Chapter 8
Disclaimer:Semua karakter yang ada di cerita ini bukan milik saya.
Setelah bertempur dan menang lalu mati melawan Uchiha Madara selama 100 Tahun lamanya, kini Naruto Uzumaki terbangun 5000 tahun setelahnya.
Naruto :After 5000 years
Pair :Naruto x …?
Genre :Fantasy, Adventure, Action.
Warning :Typo, OCNaru, OPNaru, GodNaru, Alur berantakan.
Rate : M
" Halo " Berbicara
' Halo ' Batin
Terkadang beberapa peristiwa kecil, selalu bisa membuat semua orang dapat mengingat nya sampai kapanpun, karena untuk diingat oleh orang lain, tidak harus selalu peristiwa besar.
Langit malam mulai membentang sejauh mata memandang, dengan taburan serpihan-serpihan dari bintang yang berkerlap-kerlip menghiasi kegelapan disekitarnya.
Setelah melakukan pembicaraan dan sedikit pertarungan dengan sang Dewi.
Naruto membawa kedua bersaudari itu untuk pulang menuju kediamannya berasal.
Kini Naruto sudah berada di gubuk minimalis, Naruto lantas meletakan Claire dan Serah yang sekarang sudah tertidur dengan lelap nya, dengan pelepasan teknik Genjutsu yang Naruto lakukan beberapa waktu lalu, sepertinya membuat mereka kelelahan karena pengaruh dari Genjutsu Naruto yang memasuki alam bawah sadar mereka.
Sebenarnya Naruto tidak dapat menyangkanya, bahwa Genjutsu dasar seperti itu saja bisa membuat mereka seperti ini, atau kemungkinan karena faktor dari pemahaman mereka yang kurang memadai dalam Jutsu ilusi.
Siapa yang tahu.
Setelah meletakan mereka berdua di kasur, Naruto mulai melangkahkan kakinya keluar dari gubuk, kakinya terus berjalan menuju sebuah pohon tunggal yang lumayan besar berada tidak jauh dari gubuk.
Dalam setiap langkahnya, Naruto merenungkan tentang pelatihan yang akan dia lakukan terhadap kedua bersaudari itu.
Dalam jangka waktu satu tahun itu, mungkin Naruto akan sedikit keras dalam melakukan pelatihan tersebut, waktu yang dia miliki tidaklah banyak, karena dia akan melanjutkan rencana yang telah dia susun.
Apalagi penggunaan chi-bunshinnya dalam waktu dekat pasti akan ketahuan oleh pihak kerajaan, dan itu akan menjadikannya sebagai sasaran banyak pertanyaan yang tidak pernah ingin dia jawab.
Setelah sampai di depan pohon besar dan rindang, lantas Naruto langsung menyenderkan punggung nya untuk bersantai, tatapannya dia alihkan keatas langit yang begitu indah dimatanya pas dalam suasana yang saat ini sedang terjadi.
''Dunia ini begitu indah dan mengagumkan untuk dipandang, tapi sayang sekali tidak dengan isinya yang mencemari keindahan yang megah ini.''
Masa lalu yang telah dia lewati dahulu nampak jelas seperti langit diatas sana, begitu gelap namun selalu ada cahaya kecil yang menyinarinya. Hal itu mengingatkan nya akan dunia nya yang dulu, perjuangan yang begitu keras untuk tujuan yang begitu naif, terkadang dia selalu merasa bahwa takdir begitu tidak adil padanya.
Dalam hari kelahirannya dia sudah yatim piatu, saat masa kanak-kanaknya begitu pahit dalam pikirannya bahkan untuk diingat kembali, menuju tahap remaja, segala macam cobaan pahit telah dia rasakan.
Tapi, dia pun tahu bahwa takdir bisa untuk diubah seperti apa yang kau inginkan, tinggal seberapa keras dirimu berusaha untuk mengubahnya.
Setelah terlahir kembali sebagai anak dari seorang Raja, Naruto mulai merubah pola pikir nya yang dulu, sekarang dia hanya akan bertindak hanya sesuai keinginan nya saja.
