Disclaimer

Naruto : Masashi Kishimoto

HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi

Warning : Typo bertebaran

.

.

Seminggu setelah pernikahan Naruto dan Rias.

.

Seorang wanita dengan paras menawan tampak baru bangun dari tidurnya, dengan wajah yang masih setengah mengantuk ia mendudukkan diri di kasur dan membuat selimut yang tadi menutupi seluruh tubuhnya tersingkap sehingga membuat dada besar membusung serta perut ratanya terlihat.

Saat kesadarannya mulai terkumpul ia sedikit menoleh ke arah kiri karena mendengar suara pintu yang dibuka, "oh sudah bangun Ria-chan" sapa pria berambut pirang dan tak lain adalah suami dari wanita cantik tersebut.

Rias mengangguk pelan sembari bibirnya membentuk kurva tipis, "aku baru saja bangun".

Naruto berjalan mendekati ranjang dimana sang istri berada lalu ia langsung mencium wanitanya itu, dia melumat singkat bibir Rias sebelum melepaskannya lagi namun ekspresi sang istri tampak tak rela kala Naruto menyudahi penyatuan bibir mereka.

"Kenapa cemberut ?, apa aku baru membuat kesalahan ?" Naruto melihat wajah Rias tertekuk.

"Hanya ciuman saja ?, apa tidak ada yang lain ?" Rias bertanya sambil menyilangkan tangan di depan dada.

Naruto menaikkan sebelah alisnya karena belum mengerti dengan kode yang dilemparkan Rias hingga ketika sang istri makin cemberut barulah ia mengerti, pria bermarga Namikaze itu melepaskan baju kaos yang ia kenakan dan melemparnya asal sebelum dengan penuh semangat ia merengkuh tubuh Rias.

Wanita yang seminggu lalu resmi berubah dari Gremory ke Namikaze itu dengan senang hati menyambut rengkuhan dan cumbuan sang suami, Rias sangat suka ketika Naruto menyentuhnya dengan penuh cinta apalagi semenjak mereka menikah ia bisa melakukan berbagai hal dengan si pirang.

Ketika cumbuan Naruto makin intens Rias juga tak mau kalah, ia yang sudah makin lihai melayani sang suami, tangannya yang dari tadi menganggur mencoba menelusupkan tangannya ke dalam celana si pirang. Dengan lembut Rias meremas dan memberikan rangsangan pada Naruto begitupun sebaliknya si pirang juga tak mau kalah, dia memainkan bokong kenyal milik Rias.

Begitu nafsu mereka makin menggebu Naruto yang dari tadi menciumi sang wanita dan memainkan bokongnya langsung menindih tubuh sintal istrinya itu. Tak mau berlama-lama Naruto melepaskan celana pendek serta celana dalam hitam yang ia kenakan. Karena Rias yang tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya setelah pertempuran mereka malam tadi membuat Naruto dengan mudah langsung mencoba menancapkan batang kemaluannya yang berukuran besar tersebut.

Menggesek dan menggoda sebentar lubang Rias sebelum akhirnya ia menerobos masuk ke dalam, baik Naruto ataupun Rias keduanya melenguh pelan kala batang kemaluan si pirang berhasil mendobrak lubang surgawi Rias.

Setelah mendiamkan penisnya sebentar untuk memberikan lubang kewanitaan Rias adapatasi akhirnya Naruto mulai menggerakkan pinggulnya dengan ritme sedang dan teratur.

Keduanya memadu kasih dan bersetubuh dengan nafsu membara, barulah ketika hampir empat puluh menit kemudian dengan sudah berbagai gaya mereka lakukan Naruto mulai merasakan ia akan segera keluar begitupun dengan Rias, wanita cantik itu sudah keluar dua kali sebelumnya dan dengan yang sebentar lagi ia rasakan itu akan menjadi ketiga kalinya namun Naruto belum sama sekali keluar.

Si pirang menggerakan pinggulnya dengan liar dan membuat tubuh Rias terhentak dengan cukup keras hingga saat sudah mencapai klimaks ia memeluk erat tubuh sintal sang istri sambil mencoba menusukkan miliknya sedalam yang ia bisa, Rias yang juga mengalami orgasme melenguh keras dengan mata terpejam kala merasakan sperma sang suami memenuhi rahimnya sehingga rasa hangat menjalar dari sana sampai ke perut.

Beberapa menit beristirahat akhirnya Naruto melepaskan penyatuan mereka dan lelehan cairan berwarna putih terlihat keluar dari lubang Rias, "kau keluar banyak Naru... padahal semalam kita juga melakukannya" suara Rias terdengar pelan dan agak serak.

Naruto bangkit dari kasur dan berdiri tepat di hadapan ranjang dengan penis yang masih berdiri tegak, "tubuhku lengket, mandi bareng yuk !" pria pirang itu mengajak istrinya yang masih tergeletak di kasur.

"Gendong... aku cape dan lututku lemas" Rias mengangkat tangannya, Naruto yang melihatnya hanya tersenyum lalu mengangkat Rias dan menggendongnya ke arah kamar mandi.

Tak berselang lama kemudian dari kamar mandi terdengar jeritan dan desahan nikmat dari Rias yang lagi-lagi itu ulah Naruto.

.

.

