.
a Chanbaek fanfiction
for 614 day.
Think about Married
BL/HOMO. Mature Content.
.
Part 2
.
Audi RS7 sportback berwarna hitam itu melaju membelah jalan raya kota Seoul dengan kecepatan sedang. Memasuki kawasan di salah satu sudut kota yang terkenal sebagai tempat dimana para selebriti membangun rumah mewahnya. Setelah melewati pagar tinggi dan jejeran koleksi mobil mewah Sehun, Baekhyun menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah bergaya modern. Hari ini Luhan dan Sehun pindah dari apartemen ke rumah baru mereka. Sehari setelah pulang dari berbulan madu, pasangan pengantin baru itu langsung mengemas barang-barang mereka, dan Baekhyun yang sedang berbaik hati akan membantu, walaupun sedikit terlambat.
Mengeluarkan barang belanjaannya dari bagasi, pria mungil itu membawa dua kantung belanja di masing-masing tangannya. Dengan susah payah, Baekhyun membuka pintu depan yang memang tidak tekunci. Sampai di pintu masuk rumah, tanpa melepas sepatunya, dia melenggang masuk dan berteriak memanggil penghuni rumah. Terdengar suara Luhan menyahut dari lantai dua.
Baekhyun melangkahkan kakinya menuju dapur dan menyimpan kantong belanja tersebut. Dia kembali ke depan mengambil sisa belanjaannya sekaligus mengganti sepatunya dengan sandal rumah.
Tangan lentiknya dengan telaten mengeluarkan belanjaan dari kantongan. Membiarkan barang-barang tersebut menumpuk di meja pantry, hingga beberapa apel jatuh dan menggelinding di lantai. Dengan sabar, Baekhyun memungut apel tersebut satu persatu. Tubuh mungil itu membungkuk dengan tangan yang hendak meraih apel terakhir, tapi tangan orang lain mengambilnya lebih dulu.
Kepala Baekhyun perlahan mendongak mencari tahu si pemilik tangan. Mata Baekhyun meneliti mulai dari kakinya yang panjang, dibalut Jeans yang sobek di kedua lututnya, sampai di badannya yang tidak tertutupi kain.
'Sial, dia tidak memakai atasan' batinya.
Baekhyun dapat melihat otot perut pria tersebut yang memiliki delapan kotak-kotak kecil di perutnya. Tangan kanannya yang memegang apel di ulurkan pada Baekhyun. Urat-urat ditangannya menonjol sangat jelas, juga tak luput dari mata pria mungil itu.
Napas Baekhyun seakan berhenti ketika menatap wajah pria tersebut. Detakan jantungnya terjeda sebelum kemudian berdetak sangat kencang. Matanya membulat dan sekujur tubunya meremang. Pria mungil itu dapat merasakan wajahnya yang memanas.
'Chanyeol? Shirtless!' Batinnya berteriak.
Raut terkejut tercetak di wajah pria tinggi itu saat mata mereka bertemu.
"Baekhyun?"
"H-hai!"
"Kita bertemu lagi." Baekhyun melihat dengan jelas binar dimata Chanyeol.
"Hehehe... Iya." Entah kenapa Baekhyun seolah kehilangan kemampuan berbicara.
"Apa Kabar?"
"Kalian saling kenal?" Suara Sehun memecah suasana kikuk antara Baekhyun dan Chanyeol.
"Aku bertemu Baekhyun di pesta pernikahanmu."
Sehun mengangguk paham, "Baekhyun, dia kakakku, Chanyeol."
Baekhyun seakan tersetrum mendengar jika pria tinggi di hadapannya ini adalah saudara Sehun. Mata sabitnya menyipit sejalan dengan pikirannya yang berusaha mencerna informasi tersebut. Jika Chanyeol adalah kakak Sehun, berarti dia adalah kakak ipar Luhan. Duda tampan kaya yang memiliki dua anak.
