Chapter 2
Akademi Raja Iblis, Delzogade
Setelah beberapa hari sejak Naruto bertemu dengan Rein dan Mordred. Terlihat, Naruto sedang berjalan menuju ruangan kelasnya berada, dia juga memakai seragam putih dengan dilapisi kemeja hitam di dalamnya. Naruto juga mengenakan lambang sekolah berbentuk salib, sedangkan yang lainnya mengenakan lambang berbentuk segitiga, persegi panjang, pentagram, dan heksagram. Namun, sejauh yang dia lihat, tidak ada yang memakai lambang salib selain dirinya.
Kemudian Naruto memasuki ruangan kelasnya, Meja dan kursi berjejer. Para siswa di dalam kelas menatapnya sekaligus. Tapi, Naruto tidak mempedulikan hal itu dan dia mendengar kalau salam salam pertama itu penting.
Setelah itu, Naruto menatap semua siswa yang ada disana dan tersenyum lebar. "Selamat pagi semuanya!"
"Mulai hari ini, aku akan menguasai kelas ini. Aku akan membunuh semua orang yang menentang!"
Namun, semua siswa itu hanya diam menatap Naruto dan tidak membalas perkataannya barusan. Naruto terlihat bingung karena tidak ada satupun yang tertawa, dia kemudian mengarahkan pandangannya dan melihat Misha Necron yang sedang duduk sendirian.
Naruto berjalan kearah Misha dan menyapanya. "Yo."
Misha kemudian menoleh dan menatap mata Naruto.
"Aku boleh duduk di sampingmu?" Tanya Naruto.
Misha hanya menganggukkan kepalanya. Lalu, Naruto menarik kursi dan duduk di sebelah Misha. Naruto juga akan menanyakan leluconnya tadi kepada Misha. Dia benar-benar tidak bisa memikirkannya. Di era mitos, ini cukup keren. "Beri aku lelucon ..." sering dikatakan oleh bawahannya, seperti Mordred.
Naruto menatap Misha. "Lelucon yang barusan bagaimana?"
"Lelucon? Sepertinya mereka semua salah paham." Kata Misha.
"Begitu. Dua ribu tahun yang lalu, lelucon itu membuat banyak orang tertawa." Kata Naruto.
"Itu takkan terjadi." Kata Misha dengan wajah tanpa ekspresi.
"Aku merasa seperti semua orang menatapku, apa kau tahu penyebabnya"? Tanya Naruto.
"Ada rumor yang menyebar." Jawab Misha.
"Hm, rumor?" Tanya Anos.
"Simbol itu." Kata Misha sambil menunjuk simbol salib di lengan Naruto. "Itu menunjukkan hasil pengukuran energi sihir dan tes bakat."
"Semakin banyak poligon dan simpul pentagram, semakin baik."
"Simbol itu baru pertama kali ada di Akademi Raja Iblis."
"Apa maksudnya?" Tanya Naruto.
"Orang yang tidak layak." Jawab Misha.
Naruto yang mendengar itu menjadi bingung. "Memangnya itu bisa dijadikan rumor?"
"Yang diinzinkan bersekolah di Akademi Raja Iblis hanyalah keturunan dari raja iblis atau iblis pendiri." Kata Misha.
"Karena itulah, selama ini tak ada dari klan iblis yang dinilai tak layak untuk menjadi Raja Iblis."
"Anos adalah orang pertama yang dinilai tidak layak."
Beberapa menit kemudian
Kemudian terdengar suara bel berbunyi. Lalu, terlihat seorang wanita berjubah hitam yang memasuki kelas. Dia secara ajaib menulis di papan tulis, Emilia Ludwell.
"Aku adalah wali kelas untuk kelas 2. Namaku Emilia Ludwell."