Sehabis mandi dan mengenakan pakaian Naruto dan Rias segera meninggalkan penginapan untuk mencari sarapan, mereka masih dalam rangka berbulan madu yang kini berlokasi di Santorini

Keduanya berjalan berdampingan dengan Rias yang memeluk lengan suaminya itu, Naruto mengenakan baju kaos berwarna putih ditambah celana jeans pendek selutut berwarna biru dipadukan dengan sepatu berwarna putih, lalu untuk Rias sendiri dia mengenakan baju kaus garis-garis dipadukan dengan overall jeans atau baju kodok berwarna hitam lalu tak lupa sepatu boots semata kaki dan topi fedora yang ia kenakan makin menambah kesan manis padanya.

Usai berjalan tak terlalu lama mereka menghentikan langkah kaki di sebuah restoran dan segera memesan menu sarapan khas dari negeri yang mereka kunjungi tersebut yaitu Roti Pita. Pasang muda itu makan dengan cukup khidmat ditambah sesekali Naruto akan meminta disuapi oleh Rias.

Sehabis sarapan mereka lanjut berjalan-jalan untuk mengeksplorasi wilayah Santorini, waktu berbulan madu yang diberikan oleh Minato bagi sang putra bisa dibilang cukup lama yaitu sekitar satu bulan dan baru seminggu saja Naruto dan Rias jalani dari satu bulan tersebut yang artinya masih ada tiga minggu lagi untuk keduanya berjalan-jalan mengelilingi belahan bumi lain sebelum nanti kembali ke Jepang dan harapan tersembunyi dari kedua keluarga mereka baik keluarga Namikaze maupun Gremory adalah ketika pulang berbulan madu Rias sudah berbadan dua.

Hari itu dihabiskan oleh dua insan tersebut dengan berjalan-jalan dan menikmati panorama Santorini yang terkenal tersebut tak lupa membeli cindera mata sebagai kenang-kenangan, selain itu juga Naruto dan Rias banyak mengambil foto berdua untuk nanti mereka cetak dan dibuatkan album.

.

.

Menghabiskan tiga hari di Santorini kemudian berpindah ke negara lainnya yang memiliki suasana romantis bagi pengantin baru seperti Italia ataupun Prancis tak lupa mereka singgahi. Banyak kegiatan yang bisa keduanya eksplorasi apalagi masa pacaran fase kedua Rias dan Naruto tidaklah terlalu lama dan masing-masing dari mereka juga disibukkan oleh pekerjaan mengakibatkan sedikitnya kenangan yang tercipta tak seperti dulu mereka pacaran sewaktu sekolah.

Tak terasa minggu ketiga sudah dilewati yang artinya sebentar lagi Naruto dan Rias akan segera kembali ke Jepang, namun sepertinya harapan dari kedua keluarga belum akan terlaksana ketika pulang nanti karena tak ada tanda-tanda dari Rias yang menunjukkan ia hamil atau semacamnya.

Baik Naruto dan Rias tak mau terlalu mengambil pusing hal tersebut dan keduanya berpikir toh mereka masih muda dan sehat jadi jika belum terjadi sekarang maka nanti juga masih ada kesempatan lain, ditambah kedua keluarga mereka tak terlalu menekan keduanya jadi santai saja.

.

.

Hari ini adalah hari terakhir mereka berbulan madu, karena besok keduanya akan terbang ke Jepang tepat tiga hari sebelum tenggat waktu libur yang diberikan Minato.

Naruto dan Rias saat ini berada di Monte Carlo untuk melihat balapan formula 1 yang kebetulan diselenggarakan disana, Rias tampak sangat senang dapat melihat hal tersebut karena selain menemani Naruto menonton balap mobil ia juga tadi berkesempatan bertemu dengan artis-artis idolanya yang juga datang ke Monte Carlo. Balapan di sana memang terkenal dengan kebiasaan para selebriti dunia dan kaun kelas atas untuk datang dan menyaksikan secara langsung, apalagi bagi yang menonton akan terasa berbeda ketika kau bisa melihat balapan di sirkuit jalanan dari atas kapal pesiar milikmu pribadi.

.

.

Beberapa bulan pun berlalu dan selama ini masih belum ada tanda-tanda dari Rias untuk hamil, sudah sekitar setengah tahun umur pernikahan mereka bedua namun masih belum membuahkan hasil juga.

Pada awalnya Rias memang masih santai namun setelah beberapa kali datang untuk menjenguk teman yang baru saja melahirkan dan sudah cukup banyak juga teman seangkatannya yang hamil membuat Rias sedikit iri, apalagi mengetahui teman yang baru menikah sekitar satu setengah bulan yang lalu kini sudah hamil membuatnya agak stres.

Naruto yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat gelagat sang istrinya yang akhirnya-akhir ini sering melamun dan termenung cukup heran juga, padahal biasanya wanita cantik tersebut akan tampak ceria ketika bersamanya. Dengan perlahan Naruto kini sudah ikut naik ke atas kasur dan duduk di samping Rias.

"Akhir-akhir ini kulihat kau banyak melamun dan agak murung, apa ada sesuatu yang mengganggumu Ria-chan ?".

Mendengar pertanyaan sang suami membuat Rias menghela nafas lalu menyenderkan kepalanya di pundak kokoh pria tersebut, "sudah setengah tahun kita menikah tapi aku masih belum juga mengandung anakmu, padahal beberapa teman yang lain walaupun lebih dulu kita yang menikah tapi malah mereka yang duluan hamil contohnya Ino... dia menikah tiga bulan lalu dan kini sedang hamil 8 minggu".

