Balas repiuw login/nonlogin ch 5 + ch 6:
ATHAYPRI: Hola hola~ author sukanya item sama ungu, bukan pink xD yeah~ ini update yeay! Makasih udah mampir :D
Yuu: Aitakatta mooo~ Yuu nyan~ yaps. Lagi proses penyembuhan xD EW udah update yeay! Makasih udah mampiir~~
Scarleet Rin: Keajaiban! Sougo gak mati xD ntar kalo mati kasian dedek Gura dong~ mueheh. Nih udah update. Makasih udah mampiiirrr xD
Konata Izumi: hai KOnacchi~Hana nyan juga balik lagi Xd di fandom gurita kuning Hana nyan suka chibahaya, Karukanza sama AsaKanza gyahahah Xd saya paham sama fans Kamui.
Aitara . fuyuharu1: Allo~ dirimu repiuw kok. Udah kubales juga. Tapi nama "aitara . fuyuharu "-nya kehapus. Tinggal angka "1"-nya doing – yap udah update. Makasi udah mampiiirrr~~
Rabie no Cherry: Ahahaha Xd ah kebanyakan fans Kamui maunya dia jadi jombloh. Dia habis nelen sunset(?)
Okikagu shipper: Salam kenaaalll~ panggil Hana nyan Xd iya sih menurutku dia emang masih idup. Ululu~ udah update yaa~ makasih udah mampi ^^
Indah . Ind98: makasih~ ga janji yah kalo didikitin scene xD aku suka mereka sih~ nih udah lanjut Xd selamat membaca xD
Kynha-Chan: Nyesek? Berarti aku berhasil, yosh! YAPS PASTI KUBANYAKIN XD /caps jebol.
Chikara Hoshi: sssttt~ kalo ketawa ntar dipelototin Sougo. Ati-ati. Bangun benteng yang tebel Xd makasih sudah tinggalkan jejak~
Luna d'N Jell: Yaps, nih udah lanjuutt~ makasih udah mampir~
Touka-chan: Uwaaa~ gomen ne~ lamaaa … nih udah update, apa termasuk lama?
Kana L Kentangky: Anooo~ dirimu repiuw dua kali. Silakan xD Apa Chapter ini masih bisa ? makasi udah mampiiirrr~
Nona hitam manis: Ahaha~ gomen ne~ nih udah lanjut. Makasih udah baca dan meninggalkan jejak~
Jelliesdewi: Aku juga pengeeennn~ Yosh! Semangat juga buatmu ^^
Bambul: wkwkwkwk Xd iyah, abang udah pulang nih xD makasih udah mampiiirr :D
Iraginshina 29897: Jangan sampe diabetes Xd yaps, silakan mampir kalau masih penasaran ^^
U. CHERRY: Yeay~ update lagiii~ Hmm apa chapter ini banyak scene OkiKagu-nya? makasih udah mapiiirrr~ mampir lagi yak xD
Ai no Shiken chapter 7, up!
-oOo-
OkiKaguFanFiction.
Gintama © Sorachi Hideaki.
Ai no Shiken © Hana Kumiko.
Warning! Typo(s), Ooc. DLDR.
Enjoy reading, aru.
-oOo-
Jika ada waktu yang paling sering digunakan untuk mengawali sebuah cerita, maka itu adalah malam. Waktu malam dengan semilir angin menerpa tubuh, menggoyahkan sejumput rambut yang tidak berada dalam kuasa ikat rambut. Mungkin karena sekalipun langitnya cerah, malam tetaplah gelap dan terlihat suram. Suasana yang pas jika digunakan untuk gelisah, galau, baper dan sejenisnya. Walau tidak semuanya begitu, sih.
Sama seperti Kagura yang berada di jembatan meskipun waktu makan belum selesai. Dia berdiri ditemani dengan payung kesayangannya. Dia di sana untuk menemui seseorang. Atau lebih tepatnya, orang itu memintanya untuk bertemu. Tapi Kagura datang beberapa menit lebih cepat. Jadi dia masih harus menunggu orang itu datang.
"Kagura-chan." Seseorang memanggilnya. Dia menoleh ke arah sumber suara.
"Hisashi-kun!"
Hongo Hisashi dengan setelan biasa datang menghampiri Kagura.
"Maaf memintamu datang pada malam-malam begini," ujar Hisashi menyesal.
Kagura tersenyum lebar. "Hehe, tidak apa, aru."
"Apa aku terlambat?"