Tapi di saat yang bersamaan ada dua orang yang memasuki kelas sambil berjalan dengan santai dan tidak mempedulikan semua orang di ruangan itu. Terlihat seorang perempuan berambut pirang, dia juga tidak mengenakan pakaian seragam Akademi, melainkan memakai kaos putih dengan jaket bewarna merah, dan celana jeans biru pendek. Lalu, seorang laki-laki berambut hitam yang memakai kaos hitam dengan dilapisi seragam putih. Mereka berdua adalah Rein dan Mordred.
Kemudian Mordred menatap semua orang di dalam ruangan itu sambil menyeringai.
"Yo. Aku Mordred. Mulai hari ini, aku akan menguasai kelas ini. Jika, kalian semua berani melawan, aku akan menghabisi kalian semua!"
Namun, Mordred mendapatkan reaksi yang sama seperti Naruto sebelumnya dari semua siswa disana.
Mordred pun bingung dengan reaksi dari para siswa itu. "Aneh. Padahal lelucon ini adalah lelucon yang sangat lucu dua ribu tahun yang lalu!"
Rein hanya menghela nafasnya, dia kemudian melirik Mordred. "Bukankah sudah kubilang, kalau lelucon itu tidak lucu lagi di zaman ini."
"Cih. Dasar orang-orang yang tidak mengerti tentang lelucon." Kata Mordred.
Sementara, Emilia yang melihat kelakuan Mordred langsung menatapnya tajam. "Mordred-San! Tolong kau jaga kelakuanmu itu."
Mendengar itu, Mordred menatap Emilia sambil menyeringai. "Hahaha. Maaf saja, Emilia-Sensei! Aku tidak peduli dengan hal itu."
Rein yang melihat Emilia semakin emosi dengan perkataan Mordred, dia pun langsung berkata.
"Emilia-Sensei. Anda tidak usah mempedulikannya. Dia memang seperti itu sifatnya dan dia juga tidak mempedulikan nasihat orang lain tentang dirinya."
"Jadi percuma saja menasihati perempuan pirang itu!"
Mordred hanya tertawa mendengar perkataan Rein, kemudian dia melihat kearah Naruto dan Misha. Lalu, dia berjalan menghampiri kedua orang itu.
"Yo. Apa aku boleh duduk di sampingmu?" Tanya Mordred kepada Misha.
"Uhm." Misha hanya menatap datar Mordred dan menganggukkan kepalanya.
Mordred langsung saja menarik kursi dan duduk di samping Misha. Kemudian, Rein juga melakukan hal yang sama dan duduk di sebelah Mordred.
Beberapa waktu kemudian
Setelah jam pelajaran di Akademi selesai, terlihat Naruto, Misha, Rein, dan Mordred berjalan keluar meninggalkan Akademi Raja Iblis.
"Akhirnya selesai juga pelajaran yang membosankan itu. Dengan begini aku bisa menikmati waktu untuk bersantai." Kata Mordred.
"Bukankah yang kau lakukan hanya tidur selama jam pelajaran?" Tanya Rein.
"Sebaiknya kau diam saja Rein." Balas Mordred.
"Apa tak masalah bagi kalian tidur selama jam pelajaran?" Tanya Misha.
"Ya." Jawab Naruto sambil memejamkan matanya.
"Tentu saja tidak. Lagipula aku sudah menguasai semua jenis sihir yang diajarkan di jam pelajaran tadi." Kata Mordred dengan santai.
Saat Naruto membuka matanya kembali, dia melihat Sasha Necron yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka.
"Apa kau berubah pikiran sekarang?" Tanya Naruto ke Sasha.
Sasha kemudian mengarahkan pandangannya ke Naruto. "Aku menantangmu untuk melakukan duel saat ujian kompetensi tim yang akan diadakan satu minggu lagi."
"Yang kalah harus menuruti semua keinginan yang menang. Jika kau menang, seperti yang kau minta, aku akan bergabung dengan timmu itu."
Naruto sedikit tertarik dengan perkataan Sasha barusan. "Jika kau menang?"
