mencoba mengacau di Arabasta dan aku berhasil menarik perhatian rakyat. Tapi, sepertinya Raja kerajaan ini tidak begitu percaya denganku." Ucap Crocodile.

"Tidak masalah, jangan bertindak sampai aku datang. Beberapa jam lagi aku akan disana dan berusahalah bersikap ramah pada rakyat. Tunjukan bahwa kau memang pahlawan dari Arabasta dan buat mereka berpikir bahwa kau lah yang sesungguhnya layak menjadi raja mereka. Tapi, jangan sebarkan propaganda karena aku yakin masih banyak pengikut setia raja disana." Ucap Naruto.

"Bukankah lebih baik kita menyerang kerajaan sekarang? Tidak ada orang kuat di kerajaan ini dan aku bisa menghabisi mereka semua sendiri." Ucap Crocodile.

"Jika kau melakukan itu maka kau akan dicap sebagai penjahat. Ingat posisimu sekarang dan aku akan mencoba berdiskusi dengan pemerintah dunia tentang posisimu nanti. Inti dari rencana kita adalah kesabaran dan sandiwara. Jika rencana kita telah berhasil, kau bebas melakukan apapun di Arabasta." Ucap Naruto.

"Baiklah kalau begitu. Temui aku di Rainbase, terletak di pusat kota Arabasta." Ucap Crocodile.

Gotcha!

Crocodile pun langsung menutup denden mushi tersebut. Disisi lain, Naruto tersenyum dan ia mengarahkan pandangannya kepada Kokusibou.

"Kita akan pergi ke Arabasta sekarang." Ucap Naruto.

oOo

( TIME SKIP 1 HARI )

Satu hari telah berlalu dan akhirnya Naruto dan Kokushibou berhasil sampai di Arabasta. Sesampainya di kerajaan padang gurun itu, Naruto memarkirkan kapalnya di salah satu pelabuhan di Arabasta. Ia dan Kokushibou datang pada saat tengah malam dan keadaan sekitar sangat sepi.

Naruto dan Kokushibou pun turun dari kapal dan berjalan menuju ke tempat dimana Crocodile berada, yaitu di Rainbase. Mereka berjalan santai menyusuri kota sambil melihat kesekitarnya.

"Cih! Dingin sekali." Gumam Naruto.

"Saat siang hari, terik matahari akan sangat menyengat di daerah gurun atau padang pasir dan pada malam hari akan sangat dingin karena tidak ada benda yang dapat menyerap dingin di sekitaran padang pasir." Jawab Kokushibou.

"Aku tahu itu. Ah, ngomong-ngomong aku dengar kau selalu bertarung pada malam hari. Kenapa?" Tanya Naruto.

"Aku memakan buah iblis Hito-Hito no Mi : Model Oni dan menjadikanku sebagai iblis. Iblis tidak bisa keluar di siang hari dan hanya bisa bergerak di malam hari." Jawab Kokushibou.

"Heh? Bukankah itu sangat merepotkan?" Tanya Naruto.

"Tapi, itu semua terbayar dengan keaabadianku. Aku tidak bisa mati dan tidak bisa meraskan sakit. Satu-satunya cara untuk membunuhku adalah dengan membakarku di bawa sinar matahari." Ucap Kokushibou.

"Kalau begitu, jika kita berperang maka kita harus melakukannya pada malam hari." Ucap Naruto.

"Jika kita dapat mengumpulkan orang-orang kuat, maka siang dan malam pun tidak akan menjadi masalah. Pada siang hari, mereka yang akan bertarung dan pada malam hari aku yang akan bertarung." Ucap Kokushibou.

"Kau benar. Tapi, apakah tidak ada cara agar kau bisa bertarung di siang hari?" Tanya Naruto.

"Tidak ada." Jawab singkat Kokushibou.

SREK!

Seketika, Naruto dan Kokushibou sedikit membelalakan matanya dan saat mereka mendengar sebuah langkah suara di dekat mereka. Namun, mereka terus berjalan dan seolah tidak terjadi apa-apa namun mata mereka tetap berjaga-jaga dan melihat ke sekitaran mereka.

"Sial, apakah Rainbase masih jauh?" Ucap Naruto yang mencoba untuk tetap tenang dan berpura-pura bodoh.

"Sabarlah sedikit." Ucap Kokushibou.

Kokushibou lalu sedikit memperlambat gerakannya dan ia berjalan di belakang Naruto. Ia pun melihat ada daun telinga yang menempel dipunggung Naruto dan ia yakin bahwa ini adalah kekuatan musuh yang sedari tadi membuntuti mereka.

"Cih, apakah masih lama?" Tanya Naruto.

"Sepertinya kita sudah dekat." Ucap Kokushibou sambil menyeringai.

Kokushibou menggunakan enam matanya dan mencari keberadaan dari orang yang mengikuti mereka tersebut sampai akhirnya ia melihat ada aura yang bersembunyi di balik batu yang terletak disisi kanannya.

"Oi Naruto, apa yang akan kau lakukan jika melihat hewan buruanmu bersembunyi di balik batu?" Tanya Kokushibou.

