Chapter 4

Disclaimer:Semua karakter yang ada di cerita ini bukan milik saya.

Setelah bertempur dan menang lalu mati melawan Uchiha Madara selama 100 Tahun lamanya, kini Naruto Uzumaki terbangun 5000 tahun setelahnya.

Naruto :After 5000 years

Pair :Naruto x …?

Genre :Fantasy, Adventure, Action.

Warning :Typo, OCNaru, Alur berantakan.

Rate : M

" Halo " Berbicara

' Halo ' Batin


Beberapa atau kebanyakan orang selalu berpikir bahwa kehidupan ini begitu tidak adil, itulah ciri-ciri orang yang tidak pernah bersyukur atas apa yang telah dimilikinya. Biasanya mereka selalu mengeluh dan iri pada pencapaian seseorang, tapi tidak mau berusaha untuk mengubah atau mendapatkan nya.

Jika kalian memiliki pemikiran yang jernih, maka pasti kalian akan berpikir bahwa semuanya sudah diatur oleh yang Maha Kuasa, tidak perlu khawatir dan resah akan bagaimana kedepannya.

Semua yang ada di alam semesta ini, sudah tercipta secara seimbang tanpa ada kelebihan atau kekurangan.

Kalian masih bisa disebut sebagai orang kaya dan beruntung, jika masih bisa makan 3x sehari dan bisa tidur dengan nyenyak. Lihatlah saudara-saudara kita diluar sana, mereka bekerja begitu kerasnya hanya untuk sesuap Nasi, dan bahkan tidak mengeluhkan dengan nasib menyedihkan yang menimpa mereka.

Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu Dustakan.


Perjalanan mereka hanya dihiasi dengan keheningan tanpa ada yang memulai untuk berbicara satu sama lain, antara Naruto dan Claire. Mereka masih betah dengan pikiran masing-masing dengan pemikiran yang berbeda.

Karena jengah dengan keheningan ini, Naruto mulai menengokan kepalanya kebelakang, dimana Claire berada dengan mata yang masih berbinar akan kekaguman.

''Jadi, Berapa jauh lagi rumahmu?.''

Claire menatap kearah Naruto, dan meletakan jarinya dibawah dagunya untuk berpikir, tentang seberapa jauh lagi mereka akan sampai ketempat dimana dia dan adiknya tinggal.

''Hanya beberapa waktu lagi, tepatnya Setelah kita melewati hutan ini, kita akan sampai kerumah ku.''

Keheningan pun tercipta lagi. Naruto yang hanya sibuk dengan pemikiran apa yang ada disana, dan Claire yang sibuk mengagumi lagi Byakko (Makhluk suci) yang kini sedang jadi tunggangannya, apa yang bisa kau harapkan dari kepolosan anak kecil?.

Saat ini mereka masih berada di tengah-tengah suatu hutan yang nampak tidak terlalu lebat, namun di sepanjang jalannya nampak dihiasi oleh bunga-bunga berbagai jenis yang membuat nya begitu memukau untuk dipandang, udaranya pun cenderung masih segar karena jarang ada orang yang datang kemari untuk merusak.

Hewan-hewan kecil nan menggemaskan berlarian kesana kemari dengan riangnya, namun langsung berlari ketakutan saat melihat Byakko melewati jalan yang mereka lalui.

Byakko, salah satu Summon dari 9 makhluk Summon lainnya yang dipanggil oleh Naruto, adapun yang lainnya masih tersegel karena kekuatan Naruto masih terlalu rendah untuk memanggil mereka, dengan tingkat kekuatan yang sekarang ini masih rendah, Naruto hanya sangguh memanggil Byakko saja, karena Chakra yang dia butuhkan untuk memanggil Byakko cenderung tidak terlalu mengguras Chakranya.

Byakko sendiri dipanggil Naruto dalam jutsu Kumen Sowaka, jutsu yang dia pelajari setelah pertarungannya dengan tiruan dirinya didunia Alternatif yaitu Menma. Agar dapat memanggil keseluruhan dari jutsunya Menma , setidaknya Naruto membutuhkan waktu beberapa bulan atau mungkin tahun untuk menyempurnakan Jutsu tersebut.