Sasha kemudian menunjuk Naruto tepat di tengah dahinya. "Kau harus menjadi milikku. Kau harus menuruti semua perintahku dan tidak boleh membantah perintahnya."
"Baiklah itu tidak masalah. Lagipula aku pasti akan menang." Kata Naruto.
"Aku ini tipe orang yang sangat menjaga baik benda kepemilikannya. Aku pasti akan memanjakanmu." Balas Sasha tersenyum dan terlihat matanya yang berubah menjadi mata sihir kehancuran yang bewarna merah.
Rein yang melihat mata sihir kehancuran milik Sasha tersebut langsung kaget. Karena dia sangat tahu dan kenal dekat dengan pemilik mata sihir kehancuran itu dua ribu tahun yang lalu.
"Tidak salah lagi itu adalah mata sihir penghacur milik Dewi Kehancuran, Aberneyu" Gumam Rein dalam hatinya.
Sasha tidak lama kemudian segera berjalan pergi meninggalkan Naruto dan yang lainnya.
"Prempuan itu rupanya sangat suka menggunakan mata iblis penghacurnya." Kata Naruto.
"Saat suasana hatinya sedang bagus, mata itu akan keluar dengan sendirinya." Kata Misha.
"Jadi dia tidak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri, ya." Kata Mordred.
Naruto kemudian memegang tangan Misha dan menciptakan sebuah lingkaran sihir teleportasi. Tidak lama setelah itu Naruto dan Misha langsung saja meninggalkan tempat itu.
Mordred yang melihat Rein diam terus sedari tadi pun sedikit menepuk puncaknya. "Tumben kau melamun, apa ada sesuatu hal yang mengganggu pikiranmu itu?"
"Ya, kau benar." Jawab Rein.
"Hm. Apa itu?" Tanya Mordred penasaran.
"Ini tentang prempuan barusan, Sasha Necron." Kata Rein.
"Memangnya kenapa dengan dia?" Tanya Mordred bingung.
Rein sedikit menghela nafasnya. "Apa kau tidak memperhatikan mata sihir penghacurnya itu? Mata itu sangat mirip dengan dengan Dewi Kehancuran, Aberneyu."
Mordred kemudian langsung terkejut mendengar perkataan Rein. "Benarkah? Apa kau pernah melihat wujud asli dari Dewi Aberneyu sang Matahari Kehancuran itu?"
Rein menganggukkan kepalanya.
"Tepat sekali. Saat Anos-Sama sedang tidak ada di kastilnya, aku diperintahkan olehnya untuk mengawasi Dewi Aberneyu."
"Jadi maksudmu, Sasha Necron adalah reinkarnasi dari sang Dewi Kehancuran, Aberneyu?" Tanya Mordred.
"Entahlah. Aku juga tidak tahu dengan pasti bahwa prempuan itu merupakan reinkarnasi Dewi Aberneyu atau bukan. Namun, kemungkinan terbesarnya dia memang reinkarnasi sang Dewi Kehancuran." Jawab Rein.
"Begitu rupanya. Sepertinya ini akan semakin menarik kedepannya." Kata Mordred.
"Ya, kau benar." Kata Rein.
-X-
Seminggu Kemudian
Dua kelompok siswa datang ke Hutan Pohon Iblis di belakang Akademi Raja Iblis Delzogade untuk ujian kompetisi kelompok.
Hutan dalam yang menyeramkan menyebar, dan lembah serta gunung dapat terlihat. Tanah yang luas itu akan tepat untuk berlatih sihir.
Terlihat kelompok Sasha dan Naruto yang berdiri saling berhadapan. Emilia kemudian sedikit melangkah maju.
"Kalau begitu, pertama, kita akan melakukan tes kompetisi kelompok antara Sasha dan Anos. Hasilnya akan mempengaruhi nilai kalian berdua, jadi jangan mengambil jalan pintas dan lakukan yang terbaik." Setelah mengatakan itu, Emilia meninggalkan hutan bersama siswa lain.