'Tidak mungkin! Luhan bilang dia sedikit berumur, sementara pria ini masih terlihat muda. Mungkin maksud Luhan Saudara Sehun yang paling tua.' Baekhyun berusaha berpikir positif.
"Sehun, Chanyeol kakakmu yang keberapa?" Baekhyun berusaha memastikan.
"Maksudmu? kami hanya berdua." Jawab Sehun dengan sedikit bingung.
Baekhyun menghela napas, sedikit kecewa mendengarnya. Jujur, dia tertarik dengan Chanyeol sejak pertmuan pertama. Dia tidak dapat memungkiri daya tarik pria tinggi itu. Tapi mendengar Chanyeol adalah duda beranak dua membuat Baekhyun sedikit khawatir, karena harus berusaha keras mendapatkan tiga hati. Hati ayahnya, dan kedua anaknya. Ditambah mengurus anak-anak tersebut sementara hidupnya saja masih belum terurus.
"Oh yaa? Tapi, anak-anakmu dimana Chanyeol?" Pria mungil itu berusaha basa-basi. Dia tidak dapat menutupi kekecewaannya hingga membuatnya hilang kendali, "Sedang bersama ibunya? Atau bersama pengasuh? Atau sudah sekolah? Umurnya berapa?"
Chanyeol dan Sehun hanya saling bertatapan, merasa bingung dengan maksud pria mungil itu.
"Anak apa maksudmu?" Tanya Chanyeol.
"Anakmu. Kau punya dua anak kan?"
"Aku tidak punya anak."
"Tapi, kata Luhan kau duda dua anak."
Chanyeol tidak dapat menahan senyumnya, "Aku belum pernah menikah, Baekhyun."
"Haa?" Jawaban Chanyeol berhasil membuat Baekhyun tercengang. Kemudian, suara tawa Sehun meledak, membuat pria mungil itu semakin kebingungan.
"Kau percaya dengan kata-kata Luhan?" Sehun memegangi perutnya, berusaha menghentikan tawanya. "Dia mengerjaimu."
Otak Baekhyun masih berproses, berusaha memahami maksud Sehun.
Setelah beberapa detik, Baekhyun tersadar, wajahnya seketika datar. "Harusnya aku tahu. Luhan keparat." Bisiknya yang masih bisa didengar Sehun dan Chanyeol. Sehun kembali tertawa sementara Chanyeol sedari tadi hanya terkekeh.
"Dimana dia? DIMANA KIJANG LIAR ITU?!"
"Dia dikamar utama, menyusun barang."
Mendengar Jawaban Sehun, Baekhyun segera melangkahkan kakinya mencari Luhan. Memberikan kijang itu pelajaran. Hingga beberapa detik kemudian, Sehun dan Chanyeol dikejutkan oleh suara barang-barang yang terbanting diikuti suara teriakan Luhan dan Baekhyun.
Sepertinya Sehun harus kembali mencari perabotan baru. Bekas pertempuran Baekhyun dan Luhan biasanya tidak terselamatkan.
...
Menjelang sore, Jongin dan Kyungsoo tiba di rumah Luhan. Pria mungil kesayangan Jongin itu langsung menuju dapur menyelamatkan bahan-bahan yang sebentar lagi akan hancur ditangan duo Luhan dan Baekhyun. Sementara Jongin menuju halaman belakang dimana Chanyeol dan Sehun sedang membakar daging dan beberapa sosis disana. Mereka memang sengaja tidak membawa maid dari rumah utama keluarga Park untuk membantu, alasannya karena lebih menyenangkan melakukannya sendiri dibantu teman dekat, itu menurut Luhan.
Butuh beberapa jam hingga semua hidangan tersaji di meja makan. Baekhyun bangkit mengambil bir di lemari penyimpanan, dan Chanyeol yang melihatnya, segera mengekori di belakang.
"Sepertinya Chanyeol menyukai Baekhyun? Atau hanya perasaanku saja?" Kyungsoo membuka suara setelah punggung Chanyeol tak terlihat lagi.
"Kau punya penglihatan yang bagus. Aku lupa memberitahumu." Ucapan Luhan menarik perhatian Kyungsoo dan Jongin.