''Jadi, bagaimana dengan roti yang tadi kau 'ambil'.''

Pertanyaan dari Naruto membuat Claire tersentak panik dan ketakutan, takut jika Naruto melaporkan tindak pencuriannya tersebut.

Claire hanya bisa menunduk pasrah dan merasa bersalah atas perkataan yang Naruto ucapkan, mengingatkannya bahwa tindakannya adalah sebuah kesalahan yang dapat berujung suatu hukuman dari pihak berwajib.

''A-aku memanglah salah, ta-tapi apa boleh buat hal itu harus aku lakukan, keadaan kami sedang berada di tahap yang begitu menyedihkan, ji-jika aku ti-tidak melakukannya kami akan mati kelaparan.''

Suara Claire mulai terdengar lirih dan menahan isak tangis yang akan pecah, tindakan yang dia lakukan hanyalah karena keadaan yang memaksanya agar berbuat tindak pencurian. Dia tidak memiliki uang sepeserpun, mau bekerja pun tidak ada yang mau menerima anak dengan penampilan kumuh sepertinya, pilihan apalagi yang bisa dia perbuat selain mencuri di sekitaran ibukota agar dapat menyambung kehidupannya serta keluarga satu-satunya yang dia miliki.

Naruto hanya melirik sekilas ke belakang saat mendengar curhatan dari Claire, sebenarnya dia juga tidak terlalu peduli dengan apa yang telah dilakukan oleh Claire.Naruto pun saat masa kecil didunianya dahulu pada beberapa ribu tahun yang lalu, pernah merasakan apa yang Claire alami sekarang ini, mengais di tempat sampah demi mencari sesuap makanan yang bahkan tidak layak disebut makanan, sebelum ada orang yang baik hati menawarkannya makanan gratis, jadi dia tidak akan ambil pusing dan tidak terlalu peduli dengan tindakan dari Claire, bukan seperti itu adalah sepenuhnya kesalahan dia.

''Jika aku berada di dalam posisi mu sekarang ini pun, aku akan melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan, bukan berarti itu semua sepenuhnya kesalahan mu.''

''eh.. ''

Claire hanya bisa tertegun dan menatap Naruto yang kini menatap lurus ke depan, Senyuman kecil menghiasi bibirnya tak kala ada seseorang yang perhatian dengan keadaan yang dia alami, bahkan setelah Naruto mengetahui tindakan pencuriannya, dia malah memberikan dukungan moral yang sangat dia butuhkan.

Pemikirannya terputus saat dia melihat sebuah pemukiman kumuh yang terpampang didepannya, pembicaraan yang mereka lakukan sepanjang perjalanan tadi, begitu terlalu menghayati sampai tidak menyadari bahwa dia telah sampai di sebuah pedesaan yang begitu kumuh.

''Apa ada disini rumah mu?.''

Claire pun mengalihkan perhatiannya pada sebuah desa yang begitu kumuh, rumah-rumah yang nampak usang dan hampir ingin seperti jatuh berjejer tak beraturan, ladang pertanian kecil ada disebelah kiri dan kanan yang nampak tak tumbuh karena hambatan dari beberapa faktor, beberapa orang mulai menghentikan kegiatannya masing-masing saat mereka kedatangan seseorang, mereka menatap kearah seorang pemuda yang bersama dengan perempuan salah satu dari penduduk dengan tatapan yang aneh, lebih tepatnya kearah Naruto. Lantas mereka pun mulai berkumpul dihadapan pendatang tersebut dan menjadi pusat perhatian, apalagi dengan Byakko yang mereka naiki membuat mereka tambah menjadi pusat perhatian.

Tatapan aneh dan penasaran dari para penduduk hanya Naruto abaikan saja, lagi pula ,bukan hal baru baginya menjadi pusat perhatian orang-orang banyak.