"Tidak. Aku yang memang sengaja datang lebih cepat, aru ne." Pipi Hisashi memerah. Tanpa sengaja Kagura menangkap sebuah kotak yang berada di tangan Hisashi. Kira-kira ukurannya sebesar kotak minuman susu strawberry yang sering Gintoki minum. "Itu apa, aru ka?
"Oh, ini untukmu, Kagura-chan." Hisashi memberikan kotak itu pada Kagura. "Itu sukonbu yang aku temukan di planet lain saat melakukan perjalan bisnis."
Manik Kagura berbinar. "Uwaaahh ... di luar sana ada yang berjualan sukonbu, aru ka?! Hebat, aru ne!"
"Begitulah." Laki-laki itu mengusap tengkuknya. Dia tersenyum ketika melihat Kagura mulai membuka sukonbu tersebut dan mulai memakannya. Ekspresinya terlihat senang ketika tahu sukonbu yang dia makan berbeda dari yang biasa dia makan.
"Oh ya, Kagura-chan. Aku ingin menceritakan sesuatu," ujar Hisashi sambil menatap air sungai di bawahnya.
"Hm? Nani, aru ka?"
Tiga hari terakhir ini ... aku merasa sedang diikuti seseorang," katanya meragu. Dahinya mengernyit risih. "Aku ... tidak tahu itu siapa. Tapi di mana pun aku berada—kecuali di kamar mandi atau malam hari—aku selalu merasakan aura menyeramkan."
Kagura mendengarkan dengan serius. "Apa kau mempunyai musuh, aru ka?"
Hisashi menggeleng. "Setahuku tidak. Ah~ sudahlah jangan dipikirkan. Setidaknya aku lega ada yang bisa kuberi tahu soal ini."
Gadis itu berpikir. Pebisnis seperti Hisashi memang biasanya sering diincar oleh banyak musuh. Apalagi bisnis Hisashi cukup sukses. Apalagi laki-laki itu bisa membeli sukonbu di luar angkasa. Pasti harganya tidak semurah yang ada di sini. Kagura mengangguk-angguk dengan jari telunjuk dan jempol mengapit dagunya.
"Kagura-chan?"
"Eh?"
"Aku bilang, aku akan pulang. Aku ke sini hanya untuk mengantarkan sukonbu itu. Dan malam hari adalah waktuku terbebas dari si penguntit itu."
Gadis Yato itu tergagap. "O-oh tentu. Silakan. Dan terima kasih sudah repot membelikanku ini, aru!" Kagura tersenyum lebar.
"Ayo, kau akan kuantar," ajak Hisashi. Kagura menggeleng. "Tidak, aru ne. Aku masih ingin jalan-jalan dulu."
Alis Hisashi turun. "Benarkah? Ini sungguh tidak merepotkanku, Kagura-chan."
Kagura tertawa. "Sungguh. Aku juga masih akan membelikan susu strawberry untuk Gin-chan, aru."
"Kau yakin?" Gadis itu mengangguk mantap.
Kagura berjalan mengikuti Hisashi menuju sebuah mobil hitam metalik terparkir di sisi jembatan. Itu adalah mobil lain dari yang pernah dinaiki Shinpachi dan Kagura. Hisashi tidak mengemudinya sendiri, ada seorang sopir yang mengemudi. Sepertinya sopir itu juga merangkap sebagai bodyguard. Wah~ batin Kagura. Kemudian tiba-tiba langkah Hisashi berhenti. Bulu kuduknya merinding.
"Kau kenapa Hisashi-kun?" Wajah laki-laki itu pucat. Tangannya mengusap kedua lengannya. "A-aku ... tidak tahu. Ini seperti penguntit itu ada di sini."
Laki-laki itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Kagura ikut menyapukan atensinya. Dia tidak menemukan seorang pun di sekitar mereka kecuali mereka dan sopir tersebut. "Tidak ada siapa-siapa, aru ne."
"Y-ya. Mungkin aku hanya paranoid saja," kekeh Hisashi.
"Tenang saja, Hisashi-kun, aku akan mendoakan semoga penguntit itu tidak datang lagi, aru!"
Hisashi terperangah. "Terima kasih, Kagura-chan." Hisashi masuk ke dalam mobilnya.
"Aku pulang dulu, ya~"
Kagura mengangguk. "Hati-hati di jalan, aru."
Kemudian mobil tersebut berjalan membelah jalan.
