.
a Chanbaek fanfiction
special for 614 day.
Think about Married
BL/HOMO. Mature Content.
.
Part 3
.
Baekhyun tak hentinya tertawa mengingat kembali kejadian lompatan kesialan Luhan. Saat ini, pria mungil itu sedang menikmati makan siang di salah satu restaurant sederhana di pinggir kota. Park Chanyeol yang berada di hadapannya hanya tersenyum simpul.
Sejak pertemuan mereka di rumah Luhan seminggu yang lalu, mereka memulai pendekatan, dan sepertinya berhasil ketika melihat kedekatan mereka saat ini. Tidak ada lagi kecanggungan yang terpancar diantara mereka.
"Kau tinggal malam ini?" Pertanyaan Chanyeol dijawab anggukan oleh Baekhyun. Mereka sering memasak berdua di apartement Chanyeol, lebih tepatnya Chanyeol yang memasak, Baekhyun hanya menonton pria tinggi itu.
"Kau mau apa untuk makan malammu?"
"Apa saja."
"Kalau begitu, kau bisa membantuku memasak." Pernyataan Chanyeol membuat Jantung Baekhyun melompat dengan keras.
Dengan kerutan di dahinya, Baekhyun membatin, 'Apa maksud pria ini? Dia sangat tahu jika aku sangat payah memasak, apa dia ingin memberiku kesempatan untuk menghancurkan dapurnya?"
Melihat ketegangan di wajah Baekhyun, senyum lebar muncul di wajah Chanyeol.
"Jangan khawatir, ada aku." Kalimat itu membuat Baekhyun terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri.
...
Diluar dugaan, Baekhyun sangat menikmati waktunya dengan Chanyeol. Perlahan, memasak menjadi kegiatan yang menyenangkan, hanya jika melakukannya dengan pria tinggi itu. Makanan tertata dengan rapi di meja makan. Hanya makanan rumahan, sederhana, yang bisa dilakukan pemula seperti Baekhyun. Pria mungil itu sudah duduk dengan sabar, sementara Chanyeol mengambil air dingin di kulkas.
Melihat Baekhyun yang makan dengan lahap, Chanyeol semakin menyukai anak itu, terlebih lagi porsi makannya yang terbilang banyak. Baekhyun memberikan Chanyeol kesan seksi di pernikahan Sehun beberapa waktu lalu, dan saat anak itu mengunyah sesuatu, kesan yang diberikan akan berbeda. Baekhyun sangat menggemaskan saat menikmati makanannya, dan Chanyeol lebih menyukainya seperti itu.
Baekhyun menghempaskan tubuhnya di sofa depan televise setelah meninggalkan meja makan. Chanyeol tersenyum melihatnya dan mengambil tempat di sisinya. Rasa panas aneh dan menggelitik menjalari lengannya saat lengan atasnya bergesekan dengan milik Baekhyun. Sensasi aneh yang meresahkan menjalari setiap inci tubuhnya. Matanya mengamati wajah Baekhyun yang sabitnya terpejam dengan lekat.
Tanpa sadar, pikiran liar Chanyeol kembali memutar kejadian di rumah Sehun beberapa waktu lalu. Matanya perlahan bergulir ke bibir merah muda Baekhyun, Sial! itu kesalahan besar, rasa ingin mencicipi bibir itu merasuki pikirannya. Tiba-tiba mata Baekhyun terbuka dan berhasil menangkap basah Chanyeol. Tak sanggup memalingkan wajahnya, Chanyeol dengan terang-terangan menatap Baekhyun dengan lapar.
Baekhyun tahu, Chanyeol menginginkannya. Mata pria tinggi itu yang menggelap tak sanggup menutupi gairahnya. Baekhyun juga tahu, jika dia pun tak sanggup menolak jika bibir Chanyeol menyentuh kulitnya. Baekhyun menginginkan hal yang sama. Ingin merasakan kembali bagaimana bibir lembut itu di mulutnya. Merasakan bagaimana rasa bibir itu mengecup setiap jengkal tubuhnya. Hanya memikirkannya saja membuat sekujur tubuhnya memanas.