''Jadi, yang ma-... ''

''Kakak!... ''

Ucapan Naruto seketika terpotong saat ada seorang anak kecil seumuran dengannya, berlari menghampiri mereka yang masih menunggangi Byakko, perempuan itu berambut merah muda/pink dengan sebagian rambut panjangnya di ikat disamping kirinya, Claire yang kini turun dari Byakko mulai menghampiri perempuan tersebut, yang Naruto tebak sebagai adiknya karena terlihat dari kesamaan mereka. Setelah itu mereka langsung berpelukan dengan hangatnya.

''Kheh... aku terlalu tua untuk melihat sebuah sinetron yang terlalu mainstream.''

Naruto hanya bisa memutar matanya bosan saat melihat drama picisan yang terjadi didepannya, ayolah ini terlalu bisa tebak seperti apa alurnya.. Aku serius.

''Kakak dari mana saja?!. aku begitu khawatir.''

Itu pertanyaan umum yang bisa dia tebak.

''Maaf Serah, Kakak terlambat pulang.''

Jawaban yang sudah Naruto duga juga.

''Lalu, apakah kakak membawa makhluk kumuh baru?.''

Mata Naruto hanya bisa berkedut saat Adik dari Claire menunjuk kearahnya.. Oke, itu pertanyaan yang tidak ada dalam pemikirannya.

Lalu pandangan Claire tertuju pada Naruto yang masih berkedut kesal. Diikuti oleh semua pandangan yang mulai tertuju pada Naruto yang masih duduk malas di atas Byakko, merasa jengah dengan tatapan mereka. Naruto pun dengan lemas turun dari punggung Byakko saat melihat tatapan dari mereka kian menjengkelkan baginya, lalu melakukan suatu handseal tunggal dengan tangan kirinya.

[KAI]

Semua orang terkejut ,saat melihat bahwa Byakko mulai terpecah menjadi sebuah partikel debu hitam yang menyebar ke udara, dan menghilang dengan cahaya gemerlap sebelum sepenuhnya menghilang.

Para penduduk hanya bisa membulatkan matanya kaget, minus Serah yang menatap hal tersebut dengan mata yang berbinar akan kekaguman.

''I-itu Makhluk Su-summon.''

''Hanya pengikut Lord Braska dan orang beruntung yang dapat memanggilnya.''

''Sugoiii!... ''

Naruto hanya mengehela nafas lelah akan kelakuan penduduk yang menurutnya terlalu menganggap hal semacan itu luar biasa, setidaknya bagi dia itu adalah hal yang terlalu biasa, Naruto mengalihkan perhatiannya pada Claire yang kini juga menatapnya.

''Jadi, bisakah aku mulai mengobati luka yang aku alami ini.''

''Wahh.. Kau mengecat seluruh tubuhmu dengan cairan merah''.

''Dan itu yang terakhir kali kau perhatikan, apa yang salah dengan kepalamu''.

Pertanyaan Serah hanya dihadiahi tatapan datar oleh Naruto.

Claire hanya bisa menghela nafas lelah akan kelakuan energik dari adiknya.

''Hahh.. ayo ikuti aku.''

Orang-orang mulai bubar saat Naruto pergi mengikuti Claire dengan Serah dengan riangnya mulai memeluk kakaknya dari samping, sambil berceloteh riang pada kakaknya yang sesekali Meresponnya dengan sedikit tawa yang lega.

Tatapan Naruto mulai kusam saat melihat ke angkasa sana.

Langit Biru tanpa awan membentang amat luas tiada batas.

Tanpa awan yang menutupi pandangannya melihat satu kerlipan terang di atas sana.

Hari ini.

Hujan bahkan tidak turun membahasi bumi.

Badai bahkan tidak menerpa alam.

Dunia cenderung damai saat ini.

Tetapi.

Kenapa hatinya terus bergema dan melolong akan suatu kejadian yang akan menimpa dunia.

Namun satu hal yang pasti baginya.

Dia tidak akan terlibat akan kejadian apapun yang akan menimpa dunia.

Kisah pahlawan baginya sudah berakhir.

Perjuangan berdarah sudah menutupi lembaran kisahnya.