Naruto mulai dari awal kehidupan barunya ini, Hanya akan melakukan apa yang menurutnya benar dan tepat, dan melanjutkan rencana balas budinya terhadap 'dia' yang telah memberinya kesempatan kedua ini.
Walaupun Dewa atau Dewi atau bahkan Pahlawan dan Raja Iblis mengganggunya dalam perencanaan yang telah dia susun, maka dengan janji dalam darah dan nadinya yang masih mengalir sampai berhenti kelak, dia akan menumpas mereka yang berani mengacaukan rencana balas budinya.
''Hahh, lalu apa yang harus aku lalukan bila tujuan itu sudah tercapai?.''
Sebenarnya bahkan Naruto tidak tahu harus apa setelah tujuan utamanya telah tercapai nanti dimasa depan , terlalu membingungkan untuk dia pikirkan lagi, atau mungkin karena terlalu lama berdiam diri di kegelapan itu selama 5000 tahun lamanya, hingga membuat nya kebingungan dalam mengambil tindakan lagi, dia sudah terlalu biasa sendirian dalam kegelapan kelam.
Bahkan Naruto pun tidak tahu dengan jelas apa tujuan yang akan dia gapai itu.
Kehormatan..., dia rasa tidak, dia sudah terbiasa dalam cacian dan makian.
Takhta... Tidak juga, dia sudah terbiasa dalam kasta terendah dalam dunia dulu.
Kekuatan... Mungkin menarik, tapi tidak akan selalu menjamin segala sesuatu dapat tergapai.
Kekayaan... Huh, dia sudah terbiasa sedari kecil hidup dalam kemelaratan.
Wanita... Bahkan konsep jatuh cinta terhadap lawan jenis baginya hanya samar-samar.
Yahh... Bahkan tidak satupun dari hal itu membuat Naruto tertarik.
''Hahh... Lantas apaan tujuan ku nanti, atau haruskah aku jadi beban keluarga saja sampai mati?... hmm agaknya menarik. ''
Naruto hanya menghela nafas lelah, otaknya sudah mulai gosong jika terus memikirkan hal yang masih tidak dia pahami.
''Persetan, sebaiknya aku lakukan apa saja yang kuinginkan kedepan nya.''
Naruto tidak perlu khawatir akan dirinya tidak ada di kerajaan, karena dia sudah mengirim Chi Bunshin yang lebih bisa bertahan lama ketimbang Bunshin biasa.
Jadi dia tidak perlu khawatir dalam melatih Claire dan Serah dalam 1 Tahun kedepan.
Pagi
Gubuk
Tak terasa malam berbintang sudah berganti dengan pagi yang sudah menyambut dengan dingin.
Kebanyakan warga sudah ada yang bangun untuk memulai aktivitas masing-masing, namun sebagian lagi masih bergumul dalam kehangatan selimutnya.
Tak terkecuali Farron bersaudari itu, yang termasuk orang pagi.
Kedua perempuan itu mulai menggeliat menandakan akan mulai bangun dari tidurnya, Claire lah yang pertama kali terbangun dari tidur nya, matanya dia alihkan pada Serah yang mulai ikut terbangun juga.
''Hoamm~... Selamat pagi kak.''
''Selamat pagi juga Serah.''
Mereka mulai beranjak dari tempat tidur nya, untuk keluar menyegarkan tubuhnya yang lemas dan lelah entah karena apa.
''Kakak, bukannya kita ada di danau saat itu karena diajak oleh Naruto, dan bertemu dengan Dewi Lathiva?.''
Claire mulai membuka pintu keluar, sambil memikirkan ucapan dari adiknya itu.
''Hm, jika dipikirkan lagi memang begitu, apa hanya mimpi saja yah?.''
Kaki kecil mereka terus berjalan keluar untuk memulai aktivitas sehari-hari mereka, uadara dingin mengikutinya dalam setiap langkah yang mereka lakukan.
''Tapi, masa sih mimpi kita bisa sama?.''
Serah meletakan jari telunjuknya di bibir, dengan kepala yang agak mendongkak ke atas dalam sebuah pemikiran.
''Sudah jangan terlalu dipikirkan,mungkin hanya kebetulan saja mimpi kita sama,kita kan kakak adik.''