Sasha kemudian menatap Naruto dengan sangat percaya diri. "Apa kau sudah siap?"
"Kau pikir sedang berbicara dengan siapa?" Kata Naruto.
"Yah, terserah kau saja. Tapi, kau ingin dengan janjimu, kan?" Tanya Sasha.
"Ya." Jawab Naruto singkat.
"Apa kau ingin melakukan Zecht?" Tanya Naruto kepada Sasha.
"Benar." Sasha langsung menunjuk ke arah Misha. "Biarkan gadis itu saja yang melakukannya."
Misha kemudian menatap Naruto. "Aku?"
"Tak masalah." Balas Naruto.
Kemudian, Sasha dan Misha segera melakukan kontrak dengan sihir Zecht. Setelah itu kelompok Naruto dan Sasha segera berjalan pergi untuk melakukan tes kompetisi antar kelompok mereka masing-masing.
Kelompok Sasha kemudian langsung saja membuat sebuah kastil yang cukup besar dengan menggunakan sihir Iris. Sementara itu Naruto, Misha, Rein, dan Mordred hanya berdiri sambil mengamati kelompok Sasha.
"Jadi apa strategi kita?" Tanya Misha kepada Naruto.
"Kita akan menipu mereka." Jawab Naruto.
"Apa maksudnya?" Tanya Mordred.
"Maksudnya, Anos-Sama adalah kita akan menipu kelompok Sasha dengan membangun beberapa kastil dengan sihir Iris. Musuh akan mengira kalau kelompok kita hanya bertahan saja, padahal salah satu dari kita akan maju dan menyerang kastil musuh tersebut." Kata Rein.
"Aku mengerti. Lalu siapa diantara kita yang akan menyerang musuh?" Tanya Mordred.
"Biar aku saja. Kalian berdua yang akan melindungi Misha." Kata Naruto.
Rein dan Mordred segera menganggukkan kepala mereka. Misha kemudian membuat tiga kastil dengan menggunakan sihir Iris. Sementara itu kelompok Sasha yang mengamati pergerakan kelompok lawannya pun memberitahukan kepada Sasha.
"Nona Sasha, ada tiga kastil yang dibangun di wilayah musuh."
Sasha yang mendengar itu kemudian melihat ke arah tiga kastil tersebut. "Dua dari tiga kastil itu mungkin saja jebakan musuh untuk menipu kita. Misha tidak akan mungkin bisa membangun kastil Raja iblis dalam waktu singkat."
"Mereka sengaja untuk mengulur waktu agar bisa membentengi kastil mereka. Tapi kita akan menyerang lebih dulu."
"Pertama-tama kirimkan pasukan garis depan ke wilayah musuh, formasinya-
Tapi sebelum Sasha menyelesaikan perkataanya, salah satu anggota kelompoknya menyela pembicaraannya dan memberitahukan sesuatu hal kepalanya.
"Nona Sasha!"
"Ada apa?" Tanya Sasha.
"I-ini gawat. King-nya, Anos Voldigoad. Muncul didepan kastil kita!"
Sasha kemudian mengarahkan pandangannya dan melihat Anos yang sedang berjalan kearah kastil kelompoknya.
"Sejak kapan dia muncul?" Tanya Sasha terkejut.
"Saya tidak tahu, dia muncul secara tiba-tiba."
Sasha sedikit tersentak. "Apa jangan-jangan dia muncul lewat Gatom."
Kemudian Sasha tersenyum. "Baiklah, datang ke sini seorang diri. Perlihatkan padanya kalau strategi tidak bisa dilakukan hanya dengan modal nekat saja."
Sementara itu Naruto yang bisa mendengar pembicaraan Sasha dengan kelompoknya tiba-tiba menyeringai.
"Apa benar begitu?" Tanya Naruto kepada kelompok Sasha.
Sasha dan kelompoknya tiba-tiba terkejut ketika mengetahui kalau Anos bisa mendengarkan pembicaraan mereka.
