Chapter 7
Disclaimer:Semua karakter yang ada di cerita ini bukan milik saya.
Setelah bertempur dan menang lalu mati melawan Uchiha Madara selama 100 Tahun lamanya, kini Naruto Uzumaki terbangun 5000 tahun setelahnya.
Naruto :After 5000 years
Pair :Naruto x …?
Genre :Fantasy, Adventure, Action.
Warning :Typo, OCNaru, OPNaru, GodNaru, Alur berantakan.
Rate : M
" Halo " Berbicara
' Halo ' Batin
Naruto bisa melihat bahwa hutan masih ada yang tersisa, berdiri dari duduknya. Naruto mulai melakukan satu HandSeal tunggal dengan tangan kirinya.
[Katon :...
.
.
.
.
...Katon: Gouka Mekkyaku]
Aliran atau lebih tepatnya Tsunami api mulai melanda medan pertempuran, tsunami api itu dengan ganasnya melumat seluruh keberadaan hutan dan sungai tanpa ada yang terlewatkan.
Naruto mulai duduk kembali sambil memangku dagunya dengan malas, pertunjukan tadi bukanlah apa yang bisa dia seenaknya lakukan dalam keadaannya saat ini secara sesuka hati.
Apalagi penggunaan Hyakki Yakou dan Serangan api tadi begitu membebani tubuhnya.
Faktor usia yang masih belia dia saat ini, memiliki keterbatasan dalam kemana dia bisa mengeluarkan kekuatan saat ini.
Untuk saat ini dia hanya bisa memberikan perlawanan sebatas ini, namun itu sudah cukup dalam keadaan yang tidak mempertaruhkan nyawanya.
''Jadi, dalam rangka apa kau memanggil kami semua? ''.
Tatapan Naruto teralihkan pada bentuk makhluk berekor sepuluh yang kini menatapnya dengan mata tunggal berhiaskan Cincin dan tomoe itu.
''Akhirnya bicara juga, untuk pertanyaan mu aku hanya memberikan sedikit pembelajaran pada seorang Dewi''.
''Karena itu kau memanggil kami semua, maka kurasa dengan tingkat kekuatan mu saat ini wajar saja''.
Mata merah Naruto dialihkan kembali pada kobaran api tak jauh dari sana, walaupun kemungkinan itu terlalu berlebihan bagi kebanyakan orang untuk melancarkan serangan semacam itu, tapi jika lawannya seorang Dewi, maka kekuatan tersebut terkadang masih kurang untuk membunuh makhluk sekaliber Dewa -Dewi.
Walaupun dia mengatakan akan membunuhnya, bukan berarti dia akan langsung membunuhnya begitu saja tanpa ada alasan yang jelas.
Tingkat kekuatannya yang sekarang, bahkan tidak memadai untuk membunuh sang Dewi untuk selamanya, itu hanya cukup untuk melakukan perlawanan yang cukup saja.
Apalagi dia yakin, karena kemungkinan Dewi Lathiva belum melakukan pertarungan semenjak beberapa ratus tahun, menjadikan dia sedikit berkarat dalam hampir segala bidang, yang memungkinkan dia bisa dan berani melawan sang Dewi dalam tahapannya saat ini.
''Aku penasaran, apa tujuanmu sebenarnya hingga menganggu dan bahkan memulai pertarungan dengan seorang Dewi?''.
Naruto bisa melihat tatapan penasaran dari semua Yokai, bukan berarti dia masih memiliki rahasia diantara mereka, sejak dia mulai memiliki semua kepercayaan dari seluruh Yokai ,dia sudah menceritakan semua rahasia yang dia miliki, dan sebaliknya para Yokai pun memberikan rahasia mereka juga.
''Setidaknya aku ingin membantu 'dia' yang sudah memberikan kesempatan kedua ini, dengan membuat dunia yang layak untuk ditempati''.
Bayangan masa lalu mulai terlintas dalam benaknya, masa lalunya bukanlah hal yang disebut layak untuk dijalani oleh manusia, selalu dibenci, dihina, dicaci maki, bahkan selalu hampir mati dalam prosesnya .