Claire hanya menjawabnya secara acuh, dia hanya bisa menyimpulkan bahwa itu hanyalah sebuah mimpi belaka.
Tetapi dia juga bingung, dari kapan dia tertidur, bahkan dia tidak ingat.
''Owhh... Kakak benar.''
Baru 11 langkah mereka berjalan keluar dari rumah, kedua bersaudari itu mendapati bahwa ada Naruto yang tengah berdiam diri tanpa bergerak di depan sana, di pohon yang lumayan besar dan rindang itu, Disekelilingnya terdapat beberapa hewan yang berkumpul mengelilinginya, seperti kelinci, burung dan lainnya,dan beberapa ada yang bertengger di bagian tubuhnya.
Tiba-tiba tatapan kedua bersaudari berubah senang, dan mulai berlari kearah Naruto yang masih Khusyuk dalam meditasinya.
Bahkan untuk orang sekaliber Naruto pun masih tidak mengetahui keberadaan dari kedua bersaudari tersebut.
Lalu tanpa aba-aba mereka langsung menerjang Naruto.
Bughh!
''Guhahkk!.. ''
Terjangan mereka membuat Naruto terjengkang kebelakang lumayan keras ,dengan kedua bersaudari yang kini menimpa tubuh Naruto, tatapan mereka berdua sedih saat melihat bahwa hewan-hewan yang menjadi target mereka kabur.
''Oyyy!.. Kalian pikir apa yang kalian lakukan! Menyingkir lah dari tubuh ku!.''
Teriakan dari Naruto membuat kedua perempuan itu tersadar dari kesedihan nya.
Lalu mereka mulai berdiri dari tubuh Naruto yang mulai terbangun dan menatap mereka dengan melotot dalam pandangan kesal.
''jelaskan dalam 3 kata apa yang kalian lakukan tadi?!.''
''Kami tadi Melihat-...''
Serah menatap mata Naruto yang masih menanti lanjutan dari ucapan nya.
...Bisa berikan lebih banyak kata.''
twitch.
''Jelaskan saja secara singkat kampret!!...''
Perkataan dari Serah yang konyol baginya sambil menatap Naruto dengan wajah polosnya, malah membuat Naruto tambah kesal akan kelakuan perempuan didepannya itu.
''Mou~.. Kami hanya ingin menangkap makanan kami saja.''
Serah memalingkan mukanya kesal setelah menjawab pertanyaan dari Naruto, bibirnya mengerucut lucu dalam kekesalan.
''Makanan?.''
Naruto mengalihkan perhatiannya pada Claire, yang hanya bisa menghela nafas lelah akan kelakuan dua orang didepannya ini.
Sebenarnya dosa macam apa yang telah dia lakukan di kehidupannya yang dulu, hingga harus terlibat dengan mereka yang menurutnya idiot dan kekanak-kanakan ini.
''Hahh.. Tadi kami melihat bahwa disekitar dirimu duduk diam, terdapat beberapa hewan yang akan kami tangkap untuk kami jadikan makanan dalam beberapa waktu kedepan.''
''Hewan, kah.. Sepertinya Chakra ku memang menjadi penyebabnya, walaupun tanpa Senjutsu yang ku aktifkan. Ini menandakan bahwa Chakra ku sudah mulai menyerupai alam walaupun dalam posisi bermeditasi biasa.''
Jika dibandingkan dengan Chakra alamnya di dunia Shinobi yang sudah mencapai tahap master, maka Chakra yang Naruto miliki sekarang ini sudah hampir menyerupai alam itu sendiri,bahkan tanpa Senjusu.
Kemungkinan yang terdapat di benaknya, energi di dunia ini masihlah belum tercemar terlalu parah,tidak seperti di dunianya yang dulu, dimana manusia yang selalu membuat kekacauan dimana-mana, hingga membuat alam mulai tercemar oleh energi negatif dari Manusia karena selalu terjadinya peperangan.
''Jika seperti ini, maka diriku bisa mencapai sesuatu yang belum pernah aku capai sebelumnya, menarik.''