Karena baginya, kebebasan kehidupan yang dia inginkan akan dia jalani.

Tapi siapa yang Tahu.

Takdir selalu memiliki selera humor yang mengerikan.


Kini mereka bertiga sudah berada tepat di pintu masuk sebuah rumah Farron bersaudara, sebenarnya bahkan tidak cocok disebut sebuah rumah dan bahkan tak layak untuk jadi hunian Manusia, ini terasa lebih cocok untuk kandang Hewan baginya.

Dindingnya bahkan tidak sepenuhnya menutupi setiap sudut, yang terpasang hanyalah sebuah kayu-kayu kecil nan rapuh yang saling bertumpuk secara tak teratur agar setidaknya menghalau masuknya hawa udara yang begitu dingin,walaupun sepertinya hanya sedikit yang tertutupi dan masih ada banyak celah-celah untuk masuknya udara dingin.

Atap rumah yang hanya tersusun dari kumpulan kertas bekas, kain lusuh, daun-daunan dan ranting-ranting yang begitu rapuh dan mudah tersapu hujan lebat dan angin badai.

Tempat tidurnya bahkan hanya terdiri dari jahitan kain sisa yang nampak begitu kotor dan lusuh, yang kemungkinan mereka temukan di tempat sampah di ibukota.

Saat melihat keadaan yang dialami oleh Farron bersaudara tersebut ,rasa tak senang akan kesengsaraan mulai muncul di Hati Naruto, setidaknya mereka layak mendapatkan hal yang lebih baik daripada ini, emosi negatif mulai muncul dalam pikiran nya namun segera dia redam.

''Kau istirahat dan obati lukamu lah dahulu, jika sudah pulih kau bisa pulang kembali kerumahmu''.

Claire dan Serah mulai berjalan ke pojok ruangan tepat diarah dinding yang memiliki lubang, sehingga udara dingan membuat mereka sedikit mengigil, karena berhubung hanya ada satu kasur yang mereka miliki untuk dipakai Naruto agar dapat beristirahat dan mengobati lukanya.

Naruto melihat-lihat sekeliling dan tidak melihat adanya kursi ataupun meja, jadi mereka duduk diatas tanah beralaskan kain lusuh kotor.

''Kakak, kenapa bajumu sobek dan ada bekas noda darah?!.''

''Dia baru sadar!?.''

Tatapan Naruto hanya bisa datar pada pertanyaan Serah yang kelewat polosnya.

''Kakak tidak apa-apa kok, hanya ada sedikit kecelakaan tadi, tapi sudah tidak apa-apa.''

''Yakin kakak tidak apa-apa?.''

''Iya adik ku yang manis.''

''Setidaknya keadaan dia lebih baik daripada diriku ini..ohhh imouto yo~, setidaknya Peka dikit sama lingkungan sekitar oyy.''

Naruto hanya menghela nafas pasrah, lalu mulai berjalan kearah mereka dan duduk diantara mereka.

Claire menatap Naruto dengan kebingungan, saat dia mulai duduk tanpa memperdulikan kotornya tempat yang dia duduki.

''Kenapa kamu malah kesini, bukanya kamu harus beristirahat dulu?.''

''Dan membiarkan kalian pimilik rumah duduk diatas tanah, kheh.. itu akan melukai harga diriku sebagai lelaki.''

Claire dan Serah saling bertatapan dan mulai tertawa.

''Hahahahaha.. kamu lucu Naruto, aku baru tahu kalau harga diri lelaki itu begitu tinggi.''

''Aku tidak ingin mendengarnya darimu imotou! ''.

Serah hanya tertawa puas mengabaikan raut cemberut dari Naruto.

''Kamu terlalu meninggikan harga diri mu itu, lagi pula ini hanyalah masalah tentang duduk saja, jadi jangan membandingkannya dengan harga dirimu.''

Claire hanya geleng-geleng kepala atas perkataan Naruto tadi, yang menurutnya terlalu melebih-lebihkan masalah sepele.

Sedangkan Naruto hanya menatap mereka yang masih tertawa dengan datar, lalu mulai sedikit tersenyum setelah nya.

