CHAPTER 8
"Kita akan mencapai titik pertemuan dalam waktu sekitar tiga puluh menit. Entah bagaimana kita berhasil sampai sejauh ini." Mendengar laporan itu Murrue merasa cukup lega. Tidak seperti wakilnya yang dengan tegas memerintahkan untuk melakukan pencarian dan pengintaian musuh dengan ketat. Kapal Musuh akan terus menargetkan mereka. Dia tidak bisa lega sampai mereka benar-benar lolos dari kejaran.
Di atas kapal Gamow, Kapten Zellman, Yzak, Dearka, dan Nicol mencoba memikirkan tindakan selanjutnya. Dan seringkali, Nicol berselisih dengan dua orang lainnya. Tentu mereka bisa mengejar kapal berkaki sebelum mereka bergabung dengan armada ke-8, tapi mereka hanya punya waktu 10 menit untuk menenggelamkannya sebelum memasuki jarak tembak armada.
"Maksudmu kita punya sepuluh menit penuh, kan?" Dearka mengoreksi.
"Pengecut harus tetap diam." Yzak menambahkan, menyeringai. Nicol mengerutkan kening karena penghinaan itu. "Apa hanya ada kurang dari sepuluh menit? Atau sepuluh menit penuh? Semuanya tergantung caramu memandangnya. Aku akan menyesal jika kita membiarkan mereka lolos dengan sepuluh menit yang kita miliki itu."
"Saya setuju. Keberhasilan serangan mendadak tidak diukur dari waktu yang sebenarnya dihabiskan." Dearka setuju.
"Aku tahu itu, tapi ..." Nicol mencoba memberikan pendapatnya tetapi dia merasa kalau itu percuma.
"Kudengar Vesalius akan kembali segera setelah Nona Lacus diserahkan ke kapal Komandan Laconi. Kita akan menenggelamkan Kapal Berkaki itu sebelum itu. Mengerti?" Yzak memberikan instruksik. Yang lain setuju, meskipun yang pilot blitz merasa lebih enggan dari yang lain. Baik Yzak dan Dearka dipenuhi dengan keyakinan diri ... dan lupa bagaimana mereka tidak dapat menenggelamkan kapal, Strike atau Mobile Suit putih yang tidak mereka ketahui meskipun mereka punya banyak keunggulan.
Di Vesalius ... Athrun mengambang meyelusuri lorong. Haro datang memantul di dinding seperti bola pinball. Dia menangkapnya tepat sebelum menabrak wajahnya. Dia menutup matanya dan mendesah, menggumamkan nama Lacus. Gadis itu telah keluar dari kamarnya tanpa izin lagi ...
"Haro sepertinya terlalu bersemangat. Dia senang melihatmu setelah sekian lama." Gadis berambut pink itu mendekatinya.
"Haro tidak memiliki hal-hal seperti emosi." Prajurit itu menjelaskan dengan lembut. Juga, dia mungkin tamu di sini, tapi Vesalius adalah kapal perang. Akan lebih baik jika dia tidak terlalu banyak berkeliaran di luar kamarnya. Jadi dia membawanya kembali ke kamarnya. Dia sedikit sedih sehingga semua orang mengatakan itu padanya kemanapun dia pergi. Itu membosankan. Namun, mau bagaimana lagi. Itulah situasi yang mereka hadapi.
"Tidak ada ... ah ... hum ... aku bertanya-tanya bagaimana perasaanmu setelah cukup lama berada di kapal musuh."
"Aku baik-baik saja. Kira dan teman-temannya memperlakukanku dengan sangat baik ketika aku berada di kapal itu. Kira adalah orang yang sangat baik dan juga kuat." "Ucap gadis itu.
"Kira, dia idiot! Dia bersikeras bahwa dirinya bukan tentara, namun dia masih bertarung di medan perang! Dia hanya dimanfaatkan! Sesuatu tentang teman, katanya! Karena orangtuanya adalah Natural, itu sebabnya ... " Kata Athrun yang mengalami konflik batin.
"Apakah Kau ingin dia lebih sering bergantung kepadamu , untuk kembali bersamamu dan berada dibawah pengawasanmu?"
"Itu ...!" Tapi Athrun tidak tahu harus berkata apa. Lacus mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipinya tapi dia mundur dan berbalik. Dia tidak ingin dihibur. Dia hanya ingin temannya itu ada di sisinya.
"Dia bilang kalau dia tidak ingin melawanmu."