"Ini semua membuatku iri, padahal kita melakukannya seminggu bisa empat sampai lima kali tapi belum berhasil juga" wanita cantik itu lagi-lagi menghela nafas.

Naruto mengelus lembut kepala bersurai merah indah itu, "santai saja... lagipula kita ini masihlah pengantin baru juga mungkin Kami-sama ingin kita menikmati momen berdua sebanyak mungkin sebelum nanti diberi kepercayaan untuk menjadi orang tua, oh iya jika nanti Ino akan melahirkan satu bayi bagaimana kalau kita membuat delapan bayi sekaligus ?, bukankah itu ide yang cemerlang".

Rias terkikik pelan kala mendengar penuturan Naruto yang diakhir barusan, "dasar gila... kalau nanti langsung delapan memangnya mau sebesar apa perutku nanti ?, tapi kalau semisal aku mengandung dua bayi dan kau sisanya mungkin itu bisa di diskusikan".

"Memangnya laki-laki bisa hamil ?".

"Bisa... contohnya kuda laut jantan" Rias berbicara asal.

"Aku disamakan dengan kuda laut" Naruto tampak tak terima namun itu masihlah hanya sebatas candaan saja.

"Mungkin kau itu memang bukan kuda tapi staminamu adalah stamina kuda" wanita merah itu tertawa renyah dan bagi si pirang yang mendengarnya cukup lega pasalnya dia berhasil membuat Rias tertartawa.

"Ria-chan ini sudah larut malam, ayo kita tidur !" Naruto melirik kearah jam digital disamping tempat tidur, Rias merentangkan tangannya di hadapan Naruto.

"Peluk" ucap Rias dengan mimik wajah dibuat-buat.

Naruto mendekati Rias dan segera memeluknya sembari membawa sang wanita rebahan di kasur dengan posisi badan diatas Naruto.

Rias tampak tersenyum bahagia apalagi setelah dihibur oleh Naruto, dia akan selalu mensyukuri anugerah yang diberikan padanya yaitu seorang suami yang pengertian ditambah mendapat mertua yang memperlakukannya seperti anaknya sendiri.

.

.

Beberapa hari pun berlalu dan sekarang tanggal 8 Oktober yang berarti dua hari lagi adalah ulang tahu Naruto, Rias yang kini sedang berada di tempat kerjanya tampak berpikir kira-kira hadiah apa yang mau dia berikan pada suaminya itu.

Sebenarnya Rias sudah beberapa kali menanyakan pada Naruto apakah ada sesuatu yang pria itu inginkan namun jawabannya selalu sama, dia tidak memerlukan atau menginginkan barang apapun saat ini sehingga hal tersebut membuat Rias bingung.

Akhirnya setelah bosan terdiam di ruangannya bersama Akeno, Rias memutuskan untuk berjalan-jalan mengitari mall dan siapa tau ia terpikirkan hadiah untuk Naruto nanti, dengan santai ia berjalan di area mall yang menjadi favoritnya yaitu area 3. Rias melewati berbagai macam toko mulai dari toko pakaian hingga elektronik sampai ketika melewati toko yang khusus pakaian wanita kakinya terhenti di sana.

"Apa aku membeli lingerie seksi saja ya ?, ah tapi tidak deh lagipula di lemari sudah banyak pakaian seperti itu" Rias kembali lanjut jalan-jalan tapi tiba-tiba perutnya terasa sakit sehingga membuatnya harus duduk di kursi yang tersedia.

"Akhir-akhir ini perutku sering mules, sebaiknya sepulang kerja nanti aku ke dokter" usai mengelus perut dan merasakan mulesnya sudah hilang Rias kembali lanjut berjalan-jalan mencari inspirasi hadiah bagi suaminya.

Namun setelah berkeliling beberapa kali ia tak mendapatkan ide sama sekali hingga kemudian Rias memilih menelfon Akeno untuk memberi tahu bahwa dia ingin pergi ke luar sebentar, hingga setelah kurang lebih dua jam wanita merah itu pergi kini dia telah kembali dengan wajah tampak berseri dan senang.

Dengan penuh semangat serta lebih ceria dari sebelumnya Rias kembali ke mall untuk lanjut bekerja, Akeno yang melihat kedatangan sang sahabat yang tampak lebih ceria dari sebelumnya akhirnya bertanya, "kau sehabis dari mana sampai bisa senang begitu ?".

"Mau tahu ?... sini aku bisikkan" Rias membisikkan sesuatu tepat di telinga Akeno dan sukses membuat wanita berambut hitam itu membulatkan bola matanya seakan tak percaya.

.

.

Ketika Naruto pulang dari kantor menuju tempat yang saat ini ia dan istrinya tinggali yaitu apartemen milik Rias wajahnya tampak lesu dan kusut, mungkin efek dari pekerjaanya ditambah hari ini dia pulang lebih telat dan tak bisa menjemput sang istri.

Saat membuka pintu apartemen dan berjalan masuk ke dalam sontak saja aroma sedap dari masakan dengan cepat memenuhi indera penciumannya, bibir pria pirang itu tertekuk ke atas kala melihat seorang wanita berambut merah tengah memasak. Dia dengan cepat berjalan mendekati wanita itu dan langsung memeluknya ketika berada tepat dibelakang tubuh sang wanita.

