Author notes : Holla Minnaaaa~~ Heran menemukanku bukan di hari Sabtu atau Minggu? Itulah kekuatan dari WiFi GRATIS! Sebenernya udah selesai dari dua minggu yang lalu, cumaaaaaannnn.. ngerasa kurang feel di salah satu chara nya. Tapiiiii.. berhubung editor ku nanyain kapan apdet, maka kupersembahkan chapter 4 ku untuk kalian para readers and reviewers ku tercintaaahhh ^^
Selamat menikmati chapter 4 yang sudah kubuaaaattttt ^^ review kalian dari chapter yang sebelumnya kubalas setelah TBC yaaakkk (?)
.
DISCLAIMER : FUJIMAKI TADATOSHI
WARNING : 1] Awas Bosen karena kepanjangan menuju menu utama nya fufu.. [2] Humor LEBIH garing, maksa, absurd dari fanfic sebelumnya
[3] Mungkin agak OOC [4] Typo [5] Romance ga terlalu dapet [6] Sho-ai / BL (?) [7] Dan lain-lain (?)
Rate : T
By : Neutral Kingdom
.
Ctak.. Ctak..
Ctak.. Ctak..
Ctak.. Ctak..
Suara keyboard laptop ditekan mendominasi sebuah ruangan yang masih menyala saat pukul 4 pagi. Entahlah, hanya saja pria yang saat ini sedang menarikan jemarinya di atas keyboard laptopnya tidak menemukan sebuah alasan yang membuatnya harus menghentikan pekerjaan yang sudah ia kerjakan sejak pukul 5 sore. Dan ia sudah melakukan antisipasi berupa men-silent HP nya agar dapat menyelesaikan pekerjaannya pukul 7 pagi nanti untuk diserahkan pada atasan yang juga sahabatnya, kemudian menghabiskan malam bersama kekasih menyebalkannya.
Ase wo kaite sharara gamushara ima ga tsuyoku nareru shunkan
Kuyashii hazu ga moete kurun da sugoi yatsu wo zutto sagashiteta kara
Donna kabe mo zenbu koete miseru
"Tch!" Pria bermahkota hijau itu mendecih sebal mendengar suara kaleng yang dikeluarkan hapenya. Ia tahu dengan pasti bahwa pelaku yang dengan seenak jidat mengganti nada deringnya pastilah si makhluk pirang terberisik yang pernah ia kenal untuk menandakan sebuah pesan atau telepon yang masuk dari salah satu anggota Kisedai – sebutan untuk kelompok yang berisi para sahabatnya sejak SMA. Namun pria itu tetap melirikkan matanya pada handphone yang kini menampilkan notifikasi adanya pesan yang masuk.
Segera saja ia menghentikan kegiatannya untuk membaca pesan yang masuk untuk mengetahui siapa pelaku terkampret yang memiliki tujuan untuk menggagalkan rencananya malam ini dengan kekasihnya. Oh Hell! Midorima – pria pemilik kornea mata berwarna hijau itu sudah tidak bertemu dengan kekasihnya selama dua bulan karena kekasihnya yang dikirim ke luar negeri oleh kantor sialnya untuk melakukan training, dan malam ini kekasihnya akan pulang selama seminggu untuk berlibur. Berlibur? Ya! Training sial itu berlangsung selama 6 bulan! Yang berarti Midorima masih harus berpisah dengan kekasihnya selama 4 bulan lagi. Dan siapapun orang kampret yang akan mengganggu kehangatan yang akan ia buat selama seminggu penuh, tentu ia akan bunuh.
Midorima menaikkan letak kacamata yang sebenarnya tidak bergerak sama sekali dari pangkal hidungnya sebelum membuka pesan dari sahabat tergelap yang ia miliki.
From : AhomineDa(i)kian
Apa yang akan kita lakukan? Tetsu sudah tahu semuanya. Ia melihat Akashi sedang bersama selingkuhannya saat ia bersama Kise. Jangan menghubungi si manusia titan kecuali kau tidak berhasil mengkonfrontasi Akashi. Murasakibara adalah pilihan dan harapan terakhir kita.