"Chanyeol sudah menerorku sejak mendarat di Hawai, hanya untuk meminta kontak Baekhyun."
"Benarkah? Kau berikan?"
"Kau mau anak serigala itu membunuhku jika memberikannya begitu saja?" Menghela napas, Luhan melanjutkan, "Aku selalu lupa menghubungi Baekhyun, kau taulah aku menikmati bulan maduku. Alhasil Chanyeol menghubungiku tiap 6 jam sekali." Kyungsoo terkekeh mendengarnya.
Sementara disisi lain, Baekhyun terkejut dengan kehadiran Chanyeol yang tiba-tiba.
"Kau butuh bantuan?" Tanya Chanyeol.
"Ha? Tak apa. Aku saja."
"Aku meminta kontakmu di Luhan, tapi sepertinya kau tidak memberi ijin." Chanyeol memulai pembicaraan.
"B-Bukan begitu. Luhan tidak mengatakan kalau itu kau."
"Kau tidak tau Sehun saudara kandungku? atau karena kau mengira aku duda beranak dua?" Chanyeol tersenyum menatap wajah Baekhyun yang kembali merona. Sedikit menyenangkan menggoda pria mungil itu.
"Tidak! Kupikir kau temannya di dunia model."
Chanyeol terkekeh, "Jadi karena itu kau mengira aku model saat pesta malam itu?" Baekhyun menjawab dengan anggukan.
Lama keduanya terdiam, Baekhyun melanjutkan, "Aku kembali ke sofa saat selesai berdansa, tapi kau sudah tidak ada disana."
"Ada tamu penting yang tiba-tiba ingin bertemu. Kenapa? Kau ingin mengajakku berdansa?"
"Aku melihatmu di elyxion cafe minggu lalu." Tambah Baekhyun, bermaksud mengalihkan pembicaraan.
Chanyeol langsung memusatkan perhatiannya pada Baekhyun. Anak itu hanya memainkan jari-jarinya pada deretan botol-botol, tidak berani menatap matanya.
"Ohya? Lalu kenapa tidak menyapaku?"
"Kau buru-buru pergi, jadinya aku tidak sempat." Pria mungil itu tidak mengatakan alasannya yang sebenarnya.
Chanyeol mengangguk paham. "Jadi, apa aku boleh memiliki kontakmu?"
"Tentu saja." Baekhyun dengan senang hati menjawab. "Luhan mengerjaiku, dia bilang saudara Sehun duda tua beranak dua. Jika aku tau itu kau, akan langsung kuberikan." Ujarnya dengan mata meilirik Chanyeol.
"Bahkan kalau aku duda beranak dua?"
Baekhyun terdiam, "Asal kau tidak terlalu tua."
Jawaban Baekhyun membuat Chanyeol terkekeh. Pria tinggi itu kemudian membawa beberapa botol bir diikuti oleh Baekhyun.
"Kenapa lama sekali?" Keduanya terdiam, enggan menjawab pertanyaan Luhan. Lebih tepatnya tak tahu harus menjawab apa. Setelahnya, mereka menikmati hidangan yang sejak tadi tersajikan.
Baekhyun seperti biasa makan dengan lahap. Chanyeol yang kebetulan duduk di hadapannya, lebih tertarik menatap anak itu daripada makanan di piringnya. Bibirnya menyunggingkan senyuman melihat Baekhyun yang menurutnya terlihat lucu. Pria mungil itu sangat menikmati hidangan dan tanpa sadar mengecap dengan keras. Kyungsoo yang berada di sampingnya berkali kali menegur anak itu. Tapi sepertinya Baekhyun tidak peduli.