Perlahan, keduanya mempersempit jarak di antara mereka. Wajah Chanyeol sangat dekat hingga napas lembutnya membelai wajah Baekhyun. Hidung yang saling bersentuhan sebagai awal, sebelum kedua belah lembut itu menempel dengan perlahan. Tangannya menggenggam tangan Baekhyun di pangkuannya. Kecupan ringan sebagai pembuka, hingga Chanyeol menyentuhkan lidahnya di bibir kenyal itu.
Rasa menggelitik dari lidah Chanyeol di bibirnya membuat Baekhyun tersenyum, lalu membuka belahan lembab bibirnya dan memberikan jalan pada lidah nakal Chanyeol menjelajahi mulutnya. Chanyeol memberikan jilatan lembut di bibir bawahnya sebelum mengulum lidah milik pria yang lebih mungil.
Suasana apartemen Chanyeol yang sunyi membuat suara kecapan memenuhi ruangan. Bibir Chanyeol membelai bibir Baekhyun lembut namun menuntut. Tangan Chanyeol perlahan naik menyentuh lehernya dan menariknya semakin dekat. Dengan setiap sentuhan dan sapuan lidah Chanyeol di mulutnya, Baekhyun merasakan getaran kebutuhan akan sentuhan Chanyeol. Setiap sel di tubuhnya menginginkan pria tinggi itu di dalamnya.
"Baekhyun?" Bisik Chanyeol.
"Y- ya?"
"Aku-." Suara Chanyeol semakin berat, dan setiap tarikan napas pria itu, Baekhyun tahu Chanyeol menginginkannya.
Chanyeol mendaratkan kecupan sebelum berbisik, "Kau bisa menghentikanku, sebelum aku melewati batas."
Keheningan melingkupi mereka, Baekhyun menatap lekat mata Chanyeol yang dipenuhi gairah.
Dia mendorong perlahan tubuh besar Chanyeol hingga pria tinggi itu terbaring di sofa. Baekhyun mengambil posisi di atas tubuh Chanyeol, lalu ibu jarinya dengan perlahan membelai bibir penuh itu.
Kebimbangan memenuhi pikiran Baekhyun. sebagian dari dirinya sangat menginginkan Chanyeol. Tapi di sisi lain, otak rasionalnya memberi peingatan, hubungannya dengan Chanyeol belum ada kejelasan, tidak ada status yang jelas di antara mereka. Dia tahu Chanyeol juga menginginkannya, tapi Baekhyun tidak yakin dengan perasaan Chanyeol terhadapnya. Bagaimana jika ini hanya napsu sekilas, rasa haus Chanyeol akan tubuhnya, dan saat Chanyeol selesai dengan rasa itu, dia akan dicampakkan. Baekhyun menginginkan lebih dari sekedar cinta satu malam, dia ingin memiliki pasangan seperti kedua sahabatnya. Tapi saat tatapan mereka beradu, bahkan jika dirinya ingin menghentikan kegilaan ini, dia tidak sanggup melakukannya.
'Bagaimana ini, Chanyeol. Aku ingin menghentikanmu, tapi aku akan membenci diriku sendiri jika melakukannya.'
Sekeras apapun bagian dari otaknya yang masih berfungsi memberikan peringatan bertubi-tubi, hatinya tidak bisa membantah jika dia menginginkan Chanyeol. Dia tidak tahu, entah sejak kapan rasa itu muncul, tapi yang pasti, Baekhyun menginginkan pria tinggi ini. Selain dari itu, gairah yang menyelimuti mereka juga mendukung perasaan Baekhyun. Dia menginginkan Chanyeol untuk jadi miliknya, malam ini.
Sebelum Chanyeol sempat menarik napas, tubuh Baekhyun telah bergerak ke bawah, memagut bibir Chanyeol dengan rakus, menguasai setiap sudut bibir tebal itu. Api yang sebelumnya sempat redup, kini kembali membara membakar lebih panas di sekujur tubuh Baekhyun. Chanyeol merasa seakan dirinya meleleh, dan menginginkan bibir Baekhyun di setiap jengkal kulitnya.
"Kumohon Chanyeol, Jadikan aku milikmu."