Setelah membacanya, Midorima tertegun sebentar dan langsung membuka sebuah website yang telah ia bookmarks pada laptop nya – OHA ASA ONLINE – tentu saja.
"Ck! Pantas saja beritanya jelek! Ternyata hari ini Virgo berada berada di urutan paling bawah-nanodayo!" Kemudian ia melepas kacamatanya dan menatap tajam bayangan yang tercipta dari layar monitor laptop nya yang masuk mode sleep.
"Shintarou, ada apa?" tanya sebuah suara bernadakan otoriter. "Bukankah malam ini deadline untuk rapat hari ini? Aku sudah membatalkan kencanku malam ini. Dan yang kau lakukan hanya bermain dengan handphone mu?" Midorima memutar bola matanya jengah mendengar terselipnya nada tajam dari perkataan Akashi.
Ia kembali memakai kacamatanya dan menatap Akashi yang kini berjalan masuk menuju salah satu sofa yang terdapat di dalam ruang kerja Midorima.
"Ada banyak hal yang harus kau tahu-nanodayo! Pertama, untuk rapat hari ini aku tidak akan datang karena aku sudah mengajukan cuti untuk seminggu kedepan dimulai hari ini. Kau harusnya bersyukur karena aku membantumu di hari cutiku saat ini! Kedua, aku bahkan tidak memegang hape dalam periode 11 jam terakhir, dan kau memprotesku dengan mengatakan bahwa aku bermain hape padahal belum 5 menit aku memegangnya! Terakhir, aku tidak pernah memintamu untuk membatalkan kencanmu itu-nanodayo! Lagipula kencan dengan siapa kau jika Kuroko saja malam tadi pergi dengan BakaKise, hm?" Midorima menatap sahabat merahnya dengan sinis.
"Kau tahu dengan siapa aku pergi Shintarou!" jawab Akashi malas, kemudian mulai membaringkan tubuhnya di atas sofa dengan berbantalkan kedua lengannya sendiri. Midorima jengah mendengar jawaban Akashi yang seperti menyepelekan masalah kekasih yang ia miliki.
"Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu-nanodayo. Tapi kau harus tau Akashi, bahwa aku menanyakannya hanya karena aku ingin tahu saja. Bukan karena aku kepo atau peduli padamu ataupun Kuroko-nanodayo." Akashi tidak bergerak dari posisi tidurannya.
"Apa kau pernah membayangkan apa yang akan terjadi jika Kuroko mengetahui bahwa kau bermain di belakangnya?"
Hening . . .
"Apa kau pernah memikirkan bagaimana hancurnya perasaan kekasih yang kau cintai jika ia mengetahui bahwa kau – pria yang selalu dan akan terus ia percayai menghancurkan dan mengkhianati setiap detik dari rasa percaya yang ia miliki padamu Akashi?"
Hening . . . Akashi menarik salah satu lengannya yang tadi ia jadikan bantalan kepalanya untuk ia letakkan di atas matanya yang kini sudah memejam.
"Apa kau pernah membayangkan jika posisi kalian bertukar saat ini? Apa kau bisa membayangkan bila Kuroko yang mengkhianatimu saat ini?"
Hening . . .
"Dan – "
"Shintarou! Terimakasih atas dongeng yang kau bacakan malam ini. Tapi apa boleh kutahu alasan apa yang membuatmu mengangkat topik yang bahkan kita tidak pernah bicarakan sekalipun setelah aku memberitahukan alasannya padamu?" Akashi bertanya dengan acuh.
"Sudah kubilang bukan, yang harus kau tahu alasannya bukanlah karena aku peduli padamu-nanodayo. Aku hanya ingin kau sadar! Ini sudah terlalu lama! Harusnya kau sudah menemukan jawaban yang kau cari saat itu-nanodayo" Midorima mulai kesal dengan masihnya ketidak pedulian Akashi terhadap topik yang selama ini sangat ia ingin bahas.