Setidaknya dia memiliki beberapa eksperimen yang menarik untuk dilakukan, namun lamunanya harus terhenti saat tersadar akan suatu hal yang terlupakan mulai terbesit dalam benaknya.
''Ahh.. Sepertinya aku melupakan sesuatu, kalian ikutlah denganku.''
Naruto mulai melangkahkan kakinya menjauh dari mereka berdua yang kini saling bertatapan kebingungan.
''Entah kenapa ini terasa De Javu?.''
''Kurasa memang seperti De Javu.''
Mereka berdua pun mulai mengikuti langkah Naruto menuju pedalaman hutan yang sangat Akrab bagi kedua bersaudari itu.
Butuh waktu lumayan lama untuk menuju danau yang Naruto datangi kemarin, jika hanya untuk dirinya sendiri, maka bisa di tempuh dalam waktu yang singkat. Tapi karena ada dua orang yang sedang bersama nya, membuat Naruto enggan untuk melakukannya karena terlalu merepotkan.
Setidaknya jalan-jalan santai sambil melihat pemandangan bukanlah hal buruk untuk dilakukan sesekali.
Langkah mereka mulai terhenti saat sudah sampai ke tujuan, Kini mereka bertiga sudah ada di danau yang sering didatangi oleh kedua saudari itu.
''Jadi, untuk apa kau membawa kami?.''
Naruto tidak langsung menjawab pertanyaan dari Claire, namun langsung membuat Handseal tunggal, kini dihadapan mereka terdapat sebuah susunan pola aksara yang tak dapat diapahami oleh orang dunia ini.
[ KUMEN SOWAKA:...
Seketika sebuah lingkaran dengan Aksara rumit berupa kanji berjumlah sembilan,yaitu Kanji.
Kanji 青 (aoi, "biru").
Kanji 白 (bya, "putih").
Kanji 朱 (shu, "vermilion").
Kanji 玄 (gen, "hitam").
Kanji 玉 (Gyoku, "permata").
Kanji 空 (Ku, "langit").
Kanji 三 (san, "tiga").
Kanji 北 (Hoku, "utara").
Kanji 南 (nan, "selatan").
Kanji-kanji itu Tercipta dihadapan Naruto dengan Susunan lingkaran yang membentuk sebuah pola Salib. Delapan Kanji lainnya masih terdapat sebuah pola aksara dengan bentuk rantai menyilang atau tersegel, dan hanya menyisakan untuk kanji 白 (bya, "putih") yang tidak tersegel.
.
...BYA (白)]
Dalam lingkaran dengan kanji 白 (bya, "putih"), muncul lah sesosok makhluk Harimau putih dengan ukuran sama seperti Harimau pada umumnya, dengan topeng yang terpasang di wajahnya yang memiliki suatu pola tertentu. Harimau itu atau disebut Byakko kini muncul dihadapan Naruto sambil menunduk hormat padanya.
Sedangkan Serah yang melihat hal tersebut masih saja terkagum-kagum, berbeda dengan Claire, walaupun dia juga kagum namun sudah pernah melihat nya dulu saat Naruto menyelamatkan nya.
''Woww!... Makhluk Suci ini begitu mengagumkan, walaupun sudah pernah melihat nya, ini tetap saja terasa seperti mimpi.''
Serah dengan antusiasnya membelai kepala Byakko yang menikmatinya juga.
''Untuk apa kau memanggilnya Naruto... Apa jangan-jangan ada musuh!?.''
Mendengar ucapan dari kakaknya membuat Serah ketakutan.
Naruto hanya menghela nafas.
''Aku memanggilnya Bukan berarti harus selalu ada musuh, kau tahu.''
Kedua bersaudari itu kini mulai lega, tapi mereka penasaran kenapa Naruto memanggil Byakko.
Jika Makhluk Suci dipanggil, maka seharusnya ada suatu hal yang amat penting hingga harus mendatangkannya.
Naruto menyeringai saat mengetahui rasa penasaran dari Claire dan Serah.
''Byakko!! carikan kami makanan!.''
''Groaahhhhh!... ''
Wushh!
Seketika Byakko melesat pergi untuk melaksanakan perintah dari tuannya, dia bahkan tidak peduli jika itu adalah sebuah perintah yang begitu remeh.