Rias yang dipeluk dari belakang langsung mematikan kompor dan memutar tubuhnya sehingga dapat berhadapan langsung dengan si pirang lalu, CUP !.

Wanita berambut merah itu langsung memberikan kecupan pada Naruto, "selamat datang... mau mandi dulu atau makan dulu ?, tapi jika ingin yang kedua sepertinya kau harus menunggu sebentar".

"Sepertinya pilihan yang pertama, tapi bukankah lebih baik kalau kita mandi bareng ?".

"Sayang sekali, jika saja kau pulang lebih cepat aku mau melakukannya hanya saja sekarang sudah pukul delapan malam lebih jadi jika kita tetap melakukannya maka besok aku kemungkinan terkena flu" jelas Rias, dia sebenarnya bukan tidak mau hanya saja ada sesuatu hal yang membuat dia tidak boleh melakukan hubungan sex dengan Naruto selama beberapa waktu ke depan.

"Baiklah... kalau begitu aku mandi dulu" Naruto melepaskan pelukannya dari Rias dan mencium bibir sang istri untuk kemudian pergi ke kamar.

Rias terkekeh pelan saat Naruto memasuki kamar, untuk saat ini dia berhasil menghindari kemungkinan sang suami untuk berhubungan dengannya namun untuk nanti saat di kamar tidur dia harus segera mencari alasan lain.

.

.

Waktu pun berlalu dan hari ini adalah tanggal 10 Oktober yang berarti sekarang adalah hari kelahiran Naruto, namun walaupun dia berulang tahun tapi semenjak tadi pagi dia tak mendapat ucapan selamat ulang tahun dari sang istri ataupun dari ibunya. Tapi hal tersebut tak membuat terpengaruh karena mungkin saja Rias kelupaaan memberikan ucapan padanya toh hari masih panjang dan siapa tahu saja dia akan mendapatkan ucapan selamat saat pulang kerja nanti.

Tapi sebelum memikirkan waktu pulang dia terlebih dahulu harus menyelesaikan semua pekerjaannya yang entah bagaimana bisa mendadak sangat banyak hari ini tidak seperti biasanya.

Dengan tekun dan serius pria tampan itu mengerjakan semuanya secara teliti supaya tidak membuat kesalahan, saking larutnya dia dengan pekerjaan tersebut sampai tak sadar jam istirahat makan siang hampir terlewatkan dan saat akan pergi makan siang dia mendapatkan pesan masuk dari Rias. Isi pesan tersebut rupanya memberitahukan kalau hari ini sang istri akan pulang terlambat karena tengah pergi bersama Venelana sang ibu.

Naruto yang tadinya ingin pergi makan siang bersama Rias akhirnya harus dia urungkan niatnya tersebut dan lebih memilih untuk mencari makanan di cafetaria perusahaan. Usai istirahat dan makan siang yang cukup singkat karena dia langsung kembali ke dalam ruangannya untuk membereskan pekerjaan padahal masih ada waktu untuk bersantai tapi tak Naruto gunakan.

Waktu kerja pun usai dan mayoritas pegawai sudah pulang ke kediaman masing-masing walaupun masih ada beberapa diantara mereka yang lembur termasuk Naruto. Jika Rias tidak bilang dia akan pulang terlambat mungkin saat ini ia sudah pulang tapi dikarenakan sang istri tidak ada Naruto lebih memilih lanjut bekerja saja sebentar sebelum nanti pulang supaya ketika dia di rumah tidak sendirian dengan waktu yang lama.

Jam di layar ponselnya menunjukkan pukul 19:30 dan Naruto sudah bersiap untuk pulang tapi sebelum itu dia mencoba menghubungi Rias apakah wanita tersebut sudah akan segera pulang atau belum, namun pesan dan panggilan yang Naruto lakukan sepertinya tidak di lihat oleh sang istri.

Ketika di pirang akan mencoba menelfon Rias tiba-tiba dirinya sudah terlebih dahulu mendapat panggilan masuk yang tak lain adalah dari ibunya mertuanya Venellana.

"Iya ada apa Kaa-sama ?" tanya Naruto sambil melepaskan kacamata baca miliknya.

"Bisa datang ke mari Naruto-kun ?, Rias minta katanya minta dijemput".

"Baiklah Kaa-sama, aku akan kesana sekarang dan menjemput Ria-chan".

Panggilan singkat itu berakhir dan kini Naruto sudah bangkit dari kursinya untuk segera menjemput sang istri di kediaman mertuanya, saat di perjalanan Naruto sama sekali tak menaruh curiga sampai dia nanti tahu apa yang akan terjadi.

Begitu sampai di kediaman besar Gremory tampak Naruto segera memarkirkan mobil dan memencet bel, tak perlu menunggu lama pintu rumah pun dibuka oleh seorang maid yang segera meminta Naruto masuk ke dalam rumah dan katanya ia sudah ditunggu.

Saat masuk ke dalam dan berjalan menuju ruang tengah ia mendapat tepukan di bahunya, Naruto yang tak menaruh rasa curiga pun menoleh dan dengan tiba-tiba wajahnya langsung ditempelkan sepiring kecil krim berwarna putih oleh seseorang yang ternyata Sirzechs dan langsung diikuti oleh suara letupan kecil dari beberapa Confetti.