Setelah makan malam, mereka berpindah ke ruang keluarga. Meja makan sudah dibereskan, menyisakan piring-piring kotor yang menumpuk di bak cuci. Baekhyun yang kekenyangan sudah telentang di sofa, sementara Kyungsoo yang duduk di dekat kepala Baekhyun sibuk menyimak pembicaraan Jongin dan Sehun. Kedua pria itu duduk di karpet dan mengelilingi meja. Jongin duduk tepat di hadapan tunangannya, sementara Sehun berada di seberangnya. Chanyeol tiba dari toilet, dan pria tinggi itu mengambil tempat di samping Jongin, tepat di depan wajah Baekhyun. Luhan datang kemudian dengan membawa sesuatu di tangannya.
"Ayo main ini." Ujarnya dengan meletakkan kotak persegi panjang di meja. "Love jenga." lanjutnya setelah membuka kotaknya. Luhan duduk di sisi Sehun dan menyusun balok-balok kecil itu.
Alis Kyungsoo berkerut setelah membaca sesuatu yang tertulis di salah satu balok tersebut. "Apaan ini?"
"Ini love jenga, untuk orang dewasa." Jawab Luhan.
Kyungsoo terkekeh setelah menyadari kilat jail di mata Luhan. Mata rusanya melirik Baekhyun sepersekian detik dan Kyungsoo seketika paham maksudnya. Kyungsoo ikut mengambil posisi di samping kanan Jongin setelah menyuruh Baekhyun bangun. Dengan malas Pria mungil itu melorotkan badannya dari sofa dan tanpa sadar duduk di sisi kiri Chanyeol.
"Apa ini?" Tanya Baekhyun setelah melihat Jenga yang tersusun rapi.
"Kita mulai dari mana?" Luhan mengabaikan pertanyaan Baekhyun yang sudah jelas jawabannya.
"Kau saja yang duluan." Jongin menjawab.
"TUNGGU!" Teriakan Baekhyun mengehentikan tangan Luhan. "Kita belum menentukan hukumannya."
"Yang kalah akan membiayai bulan maduku." Ujar Kyungsoo asal, membuat Baekhyun menatapnya sinis.
"Piring di dapur menumpuk. Yang kalah akan membereskannya." Sehun menimpali. Mereka mengangguk setuju, kecuali nyonya rumah.
"Terlalu ringan. Piring-piring itu besok juga akan dibersihkan maid. Bagaimana kalau yang kalah, melompat di kolam renang besok pagi?"
"Musim dingin begini?" Protes Kyungsoo.
"Kenapa? Bukannya lebih menarik? Kalau tidak mau, jangan kalah." Kelima pria disana hanya mengangguk pasrah. Lagipula permainan tidak menyenangkan jika hukumannya tidak menantang.
Permainan dimulai, Luhan mengambil balok pertamanya dan membaca tulisannya.
"Sebutkan bagian tubuh pasanganmu yang paling menarik." Luhan berpikir sambil menatap Sehun. "Hidungnya." Jawabnya dengan seringai di wajah. Keempat penonton menunjukkan reaksi yang sama, memutar bola mata. Paham hidung mana yang dimaksud.
Giliran Sehun yang mengambil balok. "Cium bagian tubuh pasanganmu yang paling kau sukai." Setelahnya, tanpa menunggu lama, Sehun langsung mendaratkan kecupan di bibir suaminya.
Baekhyun yang baru sadar akan situasi, mengerutkan kening bingung. "Apa-apaan ini? Kenapa ada bagian itu?"
"Ini love jenga, Baekhyuuun." Jawab Luhan dengan nada malas.
"Apaan? Aku berhenti." Ujarnya seraya berusaha bangkit.
"Kenapa? Kau takut?" Kyungsoo memancing.
"Ti-"
"Kalau begitu kenapa?" Potong Luhan.
"A-aku tidak memiliki pasangan." Ujar Baekhyun seraya membuang muka.
"Kalau itu yang kau khawatirkan, tenang saja. Kau tidak lihat Chanyeol? Dia dengan suka rela akan menjadi pasanganmu."
"Ak-"
"Berapa umurmu Baekhyun? Kupikir kau sudah dewasa. Kenapa malu-malu begini?" Luhan berusaha mengompori.