Baekhyun terengah-engah merasakan tangan Chanyeol menelusuri punggungnya hingga turun ke bokongnya. Meremas lekuk lembut itu dengan keras dan menekan tubuh mungil itu ke bukti kejantanannya.
"Kau merasakan itu?" Kata Chanyeol parau, bibirnya menelusuri pelipis Baekhyun, mengecup telinganya sebelum berbisik "Apa menurutmu aku sanggup berhenti?" Tangannya meremas tanpa ampun, kemudian menggigit telinga Baekhyun dengan lembut dan turun menelusuri leher putihnya. "Tentu saja tidak." Chanyeol lalu bangun membawa baekhyun di pangkuannya, erangan tertahan lolos dari bibirnya saat merasakan bokong Baekhyun menekan kejantanannya dengan keras.
Chanyeol menatap wajah Baekhyun dan mendapati pria mungil itu tersenyum penuh arti. "Kau sengaja." Gumamnya, suaranya semakin rendah. Tangannya lalu memegang dagu Baekhyun dan membawanya mendekat. Bibir Chanyeol mencium Baekhyun dengan lembut sekaligus menuntut, menjelajahi mulut Baekhyun hingga pria mungil itu kehabisan napas. Menelusuri garis rahang Baekhyun hingga leher, melumat titik sensitive di sana hingga meninggalkan bekas kemerahan.
Baekhyun tersengal menikmati sentuhan Chanyeol. Dia menundukkan kepala lalu mendaratkan mulutnya ke titik di belakang telinga Chanyeol. Dia memberikan gigitan kecil di telinga peri itu dan mengalirkan gelombang gairah di sekujur tubuh Chanyeol. Suara geraman rendah memasuki pendengaran Baekhyun, membuat pria mungil itu terkekeh. Chanyeol mencengkeram bokong Baekhyun sementara kepalanya terkulai ke belakang, memberi si mungil akses yang diinginkan. Bibir Baekhyun bergerak turun ke leher Chanyeol memberikan ciuman basah lalu naik ke rahangnya.
Dada Chanyeol naik turun dengan tajam, tangannya bergerak meninggalkan bokong Baekhyun dan meraih kaitan jeans yang dikenakan si pria mungil lalu dengan cekatan menariknya turun menyisakan celana pendeknya. Baekhyun berhenti sesaat untuk mengeluarkan desahan puas saat merasakan tangan Chanyeol membelai kejantanannya yang mengeras. Sementara tangannya yang lain menelusuri titik merah muda di balik baju Baekhyun
"C-Chanmh." Suaranya bergetar.
"Ya sayang. Katakan apa yang kau inginkan."
"Kau."
"Ya?"
Susah payah Baekhyun mengatur napas, "Aku ingin kau, di dalamku."
Chanyeol tersenyum, tangannya meninggalkan gundukan di antara pahanya lalu berpindah ke lubang sensitive di belakangnya. "Tidak perlu buru-buru. Kau bisa memilikiku sampai pagi."
Baekhyun dapat merasakan satu jari Chanyeol membelai lubangnya yang lembab. Tangannya mengarahkan wajah Chanyeol agar menatapnya. "Aku bersih." ujarnya. Chanyeol menarik wajahnya turun dan menciumnya. Ciuman itu liar, menyesakkan napas dan penuh gairah. Dia tidak menginginkan kelembutan, Dia menginginkan yang keras dan cepat, dan Chanyeol di dalamnya.
Baekhyun meraih ujung baju Chanyeol dan dengan cepat menarik kaos hitam itu lolos dari kepala Chanyeol, lalu menanggalkan sendiri bajunya. Pria tinggi itu kemudian bangkit dan membawa Baekhyun dalam gendongannya. Sementara yang lebih mungil mengalungkan lengannya di leher Chanyeol, jemarinya membenam di sela-sela rambut halus tengkuknya. Seiring dengan langkah kaki Chanyeol menuju kamarnya, bibir Baekhyun tak hentinya menggoda bibir penuhnya. Lalu dengan sengaja menggesekkan bokongnya di kejantanan Chanyeol.