Hening . . .
"Jika yang kau butuhkan memang bukan Kuroko, tinggalkan dia dan larilah ke dekapan selingkuhanmu itu!" Midorima begitu jijik dan merasa mual saat mengucapkan kata selingkuh. Demi Tuhan! Ia berdoa dan selalu berharap agar ia tidak bisa berpaling dari kekasihnya saat ini dan untuk selamanya.
"Lepaskan Kuroko dan biarkan dia mencari kebahagiannya jika kebahagiaan yang kau rasakan bukan bersama Kuroko. Setidaknya jangan hanya memikirkan kebahagiaanmu saja-nanodayo!"
Saat Midorima akan kembali melakukan penyerangan secara verbal pada Akashi, tiba-tiba saja sang mantan kapten basket saat SMA nya itu merubah posisi tidurannya menjadi duduk dan menatap tajam Midorima yang tentu saja tidak gentar pada tatapan berbeda warna dari Akashi yang sudah ia kenal sejak zaman Sekolah Dasar.
"Shintarou . . . setahuku dirimu tidaklah banyak bicara seperti saat ini. Dan apa pedulimu pada masalahku, hm?"
Midorima membenarkan kembali letak kacamatanya – yang lagi-lagi tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya. "Aku tekankan hal ini kepadamu lagi Akashi, aku sangat tidak peduli padamu-nanodayo! Aku peduli pada Kuroko – err maksudku sedikit peduli padanya . Kau tahu dengan jelas bahwa tidak bisa di dalam sebuah hutan terdapat dua singa. Tetapi kau – "
"Diam dan selesaikan pekerjaanmu Shintarou! Dan asal kau tahu, memang tidak bisa terdapat dua singa jantan di dalam sebuah hutan. Tapi bisa terdapat dua singa betina di dalamnya, bukan?" Akashi berujar dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya didukung dengan aura hitam ke-emasan (?) yang membuat Midorima bergidik.
Crap! Mata kirinya berkilau! Batin Midorima kesal.
Akashi kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu ruang kerja Midorima, namun berhenti di depannya dan membalikkan tubuhnya untuk menghadap Midorima.
"Dan Shintarou," Midorima kemudian mengalihkan tatapannya yang tadi masih pada sofa ruang kerjanya ke arah pria merah yang aura keberadaannya kini membuat risih Midorima.
"Kurasa kau tidak perlu memikirkan hal-hal tidak penting seperti bagaimana Tetsuya akan tahu mengenai Kouki-ku, asal kau tetap tutup mulutmu mengenai masalah ini sesuai janjimu, Shintarou. Dan satu hal lagi, Tetsuya tidak mungkin memiliki pria lain di saat aku tahu bahwa ia bahkan tidak memiliki kemampuan untuk mencintai hal lain selain diriku. Bahkan jika ia mengetahui hal ini, akan kupastikan padamu bahwa Tetsuya akan memaafkanku. Apapun kesalahanku. Karena ia mencintaiku. Kau mengerti Shintarou?" Kemudian Akashi keluar dari ruang kerja Midorima untuk menuju kamar tamu yang biasa ia gunakan jika menginap di rumah sahabat hijaunya itu.
"Aku memang pernah berjanji untuk tidak menceritakan tentang perselingkuhanmu pada Kuroko. Dan hal itu kulakukan karena kau berjanji akan memutuskan selingkuhanmu setelah kau menemukan apa yang kau cari. Tapi apakah waktu satu tahun masih tidak cukup untukmu menemukan apa yang kau cari Bakashi?"
.
.
Pagi hari di kediaman Kuroko Tetsuya.
Paginya Kuroko terbangun dengan sakit kepala yang menyerangnya. Ia mencoba mengingat hal terakhir yang ia lakukan sebelum jatuh tertidur yang membuatnya sakit kepala saat ini. Dan setelah mengingatnya, entah mengapa air mata kembali mengalir dari kedua matanya.
