disclaimer bukan punya saya
warning! alur gaje, lalu ooc, typo? ga sesuai kaidah kbbi, eyd maupun puebi, penulisannya pun berantakan bikin mata sakit dan masih banyak lagi kesalahan lainnya...
chapter pelayan
"jadi"
naruto memandang gadis hitam di depannya. saat ini dia dan gadis itu berada di ruang tamu. duduk di sofa yang saling berhadapan.
"bisa jelaskan kenapa kau ada disini, haku?" tanya naruto. gadis itu menunduk.
"maafkan saya karena tidak memberitahu tuan muda sebelumnya. alasan saya ada disini adalah karena saya diperintah oleh tuan besar" jawabnya.
"ayahku?"
"ya, beliau ingin saya membantu keseharian tuan muda disini" jelas gadis itu. jawabannya, membuat naruto sedikit terdiam. benar dia butuh seseorang untuk mengurusi pekerjaan rumah, seperti mencuci, menyapu, dan yang lainnya.
"jika tuan muda merasa keberatan. segera saya akan balik ke underworld" kata gadis maid a.k.a haku berdiri dan mulai berjalan keluar ruangan.
naruto memandang kepergiannya. "tunggu, haku. aku belum memberi keputusan" haku berhenti berjalan.
"lalu, keputusan anda?"
"ya, kau boleh tinggal disini" kata naruto. membuat haku langsung berbalik dan menunduk ke arahnya.
"terima kasih atas pengertiannya, tuan muda" katanya
"hm" naruto menjawab dengan bergumam. ia lalu berdiri. "ada lima kamar, kau bisa milih kamarmu yang mana" kata naruto mulai beranjak ke lantai atas.
"haik!"
"jika anda ingin mandi. saya sudah menyiapkan air hangat untuk anda" katanya membuat naruto berhenti melangkah, hanya sebentar.
naruto lalu kembali berjalan sambil menyuap. "hoaaaamz"
"hebat seperti biasa, haku"
haku yuki. sepupu dan juga pelayan pribadinya naruto. dia adalah bidak naruto. satu-satunya peerage yang dipunyai naruto saat ini. bidak yang dimiliki haku adalah bidak ratu.
change scene
(waktu sebelum naruto mencapai rumah)
di sekolah kuoh
bel pulang baru saja berbunyi.
sekolah pun sudah mulai sepi.
tampak dua gadis primadona sekolah kuoh, rias gremory dan akeno himejina, sedang berjalan di koridor sekolah.
"hahh, ini hari yang melelahkan" kata rias.
"ufufufu"
rias memandang tidak suka ke arah akeno. "bisa kau hentikan itu, akeno?"
"ara, apa maksudmu, rias?" tanya akeno.
"tawamu. itu menyebalkan" terang rias. "kau selalu tertawa setiap saat"
"ufufufu"
"akeno!"
"kau berlebihan rias. tidak mungkin kan aku tertawa setiap waktu" ungkap akeno.
"ada" jawab rias dengan cepat.
"apa kau ingat waktu di kantin, akeno?"
"uumm..." akeno mendongak sambil jari telunjuk menyentuh bibirnya. dia nampak mencoba mengingat sesuatu.
layar pun berubah.
waktu itu dikantin. rias dan akeno sedang sarapan bersama. satu suap perkedel jagung masuk ke mulut rias."umm, ini enak sekali!" kata rias dengan wajah ceria. membuat akeno tertawa.
"ufufufu.."
layar pun kembali berubah. menampilkan rias dan akeno. tampak akeno mangut-mangut seakan mengerti sesuatu.
"iya, saat itu kau lucu sekali rias. wajar saja kalau aku tertawa" kata akeno.
"ha, tidak. tidak itu saja. apa kau ingat saat di ruang klub kan?"
akeno kembali ke posisi berpikir seperti sebelumnya. "umm..." gumamnya.
dan layar pun kembali berubah.
saat itu. di ruang klub.rias mandi di kamar mandi tak lama ia menyadari, disana tidak ada sabun. "akeno, bisa belikan sabun?" katanya. suara halus terdengar dari balik kamar mandi. bukan jawaban 'iya' atau ' baiklah' yang terdengar, tapi...
"ufufufu"
dan layar pun kembali seperti semula.
"umm, aku tidak ingat itu" kata akeno.
"tapi, aku mengingatnya!" kata rias dengan nada keras. "apa lagi saat itu...kau menyebalkan"
dan lagi, layar kembali berubah.
waktu itu masih pagi. rias dengan senyuman berjalan menuju kelasnya. tak lama ia pun sampai di kelasnya. dia lalu duduk di bangkunya. rias melirik teman berambut biru tua disebelahnya.
"apa kau sudah membuat pe-er, akeno?" tanya rias tersenyum.
akeno menoleh tersenyum dan. "ufufufu" seketika senyuman rias lenyap seketika mendengar tawa menyebalkan akeno.
layar pun sudah kembali...