-oOo-
Okita Sougo sudah pulang ke Edo sejak tiga hari yang lalu. Dia langsung memaksa pulang begitu selesai menelepon Kagura. Yang tentu saja tidak diperbolehkan oleh dokter. Pada akhirnya dia hanya terpaksa menurut. Hitung-hitung cuti. Meski sudah dilarang makan sukonbu untuk sementara, Sougo tetap meminta Yamazaki membelikannya banyak sukonbu beraneka macam. Mulai rasa yang paling lama sampai yang paling baru. Awalnya pria yang lebih tua beberapa tahun dari Sougo itu menolak, tapi setelah diancam dengan Tama-san-nya akan dicambuk jika tidak mau, Yamazaki melaksanakan perintah sang kapten divisi satu Shinsengumi tersebut.
Sougo tidak memakannya. Dia hanya memperhatikannya berhari-hari sambil tersenyum. Membuat siapapun orang yang mengenal Sougo merinding.
"Apa sekarang sudah musim semi?" Begitu tanggapan mereka. Seolah sikap Sougo itu sebuah keajaiban yang tiba-tiba datang.
Dan bagi suster yang secara berkala memeriksa keadaan Sougo, mereka akan keluar dengan wajah memerah dan berkata, "A-ada malaikat di dalam."
Ah, semempesona apa kira-kira wajah lelaki itu yang sedah tersenyum itu?
Dan keesokan harinya Sougo sudah diperbolehkan pulang. Sougo senang? Sangat. Meski begitu sampai Sougo harus menerima pelukan maut dari Kondo dan beberapa anggota lainnya. Mereka semua memaksanya untuk beristirahat. Tapi tentu saja dia tidak sepenurut itu. Sougo tidak bisa beristirahat karena dia masih memiliki misi penting. Jangan panggil dia Okita Sougo jika tidak bisa menyelinap pergi ke luar markas.
Misinya ada dua. Pertama; memata-matai seorang laki-laki bernama Hongo Hisashi. Lelaki yang pernah memberi tumpangan pada Kagura dan Shinpachi. Dia ... wajib menyelidikinya.
Dan dimulailah misi penyelidikannya.
Dan hasil dari tiga hari penyelidikan adalah Hongo Hisashi hanyalah seorang laki-laki biasa. Terlihat lemah dan terlalu baik hati. Sama sekali tidak menarik mata. Bahkan meski warna rambutnya sedikit mirip dengan miliknya, tetap saja miliknya yang lebih lembut. Yang menarik dari laki-laki itu adalah kekayaannya. Huh, dan sayangnya Sougo lebih kaya dari pria itu! Pekerjaannya jadi pemimpin perusahaan, meski terkadang ayahnya ikut membantu. Tapi, Sougo adalah polisi! Polisi elit yang membela kebenaran. Hebat bukan?
Ah, Sou-chan ... berhentilah membanggakan dirimu sendiri seolah kau karakter Gary stue.
Kesimpulannya, Sougo jauh—jauh—jauh lebih baik dari Hongo Hisashi.
Karena bagi Sougo waktu tiga hari tersebut cukup untuk misi penyelidikannya, sekarang waktunya menjalankan misi kedua.
Itu adalah ... bertemu dengan China dan memberikan dua kantong kertas sukonbu yang dibawanya dari Bushuu. Gadis itu pasti senang. Sougo sudah bisa membayangkannya.
Namun, ketika dia akan melewati jembatan, Sougo melihat Kagura dengan pria yang sudah tidak asing lagi bagi Sougo. Hongo Hisashi!
Sougo berdecih. Untuk apa laki-laki itu di sana. Ia memutuskan untuk bersembunyi tak jauh dari mereka. Mengamati mereka yang tersenyum bersama. Kagura tidak pernah terssnyum seperti itu padanya dan Sougo tidak suka itu. Kemudian atensinya menangkap laki-laki itu berhenti. Sepertinya laki-laki itu menyadari kalau dia sedang dimata-matai. Terbukti sikapnya yang tiba-tiba waspada.
Hebat juga, dia, batin Sougo.
Sou-chan, siapa yang tidak sadar dengan keberadaanmu kalau kau mengeluarkan aura menyeramkan mengancam jiwa seperti itu?!
Dia menyipitkan mata melihat Kagura melambaikan tangan mengiringin mobil itu pergi. Sialan laki-laki itu! Dia meninggalkan Kagura sendirian!
Begitu mobil itu menghilang dari pandangan, Sougo keluar dari persembunyiannya. Dia berjalan dengan ekspresi biasa. Memutuskan untuk tidak tahu-menahu dengan apa yang baru saja dia lihat.
"Oi, China," panggil Sougo.