Bahkan dengan Keadaan yang begitu menyedihkan, namun jika bersama orang yang dianggap berharga, itu semua masih terasa menyenangkan untuk dijalani.

Hanya segelintir orang saja yang masih bisa membuat raut wajah bahagia, walaupun keadaan mereka sedang tidak bahagia,contoh nyatanya adalah Farron bersaudari dihadapannya ini.

Kryuukk!

Serah menghentikan tawanya saat merasakan perutnya bergema berbunyi karena sudah merasakan kelaparan, raut wajahnya mulai cemberut masam sambil mengusap perutnya yang sakit karena belum makan apapun sejak daritadi.

Melihat hal tersebut, membuat Claire tidak tega saat melihat raut masam dari adiknya.

''Kamu lapar yah Serah? sebentar, kakak akan kehutan untuk mencari makanan.''

Claire mulai beranjak dari tempat duduk nya untuk mulai mencari makanan di dalam hutan, tentu saja dia tahu seberapa berbahayanya hutan yang akan dia datangi, tapi rasa ketakutannya mengalahkan rasa sayangnya pada anggota keluarga satu-satunya yang terus menemaninya dari dulu.

''Kakak tidak perlu repot-repot, aku tidak terlalu lapar kok.''

Serah menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju, karena dia tahu kakaknya telah mengalami hari yang melelahkan , jadi dia tidak mau terus-menerus menjadi sebuah beban bagi kakaknya. Ada masanya dia ingin ikut bekerja dengan kakaknya, tetapi kakaknya selalu menolak bantuan darinya hanya agar dia tidak kelelahan, apalagi kakaknya selalu keras kepala jika itu menyangkut akan kebahagiaan bagi dirinya.

''Tapi kamu belum makan dari pagi Serah.''

Serah hanya menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum pada Kakaknya.

''Aku masih belum lapar kok kakak.''

Melihat hal tersebut, Naruto mulai beranjak berdiri dari tempat duduknya dan menatap mereka berdua.

''Apa disini ada danau?.''

''Hmm.. Danau yahh, sebenarnya ada di belakang sana, tetapi perjalanannya lumayan jauh dari sini, itupun harus melewati hutan yang agak berbahaya, memangnya ada apa bertanya tentang danau?.''

Jawab Serah, yang menatap Naruto bingung tentang pertanyaan yang dia tanyakan, begitupun dengan Claire.

''Kalau begitu aku saja yang akan pergi mencari makanan, kebetulan aku juga agak lapar''.

''Ehh, bukanya kamu butuh istirahat?.''

''Ya, Kau harus istirahat dahulu!.''

Naruto hanya mengabaikan mereka, lalu mulai berjalan keluar rumah untuk menuju danau yang Serah beritahukan, lagipula dia bisa sampai kesana dengan cepat tanpa perlu khawatir bertemu monster walaupun tubuhnya dalam kondisi yang masih lemah, bukan berarti dia akan kalah melawan monster kelas teri jika dia kebetulan berpapasan dengan mereka.

''Apakah kamu kebetulan orang bodoh Naruto? ''.

Naruto hampir tersandung karena ulah pertanyaan yang keluar dari bibir mungil Serah, Naruto hanya menatap Serah dengan cemberut kesal.

''Datang dari mana pertanyaan tak bermoral itu?! ''.

Memutuskan mengabaikan kejenakaan dari adiknya Claire, Naruto mulai melangkahkan kakinya keluar dari rumah Farron bersaudari itu.

''Kakak, bagaimana?.''

''Hahh... Kita ikuti saja dia dulu''.

Mereka pun mulai mengikuti langkah kaki Naruto yang tidak peduli akan keikutsertaan mereka.


Perjalanan yang mereka tempuh lumayan memakan waktu yang agak lama ,karena mereka hanya berjalan santai tanpa harus terburu-buru, sambil menikmati pemandangan sekitarnya untuk menuju Danau yang lumayan besar dan dalam yang sudah ada di depan mata.