"Ugh.. ini sakit!" Ujar Kuroko dengan tatapan kosong sambil meremas tubuh bagian dadanya yang terasa amat sesak.
"Kuroko-cchi!" Kise terpekik pelan ketika ia melihat Kuroko kembali menangis saat ia baru membuka pintu kamar sahabat vanila nya itu. Langsung saja Kise berlari ke arah pria mungil yang kini mengeluarkan lebih banyak air mata. "Kumohon jangan menangis-ssu. Kau membuatku ikut merasa sakit juga karenanya." Pria pirang itu langsung meraih kedua tangan Kuroko dan menggenggamnya lembut.
"Tapi di sini rasanya memang sakit Kise-kun." Kuroko berujar lirih sambil membawa tangannya yang berada dalam genggaman Kise ke dadanya. Dan Kise hanya bisa memberi sebuah pelukan untuk Kuroko.
"Apa yang kurang dariku Kise-kun?"
"Apa aku kurang sabar dalam menanggapi seringnya ketidak hadiran Sei-kun?"
"Apa aku kurang tanggap ketika dirinya membutuhkanku?"
"Apa diriku yang seperti ini tidak mampu melengkapi hari-harinya?"
"Apa sosok yang semalam kulihat mampu mengisi kekurangan yang Sei-kun rasakan yang tak mampu kupenuhi?
"Apa kekecewaan yang kurasakan karena seringnya ia membatalkan banyaknya janji yang kami buat dengan alasan yang entah benar atau tidak jika kupikirkan kembali masih belum cukup untukku sehingga ia memberikan rasa kecewa yang lebih dari biasanya?"
"Apa Kise-kun?"
"Apa?"
Kuroko berujar frustasi dengan nada lelah di akhir pertanyaannya. Sedangkan Kise hanya bisa memererat pelukannya pada Kuroko sebagai bentuk dukungan moral terhadapnya. Dan suara cempreng kembali terdengar di fanfik ini *dihajar fans Kise*.
Ase wo kaite sharara gamushara ima ga tsuyoku nareru shunkan
Kuyashii hazu ga moete kurun da sugoi yatsu wo zutto sagashiteta kara
Donna kabe mo zenbu koete miseru
Kuroko melepaskan dirinya dari pelukan Kise kemudian turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju meja kecil tempat ia biasa menaruh ponselnya karena mendengar dering ponsel yang Kise pasang pada seluruh anggota Kisedai untuk menandakan bahwa salah satu dari mereka menghubungi satu sama lainnya
Kuroko berusaha menenangkan dirinya dan mengatur napasnya agar normal ketika mengetahui siapa yang menghubunginya.
"Ya Sei-kun?"
"Tetsuya, sepertinya aku tidak bisa ke apartemenmu pagi ini untuk mengantarmu ke kantor. Aku ada rapat pagi ini dengan para direksi bersama Shintarou."
Kuroko terdiam tidak menjawab. Air mata kembali mengalir dari mata biru mudanya. Jujur saja, ia bingung. SANGAT BINGUNG. Bisakah ia percaya dengan alasan yang diucapkan kekasihnya saat ini? Bagaimana jika pagi ini ia tidak bisa mengantar Kuroko karena sedang bersama pria yang tadi malam ia lihat? Kuroko memejamkan matanya dan kembali menarik napas panjang secara perlahan.
"Tak apa Sei-kun. Semangat untuk rapat pagi ini. Sampaikan salamku pada Midorima-kun."
"Terima kasih atas semangatnya sayang. Kututup yaa. I Love You Tetsuya."
Napas Kuroko terasa tercekat. Kekasihnya mengucapkan kata cinta yang memang sudah biasa ia dengar setiap harinya. Tapi apakah dirinya merupakan satu-satunya sosok yang kekasihnya ucapkan kata cinta? Apakah pria mungil yang semalam kekasihnya cium juga mendapatkannya? Ugh! Seketika itu juga Kuroko merasakan perutnya melilit dan mual.