Chanyeol mendaratkan Baekhyun dengan lembut ke kasurnya. Memberikan kecupan singkap di bibir Baekhyun yang kini membengkak. Kemudian turun ke kaki Baekhyun, memberikan kecupan ringan di jari-jari tersebut lalu naik ke paha dalamnya. Baekhyun menahan napas saat merasakan jejak basah mulut Chanyeol yang semakin dekat dengan inti tubuhnya. Dan saat bibir Chanyeol menyentuh titik sensitive itu, Dia tidak mampu menahan desahannya. Lidah pria tinggi itu menari-nari di sekeliling lubangnya, terus menggoda kerut sensitive itu, jemarinya mencengkeram rambut Chanyeol sementara kepalanya terkulai ke belakang.
Tubuhnya seakan meleleh merasakan sentuhan mulut Chanyeol yang perlahan-lahan naik ke dadanya. Bibir pria tinggi itu lembut dan panas mengulum bulatan mutiara kecil merah muda miliknya. Erangan-erangan lirih lolos dari bibirnya menikmati sentuhan Chanyeol.
Baekhyun tersentak saat merasakan sentuhan jari Chanyeol yang menerobos lubangnya. Jemari itu bergerak begitu terampil dan menggoda, yang membuatnya bergerak mengikuti irama jari itu. Seakan tak puas dengan satu jari, Baekhyun memohon meminta lebih, dan tentu saja Chanyeol menyanggupi dengan meloloskan dua jari, kemudian tiga.
Kejantanan Chanyeol berdenyut-denyut mendambakan Baekhyun melingkupinya, ingin membenamkan miliknya jauh di dalam Baekhyun. Desahan Putus asa Baekhyun memenuhi kamar saat Chanyeol melepas jarinya lalu bangkit. Membuka laci nakas dan mengeluarkan beberapa bungkusan karet disana. Melepas kain terakhir dari tubuhnya, Chanyeol memposisikan diri di depan Baekhyun. Lalu Chanyeol memasukinya dengan satu dorongan dalam. Baekhyun menahan napas saat merasakan milik Chanyeol yang sekeras kayu mengisinya. Pria tinggi itu membungkuk dan memberikan ciuman lembut dan mesra di bibirnya. Desahan dan erangan beberapa kali lolos dari mulut Baekhyun, sementara salah satu tangannya mengalung di leher Chanyeol dan tangan yang lain membelai punggung Chanyeol, lalu menekan tubuh besar itu ke dadanya. Merasakan kulit telanjang Chanyeol menyatu dengan kulitnya.
Gerakan Chanyeol yang semakin cepat membuat Baekhyun merasa didominanasi. Tungkainya lalu memeluk pinggul Chanyeol dan mengikuti irama gerakan Chanyeol. Urat-urat leher dan lengan Chanyeol tampak menonjol saat pria tinggi itu mengejar pucak kenikmatan. Pinggul Baekhyun bergerak menerima desakan Chanyeol yang semakin cepat dan keras. Seluruh tubuhnya bergetar menyambut puncak gairah yang semakin dekat. Kepalanya terhempas ke belakang dan mendesahkan nama Chanyeol, tenggelam dalam puncak gairah.
Setelah napasnya sedikit teratur, Chanyeol kemudian mencengkeram pergelangan tangannya dan menahannya di atas kepalanya. Lalu pria tinggi itu mendorong dengan cepat dan kuat, membuatnya tersentak dan tidak mampu bergerak, mencari puncaknya. Selang beberapa saat, Baekhyun merasakan tubuh besar Chanyeol yang bergetar merasakan guncangan kepuasan melanda tubuhnya.
Napas Baekhyun terputus-putus lalu Chanyeol menatapnya dengan mendamba sambil menekan kening ke keningnya. Mata sabit itu terpejam merasakan hembusan napas Chanyeol mengenai wajahnya. Dia belum pernah merasakan sesuatu yang seindah itu.
Chanyeol berbaring di sisinya, lalu menariknya ke dalam dekapan tubuh besar itu. Kepalanya bersandar di dada Chanyeol, merasakan detak jantungnya yang memburu, memulihkan diri setelah kegiatan panas mereka. Sebelum melanjutkan lagi ke ronde berikutnya.
...
To be continued