"Selamat Ulang Tahun !!!" ucap orang-orang yang ada di sana yaitu Venelana, Zeoticus, Grayfia, Milicas, Rias dan juga bahkan kedua orang tua serta adik dari Naruto juga ada di sana.

Naruto yang wajahnya belepotan krim akibat ulah Sirzechs hanya tersenyum senang kala mendapatkan kejutan dari keluarganya, dia mendekati orang-orang di sana untuk bergabung bersama mereka.

Kushina mengambil sebuah kue dan menyalakan lilin yang bertuliskan umur Naruto sekarang, dia mendekati putranya itu dan menyodorkan pada sang putra supaya bisa meniup lilinnya. Naruto memejamkan mata sebentar dan mengutarakan harapannya sebelum akhirnya meniup lilin.

Selesai meniup lilin tampak Minato menyodorkan tissue pada copy paste nya itu supaya ia bisa membersihkan krim dari wajahnya.

Semua orang di sana mulai memberikan hadiah pada si pirang namun sang istri justru belum memberikan apapun padanya, "apa tidak ada hadiah untuk suamimu ini Ria-chan ?".

"Oh iya tunggu sebentar, aku mengambilnya dulu di kamar" Rias pergi meninggalkan semua orang yang berada di ruang tamu, sambil menunggu Rias kembali tampak Naruto berbincang dengan beberapa anggota keluarganya.

Ketika Rias kembali dia memberikan sebuah kotak berukuran sedang dengan bungkus kado berwarna biru berukuran tak terlalu besar.

"Bukalah..." ucap Rias kala hadiahnya sudah berada di tangan sang suami.

Naruto yang penasaran membuka kotak tersebut dan kala melihat isinya alis Naruto terangkat karena heran, dia belum menyadari maksud dari hadiah yang Rias berikan namun matanya melihat ada secarik kertas di sana yang langsung dia baca. Matanya membulat sempurna kala membaca bagian inti dari kertas tersebut.

Wajahnya menatap Rias seakan tak percaya dan sukses membuat yang lain penasaran, "kira-kira berapa lama lagi kita bisa melihatnya mengenakan sepatu tersebut ?".

Dengan sigap Naruto segera mendekati wanita yang sudah menjadi istrinya tersebut dan memeluknya dengan erat sambil berderai air mata bahagia, keluarga mereka yang tidak mengetahui apa yang terjadi akhirnya mengambil box kado Rias dan saat melihat isinya dua wanita yang masih tampak menawan dengan usia mereka yang sudah berkepala empat itu menjerit kaget sekaligus bahagia. Isi box yang Rias berikan ternyata adalah sepasang sepatu bayi berwarna dan secarik kertas dengan alat test pack.

"Kaa-chan... sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah dan kau akan menjadi nenek" ucap Naruto bahagia dan beralih memeluk dang ibu serta beberapa orang lainnya.

Acara pesta kecil-kecilan itu kembali dilanjutkan malah sekarang suasana bahagia makin terasa dari mereka karena Rias baru saja mengumumkan kehamilannya.

.

.

Setelah pesta usai karena hari juga sudah malam Naruto dan Rias saat ini sudah berada dikamar milik si merah dikarenakan mereka yang diminta menginap sementara Kushina beserta Minato dan kedua anaknya lebih memilih pulang walaupun sudah diminta menginap juga.

Rias kini sedang duduk santai diatas kasur sambil membaca sebuah buku, perhatiannya sempat teralihkan ketika mendengar suara pintu di buka dan itu adalah Naruto yang baru selesai mandi. Setelah memakai pakaian pria itu menjatuhkan dirinya di kasur dan bergeser mendekati sang istri lalu memeluknya.

"Kapan kau memeriksakan kehamilanmu sayang ?", Rias menutup buku yang sedang ia baca dan ikut berbaring disamping suaminya.

"Dua hari yang lalu, makanya dari kemarin aku selalu menghindari mu saat sedang ingin melakukan itu" timpal Rias sambil mencoba menyembunyikan wajahnya di dada bidang Naruto, "maka daripada itu untuk beberapa waktu ke depan kita belum boleh melakukan sex seperti yang dibilang dokter".

Naruto mengangguk mengerti, "tapi kalau memang kau sangat ingin aku bisa menggunakan tangan ataupun mulut" tambah Rias.

"Tidak usah... aku bisa menahannya".

.

.

.

Kehamilan pertama dari Rias membuat dirinya lebih berhati-hati selama beberapa bulan kebelakang dan saat ini perutnya tampak sudah sangat besar, tapi itu wajar saja karena bulan ini kandungannya berada di bulan ke 7.

Tubuhnya yang sebelumnya langsing kini sudah berubah, dengan perut besarnya ditambah bagian lain yang makin besar juga membuat Rias tidak bisa bergerak sebebas sebelumnya, dan dengan fakta bahwa dia masih berada di bulan ke tujuh namun ukuran perutnya sudah seperti wanita yang hamil sembilan bulan, itu semua karena ia tengah mengandung janin kembar.

Di hari yang cerah nan cukup terik tersebut tampak Rias sedang duduk di kursi sofa yang berhadapan dengan televisi untuk melihat acara kesukaannya, walaupun belum tengah hari tapi udara dan hawa panas membuat wanita merah itu kegerahan walaupun ia sudah menyalakan AC serta mengenakan dress ibu hamil tanpa lengan berwarna biru muda selutut dan berbahan cukup tipis dan ringan namun belum cukup membuatnya sejuk.