"Aku merasakan hal yang sama!" Emosi Athrun meledak lagi. "Kenapa aku ingin melawan dia..." Dia memejamkan mata, frustrasi, kesal tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"Kau selalu memiliki ekspresi sedih akhir-akhir ini. "
"Aku tidak bisa berperang dengan senyum lebar di wajahku." pemuda itu menjawab, nadanya lebih menggigit dari biasanya.
"Ah benar juga. ketika aku dikapal itu, aku bertemu orang yang mempunyai Haro berukuran besar " Ucap Lacus untuk menghilangkan kekhawatiran Arthurn.
"Orang dengan Haro berukuran besar?"
"Ya, dia memiliki haro sebesar ini, dan dia bilang kalau itu adalah ciptaannya sendiri." Ucap gadis itu sambil menunjukan ukuran Haro dengan tangannya.
"orang yang membuat haro selain aku? Aku jadi ingin bertemu dengannya" Ucap Pemuda itu yang mulai penasaran pada sosok pemuda yang diceritakan oleh lacus.
"Dia orang yang baik, aku yakin kalian juga bisa akrab." Ucap lacus dengan senyum lembut.
"Hasyinn." Seorang pemuda berambut hijau tosca tiba-tiba bersin.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya gadis yang ada di dekatnya.
"Tidak apa-apa, Hidungku hanya sedikit gatal." Ucap Flit sambil menggaruk hidungnya.
Saat ini Flit beserta kira dan teman-temannya saat ini sedang makan dikantin, meskipun mereka lega karena kapal musuh sudah pergi tetapi suasana sedikit suram karena mereka masih cemas khawatir keadaan Flay yang baru saja kehilangan ayahnya.
Tak lama setelah itu mereka dikejutkan dengan seseorang yang berjalan masuk menuju kantin, orang itu tidak lain adalah Flay yang sudah siuman. Mengarahkan pandangannya kearah meja teman-temannya, gadis itu mulai berjalan dan behenti di sudut di mana pemuda berambut cokelat duduk.
"Hum ... Kira, aku minta maaf sebelumnya. Aku panik sekali, sampai-sampai aku mengatakan hal-hal yang begitu mengerikan ... maafkan aku." Ucap gadis itu dengan nada lembut nan malu.
"Flay...!" Kira cukup terkejut dengan perubahan Flay.
"Kamu berjuang sekuat tenaga untuk melindungi kami ... aku ..." Dia melihat ke samping dengan rasa bersalah dan malu, air mata di sudut matanya.
"Flay! Tidak apa-apa! Saat itu ..."
"Aku juga benar-benar mengerti! Bahwa kamu melakukan yang terbaik untuk kami ... namun ..."
"Terima kasih Flay. Aku juga minta maaf ... karena tidak bisa menyelamatkan ayahmu ..." Tanpa menunggu Gadis itu selesai, Kira langsung menenagkannya dan meminta maaf atas kesalahannya. Dan kemudian Flay itu mengarahkan kearah Flit.
"Dan Flit, aku juga ingin berterima kasih. Meskipun kau bersikap kasar padaku tapi aku mengerti makna dari ucapanmu..."
ketika Flit mendengarkan ucapan dari Flay, dia merasakan sesuatu yang aneh tetapi karena fakta kalau gadis berambut merah ini baru saja kehilangan keluargannya membuat Flit mengabaikan pemikirannya.
"Duduklah, kau harus mengisi kembali nutrisi di tubuhmu setelah tidak lama sadarkan diri." Ucap Flit yang menunjukan kepeduliannya.
"Iya" Ucap Flay yang mengambil tempat duduk di samping Kira, "Perang sangat tidak menyenangkan. Aku berharap ini bisa segera berakhir." Flay menyuarakan perasaannya, dan semua orang setuju dengan pemikiran gadis itu walau saat itu lagi-lagi Flit merasakan perasaan aneh.
Di anjungan, Romero Pal melaporkan gangguan gelombang radar dan peningkatan level N-jammers. Peringatan pertempuran level satu menyebar ke seluruh kapal. Chandra mendeteksi sumber panas kelas Laurassia serta pola termal Blitz, Buster, dan Duel. Natarle merasa sangat kesal karena mereka muncul beberapa saat sebelum pertemuan.
Semua orang terkejut dengan pengumuman kalau musuh datang menyerang.
"Serangan musuh!" Ucap Kira yang terkejut.
"Cih mereka datang di saat yang tidak tepat." Flit kemudian berdiri dan menatap Kira. "Kira, Ayo pergi."
"Iya" Angguk pemuda itu
"Kita juga" Ucap Sai menatap teman-temannya dan bergegas menuju Anjungan.