Kagura menoleh. Gadis itu sedikit membelalakkan matanya. "Sadist?! Kenapa kau ada di sini?"
"Hee~ memang aku tidak boleh di sini?"
"B-bukan begitu. Kukira kau masih sakit dan yah ... tidak bisa keluar," jelas Kagura.
Sougo tersenyum miring. "Kau mengkhawatirkanku, China?"
"Tidak!" sanggah Kagura. Raut wajah Sougo kembali datar. Pria itu mengendikkan bahu. "Yah, lagipula aku bukan kau yang bisa tumbang hanya karena demam."
"Nani—"
"Ah daripada itu, China ... aku punya sesuatu untukmu." Sougo mengulurkan dua kantong kertas untuk pada Kagura. Kagura menyipitkan mata curiga sebelum melongokkan kepalanya mengintip isi kantok tersebut. Kemudian matanya berbinar-binar.
"Uwaaahh ... sukonbu, aru!" seru Kagura girang. Benar dugaannya. "Terima kasih, aru," ucapnya setelah menerima dua kantong tersebut.
Ketika Kagura sibuk melihat macam-macam sukonbu yang dia bawa, tanpa sengaja iris crimsonnya menangkap sebuah kotak asing di pembatas jembatan. Dia mengerutkan dahi. Tangannya hendak terjulur untuk mengambilnya ketika suara Kagura mengurungkannya.
"Malam ini aku dapat banyak sekali sukonbu, aru!"
"Oh, dari siapa?"
"Dari kau dan Hisashi-kun, aru," jawabnya masih dengan nada ceria. Sekarang Sougo tahua pa yang ada di dalam kotak itu. Hisashi-kun, huh?
"Apa itu?" tanya Sougo sambil jarinya menunjuk benda yang dimaksud Kagura.
"Benar! Katanya dia membelinya di luar angkasa, aru yo~" Kagura mengelus permukaan sukonbu tersebut.
Sougo badmood.
Wajahnya datar. Tak menunjukkan ekspresi berarti seperti wajah innocent atau apapun. Dalam hati ia membandingkan sukonbu miliknya dengan sukonbu laki-laki itu. Ia tersenyum miris. Dilihat dari manapun tetap saja terlihat lebih baik punya Hisashi dibanding dengan miliknya yang hanya beli di luar kota. Tahu begitu Sougo tidak perlu membelikan Kagura sukonbu dan membuatnya terkapar karena kabanyakan makan sukonbu. Padahal dia ingin menghabiskan waktu dengan gadis itu sambil memakan sukonbu agar dia tahu bagaimana perasaan Kagura yang begitu menikmati sukonbu dalam keadaan apapun. Ternyata, ada yang lebih berharga daripada miliknya itu.
"Hei, China."
"Hm?"
"Apa yang kau makan itu sukonbu yang diberikan Hisashi?" Kagura mengerjap polos. "Ya. Kenapa, aru ka?"
Sougo terdiam sebelum berkata, "Aku minta satu."
"Hah?! Tapi kan kau—" perkataan Kagura terpotong.
"Baik-baik saja kalau hanya satu."
Kagura memandang antara Sougo dan sukonbu ragu. Dia takut Sougo akan sakit lagi kalau memakan sukonbu. Sougo memandang Kagura jengah.
"Apa sebegitu berharganya sukonbu itu sampai kau tidak ingin membaginya denganku?!"
"Bukan begitu. Aku hanya—"
"Ya, terserah kau sajalah." Sekali lagi Sougo memotong ucapan Kagura. Dan itu membuat Kagura kesal. Gadis itu menghentakkan kakinya.
"Kenapa sekarang kau terus memotong pembicaraanku?!"
Sougo menghela napas. "Kagura, cepat berikan sukonbu itu."
Gadis itu terdiam. Tapi tangannya bergerak membuka kotak tersebut dan mengambil satu kotak kecil sukonbu. Ia memberikannya pada Sougo sambil memalingkan wajah.
"Terima kasih," ujar Sougo datar. Sama sekali tidak ada niatan untuk benar-benar berterima kasih.
"Sama-sama, aru."
Kagura sama sekali tidar menyadari kalau Sougo tidak memakan sukonbu itu melainkan hanya dipandangi. "Apa kau sudah tidak akan memakan sukonbu itu lagi?"
Kagura menoleh. "Hah? Nanti saja, aru."