"Apa yang terjadi? Dia bisa mendengar pembicaraan kita?"
"Sihir enkripsi kalian itu terlalu lemah. Kalian malah seperti mengizinkanku mendengar pembicaraan kalian." Kata Naruto dengan santai.
Kemudian terlihat ekspresi wajah Sasha yang sedikit kesal. "Tidak masalah."
"Biarkan dia mendengar sesuka hatinya, lagipula dia hanyalah King yang bertarung seorang diri." Kata Sasha kepada kelompoknya.
Sasha pun langsung menyeringai. "Dia tidak mungkin bisa menerobos kastil yang dibangun dengan sihir sebesar ini."
Sasha kemudian juga melihat Anos yang mengarahkan tangannya ke lapisan sihir yang melindungi kastilnya.
"Percuma saja. Kami sudah menyiapkan sihir anti iblis secara berlapis."
Sementara itu Naruto yang mendengar perkataan Sasha hanya tersenyum kecil. "Kastil yang sangat ringan sekali."
"Kalau kalian menggunakan sihir hanya untuk bertahan, maka kalian tidak tahu apa-apa tentang pertempuran."
Setelah mengatakan hal itu, Naruto kemudian mendorongkan tangannya sehingga membuat lapisan anti sihir yang melindungi kastil tersebut langsung hancur.
Naruto langsung mencengkeram dinding kastil sampai retak, dia kemudian mengangkat tangannya dan membuat kastil tersebut langsung terangkat juga.
"Ti-tidak mungkin!"
"Dia mengangkat kastil ini!"
Sasha yang melihat hal ini menjadi sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Tidak mungkin, kenapa dia bisa sangat kuat seperti itu?" Kata Sasha.
"Sederhana. Aku hanya jauh lebih kuat." Kata Naruto tersenyum kecil.
Naruto kemudian melemparkan kastil itu keatas dengan satu tangan. Dia juga langsung menangkap kastil itu, setelahnya dia memutarkan kastil tersebut dengan jari telunjuknya.
"Cobalah untuk menahan goncangannya. Kalau kalian tidak bisa menahannya, kalian bisa saja mati." Kata Naruto dengan sangat santai.
Setelah mengatakan hal barusan, Naruto kemudian langsung melemparkan kastil tersebut sangat jauh layaknya sebuah bola. Sehingga kastil kelompok Sasha pun langsung menghantam tanah dan hancur.
Naruto hanya menatap datar hasil perbuatannya tersebut. "Apa aku terlalu berlebihan, ya?"
-X-
Sementara itu di sisi lain terlihat Rein, Misha, dan Mordred yang menyaksikan hal tersebut dari jauh. Mereka bertiga hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat perbuatan yang dilakukan oleh Naruto tersebut.
Misha kemudian menatap Rein dan bertanya. "Apakah Anos selalu seperti itu setiap kali ada pertempuran?"
Rein langsung menganggukkan kepalanya. "Yap, benar. Anos-Sama memang selalu seperti itu setiap ada hal yang menurutnya menarik."
Mordred kemudian tertawa. "Tapi hal inilah yang aku nantikan, karena dia selalu tahu bagaimana membuat suasana yang sangat menyenangkan."
Kembali ke tempat pertarungan antara Naruto dan kelompok Sasha. Terlihat Sasha dan kelompoknya masih terbaring diatas kastil mereka yang sudah hancur. Sementara Naruto hanya berdiri diam sambil mengamati lawannya.
Sasha yang masih sedikit kesakitan pun menatap kelompoknya. "Gunakan Jio Graze."
"Ta-Tapi tingkat keberhasilan Jio Graze sangat kecil, kalau kita gagal-
Sasha kemudian langsung memotong perkataan anggota kelompoknya, sebelum dia bisa menyelesaikan perkataanya. "Tidak ada waktu untuk takut, akui saja kekuatan lawan kita sangat kuat!"