"Kira, Flit. Tunggu." Ucap Flay yang membuat kedua pilot itu berhenti sejenak dan berbalik menatapnya.
"Kalian berdua tidak boleh mati" Ucap gadis itu dengan nada memohon.
Flit hanya membalas dengan anggukan.
"Ya, Kali ini aku tidak akan gagal melindungimu" Ucap kira dengan serius.
"Ya, terima kasih" Flay sambil terseyum lembut melambaikan tangan mengantarkan kepergian kedua pilot muda itu.
Di landasan katapul, Flit, Mu dan Kira yang sudah bersiap di mesin mereka mendapatkan informasi tentang kapal dan jumlah mobile suit yang menyerang.
"Itu adalah kapal dan mesin yang menyerang kita di Artemis, saat ini Armada ke-8 sedang menuju ke arah kita! Bertahanlah di sana!" Ucap Kapten kapal.
"Baik" Ucap Flit kemudian mematikan komunikasi.
Setelah ketga pilot berangakat, Natarle memerintahkan aktivasi igelstellung, persiapan muatan anti-beam dan pemasangan semua tabung misil buritan.
AGE-1 yang sudah lepas landas mengarahkan perhatiannya kearah kapal Gamow, dia melihat Duel, Buster dan Blitz terbang berbaris di depan kapal tersebut. Melihat itu Flit mencoba menganalisa pola yang akan dilakukan ketiga mobile suit itu, dan kemudian…
*Bzunn*
"Apa!" Insting X-Roundernya aktif dan membuat Flit merasakan tanda-tanda bahaya yang datang dari Gamow. Tanpa banyak pikir Flit langsung menghubungi Archangel.
[Archangel Segera lakukan maneuver mengelak, bergeraklah kearah kiri dengan kecepatan penuh.] Ucap Flit yang muncul di layar utama Anjungan.
"Flit!" Murrue terkejut ketika Flit langsung memberi perintah.
"Apa yang kau bicarakan!?" Ucap Natarle yang mempertanyakan perintah dari Flit tanpa penjelasan.
[Tidak ada waktu lagi, Cepat!] Bentak Flit dan kemudian dia memutuskan komunikasi.
"Menghindar kearah kiri dengan kecepatan penuh!" Murrue memberi perintah kepada seluruh awak.
"Kapten!" natarle mencoba menentang keputusan Murrue yang menerima masukan dari orang yang bukan bagian dari EA.
"Aku yakin Flit pasti merasakan sesuatu, sama seperti saat itu." Ucap Murrue kepada natarle yang menatapnya.
Tak lama setelah itu ketiga mobile suit musuh berpencar dan Gamow menembak. Tembakan itu lewat di antara mereka dan sedikit menyerempet Archangel. Kapal itu berguncang. Murrue menggertakkan giginya. Meskipun mereka sudah menghindar tetepi kerena keterlambatan pengambilan keputusan membuat serangan itu tetap mengenai Archangel.
"Menggunakan Tiga mobile suit untuk menutupi jalur tembakan, Sungguh mengesankan!" Flit berkomentar.
[Mu! Aku ingin kau mengurus Buster. Dan Kira, aku serahkan Blitz padamu. Aku akan melawan Duel] Flit memberih perintah melalui saluran komunikasi.
[Siap]
Mu melepaskan senjatanya dan menembak di tengah untuk memisahkan formasi ketiga mesin musuh sebelum beralih fokus pada Buster. Kira langsung terbang menuju Blitz dan terlibat pertarungan jarak dekat. Di sisi lain Flit menembaki Duel secara acak untuk memancingnya pergi menjauh dari Archangel. Yzak yang terpancing mengambil beam sabernya dan menyerang AGE-1 dan mereka saling berhadapan dengan beam saber.
Ketika semuanya saling berhadapan dengan mobile suit musuh, Mu adalah yang paling mengalami kesulitan besar untuk melawan Buster karena senjatanya tidak terlalu berpengaruh tetapi berkat kemampuan pilot yang sangat tinggi, Mu mampu berhasil membuat sibuk lawannya agar menjauh dari Archangel walaupun Buster berhasil menembakkan salah satu senjatanya.
Kapal musuh menembakkan semua persenjataannya untuk menghancurkan Archangel. Kapal berkaki itu mengelak menggunakan algoritma penghindaran dan menembak dengan Gottfrieds. Beam itu lewat tanpa kerusakan dan kapal ZAFT terus menyerang. Tembakan itu mengenai sensor pelindung nomor 6 Archangel, temperatur meningkat di dalam armor berlapis dan anti-beam menghentikan dua serangan lagi tetapi lagi-lagi kapal berkaki itu di hantam serangan. Sistem pendingin armor tidak bisa mengimbangi dan suhu lambung kapal meningkat pesat, Kapal itu tidak akan bertahan jika terus terkena serangan lagi.