Baekhyun berdecak tak terima. "Oke. Aku ikut. Kalian tidak akan bisa membuatku kalah."
Senyum kemenangan muncul di wajah Luhan dan Kyungsoo. Sangat mudah membuat Baekhyun tersulut. Sementara ketiga pria tinggi disana hanya menonton.
Giliran Kyungsoo.
"Berikan lima ciuman di lima titik di wajah pasanganmu." Dengan mudah Kyungsoo melakukannya. Saat giliran Jongin, dia mendapat kalimat yang sama dengan Kyungsoo, dan langsung memberikan ciuman di wajah tunangannya, bahkan lebih dari lima kali.
Tiba giliran Chanyeol, Baekhyun sedikit cemas. Jantungnya berdegup kencang saat Chanyeol membaca kalimat yang tertulis pada balok yang kalimatnya sama seperti milik Sehun tadi.
"Cium bagian tubuh pasanganmu yang paling kau sukai."
"Bolehkah?" Chanyeol meminta persetujuan Baekhyun yang hanya dijawab anggukan dari pria manis itu.
Chanyeol menatap Baekhyun dengan lekat. Bingung dimana harus mendaratkan bibirnya. Sementara pria tinggi itu tergoda untuk menciumi seluruh wajah itu. Karena Chanyeol suka semua bagian tubuh Baekhyun.
Baekhyun menahan napas saat perlahan Chanyeol mendekatkan wajahnya. Tubuhnya meremang saat merasakan hangat hembusan napas Chanyeol di pipinya. Matanya terpejam, kemudian bibir pria tinggi itu mendarat di rahangnya. Rasanya lembut dan hangat, juga sedikit basah.
Sampai saat Chanyeol menjauh dan tiba gilirannya, Baekhyun masih terdiam. Menikmati rasa bekas bibir lembut itu di rahang kirinya. Pahanya ditepuk pelan oleh Chanyeol dan pria mungil itu langsung mengambil salah satu balok yang tersusun.
"Berikan ciuman pada pasanganmu mulai dari kepala sampai kaki." Mendengar itu, seruan heboh keluar dari Luhan dan Kyungsoo. Sementara Jongin dan Sehun tersenyum lebar.
Baekhyun menggigit bibirnya gelisah. Luhan dan Kyungsoo sudah memberikan dorongan, tapi Baekhyun hanya terdiam. Lama dalam posisi itu, Chanyeol akhirnya bersuara.
"Tak apa jika tidak mau. Biar aku yang meminum pinalty-nya." Baekhyun segera menahan tangan Chanyeol yang meraih segelas bir di meja.
"Aku bisa." Chanyeol meletakkan kembali gelas tersebut. "Apa kau keberatan?" Tanya Baekhyun yang tentu saja dijawab gelengan kepala oleh Chanyeol.
Baekhun kemudian mendekat dan memposisikan dirinya di depan Chanyeol. Mengabaikan degup jantungnya, bibirnya mendarat dengan lembut di dahi pria tinggi itu. Perlahan, bibirnya turun mengecup pangkal hidungnya, ujung hidung, kedua pipi, dan dagu, melewatkan bibir Chanyeol. Hal itu berhasil membuat Chanyeol menginginkan lebih.
Chanyeol menahan napas saat merasakan bibir Baekhyun mengecup rahangnya sedikit lebih lama dan perlahan turun ke leher, meninggalkan jejak basah disana. Bibir pria mungil itu berpindah ke dadanya, perut, dan terhenti ketika Luhan menyerukan protes.
"Singkap kaosnya Baekhyun, aturannya tidak sah jika kau melakukannya seperti itu."
Tanpa banyak bicara, Baekhyun mendongak menatap Chanyeol meminta persetujuan, dan pria tinggi itu mengiyakan. Tangan Baekhyun mengangkat ujung kaos Chanyeol dengan pelan, kemudian menunduk mendaratkan kecupannya. Merasakan lembut bibir Baekhyun di dadanya, Chanyeol seakan sulit menghirup oksigen.