"Kalau kita tidak menggunakan sihir elemen api terkuat, Jio Graze. Kita tidak akan pernah bisa mengalahkan Anos Voldigoad!"
Sasha menatap kelompoknya satu per satu. "Kalian masuk ke Akademi Raja Iblis bukan untuk dihina seperti ini, kan?"
"Jadi bersiaplah untuk mengeluarkan jurus pamungkas kita. Kita perlihatkan sihir terhebat kita!" Kata Sasha kepada kelompoknya.
Kelompok Sasha yang mendengar perkataan pemimpin mereka pun langsung berdiri dan berbaris dibelakang Sasha.
"Kita harus memperlihatkan kebanggaan anggota kerajaan iblis di hadapan anjing kampung itu!" Kata Sasha dengan tegas.
"Baik, Sasha-Sama!"
Sementara itu Naruto yang melihat Sasha dan kelompoknya perlahan-lahan mulai membuat sebuah meriam raksasa hanya tersenyum kecil.
"Sangat disayangkan sekali dia menjadi musuhku. Jio Graze hanya bisa dilakukan dengan berlatih teknik sihir dengan rajin. Seminggu semenjak kau membentuk kelompokmu, kau pasti sudah mengasahnya hingga sehebat ini."
"Itu adalah sihir gabungan yang memaksimalkan setiap kemampuan unik para anggota kelompok. Dengan meningkatkan energi sihir anggota kelompok hingga sepuluh kali lipat. Itulah kekuatan sesungguhnya dari Gyze." Kata Naruto.
Sasha kemudian membuka matanya dan memperlihatkan mata iblis kehancuran miliknya. "Teman-teman, aku akan mengambil alih kekuatan kalian!"
"Mari kita perlihatkan kepadanya, Sasha-Sama!"
Sasha kemudian mengarahkan tangannya kearah Anos. "Kita mulai, Jio Graze!"
Kemudian meriam raksasa yang diciptakan oleh Sasha dan kelompoknya mulai menembakkan sebuah meteor api yang cukup besar tepat kearah Naruto.
Naruto yang melihat meteor api itu menuju kearahnya hanya mengarahkan tangannya ke meteor itu.
"Sempurna. Untuk itu akan kuberikan hadiah untuk kalian." Kata Naruto sedikit menyeringai.
Tidak lama kemudian dari ujung jari telunjuk Naruto keluar sebuah peluru api yang langsung menghancurkan sihir Jio Graze tersebut dan terus mengarah kepada kelompok Sasha.
Melihat itu Sasha sangat terkejut dan dia tidak percaya kalau sihir terkuatnya dapat dihentikan oleh Anos. Sasha juga membuat berlapis-lapis sihir pelindung untuk melindungi dirinya dan teman-temannya dari serangan Anos yang masih terus menuju kearah mereka.
Tapi serangan Naruto itu menghancurkan semua sihir pelindung yang dibuat oleh Sasha. Kemudian langsung menghantam Sasha dan kelompoknya, sampai membuat mereka terpental cukup jauh.
Naruto menggunakan sihir Gatom dan dia muncul tepat dihadapan Sasha.
"Tak kusangka kau bisa menggunakan Jio Graze seorang diri." Kata Sasha yang sangat kelelahan.
Naruto sedikit mengangkat alisnya. "Hm. Aku tidak menggunakan Jio Graze. Tapi hanya Grega."
Sasha mendengar perkataan Naruto langsung membelalakkan matanya. "Tidak mungkin. Kau melakukannya hanya dengan sihir elemen api paling rendah?"
"Sudah kubilang, kan? Aku jauh lebih kuat dari dirimu." Kata Naruto.
Sasha langsung jatuh terduduk di tanah dengan tidak berdaya. Naruto kemudian menatapnya. "Kau masih ingat dengan janjimu, kan?"
"Kau itu berbakat. Bergabung lah denganku." Kata Naruto kepada Sasha.