''Eh.. ''
''Ehhhhhhhh!...''
''Eehhhhhhhhhhh!.. ''
''Kenapa kau juga malah ikutan teriak oi!?.''
''Biar kompak.''
Naruto hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh tidak peduli akan pertanyaan dari Claire.
''Hahh.. Menyuruh makhluk Suci untuk hal seperti ini, kau benar-benar.. hahh.''
''Jangan terlalu dipikirkan, ada alasan kenapa aku membawa kalian kesini.''
''Apa itu?.''
''Untuk melatih kalian.''
Claire dan Serah saling bertatapan kebingungan.
''Melatih kami?, untuk apa?.''
Tanya kebingungan dari Serah.
''Tentu saja untuk bertahan hidup.''
Claire menatap Naruto dengan tatapan curiga dan waspada.
''Bisa kau jelaskan alasan mu kenapa ingin melatih kami? kita baru saja kenal baru-baru ini, lantas alasan apa yang mendasari dirimu peduli pada kami?.''
Dalam benaknya dia memikirkan segala macam alasan kenapa Naruto mau melatih mereka, jikapun dia mau melatihnya itupun pasti akan ada suatu biaya tertentu.
''Kakak... ''
Pertanyaan yang cerdas, Naruto cukup mengagumi pola pikir Claire yang bertindak lebih dewasa. Berkebalikan dengan adiknya yang masih seperti anak kecil pada umumnya.
Naruto melangkah kan kakinya ke arah air danau dan menapak dengan mulus disana, Naruto mulai membalikan tubuhnya dengan senyuman manis yang bertengger di sana, tak lupa semilir angin membelai rambutnya dengan lembut, mengabaikan tatapan terkejut dari mereka berdua.
''Karena... ''
Kedua perempuan itu menunggu lanjutan dari ucapan Naruto yang seperti nya akan berkesan.
''... Aku sedang nganggur, jadi lebih baik melakukan suatu hal yang agak menyenangkan.''
Atau tidak.
Mereka hanya bisa Sweatdrop saat mendengar alasan bocah itu kenapa mau melatih mereka.
Bukannya itu tidak masuk akal bagi mereka, bocah itu mau melatih mereka karena sedang nganggur dan butuh hiburan. Sebenarnya ada apa dengan isi kepalanya itu.
''Sudah jangan terlalu dipikirkan, mulai sekarang...
.
.
.
.
...Selamat datang dalam pelatihan Neraka bertingkat .''
1 Minggu kemudian.
''Hah.. hahh.. hahhh.. Bisakah kami istirahat.. hahh.. dulu.''
Setelah mendengar bahwa Dirinya- Claire- dan Serah memiliki energi 'Mana' dalam tubuhnya. Membuat mereka harus melakukan pelatihan dibimbing oleh Naruto dalam rangka menguasai energi tersebut.
Katakanlah bahwa minggu pertama berlatih, bagaikan menelan jus paku tanpa susu setetes pun.
Bukan seperti dia akan terlalu mengeluh, jika itu bisa membantunya dalam melindungi keluarga satu-satunya yang dia miliki, maka biarlah dia merasakan rasa sakit semacam ini.
''Jangan malas, lakukan lagi sana.''
Sebuah motivasi baru terbentuk dalam hatinya.
2 Bulan kemudian.
''Wahai sang Dewi penguasa air, seret lah musuhmu kedalam kemalangan yang menyakitkan... [Water Ball].''
Sebuah bulatan kecil air melesar dari dalam lingkaran sihir, dan selang waktu beberapa meter melesat ,bola air itu langsung menguap.
''Hahh.. hahh.. Padahal hanya tingkat rendah..hahh.''
Serah menopang tubuhnya lelah ,saat mengeluarkan Teknik Sihir yang rutin ia lakukan atas perintah dari Naruto.
Tatapan nya dia alihkan pada Kakaknya, yang tengah melakukan latihan pedang dengan terus melakukan gaya menebas sebanyak 500x dalam sehari dan terus meningkat dalam hari-harinya.