Saat moodnya mulai menurun karena gerah Rias mendengar suara pintu dibuka dan itu ternyata adalah Naruto yang baru kembali dari mini market.

"Kenapa wajahmu ditekuk begini sayang ?" Naruto berjalan menghampiri Rias di sofa.

"Naruuuu gerah..." wanita yang tengah berbadan dua itu bergelayut pada lengan sang suami, Naruto hanya tersenyum geli pasalnya Rias yang tengah hamil tersebut memang sering misuh-misuh karena hal sepele.

Naruto menaruh tas belanjaannya dan mengambil sesuatu dari dalam sana, ia lalu menempelkan sebungkus ice cream di pipi sang istri.

"Ini... kesukaanmu rasa strawberry", Naruto membukakan bungkus ice cream tersebut setelah Rias melepaskan tangannya dan langsung memberikannya pada Rias.

"Terima kasih Naruuu..." wanita merah itu tampak senang lalu mencium singkat Naruto di pipi.

"Sudah jangan bad mood ok... aku mau beres-beres rumah dulu setelah itu kita pergi jalan-jalan" Naruto beranjak meninggalkan Rias di sofa untuk membersihkan tempat tinggal mereka.

Dengan cekatan si pirang membereskan seisi rumah dan mencuci pakaiannya serta Rias, semenjak kehamilan sang istri memasuki bulan ke 6 ia sudah meminta wanita merah itu untuk cuti dari pekerjaannya serta menyewa seorang maid untuk berttugas bersih-bersih rumah ketika Naruto bekerja, jadi saat dia libur kerja maka semua tugas rumah tangga akan dilakukan Naruto.

Ketika sudah selesai mencuci pakaian dan beres-beres rumah dia melihat ke arah sofa dimana Rias berada, namun sepertinya rencana mereka untuk jalan-jalan siang itu harus dibatalkan karena Rias yang tertidur.

Naruto bergerak mendekati sang istri dan ingin memindahkan sang istri ke kamar ia tampak sedikit bingung untuk melakukannya, perut Rias yang besar membuat si pirang tak bisa menggendong sang istri karena pasti akan membuat perutnya terjepit sehingga mau tak mau membuat Naruto harus membangunkannya dan meminta sang istri pindah ke kamar namun ketika sudah berada tepat di dekat Rias dan ingin membangunkan istrinya tersebut Naruto berdiam sejenak.

Dia mengamati wajah sang pujaan hati dengan seksama, wanita yang pertama mencuri hatinya itu dan membuat dirinya tidak bisa berpaling pada lain hati serta sudah lebih dari setahun menjadi istrinya tersebut.

Tangan si pirang terjulur untuk menyentuh wajah Rias dan mengusapnya lembut, dia tak bisa berkata-kata lagi begitu mengagumi bagaimana kecantikan sang istri walaupun sekarang wajahnya semakin bulat karena pipinya yang makin chubby namun hal tersebut malah membuat Naruto kian gemas pada Rias. Pandangannya kini beralih dari wajah menuju perut besar istrinya itu, Naruto menciumi, mengelus serta menempelkan kupingnya untuk bisa merasakan calon anak-anaknya di sana.

Ketika Naruto memejamkan mata demi bisa meresapi kehadiran calon anak mereka tiba-tiba saja ia merasakan tendangan pelan dari perut Rias, dengan penuh kebahagiaan Naruto tersenyum lebar dan kembali menempelkan kepala kuningnya di perut Rias dan lagi-lagi bayi yang berada di dalam sana menendang-nendang.

Rias yang merasakan bayi di dalam perutnya menendang-nendang dan aktif membuka matanya setelah sempat tertidur dan begitu melihat ke arah bawah di sama sudah ada Naruto tengah menempelkan kepalanya di perut Rias, Rias tersenyum tipis dan berpikir kalau alasan calon bayinya sangat aktif adalah tahu bahwa ayah mereka sedang berada di sana. Saat masih asik merasakan tendangan dari bayi gang ada di dalam perut Rias, Naruto merasakan ada tangan yang menyentuh kepalanya dan setelah dilihat itu adalah ulah sang istri.

"Pantas saja mereka sangat aktif, ternyata mereka tahu kalau ayahnya sedang berada di dekat mereka" ujar Rias pelan.

"Apa itu membuatmu bangun Ria-chan?... maaf tadi aku ingin memindahkanmu ke kamar tapi tak tega jika harus membangunkanmu" Naruto menjauhkan kepalanya dari perut Rias.

"Tak apa, aku juga ingin pindah ke kamar" Rias mencoba untuk bangun dari posisi berbaringnya namun karena perut besarnya ia sedikit kesusahan.

"Kalau begitu ayo kita pindah ke kamar" Naruto membantu Rias bangun dan menuntun wanita itu sampai ke kamar.

.

.

Ketika mereka sudah di dalam kamar, Rias yang melihat Naruto akan beranjak pergi langsung menarik baju pria itu sehingga membuatnya jatuh ke kasur. Naruto yang baru saja terjatuh langsung tampak panik, "Ria-chan itu berbahaya... bagaimana kalau aku tak sengaja menimpamu?".