Sasha menjadi sangat kesal mendengar perkataan Naruto itu. Dia kemudian mengaktifkan mata iblis kehancurannya. "Matilah kau!"
Naruto kemudian juga melakukan hal yang sama seperti Sasha, dia memperlihatkan mata iblis kehancuran miliknya sendiri. "Aku menolak."
Hal itu semakin membuat Sasha sangat kesal, dia kemudian berteriak. "Kalau begitu, cepat bunuh aku!"
Naruto sedikit menghela nafasnya. "Kau itu keras kepala juga, ya. Sudahlah, raih saja tanganku."
"Aku tidak akan pernah melupakan penghinaan ini. Suatu hari nanti aku pasti akan menjadi lebih kuat, lalu aku pasti akan membunuhmu." Kata Sasha.
Mendengar itu Naruto langsung terkekeh sendiri. "Maaf saja, Sasha. Kalau membunuhku memang cukup untuk membuatku mati, aku pasti sudah mati sejak dua ribu tahun yang lalu."
Naruto yang mengetahui kalau Misha, Rein, dan Mordred tidak jauh di belakangnya pun berkata. "Selain itu, sepertinya adikmu ingin satu tim denganmu."
Misha kemudian menghampiri saudaranya. "Sasha, kamu terluka!"
"Aku baik-baik saja, ini bukanlah apa-apa." Kata Sasha.
Dia kemudian menatap Naruto. "Baiklah, lagipula bukan berarti aku bisa menang melawanmu, terlebih aku tidak bisa membatalkan kontrak Zecht, bukan?"
Naruto langsung mengulurkan tangannya kepada Sasha dan disambut balik dengan tangan Sasha.
"Tapi ingatlah satu hal, ini hanyalah kontrak iblis. Aku tidak akan pernah menjual jiwaku kepadamu." Kata Sasha.
"Ya, mohon kerja samanya." Kata Naruto.
Mordred kemudian berjalan dan menatap Sasha sambil menyeringai. "Untuk iblis dengan kemampuan sepertimu, kau cukup sombong juga rupanya."
Sasha langsung menatap tajam Mordred. "Kau ingin aku hajar, kah?"
Mendengar itu Mordred memberikan tatapan ejekan kepada Sasha. "Kalau kau ingin mengalahkanku, minimal kau harus bisa menggunakan Jio Graze seorang diri."
"Oi, Mordred. Lebih baik kau tidak usah memancing emosinya." Kata Rein datar.
"Cih. Kau selalu saja menganggu kesenanganku, Rein." Kata Mordred.
Setelah emosinya mereda, Sasha menatap Naruto. "Jadi, kau merekrutku demi temanmu, ya? Kau baik sekali."
"Bukan itu saja. Matamu sangat indah." Kata Naruto.
Sasha yang mendengar itu langsung sedikit tersipu dan dia tanpa sadar mengaktifkan mata iblis kehancurannya.
Naruto yang melihat itu tersenyum kecil. "Matamu memancarkan energi sihir yang besar. Sungguh sebelumnya, aku tidak pernah melihat mata seindah ini."
"Kau mendengarkanku, tidak?" Tanya Naruto kepada Sasha.
"Aku dengar kok, dasar bodoh." Jawab Sasha.
Mordred yang menyaksikan itu langsung kesal dan menggeretakkan giginya cukup keras. "Cih, dia hanya beruntung dipuji seperti itu."
Rein yang berdiri disamping Mordred hanya bisa menghela nafasnya melihat kelakuan temannya itu.
-X-
Setelah beberapa waktu kemudian, sekarang terlihat Naruto, Misha, dan Sasha yang berada didepan gerbang rumah Misha dan Sasha.
Naruto menatap Misha. "Kau sudah berbaikan dengannya?"
Misha kemudian membisikkan sesuatu kepada Naruto. "Akan kuceritakan besok."
Sasha langsung mengarahkan pandangannya kepada mereka berdua. "Kenapa kalian bisik-bisik begitu?"