Dengan Naruto yang sedang mengawasi mereka sambil bermeditasi diatas Danau.
Serah selalu merasa bahwa dia hanyalah beban bagi kakaknya, maka saat ada sebuah penawaran latihan seperti ini, dia akan melakukannya secara maksimal tidak peduli rasa sakit apa yang akan menunggunya.
Dia hanya tidak ingin mempersulit kakaknya karena ketidak bergunaanya.
''Hahh.. Semangat!.''
6 Bulan kemudian.
Takk!
Wushh!
Kini Naruto sedang melatih Claire dalam ilmu berpedang, saling adu dan tangkis mereka lakukan dalam kecepatan yang lumayan.
Walaupun memiliki 'mana' dalam dirinya, sepertinya Claire masih lebih berfokus pada ilmu berpedang dibandingkan dengan Sihir pada umumnya.
Lebih ke Fighter daripada Mage.
''Terlalu banyak celah yang terlihat! ''
Takk!
Bugh!'
''Ughh.. ''
Claire terjatuh karena hentakan pedang kayu yang Naruto lakukan tadi, dia sebenarnya bingung, kenapa seorang anak kecil yang umurnya tidak jauh berbeda, memiliki kekuatan yang sangat kuat.
Naruto memanggul pedang kayu di pundak nya dengan santai, sambil mengulurkan tangan nya pada Claire yang menerima nya.
''Untuk seukuran pemula sudah lumayan, hanya saja jangan selalu berteriak jika ingin menyerang musuhmu dari belakang.''
Mendengar ucapan itu, membuat Claire kebingungan.
''Bukankah itu akan menambah semangat dan menambah peluang kemenangan jika kita berteriak.''
''Itu jika kamu memilih menjadi Ksatria, tapi jika menurutmu begitu maka kamu masih berpikiran Naif.''
''Naif?.''
Ctak!
Naruto mengarahkan sebuah sentilan kecil pada dahi Claire yang menatap Naruto dengan cemberut.
''Awww.. Untuk apa itu.''
''Terkadang diam lebih mengerikan lebih dari apa yang dirimu bayangkan, atau karena aku lebih suka seperti Assasin.''
Claire hanya bisa terdiam dan menganggukan kepalanya paham.
1 Tahun kemudian.
''Wahai sang Dewi penguasa air, seret lah musuhmu kedalam kemalangan yang menyakitkan..
[Water Ball].''
Naruto menghindar kesamping saat ada sebuah bola air berdiameter dua meter mengarah padanya.
Tidak berhenti sampai disitu, Naruto harus mengankat pedangnya keatas.
Takk!
Untuk memblokir serangan dari Claire yang hening tanpa suara, bahkan tanpa menimbulkan angin dalam kedatangannya, itu datang begitu cepat dan efisien ,seperti.. .
Petir.
''Mengesankan, sepertinya dirimu menyerap ajaran ku dengan baik.''
Claire melompat kebelakang dan melesat kembali dengan cepatnya kearah Naruto yang masih belum bergeming dari tempatnya berdiri.
Sebelum 1 meter menuju kehadapan Naruto, Claire langsung berlari dengan kencangnya kearah kiri saat merasakan ada energi Sihir dibelakangnya. Dan benar saja, dibelakang Claire terlihat sebuah Naga air yang dengan cepat mengarah pada Naruto yang masih santai.
Claire kini sudah berada di belakang Naruto dalam sekejap, dan mulai melancarkan sebuah sabetan Vertikal dengan memasukkan semua 'mana' dan tenaganya.
Naruto tersenyum saat melihat perkembangan dari mereka.
''Seperti nya kalian sudah semakin kuat, terutama dirimu Claire, kecepatan mu kini sudah melampaui ekspetasi ku, Kau begitu cepat dan memukau seperti ..Lightning.''
Naga air sudah berada di hadapan Naruto dan Claire yang siap menebasnya, tetapi dengan cepat Naruto langsung berada di hadapan Claire yang terkejut, dan tanpa aba-aba Naruto memeluk Claire sambil menatap kearah Serah.
[Shunpo]
Sring
Brusshhh
''Eh.. ''
Dalam sekejap mata, kini Naruto dan Claire sudah berada di samping Serah yang malah bengong.