Dari jarak dekat seperti ini, Baekhyun dapat menghirup aroma tubuh Chanyeol. Wangi pewangi pakaian yang bercampur dengan wangi alami tubuhnya. Baekhyun menyukainya. Bibirnya tersenyum tipis kemudian menyelesaikan tugasnya dengan cepat.
Chanyeol mengehela napas panjang setelah Baekhyun kembali ke posisinya. Tangannya terkepal, dia merasa kurang dengan sentuhan Baekhyun. Pria itu masih ingin merasakan lembut bibir Baekhyun di kulitnya. Walaupun dia merasa tak pantas memiliki pikiran itu, sementara dia masih orang asing bagi si pria mungil. Tapi, tak dapat dipungkiri, dia adalah lelaki dewasa yang memiliki birahi, apalagi jika digoda seperti itu oleh orang yang menarik perhatiannya.
Menarik napas dengan pelan, dan menghembuskannya dengan perlahan. Pria tinggi itu kemudian kembali masuk ke permainan.
Luhan kembali mengambil giliran, dan permainan terus berlanjut. Beberapa putaran hanya tugas ringan yang keluar dari balok-balok itu. Luhan bahkan meminum segelas pinalty karena menolak perintah dari balok kecil itu untuk membuka pakaiannya. Sementara wajah Jongin dan Chanyeol sudah dipenuhi bekas lipstik dari ciuman yang diberikan pasangan mereka. Bibir Kyungsoo dan Baekhyun memerah karena itu. Kini Baekhyun dan Chanyeol sudah tidak terlalu canggung melakukan skinship. Bahkan tanpa sadar, tangan kanan Baekhyun selalu mendarat di paha Chanyeol.
Mereka tertawa saat Jongin melepas semua pakaiannya. Menolak pinalty karena menurutnya dia harus melakukan tugas jenga dengan jantan. Hingga tiba giliran Chanyeol, pria tinggi itu terdiam. Jongin yang berada di dekatnya merebut balok kecil itu dan membacanya.
"Cium dan kulum nipple pasanganmu."
Mata Baekhyun membulat mendengarnya, sedangkan Luhan dan Kyungsoo kompak tersenyum penuh arti.
"Aku akan meminum pinalty nya." Chanyeol menghentikan gerakannya meraih gelas bir, ketika Baekhyun mencolek pahanya. Kepalanya menoleh menatap pria mungil itu yang juga melihat tepat di matanya. Chanyeol dapat melihat Baekhyun memberikan anggukan kecil. 'Apa dia diijinkan?'
"Park Chanyeol ternyata kurang jantan." Suara Sehun menyadarkan Chanyeol. Dengan bisikan pelan dia bertanya pada Baekhyun. Dan benar, dia diijinkan.
"Aku akan berbalik." Ujar Baekhyun menghasilkan desahan kecewa dari teman-temannya.
Baekhyun membelakangi keempat pria itu, dan memberi Chanyeol kode untuk memulai. Chanyeol menyingkap pelan baju Baekhyun dan membukkukkan badannya. Baekhyun menggigit bibirnya saat merasakan lembut bibir Chanyeol di dadanya. Matanya terpejam saat pria tinggi itu mulai mengulum salah satu niplenya. Basah dan hangat mulut Chanyeol membuat Baekhyun berhasil meloloskan rintihan kecil yang hanya bisa didengar oleh mereka. Terangkat dan meremas rambut Chanyeol tanpa sadar, berusaha menahan suaranya. Hingga setelah Chanyeol menyelesaikan aksinya yang ditutup dengan sedikit gigitan lembut pada niplenya, napas Baekhyun masih terengah.
Permainan berlanjut. Baekhyun mengambil salah satu balok yang posisinya paling aman. Setelah membaca salah satu sisinya, pria mungil itu terdiam.
"Cepat baca!" Ujar Luhan yang sudah tidak sabar.
"'Berciuman hingga satu lagu selesai.' Maksudnya apa?"