"Tetsuya?" suara di seberang sana kembali membawa Kuroko dari dunia imajinasinya.
"I Love You Too, Sei-kun." Kuroko mencengkram erat dadanya yang kembali terasa sesak. Kakinya terasa lemas dan tidak mampu menopangnya saat ini dan membuat ia terjatuh terduduk saat sosok kekasihnya memutuskan sambungan telepon sesaat setelah Kuroko membalas pernyataan cintanya.
Sedangkan Kise hanya mengepalkan kedua tangannya erat. Tak ingin melihat wajah sedih yang anehnya tetap datar disaat yang bersamaan (?) dan ia juga tak ingin mengganggu momen saat Kuroko mengeluarkan semua rasa sesaknya. Tapi setelah ini, Kise pastikan tidak ada air mata yang akan mengalir dari sahabat mungilnya. Karena Kise dan anggota Kisedai lainnya – kecuali Akashi tentu saja, akan mengajarkan pada Kuroko bagaimana cara untuk bertahan sekaligus menyerang.
Ya, Kise akan pastikan bahwa Akashi akan menerima rasa SAKIT dan KEHILANGAN yang Kuroko rasakan saat ini.
TBC.
Review GRATIS loh. . . *ketawa garing*
.
OHMAIGAD DEMI APA AKU BISA NULIS SEPANJANG INIII? Wkwk.. sebenernya belum bisa sih. Ini dua chapter yang kujadikan satu karenaaaa..
Author : *ngirim naskah chapter 4* "Please be advice-ssu!"
Editor-chin : "New chappie?"
Author : Hum..
Setengah jam kemudian,
Editor-chin: "Kurang panjang."
JEDAARRR! Author kesambar petir.
Author : "Hei Editor-chin, kau readers emangnya? Kau Editor-ssu! Jangan ikutan minta dipanjangin -_-"
Dan setelah pembicaraan lebih lanjut, akhirnya saya mengalah pada si Editor-chin untuk menambah ceritanya untuk chapter ini dengan menggabungkan chapter berikutnya -_- #sigh.
Jadiii.. hayo ngaku siapa yang kenal sama Editor-ku dan menyogoknya agar aku memanjangkan ceritanya? Ayo ngaku, Ayo ngakuuuu! Wkwk..
Canda ya readers-tachi. Soooo... let's reply your reviews guys~~
.
Snow : Humm.. iya nih Snow-san, semua Kisedai sudah tahu kalau Akashi berselingkuh hehe.. Alasan Akashi selingkuh? Kita akan tahu sebentar lagi Snow-san fufu.. *evil laugh* Mengenai Murasakibara yang akan melabrak Akashi, aku juga belum dapet gambarannya #eh(?) Aku juga ga terima si Bakashi satu itu menyakiti Kuroko-kun! Dasar mata belang sialan! #CRASH *gunting merah nyampe di dinding kamar Author* mengenai Midorima yang tsundere pas lagi marah, maaf banget gabisa memenuhinya yaa.. Abisnya aku bingung kalau orang marah tapi tsundere itu macem mana -_- Maafkan diriku yang belum mampu memenuhi harapanmu dan readers lainnya Snow-san. *bungkuk berkali-kali*
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
Akashi Sorata: M-maji ka? Seriusan seru? Terimakasih Sorata-san *nangis haru dipelukan Aomine-cchi* semoga chapter ini juga seru yaa hehe..
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
Seventyone Square: Wkwk.. senang membuat Anda tertawa SS-san. Kalau begitu, apa chapter satu ini sudah membuatmu sedikit sedih? Kalau belum, tunggu saja yaa hehe.. tapi jangan terlalu berharap saya akan membuat Anda menangis karena fanfic saya, karena jujur saja saya tidak bisa membuat scene sedih apalagi sampai membuat orang lain menangis T_T. Aomine-cchi oo? Apa maksudmu oon? Wkwk.. kalau Aomine pintar, ia akan terlalu sempurna ketika bersanding dengan saya (?) #abaikan. Sudah dilanjut yaaa ^^
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
Shirota Strain : Terimakasih Shirota-san ^^ semoga chapter ini termasuk nice juga ya bagimu hehe..