"Apa, aku hanya berpikir lebih cepat mengantarkanmu pulang dengan Gatom." Kata Naruto.
"Tidak apa-apa, aku memang sedang ingin berjalan kaki. Terimakasih sudah mengantar kami pulang. Selamat malam." Kata Sasha.
"Baiklah, sampai jumpa." Kata Misha.
Naruto menganggukkan kepalanya.
"Ya, sampai besok."
Naruto kemudian membalikkan badannya dan ingin berjalan pulang. Tapi, dia merasakan keberadaan Sasha dibelakangnya dan menatapnya.
"Ada apa?" Tanya Naruto.
"Bukan apa-apa. Terimakasih. Berkat dirimu, aku bisa berbaikan lagi dengan Misha." Kata Sasha.
Naruto hanya menatapnya. "Aku tidak melakukan apa pun."
"Itu tidak benar." Bantah Sasha.
Dia kemudian menatapnya dan berkata. "Tak ada seorang pun selain dirimu yang nekat mengatakan 'bergabunglah denganku' padaku."
"Bolehkah aku menanyakan pertanyaan yang aneh kepadamu?" Tanyanya kepada Naruto.
"Apa itu?" Kata Naruto.
"Apa yang akan kau lakukan jika takdirmu sudah ditentukan?"
"Aku tidak akan memikirkannya kalau itu bukan masalah besar, tapi kalau aku tidak suka, aku akan mengubahnya."
"Kau pikir kau bisa mengubah takdir?"
"Ya, mudah sekali. Aku hanya perlu menghancurkannya."
Sasha yang mendengar perkataan Naruto langsung terpesona, dia kemudian tersenyum.
"Hei, kemarilah sebentar."
"Aku menolak."
"Ke-kenapa kau menolak?"
"Aku hanya tidak suka diperintah orang lain."
"Maukah kau kesini sebentar?"
"Baiklah."
Naruto kemudian berjalan ke depan Sasha. Tapi, dia sedikit kaget ketika melihat Sasha menarik tangannya, Sasha pun langsung mencium bibirnya.
"I-Ini hanya ciuman antar teman, sebagai bentuk terima kasih. Tapi, aku tidak pernah melakukannya pada orang lain selain dirimu." Kata Sasha sambil tersipu malu.
Naruto tersenyum mendengar itu. "Kalau begitu, kau sudah memberiku sesuatu yang berharga. Terima kasih."
Sasha kemudian melambaikan tangannya kepada Naruto. "Baiklah, sampai bertemu besok."
"Ya." Kata Naruto.
Setelah itu dia langsung saja pergi menggunakan Gatom. Sasha masih berdiri disana sambil tersenyum.
"Hey, Anos. Satu hal lagi. Aku senang bisa bertemu denganmu." Gumam Sasha dalam hatinya.
-X-
Sementara itu disisi lain, Rein dan Mordred menyaksikan hal yang barusan saja terjadi. Rein sedikit melirik kearah temannya itu yang sekarang muncul aura hitam pekat dibelakang tubuhnya.
Mordred sekarang ini benar-benar sangat kesal. "Prempuan sialan itu berani-beraninya dia mencium Naruto. Awas saja kau nanti."
Rein hanya menatapnya dengan datar. "Apa susahnya kalau kau memberitahukan perasaanmu yang sesungguhnya itu kepada Anos-Sama?"
"Cih. Diam kau. Siapa juga yang menyukai Naruto." Kata Mordred.
Rein kemudian menghela nafasnya. "Kalau begitu, kau nanti jangan menyesal jika Anos-Sama sudah bersama prempuan lain daripada dirimu, Mordred."
Mordred tidak membalas perkataannya Rein, dia kemudian langsung saja berjalan pergi dengan emosi meninggalkan Rein sendirian.
"Dasar prempuan itu." Gumamnya pelan.
Setelah itu Rein kemudian menggunakan Gatom untuk meninggalkan tempat itu.
-X-
To Be Continued