AGE-1 dan Duel saling beradu beam saber beberapa kali sebelum akhirnya AGE-1 menendang mundur Duel dengan kakinya. Duel terbang menjaga jarak dan kemudian berputar sambil mengarahkan senapan ke arah AGE-1 dan melepaskan tembakan tapi semuanya berhasil dihindari dan di tangkis menggunakan perisai miliknya.
"Kembalikan Perisaiku!" Yzak sekali lagi menyimpan senapanya dan menggunakan beam sabernya lagi untuk bertarung tetapi saat beam saber baru diaktifkan, Flit menebas pedang tersebut hinggar handlenya terlempar dan kemudian mengarahkan serangan ke sisi kanan kokpit dari atas dengan beam sabernya. Itu terlalu jauh ke samping untuk melukai pilot secara fisik, tetapi kerusakan yang ditimbulkannya tidak dapat disangkal. Kemudian Flit menendang Duel untuk menjaga jarak di antar mereka dan bersiap untuk menembak menggunakan beam rifle milik-nya.
Melihak kalau Yzak dalam bahaya, Dearka mengabaikan pertarungannya dengan Mu dan langsung bergegas ke menuju Duel sambil megarahkan tembakan untuk membuat AGE-1 menjauh.
Saat Buster pergi meninggalkan Moebius Zero, Mu memanfaakan kesempatan ini untuk membantu Archangel menyerang kapal musuh dari titik rendah demi menghindari serangan.
Di tempat lain, pertarungan Kira melawan Blitz tidak berjalan lancar, dikarenakan perasaan khawatirnya yang membuatnya tidak fokus membuatnya terdesak.
"Kalau terus seperti ini, semua orang...!" Dengan jantungnya berdetak begitu kencang karena di penuhi rasa takut, dia melihat Montgomery meledak karena kelemahan dan ketidakmampuannya untuk melindunginya, Kira ketakutan membayangkan Flay setelah kehilangan satu-satunya kerabat yang dia miliki karena kelemahan dan ketidakmampuanya untuk melindunginya. 'Kali ini aku tidak akan gagal melindungimu' Kira tiba-tiba teringat janji barunya dengan Flay.
"Tidak akan kubiarkan… Tidak akan kubiarkan kalian!" Kira mengangkat kepala dan ekspresinya telah berubah, seperti ada sesuatu yang tersentak di dalam dirinya, seperti benih yang meledak, melepaskan seluruh potensi yang biasanya terkurung. Kira menahan setiap serangan Blitz dan kemudian mendesak balik.
"apa yang terjadi…. Gerakannya berubah" Nicol tidak bisa menahan keterkejutannya ketika Strike berhasil membuatnya tersudut. Blitz yang terdesak akhirnya kehilangan satu kakinya karena di tebas oleh Strike menggunakan beam sabernya.
Nicol yang panik langsung mundur untuk menjaga jarak, hingga kemudian pilot Buster menghubunginya.
[Nicol! Yzak terluka, kita harus segera mundur.] Dearka memberi perintah mundur.
[Baik, disini juga agak berat.] ucap Nicol sambil menatap Strike sebelum akhirnya dia mundur.
Setelah melihat Pasukan musuh yang mundur, Flit dan yang lainnya mendarat di hangar Archangel.
"Kerja bagus Mu" Ucap Flit kepada Pilot berambut pirang.
"Fyuuh tadi itu hampir saja, setidaknya aku mendaratkan beberapa serangan pada kapal musuh" Ucap Mu.
"Dan Kira, kau melakukan kerja bagus ketika melawan Blitz." Flit memuji peforma Kira.
"Haa…. Haaa… Terima… kasih" Ucap Kira yang terengah-engah karena kelelahan.
Tak lama setelah pertarungan selesai kapal Armada ke-8 akhirnya tiba di tempat ...
Flay kembali ke kamarnya setelah mendengar kabar kemenagan Archangel dan keberhasilan Kira mengalahkan mobile suit musuh. Di dalam kamarnya dia mengeluarkan isi hatinya yang sebenarnya.
"Itu benar. Kalian tidak boleh mati, karena kalian harus menghukum semua orang jahat." Senyum jahat muncul di bibirnya. "Jika tidak, perang tidak akan pernah berakhir ..."
Bersambung-