Terbesit dalam benaknya untuk melakukan upaya balas dendam, tapi itu semua terhapuskan oleh mereka yang begitu peduli padanya.
Saat Naruto mati dan mendapatkan kesempatan kedua ini entah dari siapa, dalam hatinya dia berjanji akan membalas nya dengan membuat dunia ini lebih baik, bukan seperti dia mengetahui apa permintaan dari 'dia', tapi karena ini yang terpikirkan olehnya, maka keinginan untuk membuat dunia ini lebih baik tercipta.
''BERANINYA KAUUU!!!... ''
Teriakan lantang itu membuat dirinya tersadar dari lamunan sesaatnya.
Naruto bisa melihat bahwa Dewi itu memiliki beberapa luka bakar yang mengepul berasap, pertanda proses pemulihan diri.
Cukup mengesankan dia bisa menyembuhkan diri dalam waktu yang singkat, apalagi itu terhadap salah satu serangan terkuatnya.
''Huh, jangan melakukan perlawanan yang sia-sia, seharusnya kau tahu akan kemana arahnya pertarungan ini berakhir''.
Mata sang Dewi hanya bisa menyipit tajam pada bocah dihadapannya itu, tubuhnya mulai sembuh total akan serangan yang tadi dilancarkan.
Serangan itu memang kuat, tetapi itu masih tidak cukup untuk membuatnya hancur jadi abu.
Dalam pikirannya dia bingung akan kemampuan yang dimiliki bocah itu, dalam usianya yang baru enam tahun saja, dia sanggup memberikan dampak kerusakan yang lumayan serius pada dirinya. Pikirannya bergidik ngeri saat membayangkan jika bocah itu tumbuh di masa depan, entah apa yang bisa dilakukannya pada masa depan.
''Jadi, maukah kau hentikan saja pertarungan tak berguna ini''.
''Setelah kau membuat diriku seperti ini! kurasa itu sulit untuk tidak membuatmu menerima konsekuensinya! ''.
Mata Naruto hanya bisa menyipit tajam kearah sang Dewi, jika dia melanjutkan pertarungan ini sekarang, maka sudah jelas dia akan kalah dalam baku hantam selanjutnya, dan Hyakki Yakou akan runtuh seketika.
''Jangan terlalu percaya diri Bocah''.
Sang Dewi terdiam saat melihat makhluk berekor sepuluh itu berbicara, bahkan dia tidak pernah tahu kalau makhluk tersebut bisa berbicara begitu fasih, membuktikan bahwa makhluk itu mempunyai tingkat kecerdasan yang sangat tinggi.
''Apa maksudmu, dan bahkan siapa kau? ''.
Pertanyaan tersebut malah membuat Juubi menyeringai sadis, nahh.. kapan lagi dia bisa menunjukkan eksistensinya, suatu pemikiran licik terlintas dalam benaknya.
''AKU ADALAH JUUBI NO OOKAMI!!, AWAL MULA DARI SEMUA YANG ADA DI MUKA BUMI INI!, AKULAH DEWA PERTAMA YANG MENCIPTAKAN BERBAGAI NEGARA DAN BENUA!, AKU SANGGUP MEMBUAT TSUNAMI HANYA DENGAN RAUNGAN SAJA!, MEMBALIKAN GUNUNG HANYA DENGAN SAPUAN SATU EKOR!! ,AKULAH SUMBER DARI SEMUA KEKUATAN YANG ADA!!''.
Naruto hanya bisa ternganga tak percaya apa yang telah diucapkan Juubi, setengah dari ucapannya memang lah kebenaran, tapi sebagiannya hanyalah sebuah karangan semata.
''O-... ''
Naruto menghentikan ucapan yang dia akan keluarkan, saat melihat tubuh sang Dewi bergetar dan matanya berkaca-kaca... tunggu apakah itu rasa senang dan tak menyangka di matanya.
Seringai menyebalkan tercipta dibibirnya, mungkin sedikit menambahkan bumbu penyedap bukanlah suatu masalah, lantas Naruto mulai berdiri dari posisi duduknya, kedua tangannya dia rentangkan secara lebar-lebar untuk efek menambah suasana.