"hum, kenapa aku jadi begitu, ya? apa aku sudah tidak waras," kata akeno tanpa sadar mengatai dirinya sendiri
"ghez, bahkan saat tidur kau tetap menyebalkan, akeno" kata rias kesal dengan tangan terkepal.
lagi, dan lagi, layar kembali beru-berganti.
pada suatu malam. rias dan akeno tidur bersama. tak lama setelahnya, rias tiba-tiba terbangun karena bermimpi buruk. "uhh, hantu-hantu itu menyeramkan" katanya.
"ufufufu~"
!!!
bulu kuduk rias berdiri tegang saat mendengar suara halus tadi. "ha-hantu.." bisik rias pelan. rias lalu menoleh kebelakang dan mendapati wajah damai akeno yang tertidur pulas.
layar pun kembali.
"ara, ara untuk yang terakhir itu sepertinya kurang meyakinkan, rias" kata akeno melihat wajah rias yang sudah memerah kesal.
"kau tidak tahu apa-apa, akeno!" teriak rias. akeno hanya tersenyum.
"ada apa, rias" sebuah suara tiba-tiba terdengar. rias dan akeno menoleh asal suara dan mendapati dua gadis berambut hitam mengenakan kacamata.
"kami bisa mendengar teriakan kalian dari kejauhan" kata gadis berambut hitam pendek. err, sona kau kan iblis, kau memiliki telinga yang tajam.
"son-na" wajah rias berubah cerah.
"ara, ara, kaichou, fuku-kaichou"
sona diam saja. berbeda dengan wakilnya tsubaki yang menyapa keduanya.
"konnichiwa"
"apa kalian akan pulang?" tanya rias tampak ia ingin tahu. akeno meliriknya. sepertinya rias sudah melupakan hal barusan. akeno tersenyum dalam hati. "ufufufu~"
"ya, bagaimana dengan kalian?" kali ini sona yang bersuara.
"kami sebenarnya ingin ke ruang klub. ah, bagaimana kalau kalian mampir saja" tawar rias. sona nampak berpikir sebentar namun setelahnya sona mengangguk setuju.
"baiklah"
dan kini di sore hari yang tenang. empat siswi duduk di sofa di sebuah ruangan dengan gaya arsitektur seperti zaman eropa abad pertengahan.
"jadi bagaimana dengan perkembangan peerage mu, rias?" tanya sona sesaat menyeruput teh buatan akeno.
"semuanya baik-baik saja. kekuatan mereka juga sudah mulai meningkat, seperti kiba yang membangkitkan sacred gearnya, lalu koneko dengan senjutsu milik kakaknya, dan gasper dia sudah bisa mengendalikan rasa takutnya" rias mengakhiri penjelasannya dengan meminum tehnya.
"begitu ya"
"tapi, peerage ku saat ini belum lengkap. aku tidak bisa ikut rating game kalau begini. aku jadi iri padamu sona dengan vitra di tanganmu" kata rias dengan wajah cemberut.
"itu hanya keberuntungan" ucap sona.
setelah itu ruangan menjadi sunyi. hingga rias memecah keheningan.
"oh,.iya sona aku baru ingat sesuatu"
"apa itu?"
"katanya hari ini di kelas mu ada murid baru. murid barunya laki-laki atau perempuan?" tanya rias. tampak hanya satu orang di ruangan itu tersentak
sona mengerutkan keningnya. "murid baru? aku tidak tahu ada murid baru di kelasku"
"he, kau tidak tahu?" tanya rias dan dijawab gelengan kepala oleh sona. sona lalu menatap tsubaki. "bagaimana denganmu tsubaki?"
"sebenarnya aku sudah mendengar kabar itu, tapi aku belum tahu apa itu benar" kata tsubaki.
"begitu ya"
"ara, ara apa hanya aku saja yang tahu disini?" kata akeno membuat tiga siswi meliriknya. "kau tahu akeno?"
"bukan tahu saja, tapi aku juga sudah mengenalnya" kata akeno tersenyum. "kalian berdua juga mengenalnya"
"hah? siapa?" tanya rias kini mulai penasaran beda dengan sona yang hanya diam menunggu akeno berbicara kembali.
"dia teman masa kecil kalian dulu. yang sering mengucapkan kata-kata malasnya" akeno tersenyum. "ufufufu kalian pasti mengenalnya, terutama kau sona"
setelah akeno mengakhiri perkataannya. tiba-tiba satu ruangan menjadi sunyi kembali...
beralih ke tempat lain
malam hari. di sebuah taman. sebuah lingkaran sihir muncul dengan hembusan angin putih disekitarnya. dari lingkaran itu muncul sesosok gadis berambut biru.
"aku datang, naru-kun"
tbc.
a/n
konbanwa~
kali ini update lagi.
dengan chapter membosankan.
satu, dua chapter lagi mungkin bakalan ada adegan fight nya. lalu, issei dan asia aku buat mereka tidak ada di fanfic ini. alasannya, hanya ingin saja.
hoaaamnm, malam...