"Kau harus mencium pasanganmu dari mulai lagu diputar, sampai lagu berakhir." Luhan menjawab dengan seringai jail di wajah.
"Beri aku pinalty." Kalimat Baekhyun membuat sebelah alis Luhan terangkat. Chanyeol yang berada di sisi Baekhyun hanya melirik pria mungil itu.
"Byun Baekhyun si pecundang." Luhan kembali berusaha memancing.
"Kau juga mendapat pinalty."
"Gunakan otakmu. Mana mungkin aku telanjang di hadapan orang lain."
"Gunakan otakmu. Mana mungkin aku mencium orang lain."
" 'Orang lain' yang baru saja menghisap dadamu. Jujur, Apa kau memiliki kekasih?"
"Tidak."
"Lalu? apa yang kau takutkan? Toh tidak ada yang akan keberatan?" Luhan tidak menyerah.
"Aku hanya tidak ingin Chanyeol merasa tidak nyaman."
"Apa kau tidak nyaman, Chanyeol?"
"Aku tidak masalah sama sekali. Lagipula ini hanya permainan." Jawaban Chanyeol mencetak senyum kemenangan di wajah Luhan.
"Dengar?"
"Okay. Putar lagunya." Jawab Baekhyun yang akhirnya terjerat pancingan Luhan. Walaupun batinnya menjerit senang. Dia sudah lama penasaran dengan rasa bibir itu.
Baekhyun memutar badannya menghadap Chanyeol. Melihat Chanyeol juga melakukan hal yang sama, matanya melirik Luhan yang tersenyum penuh arti. Luhan meletakkan ponselnya di meja yang sudah siap memutar lagu.
"Baekhyun? Chanyeol? Kau siap?" Pertanyaan Sehun dijawab anggukan oleh keduanya.
Chanyeol memegang pergelangan tangan Baekhyun dan menariknya mendekat. Menarik napas dalam, Keduanya perlahan mendekatkan wajah seiring dengan lagu yang mulai diputar.
Kedua belahan lembut itu bertemu. Pada awalnya hanya kecupan-kecupan ringan, hingga Baekhyun memberanikan diri menyesap bibir tebal Chanyeol. Dengan sedikit hati-hati, baekhyun mulai melumat bibir itu. Rasanya seperti pertama kali mencoba permen rasa baru. Membuatnya sangat bersemangat mengecap setiap sudut bibir Chanyeol. Kedua tangannya terangkat memeluk erat kepala pria yang lebih tinggi. Menyesap bibir milik lawannya dengan penuh semangat.
Tak seorangpun yang pernah mencium Chanyeol seperti itu, yang berhasil menciptakan sensasi seakan pria mungil ini adalah bocah tiga tahun yang sedang menikmati ice cream pertamanya. Lidah hangat Baekhyun yang menjelajah di mulutnya berkali-kali menggoda lidah Chanyeol. Tak tahan, Chanyeol membalas ciuman Baekhyun dan memainkan bibir itu hingga merekah. Lidah mereka bertemu dan saling menyapa dengan halus. Ketika Baekhyun mencium lebih dalam, rasanya semakin nikmat. Chanyeol menarik pria mungil itu ke pangkuannya dan semakin memperdalam ciumannya.
Melihat hal itu, keempat orang yang menjadi pengamat kompak tercengang. Luhan tidak menyangka kedua orang yang sedang beradu mulut saat ini melangkah sangat jauh. Dia senang melihat kakak ipar dan sahabatnya bersama, tapi di sisi lain dia merasa takut jika nantinya tidak sesuai rencana dan berakhir salah satunya sakit hati. Larut dalam pikiran, pria bermata rusa itu tanpa sengaja mengenggol tumpukan balok dan berakhir rubuh. Kyungsoo dan Jongin menatap Luhan dan tersenyum penuh kemenangan, sementara Sehun yang berada di sisinya hanya menatap suaminya malas.