''DAN AKU ADALAH OOTSUTSUKI NARUTO, PEWARIS SAH DAN SATU-SATUNYA DARI SANG JUUBI NO OOKAMI!, ALAM DUNIA TUNDUK ATAS KEHENDAK KU!, SETIAP ELEMEN ADALAH DOAMINKU! DAN LANGIT ADALAH TAKHTA KU! ''.
Oke, yang terakhir mungkin agak berlebihan, tapi apa pedulinya.
Tidak mau ketinggalan oleh pemimpinnya, seluruh Yokai mulai melesatkan berbagai bola penghancur kearah langit dan meledak dalam prosesnya, menambah suasan menjadi kian dramatis.
Sedangkan Dewi Lathiva kini tubuhnya mulai menegang ,lalu bergetar akan rasa senang yang begitu kentara dan matanya mulai berkaca-kaca, saat merasakan dan baru menyadari bahwa anak kecil didepannya, adalah orang yang menjadi panutannya. Alam yang selama ini dia jaga dan rawat dengan kasih sayang dan cinta, kini mulai menampakan wujudnya kepermukaan dalam rupa anak kecil, ohh.. betapa senang nya dia.
''ohh...Apakah engkau adalah 'Alam' yang selalu aku layani dengan sepenuh hati?.''
Naruto dan para Yokai hanya bisa mengerjapkan matanya secara lucu, tindakan dari sang Dewi tentu saja tidak seperti yang diharapkan, ucapan tadi hanyalah untuk membuat suasana menjadi ceria.
''Aku? Alam?, Sebenarnya ada apa dengan perkembangan yang tiba-tiba ini''.
Langkah kaki jenjang sang Dewi kini mulai mendekat secara perlahan pada Naruto yang kini mulai siaga, dan tanpa aba-aba sang Dewi malah langsung membungkukkan tubuhnya seperti seorang ksatria ke arah Naruto yang malah kebingungan.
''Apa yang seorang Dewi lakukan sekarang ini? bukankah tadi kau tidak mau tunduk apalagi membungkuk pada Manusia seperti ku?.''
Tatapan memuja Dewi Lathiva kini diarahkan pada Naruto, tatapan khas seorang yang begitu patuh akan tuannya.
''Ma-maafkan hamba atas ketidaktahuan ku tuan, sa-saya hanya tidak bisa mempercayai jika orang yang begitu hamba hormati, begitu saja muncul tanpa ada tanda-tanda''.
Perhatian Naruto kini dialihkan pada Juubi yang mengartikan 'sebenarnya apa yang terjadi', dan diberikan jawaban memutar matanya malas sebagi 'persetan dengan keadaanmu'.
''Hmmm... jadi kenapa kau begitu menghormatiku, sesaat kita baku hantam tadi? ''.
''Ahh.. Sudah sepantasnya hamba menghormati anda ,Hamba melakukan hal semacam ini pada Makhluk yang Hamba layani dari ribuan tahun yang lalu.''
''Ribuan tahun!?.''
Naruto menaikan alis penasaran akan umur dari Dewi didepannya ini, apakah dia lebih tua darinya atau sebaliknya. Dan apakah dia memang bukan satu-satunya yang mempunyai umur ribuan tahun.
''Ngomong-ngomong, berapa umurmu sekarang?.''
Dengan cepat sang Dewi langsung menjawab pertanyaan dari sang tuan yang selalu ia layani.
''Jika ditotal sampai sekarang, Umur Hamba akan mencapai 2500 tahun Tuan.''
''Dan aku berumur jutaan tahun''.
''Tidak ada yang bertanya padamu Juubi.. tapi yahh ternyata kau masih muda yahh.''
''Jika dibandingkan dengan Anda dan Juubi-sama, umur saya masihlah seperti anak kecil dihadapan Anda.''
Sepertinya Beberapa perbedaan kecil saja bisa membuat suatu perubahan yang besar.
Gelar Dewi yang dia Sandang sekarang hanyalah pemberian dari 'Dunia' atau Juubi-sama, baginya hal semacam ini adalah sebuah Anugerah yang begitu sulit untuk didapat kan oleh Makhluk lainnya.