Rias yang dinasehati tampak cemberut, "aku hanya ingin kau menemaninku di sini dan bermesraan... apa sebegitu tidak menariknya perubahan tubuhku saat hamil sampai kau tidak pernah mau melakukannya denganku?" wanita berambut merah itu menciptakan mimik wajah sedih dan sukses membuat Naruto kelabakan.

"Bukan begitu Ria-chan... aku tidak pernah berpikiran kalau perubahan tubuhmu ini tidak menarik atau apa justru sebaliknya. Aku merasa kau makin cantik dan tambah menggoda, jadi aku harus menahan sekuat tenaga supaya tidak menyerangmu" Naruto berucap jujur yang membuat Rias tertawa dalam hati, wanita itu memang paling bisa memancing Naruto supaya bisa jujur.

"Kalau memang apa yang semua kau katakan itu benar maka aku ingin kita melakukannya" Rias melancarkan serangannya dengan kembali merebahkan tubuh sang suami dan menaikinya ketika Naruto tadi sudah dalam posisi duduk.

"Apa kau yakin Ria-chan ?" Naruto terlihat ragu, namun dia masih harus menahannya kali Rias dengan gencar memulai akhirnya dengan menggesekkan dada miliknya yang jauh lebih besar dari sebelumnya.

"Aku sangat yakin..." Rias berbisik dengan pelan dan sedikit mendesah lalu melakukan gigitan kecil di daun telinga Naruto.

Naruto yang sudah tak tahan lagi langsung memangut bibir Rias dan mengajaknya berciuman dengan ganas, bukannya menolak sang wanita malah menerimanya sehingga membuat ciuman mereka makin panas. Nafsu Naruto yang sudah terkumpul dari beberapa bulan lalu karena semenjak Rias hamil dia belum pernah melakukannya lagi dan hanya bisa ia lampiaskan dengan tangan namun kini dia bisa melakukannya lagi walaupun harus berhati-hati dan bermain lembut dengan sang istri.

Sama halnya seperti sang suami Rias juga merindukan sentuhan dari Naruto, tangannya menarik leher pria pirang itu sehingga bisa makin rapat padanya walaupun dia harus sedikit mencondongkan tubuh karena bagian perutnya terganjal.

Usal cumbuan panas yang berlangsung lebih dari lima menit tersebut tampak keduanya harus memisahkan diri dan menghirup udara sebanyak-banyaknya demi mengisi paru-paru seperti semula, terlebih Rias yang sudah agak terengah-engah.

Ketika istrinya sedang mengambil nafas Naruto dengan cepat membuka baju yang ia kenakan sebelum kembali menciumi wajah serta leher dari Rias.

Mendapat perlakuan seperti itu Rias hanya mengangkat wajahnya supaya memberi akses bagi lelaki pirang itu menciumi area lehernya, ciuman dan cumbuan terus Naruto lakukan bahkan dia juga sudah memberikan beberapa tanda kiss mark di leher sang wanita sebagai tanda kepemilikan.

Puas bermain di leher kini tujuan Naruto berlatih ke dua buah benda bulan yang berukuran jauh lebih besar dari sebelumnya, dia menenggelamkannya kepalanya diantara belahan dada Rias serta menghirup dalam-dalam aroma tubuh yang dikeluarkan wanita tersebut.

Aroma susu dan keringat yang bercampur membuat Naruto makin bernafsu hingga dia mencoba melepaskan pakaian tipis yang Rias kenakan dengan menariknya dari bawah dan dilepaskan lewat atas.

Begitu baju itu terlepas kini wajah Naruto tampak kian bernafsu dan membuatnya harus meneguk ludah, dengan bra berwarna hitam bermotif renda merah tersebut tampak tak bisa menampung seluruh dada milik Rias.

Rias yang dadanya diperhatikan lekat-lekat oleh Naruto cukup merasa malu apalagi dengan ukurannya yang jauh lebih besar sedikit membuat dia minder, "Naruuuu jangan dilihat begitu aku malu, dadaku makin besar dan berat jadi di lemari sudah tidak ada bra yang muat ".

Ketika Rias akan menyilangkan lengan dan menutupi dadanya Naruto langsung menahan tangan sang istri, "untuk apa malu ?... bukankah ini anugerah, dengan dada sebesar ini aku yakin bayi-bayi kita nanti tidak akan kekurangan air susu".

Naruto menenggelamkan kepala ke dada Rias lagi dan karena posisi sang istri yang duduk di pahanya membuat si pirang dengan mudah dapat menggapai punggung Rias dan melepaskan kaitan bra tersebut.

Saat kaitannya terbuka Naruto memang bisa merasakan bahwa payudara milik Rias lebih berat serta teksturnya lebih lembek namun Naruto malah menyukainya, dia dengan sigap langsung meremas keduanya walaupun saat ini wajah si pirang masih berada di dada sang istri.

Rias memeluk kepala Naruto dan sesekali meremas rambut kuningnya serta tak lupa ia menggesekkan bagian kewanitaannya dengan batang milik sang suami. Usai meremas kini Naruto melanjutkan aksinya dengan menyedot puting Rias dan berharap akan ada sesuatu yang keluar dari sana.

"Dasar bayi besar... tidak perlu terburu-buru begitu lagipula tidak akan ada yang keluar" Rias mengelus kepala pirang sang suami yang sedang menikmati payudaranya.