Suara balok kecil yang menghantam meja kayu tidak menyurutkan aksi dua orang yang saling memakan bibir. Musik yang terputarpun hampir mencapai akhir, tapi entah Chanyeol atau Baekhyun belum memberikan tanda ciuman itu akan berakhir. Bahkan ketika Kyungsoo bangkit dari duduknya, keduanya seakan tidak peduli.
"Permainan berakhir! Luhan Kalah! Besok pagi kau harus menjalankan hukuman yang kau buat." Seru Kyungsoo.
"Ini seperti senjata makan tuan." Komentar Jongin. Sementara Luhan hanya menutup mata pasrah. 'setidaknya aku berhasil mengerjai Chanyeol dan Baekhyun.' Batinnya.
Kedua pasangan itu kemudian meninggalkan ruangan menuju kamar masing-masing, meninggalkan Chanyeol dan Baekhyun yang masih sibuk dengan bibir masing-masing.
Lama setelah telinga Baekhyun tidak mendengar lagu, perlahan dia memundurkan wajahnya mengakhiri ciumannya dengan Chanyeol. Sedangkan pria tinggi itu masih berusaha menangkap bibir itu kembali. Setelah beberapa saat, baru Chanyeol melepas bibir Baekhyun, yang diakhiri kecupan-kecupan ringan. Seakan bibir keduanya adalah magnet yang saling tarik-menarik.
Kedua mata itu saling menatap, menyelami netra masing-masing. Sadar dengan keheningan, Baekhyun melihat sekeliling dan tidak mendapati siapapun selain dirinya dan Chanyeol. Juga ponsel Luhan yang seharusnya di atas meja memutar music, sudah tidak ada disana.
Baekhyun yang masih berada di pangkuan Chanyeol terkekeh.
"Berapa lama kita melakukannya?"
"Berapa lama?" Yang pasti cukup membuat bibirmu membengkak." Ujar Chanyeol. Tengannya terangkat mengusap bibir merah Baekhyun yang masih basah.
Baekhyun hanya menunduk malu, mengingat sikapnya yang terlalu agresif tadi. Matanya tanpa sengaja melihat balok-balok jenga yang sudah berantakan di atas meja.
"Siapa yang kalah?" Pertanyaannya hanya dijawab kedikan bahu dari Chanyeol. Kemudian pria tinggi itu kembali memajukan wajahnya, belum puas dengan rasa bibir Baekhyun. Dan ciuman yang sempat terpotong itu, kembali berlanjut.
...
Keesokan paginya, suara riuh membangunkan Baekhyun dari tidurnya. mata sabit itu menatap sekeliling kamar dan tidak mendapati Kyungsoo dimanapun. Setelah permainan berakhir semalam, Chanyeol mengantar Baekhyun ke kamar Kyungsoo dan mendepak Jongin dari sana. Seharusnya mereka tidur dengan pasangan masing-masing. Tapi karena hanya ada tiga kamar di rumah Sehun, terpaksa dia memilih tidur dengan Jongin. Pria tinggi itu tidak ingin mengambil risiko tidur dengan Baekhyun. Dia tidak percaya tangannya bisa diam, takut tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh Pria mungil itu.
Baekhyun meninggalkan kamar menuju asal suara Kyungsoo yang meneriaki Luhan. Mereka berada di halaman belakang, pinggir kolam renang. Hari masih sangat pagi dengan dingin yang menusuk tulang. Mendekati awal musim dingin ini, Luhan berdiri disana hanya memakai celana renang dan bersiap melompat. Kyungsoo baru saja mengecek kolam untuk memastikan airnya tidak membeku. Sementara Sehun berada di dekat suaminya, siap siaga dengan tumpukan handuk hangat di tangannya.
Baekhyun yang baru saja tiba, bertepuk tangan dengan semangat menanti detik-detik Luhan melompat. Senyum kemenangan menghiasi wajahnya.
"Jika aku sakit, akan kubunuh kalian!" Teriakan Luhan memenuhi udara sebelum menceburkan dirinya di lolam. yang lain hanya menertawai kekonyolan Luhan yang termakan perangkapnya sendiri.
...
To be continued