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
Aishary : Terimakasih atas pujian serta dukunganmu Aishary-san ^^ hehe.. E-Etto, aku memang akan memberikan sebuah hukuman untuk Akashi. Namun jangan terlalu berharap aku akan memberikan pembalasan yang kejam pada Akashi yaa.. karena hatiku tuh 11-12 sama Kuroko soal kebaikan hati (?) *ditendang* mengenai chapter banyak atau enggaknya, masih liat nanti ya Aishary-san hehe..
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
Precious Panda : Akashi makin nyebelin saja di chapter sebelumnya? Well, lebih nyebelin mana sama chapter yang ini? Wkwk.. Of course semua Kisedai sayang sama Kuro-chin-ssu! Leader nya aja sampe jatuh cinta hehe.. yaa kata orang kan memang jangan sampai membuat orang diam/cuek marah, karena marahnya mereka menyeramkan, yaa jadi jangan nantangin Murasakibara deh hehe.. aku ga akan ngehancurin Akashi-ssu! Karena jika Akashi hancur, Kuroko akan merasa hancur juga. Mengertilah, Kuroko sangat mencintai Akashi ._.v Kalau membuat Akashi semenyesal mungkin, sudah ada dalam planning ku-ssu. Jadi tenang saja Precious-san hehe.. terimakasih sudah bilang cerita random saya seru *kembali nangis haru*
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
Iftiyan Herliani253 : Jangan menangis Iftiyan-san, harusnya aku yang menangis karena merasa bersyukur telah ditemukan olehmu (?) *padahal yang ditemuin ff nya, bukan author nya* #sigh dan harapan Anda sangat terkabul mengenai Kuroko yang bukan maso, karena siapa yang bisa merasa nikmat ketika disakiti? Dan kalau masalah galau, Kuroko pasti galau lah ya, dan agak berlarut-larut sih kalau menurutku. Lima tahun boo pacaran dan ternyata udah diselingkuhin setahun! Kalau cuman galau sejam atau dua jam mah jago, aku mah gabisa bang kalau begitu *INI APAAAHH?* Kagami yaa? Nanti kutanyain kembali ya ke bagian casting untuk perlu pemain tambahan atau engga, hehe.. ini sudah dipanjangin-ssu! Terimakasih atas pujian dan semangatnya ^^ *makin semangat nulis*
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
Atin350: Sudah dipanjangin-ssu! ^^
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
Nyanko Kawaii : Huaahh.. ternyata kita sepemikiran ya Nyanko-san, fufu.. *evil smirk, evil laugh* wkwk.. saya tahu kok yang kemarin belum panjang ceritanya. Ya cuman itu Nyanko-san, inspirasiku tuh suka seenaknya kalau datang dan pergi #sigh gapapa kalau banyak maunya Nyanko-san, dengan begitu hayati bisa melakukan improvisasi menjadi author yang lebih baik lagi *kedip-kedip manja* wkwk.. aku mengerti-ssu, *dijelasin editor-chin sih sebenernya hehe..* sudah apdeeetttt ^^
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
XxxgakusahtauxxX : Alasan Akashi selingkuh hanya bisa dijawab oleh Akashi sendiri-ssu. Tapi aku juga tahu sih sebenernya hehe.. tapi aku hanya akan kasih tahu kalau kalau kau tetap mengikuti fanfik ini Gakusa-san *evil smirk* Apdet kilat? Wohoo.. ini sangat kilat bukan? dan lebih panjang juga kan chapter ini? *bales pupi ais (puppy eyes)* wkwk.. AkaKuro kok tenang saja! Karena saya lebih takut sama Editor-chin ku dibanding Akashi fufu..
Terimakasih sudah membaca dan mereview Pierce, semoga dirimu menyukai chapter ini dan chapter selanjutnya yang akan kubuat yaa. Dan semoga tetap review hehe..