Disekeliling danau tersebut tertutup oleh hutan belantara yang lumayan lebat, hewan-hewan kecil berkeliaran dengan tenang dan senang kesana kemari bahkan tidak terganggu dengan kedatangan mereka.

Claire dan Serah melihat kesekeliling dengan tatapan yang gembira,khas anak kecil yang menemukan taman bermain favoritnya.

Naruto bisa merasakan bahwa di dalam danau ini terdapat banyak ikan bahkan sangat banyak, tetapi kenapa tidak ada satupun orang desa yang berusaha untuk menangkapnya, kemungkinan karena jalur untuk menuju kesini lumayan berbahaya.

Karena Naruto dapat merasakan niat negatif dalam radius 25 meter untuk sekarang ini, menjadikan perjalanan mereka aman tanpa khawatir bertemu monster yang berbahaya.

Naruto mulai menutup matanya untuk berkonsentrasi, dan mulai menyerap energi dari alam untuk memasuki jalur Chakranya, agar merasakan apapun baik dari udara dan darat untuk mencari suatu keganjilan apa yang ada, setelah dirasa selesai, Naruto pun membuka matanya dan melepaskan kembali energi alam, tanda dia sudah selesai mengecek sekelilingnya.

''Apa kalian sering datang kesini?.''

''hmn.. Kami sering bermain kesini hampir setiap saat, jika kami memiliki waktu luang bersama.''

''Itu benar, aku dan kakak sering bermain kesini, disini begitu indah dan membuat kami begitu nyaman, ini adalah rumah kedua kami.''

''Ada apa Naruto?.''

Pandangan Naruto terarah ketengah-tengah Danau, saat merasakan suatu energi samar-sanar namun sedikit berbeda dengan yang lainnya ,karena energi itu menyerupai alam itu sendiri sehingga sangat sulit untuk membedakannya, beruntung dia sudah sangat terbiasa dan hafal dengan alam itu sendiri .

''Sepertinya kau tidak menyangka bukan?, bahwa akan ada dua Bintang bersinar yang akan menghampiri mu.''

Kedua perempuan bersaudari itu hanya bisa memiringkan kepalanya pertanda kebingungan, bahwa dengan siapa Naruto sedang berbicara.

''Mereka berdua terlahir tanpa kesempurnaan ,tetapi begitu mendambakan kesempurnaan dan memahami suatu keindahan.''

Naruto mulai melangkahkan kakinya kearah Air, hal tersebut membuat Claire dan Serah terkejut. Lantas mereka berlari kearah Naruto untuk berusaha menghentikannya agar Naruto tidak menuju danau dan mulai tenggelam karena kecerobohannya, namun hal berikutnya membuat mereka terdiam karena terkejut.

Karena Naruto berjalan diatas air danau dengan lancar tanpa tercebur, kakinya menapak dengan sempurna seperti berjalan ditanah, riak air tenang menyertai jalan lambat nan tenangnya.

''Dalam benak mu pun, kau mengetahui bahwa mereka telah mulai memahami dan mencintai mu dengan begitu tulus.''

Senyuman kecil mulai tercipta di bibir Naruto.

''Kau begitu terpuaskan akan kesederhanaan yang mereka berikan padamu...''

''..Dan mereka telah menganggap mu- tempat bernaungmu sebagai rumah bagi jiwa mereka yang malang.''

Butiran-butiran Cahaya lembut ,mulai berkumpul dalam satu tempat yang membuat danau berkilauan dengan indah memukau mata, butiran cahaya tersebut membentuk suatu sosok perempuan berparas jelita berambut biru-hijau, pakainnya terdiri dari lilitan akar hijau yang hidup dengan beberapa daun yang menjalar dibeberapa bagian tubuhnya.

''Maka buktikanlah kesungguhan mu, ohh...

.

.

.

.

.

...

... Dewi Alam Lathiva.''


T. B. C.

Semoga saja cerita ini mulai membagus, dan semoga kalian menikmati nya.

silahkan berikan tanggapan dan saran kalian para reader sekalian.

Terima kasih.

Jaa Nee~..