Claire Melepas pelukannya dari Naruto dengan wajah yang memerah.
''Kita akhiri sampai disini, kemampuan kalian sudah banyak berkembang, ayok kita pulang.''
Claire dan Serah masih terdiam disana, dan melihat punggung Naruto yang mulai menjauh.
''Ke-kecepatan macam apa itu?.''
''Bahkan kita tidak bisa melihat bagaimana dia bergerak, bahkan tidak meninggalkan jejak apapun.''
''Sebenarnya siapa Naruto sebenarnya?.''
Memutuskan untuk berhenti memikirkan nya, mereka lalu mengikuti Naruto.
Gubuk.
Kini mereka bertiga sudah berada di dalam gubuk, dengan makanan yang lumayan mewah tersaji disana.
''Wahhhh... Makanan yang begitu mewah.''
''Yahh.. , anggap saja sebagai hadiah untuk kalian karena sudah berjuang dengan keras.''
''Hehehe.. Terima kasih Naruto!, kami menyayangi mu... Selamat makan.''
Tanpa basa-basi Claire langsung makan lebih dahulu, meninggalkan Claire yang menatap Naruto dalam tatapan yang curiga.
''Ini... sebenarnya Untuk apa perayan ini.''
''Bukankah sudah kukatakan tadi, sudah cepat makan sana... Ittadakimassss~.''
Claire menatap Naruto yang kini mulai ikut makan, entah kenapa dia merasakan perasaan yang tidak mengenakan.
Entah kenapa seperti Naruto membuat hal ini seperti sebuah perpisahan, jika hal itu terjadi maka... Claire menggelengkan kepalanya mengusir pikiran buruk itu.
Naruto sudah seperti bagian dari keluarga mereka, jika Naruto pergi entah apa lagi yang harus mereka lakukan jika tidak ada Naruto. Naruto sangatlah berharga bagi mereka berdua, semoga saja ini hanya lah perasaan nya saja.
Kegembiraan ini akan selalu dia jaga walaupun nyawa taruhannya.
Beberapa jam kemudian.
Malam sudah semakin larut, dan waktu nya beristirahat pun sudah tiba.
Claire dan Serah kini sudah tertidur dengan lelapnya, usai makan besar tadi membuat mereka mengantuk, dan menyisakan Naruto seorang yang masih terjaga.
Tatapan sendu dia arahkan pada kedua perempuan, yang telah menemani nya selama 1 tahun ini dalam bimbingan nya.
''Sudah 1 Tahun,kah.. Waktu berlalu begitu cepatnya... Kurasa sudah saatnya aku kembali.''
Naruto mulai beranjak dari tempatnya, dia mengambil suatu gulungan kecil dari balik pakaiannya. Lalu dia membuka gulungan tersebut dilantai.
[Kai]
Pooft
Dalam gulungan tersebut, keluarlah sebuah pedang yang bentuknya memukau, dan sebuah busur yang hampir sama desainnya seperti pedang tadi.
Saat hal tersebut keluar, lantas Naruto mulai berjalan keluar dari gubuk. Tatapan nya dia arahkan pada Claire dan Serah untuk terakhir kalinya.
''Semoga saja suatu saat nanti kita bisa bertemu kembali, Claire, Serah aku menyayangi kalian. Selamat tinggal.''
Sebenarnya Naruto ingin memberi tahu mereka perihal kepergian nya ini, tetapi hal itu hanya akan menambah kesedihan mereka dan mempersulit kepergiannya.
Setelah keluar dari gubuk, Naruto mulai melangkah pergi menjauh dari sana, meninggalkan berbagai hal menyenangkan yang telah dia rasakan disana.
''Lathiva, lakukan tugas mu.''
Alam mulai bereaksi.
''Sesuai permintaan Anda Tuanku.''
''Sudah saatnya aku kembali, untuk..
.
.
.
.
.
.
...Membersihkan beberapa hama menjengkelkan''
Semoga kalian menyukainya.
silahkan berikan tanggapan dan saran kalian para reader sekalian.
Terima kasih.
Jaa Nee~..