"Oh~"
Kejadian itu begitu cepat. Kagura membelalakkan matanya ketika Sougo dengan cepat mengambil kotak sukonbu dari tangan Kagura dan melemparkannya ke sungai. Dan Sougo sama sekali tidak menunjukkan raut wajah menyesal sama sekali.
"Kotaknya jatuh," katanya datar. Tidak, dia memang sengaja membuangnya.
"A-apa yang kau lakukan, Sadist!" seru Kagura marah. Bagaimana tidak marah kalau makanan favoritnya dibuang. Terlebih itu dari temannya. Kagura melihat ke arah sungai yang arusnya membawa sukonbu miliknya pergi.
"Aku hanya menjauhkannya darimu. Lagipula kau sudah punya banyak dariku," ujar Sougo tanpa penyesalan. "Dan mereka sama-sama sukonbu."
"Aaaarrrgghh. Itu beda, aru yo! Hisashi-kun membelinya di luar planet!" Kagura menatap Sougo dengan pandangan kesal.
Hisashi-kun lagi. Dan pula apa itu 'kun'? Kagura saja hampir tidak pernah memanggil namanya kecilnya.
"Oh, maaf saja kalau aku hanya bisa membelikanmu di Bushuu," timpal Sougo tersinggung. Kagura terperangah. "Kau ini kenapa, Sadist?"
Pria itu menyambar dagu Kagura kasar. Menatapnya ke dalam manik biru gadis itu. "Mulai sekarang aku tidak mau mendengar apalagi melihat kau menerima benda dari orang lain. Kau hanya boleh menerima apapun dariku." Ia melepaskan dagu Kagura setelah mengusapnya pelan. "Ah, kecuali danna dan keluargamu tentu saja."
"Tidak boleh? Kenapa?! Kenapa aku hanya boleh menerima pemberianmu saja?! Memanya kau siapaku? Bahkan Gin-chan tidak pernah memperlakukanku seperti ini!" seru Kagura lantang. Sougo tersenyum mengejek.
"Tentu saja kau adalah milikku. Maka aku berhak memperlakukanmu seperti itu!" Kemudian Sougo melempar sukonbu yang tadi sempat dia minta. "Ini, ambil. Sukonbu itu tadi milikmu, kemudian aku memintanya untuk kujadikan milikku. Dan sekarang aku memberikannya padamu."
"Cih, aku tidak akan memakan apapun selama itu berasal darimu, Sadist! Tidak dengan sukonbu ini," Kagura mengacungkan sukonbu yang baru Sougi beri, lalu menghempaskannya ke tanah, "ataupun ini!" Dan ia membanting dua kantong kertas penuh sukonbu. Napasnya tersengal menahan emosi.
Sougo hanya memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia menghela napas berat yang tidak kentara. Entah bagaimana keadaan hatinya kini. Mungkin kecewa karena Kagura membuang pemberiannya. Yah tapi ini juga kesalahannya karena membuang benda laknat yang membuatnya terkapar beberapa hari yang lalu.
"Terserah, lakukan sesukamu," katanya datar. Kata-kata yang dia tiru dari Hijikata pada kakaknya dulu. Mungkin seperti ini rasanya menjadi lelaki yang tidak bisa membalas perkataan dari seorang gadis. Dulu Hijikata pasti tidak tahu harus mengatakan apa untuk membalas kata-kata Mitsuba.
Sougo berbalik memunggungi Kagura. "Ayo pulang. Aku akan mengantarmu."
"Tidak perlu, aru. Aku bisa pulang sendiri," tukas Kagura kasar.
Sougo berdecak. Dia hampir mengucapkan sesuatu sebelum Kagura membawa payungnya sebelun melompat ke pembatas jembatan untuk melewati Sougo dan berlari pergi. Dia bahkan tidak membawa satu pun sukonbu. Rupanya gadis itu benar-benar tidak mau menerima pemberiannya. Sougo berjongkok. Dengan tenang dia memasukkan kembali sukonbu yang berserakan. Meski ada sedikit yang terlihat rusak, tapi dia yakin masih bisa dimakan. Dia akan memberikannya ke anggota Shinsengumi. Mereka akan memakan sukonbu sebanyak-banyaknya. Dan ketika mereka terkapar, Sougo akan menguasai Shinsengumi. Ah, pikiran sadisnya sudah merajalela.
'Dasar, China tidak peka,' batinnya.
'Dasar cemburu sialan!'
-oOo-
To be continue.
-oOo-
Oke, dari chapter kenaren keknya aku sering bahas sukonbu deh. Ahahha xD gapapa deh, biar sukonbu selalu eksis.