"Hancurkan batu itu dan tangkap buruan kita." Ucap Naruto sambil menyeringai.

SRIIING!

SREEET!

Seketika, Kokushibou mencabut pedanganya dari sarungnya dan menebas pedangnya kearah batu tersebut sehingga membuat batu tersebut hancur. Saat batu itu hancur, terlihat ada seorang wanita yang terduduk ditanah sambil menyilangkan kedua tangannya di depan wajahnya.

"Bingo!" Ucap Naruto sambil tersenyum.

"Wanita itu…" Gumam Kokushibou.

Wanita itu pun langsung bangkit berdiri dan menyilangkan kedua lengannya di depan dadanya. Namun, sebelum wanita itu menyerang, Naruto tiba-tiba sudah berada di belakangnya dan menempelkan sebilah pisau di leher wanita itu.

"Aku penasaran apakah kau akan melanjutkan seranganmu dan melihat aku menggorok lehermu atau kau menghentikan rencanamu dan aku akan mengampuni hidupmu?" Bisik Naruto pada wanita itu.

Wanita pun mengerang dan menggertakan giginya karena kesal dan ia sudah terpojok saat ini. Sudah tidak ada lagi yang bisa ia lakukan kecuali menyerah.

"Aku menyerah." Gumam wanita itu.

Naruto menyeringai dan ia langsung merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah gulungan dan gulungan itu ia lemparkan pada Kokushibou.

"Kokushibou, pergilah ke Rainbase terlebih dahulu dan beri gulungan itu pada Crocodile. Aku akan menyusul" Ucap Naruto.

Kokushibou menangkap gulungan itu dan menganggukan kepalanya. Ia lalu pergi ker Rainbase terlebih dahulu dan meninggalakan Naruto dengan wanita itu.

Disisi lain, Naruto melepaskan tangannya dari leher wanita itu dan tersenyum kepadanya. "Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini."

Wanita itu pun berbalik badan dan menatap Naruto dengan datar dan dingin. "Hal serupa pun bisa aku katakan padamu, Namikaze D Naruto."

"Bagaimana bisa kau tahu namaku?" Tanya Naruto.

"Dua hari yang lalu, aku membaca berita tentangmu dan kau telah menjadi topik utama selama dua hari berturut-turut." Ucap Wanita tersebut.

"Hm? Benarkah? Aku tidak tahu apa-apa." Ucap Naruto.

"Tujuanku kemari adalah untuk mencarimu. Saat aku membaca berita tentangmu aku yakin kau adalah orang yang kuat dan mungkin orang yang menarik." Ucap Wanita itu.

"Memangnya apa yang mereka beritakan tentangku?" Tanya Naruto.

Wanita itu pun merogoh saku dalam jubahnya dan mengeluarkan selembar poster. Ia membentangkan poster itu dan menunjukannya kepada Naruto.

Wanted

Namikaze D Naruto

Bounty : 720,000,000 Berry

Dead or Alive

Naruto membelalakan matanya saat melihat poster itu. Ternyata, itu adalah poster buronannya dan ia yakin ia mendapatkan harga sebesar itu karena ia berhasil mengalahkan Kizaru dan membunuh para Tenryuubito.

"Wahhh! Aku memang mengira bahwa bountyku akan tinggi tapi aku tidak pernah berpikir akan mencapai 700 juta." Ucap Naruto.

"Maka dari itu aku pergi kesini dan mencarimu." Ucap Wanita itu.

"Kenapa kau mencariku?" Tanya Naruto.

"Aku ingin menjadi nakamamu. Izinkan aku menjadi bagian dari bajak lautmu dan aku akan membantumu semampuku. Seperti yang kau tahu banyak orang-orang di luar sana yang mengincarku dan ingin memanfaatkan kekuatanku." Ucap Wanita itu.

"Sayangnya aku mendengar banyak kabar burung tentangmu. Rumor-rumor yang beredar tentangmu sangat buruk dan menimbulkan rasa tidak percaya padamu." Ucap Naruto.

"Aku berjanji aku akan setia padamu jika kau berjanji melindungiku." Ucap Wanita itu.

"Setia? Itu sudah menjadi kewajiban seorang kru kepada kaptennya. Apa kau tidak punya penwaran yang lain?" Tanya Naruto.

"Seorang kru dari bajak laut adalah milik kapten. Jika kau menjadi kru mu, maka aku milikmu. Kau bebas memanfaatkan kekuatanku, pengetahuanku, bahkan tubuhku." Ucap Wanita itu.

Naruto tersenyum dan menganggukan kepalanya. "Kalau begitu, tunjukan semua itu padaku, Nico Robin."

To be continued

Hello guys! Sorry telat update karena ada kesibukan :v

So, sekian dulu untuk chapter 5 dan mohon maaf jika wordnya agak sedikit dari chapter-chapter sebelumnya.

Btw, thanks buat support kalian dan review kalian! Setiap saran dan masukan akan author baca dan teliti supaya fic ini terus berkembang di chapter-chapter selanjutanya.

Sekian dan Terima kasih!