Mereka, 'Pengawas milik Dunia' memiliki satu tujuan, yaitu untuk terus melayani 'Alam' ,anak dari dunia yang kini tengah berada dihadapannya ini.
Walaupun permintaan tersebut begitu terlihat seperti memanjakan, namun jika dilihat dari dampak yang akan diterima oleh sekitarnya, maka wajar saja 'Alam' harus memiliki perlindungan yang sangat kuat dan berpengaruh.
Atas dasar sebuah misi yang diberikan 'Dunia' terhadap 'Alam' yang begitu sangat sulit, harus melibatkan beberapa pihak terkait yang memiliki pengaruh di Dunia untuk bantuan misi. Misi itu sendiri masih lah sebuah misteri, karena yang mengetahui nya hanyalah 'Alam' seorang.
Naruto hanya bisa sweatdrop saat melihat keadaan saat ini, sepertinya kesalah pahaman mulai menjadi tak terkendali, tapi siapa dia harus menolak kesempatan untuk membuat koneksi.
''Jadi, sekarang kau bisa mengabulkan permintaanku kan?''
''Hamba mendengarkan tuan''.
''Ahh... sebelum itu''
Naruto mulai menatap kearah pasukannya.
''Sepertinya kesalah pahaman sudah teratasi, aku akan membebaskan kalian untuk saat ini, jika suatu saat hal seperti ini terjadi lagi, aku akan memanggil kalian kemari''.
Naruto hanya mengabaikan tatapan menghina dari Juubi.
[HYAKKI YAKOU : KAI]
Retakan di udara mulai tercipta secara menyeluruh, dan hancur lebur seketika.
Kini suasana telah berganti ke awal dimana mereka berada.
Langkah kaki Naruto kini mulai berjalan keluar dari danau diikuti oleh Dewi Lathiva, Naruto mulai mendekat pada Claire dan Serah yang masih terpengaruh Genjutsunya tanpa tanda-tanda akan terbangun dalam waktu dekat.
''Aku akan mengajari mereka beberapa keterampilan selama 1 Tahun sambil melakukan pemulihan''
Dewi Lathiva hanya bisa menundukan kepalanya malu.
''..dan untuk mu, setelah diriku selesai melatih mereka, lindungi lah mereka dari gangguan yang akan menghambat jalur takdir mereka, jika sudah saatnya tiba temui mereka dan latihlah.''
Dewi Lathiva bingung akan kata-kata dari tuannya itu, memang nya takdir macam apa sehingga 'Alam' dengan tegas memberikan perintah semacam itu,apakah takdir mereka sangat penting? .
''Apakah ada suatu alasan tertentu tuan ,hingga Anda harus melatih mereka secara pribadi dan Hamba harus menjaga mereka Tuanku?.''
Belaian angin menerpa wajah Naruto dengan lembut, mata merahnya menyipit dengan geli sambil melirik kearah perempuan jelmaan Dewi di belakangnya.
''Percayalah, akan ada hal yang membuat Dunia ini bergetar dalam kekacauan yang tidak bisa diungkapkan dengan ucapan.''
Uwahhh... begitu dramatis.
Mata Dewi Lathiva melebar karena terkejut akan perkataan dari tuannya itu, apakah tuannya bisa memprediksi masa depan, ataukah rencananya saja yang melampaui akal sehat bahkan baginya.
''Tidak mungkin!, apakah tuan sudah memprediksi semua yang akan terjadi dimasa depan?!.. Sasuga Naruto-sama~.''
''Yahh, setidaknya itu ucapan yang sedikit keren bagiku.''
Rasa kagum terlihat dari wajah Dewi Lathiva dan Rasa sombong dari wajah Naruto, sungguh pemikiran mereka berkebalikan dari yang seharusnya.
''Baiklah dengarkan, setelah aku mengajari mereka selama satu Tahun penuh, aku akan kembali ke tempat asalku untuk memulai rencana selanjutnya. Dalam kasus kepergianku ini aku membutuhkan dirimu agar menjaga mereka dari gangguan.''
Hanya anggukan kepala saja yang diberikan oleh Dewi Lathiva, jika hanya menjaga seseorang bukanlah hal sulit baginya,apalagi hanya anak-anak manusia, asalkan di tempat mereka berada terdapat tanaman atau tumbuhan atau dikelilingi alam, maka dia akan mengetahui apa yang sedang terjadi pada mereka dengan mudah.
''Jika dirimu memiliki informasi penting, dan tidak bisa meninggalkan kewajiban yang aku berikan padamu, kirimlah orang kepercayaanmu padaku untuk menyampaikan informasi tersebut.''
Naruto mulai duduk didekat pohon dan menyenderkan punggung nya sambil melihat kearah langit, belaian angin masih setia menemaninya. Dewi Lathiva hanya berdiri di depan Naruto tanpa ada niatan untuk duduk juga.
''Untuk masalah tersebut, kurasa Hamba pun juga mampu dan lebih dari cukup untuk melakukannya Tuan.''
''Baguslah, tapi kita membutuhkan suatu kode rahasia agar tidak mudah ditiru maupun di tebak oleh 'mereka'.''
''Kode rahasia?, kenapa harus, bukankah Anda bisa dengan mudah mengetahui Hamba begitupun sebaliknya? Apalagi hamba adalah seorang Dewi, Jadi hampir mustahil untuk meniru hamba jika dia tidak ingin menerima konsekuensinya.''
Langit siang mulai berubah menuju langit oranye khas senja, beberapa hewan mulai berjalan dan terbang untuk pulang kerumahnya masing-masing untuk beristirahat.
''Agar 'mereka' tidak curiga akan kedatangan ku ke dunia ini secara tiba-tiba, dan tidak mengetahui keterlibatan ku''.
Dewi Lathiva hanya bisaterkagum-kagum akan pemikiran cerdas tuannya itu, bahkan hal yang begitu kecil pun tak terlewatkan begitu saja, untuk membuat rencana yang sempurna.
''Ahhh... bagaimana kalau kode rahasianya seperti ini saja. Cium pipi kiri, cium pipi kanan , Cium dahi dan cium bibir, lalu elus-elus kepala Hamba?.''
Tatapan berharap yang begitu tulus diarahkan pada Naruto yang hanya bisa menatap nya seperti orang idiot.
''Kendalikan akal sehat mu itu, aku akan memberi tahumu kode rahasianya, kau akan bilang 'Uvuvwevwevwe Onyetenvewve Ugwemubwem Ossas. Dengan begitu 'mereka' akan kebingungan.''
''Sungguh kode rahasia yang membelit lidah, dan bukankah saya juga akan kebingungan dengannya? .''
Naruto mulai berdiri kembali dan menatap perempuan dihadapannya, mengabaikan pertanyaannya itu.
''Baiklah, kurasa untuk sekarang sudah cukup, aku akan mengantar mereka pulang dulu.''
''Kalau begitu Hamba mohon pamit undur diri.''
Naruto hanya mengangguk tanda persejuan, tubuh dari dewi Lathiva mulai memudar dan terpecah menjadi butiran cahaya yang menyebar di udara, lalu menghilang sepenuhnya.
''Sepertinya aku harus mendapatkan informasi siapa 'Alam' yang di maksud dewi Lathiva, jika dia mengetahui bahwa aku bukanlah tuan yang dia layani, maka sebuah pertarungan besar bisa saja terjadi.''
''Saa~... mari kita lihat di masa depan nanti, takdir menarik macam apa yang akan menghampiri mereka dan dunia ini.''
Senyum seringai nampak disana, dengan taring kecil yang menyembul keluar dari mulutnya, dengan mata yang masih merah dengan pupil Vertikal berkilat dalam cahaya crimson.
''Aku sungguh menantikan keadaan yang dapat membuat darahku mendidih''.
T. B. C.
Kay, dah update.
Hyakki Yakou [Parade malam seratus setan]
Katon: Gouka Mekkyaku [Gaya Api: Api Penghancur Majestic]
Dalam Chapter-chapter mungkin aku sedikit menyempilkan kata-kata yang memiliki makna, seperti Chapter kemarin.
Semoga kalian menyukainya.
silahkan berikan tanggapan dan saran kalian para reader sekalian.
Terima kasih.
Jaa Nee~..