Beberapa menit Naruto terus menghisap tiba-tiba saja ia merasakan sebuah cairan manis memasuki mulutnya, Rias yang sama terkejutnya dengan Naruto langsung mencoba menarik payudaranya supaya bisa terlepas namun yang terjadi adalah si pirang makin menarik punggung sang wanita dan meremas payudara sebelah lagi untuk mencoba mengeluarkan air susu yang saat ini ia nikmati dari dada sebelah kanan milik Rias.

Merasakan aliran susu yang keluar dari payudaranya makin deras membuat Rias mendesah ditambah dadanya yang lain juga mulai mengeluarkan susu pada saat diremas oleh si pirang, "anak-anak sepertinya ayah kalian sudah lebih dulu menyusu pada mama".

Naruto makin bersemangat saja menguras susu yang keluar dari dada sang istri hingga ketika dada yang dari tadi ia hisap sudah tak mengeluarkan susu dia beralik ke yang satunya lagi untuk menghabiskannya.

Puas menyusu dan nafsunya juga sudah di ubun-ubun dia membaringkan Rias dan membuatnya mengangkang, "Naruuuhhh... masukan sekarang" lirih Rias yang juga sama bernafsunya.

Naruto mengikuti keinginan sang istri, dia melepaskan cd yang dikenakan Rias dan sedikit merangsang kewanitaan Rias, walaupun belum dia rangsang namun cairan cinta Rias sudah membasahi organ kewanitaannya sehingga Naruto yang tak sabar pun melepas sisa kain pada tubuhnya untuk sama-sama telanjang.

Dengan perlahan ia menusukkan kejantanannya ke liang kewanitaan Rias hingga mentok sampai dalam dan mencium bibir rahim sang istri, tak mau lagi menunggu lama ia segera memaju mundurkan pinggulnya dengan ritme tidak kencang namun tidak pelan juga.

Rias merintih dan mendesah keenakan karena setelah sekian bulan akhirnya ia bisa melakukannya lagi dengan Naruto, walaupun gerakannya tidak sekencang biasanya namun Rias sudah merasa keenakan apalagi batang milik suaminya itu sangat besar hingga bisa memenuhi semua sudut kewanitaannya.

Tak butuh waktu lama bagi Rias mencapai orgasme, saat menit ke lima persetubuhan ia sudah mencapai klimaksnya yang pertama dan itu sudah cukup membuat Rias ngos-ngosan, untuk Naruto dia masih jauh dari kata klimaks dan begitu ia lanjut menggenjot Rias pantulan dada dari wanita merah itu membuat Naruto ingin lagi mencaplok dan menikmati air susu yang keluar dari sana.

Sambil mengubah posisi menjadi berbaring menyamping dan berhadapan Naruto dengan buas memasukkan kedua puting Rias ke mulutnya dan menghisapnya dengan kuat mengakibatkan air susu wanita itu yang sebelumnya sudah tidak keluar kini kembali keluar dan memenuhi mulut si pirang. Rias cukup belingsatan kala Naruto sedikit menaikkan ritmenya dan saat dia ingin keluar Naruto juga menggeram menandakan sebentar lagi pria itu juga akan orgasme.

Tiga menit kemudian geraman serta jeritan terdengar dari pasangan suami istri itu menandakan mereka mencapai klimaks, Rias mencoba mengatur deru nafasnya sementara Naruto masih menikmati air susu Rias yang cukup melimpah serta membuat si pirang belepotan.

Karena kelelahan Rias pun tertidur dengan suasana hati bahagia dan Naruto juga ikut tertidur sama seperti Rias dengan kondisi kejantanannya masih tertancap di bawah sana dan mulutnya yang menyusu pada wanita merah itu.

Akhirnya ketika sore hari sudah menyingsing Rias terbangun dari tidur dengan kondisi sendirian sementara dari kamar mandi terdengar bunyi gemericik air tanda ada seseorang di dalam sana.

Saat Naruto keluar dari kamar mandi ia melihat sang istri yang sudah terbangun dan duduk di pinggiran kasur, "sudah bangun Ria-chan... apa ada yang sakit ?" tanya khawatir si pirang karena ia merasa ketika tadi ia melakukan sex dengan istrinya itu cukup berlebihan.

"Tidak... aku hanya menunggumu selesai karena ingin mandi juga" wanita merah itu berdiri dari duduknya dan berjalan untuk memasuki kamar mandi dengan keadaan tidak memakai sehelai benangpun dan membuat batang kemaluan Naruto kembali mengeras, pria itupun ikut menyusul sang istri ke dalam kamar mandi. Tak lama berselang terdengar erangan dan desahan dari dalam sana.

.

.

Naruto dan Rias kini sudah berpakaian lengkap dan sepertinya bersiap-siap untuk pergi.

.

"Ria-chan apa sudah selesai ?" tanya si pirang ketika berjalan keluar dari kamar sambil menenteng sebuah tas berukuran sedang.

"Sebentar..." Rias datang dari arah dapur dengan membawa sebuah apel yang ia ambil dari lemari pendingin.

Wanita berparas cantik itu menghampiri Naruto yang sudah mengenakan sepatu, "ayo duduk dulu sini, aku bantu" ucap ai pirang yang menepuk sebuah bangku kecil dekat rak penyimpanan sepatu.

Rias duduk di sana sementara Naruto dengan telaten memasangkan flat shoes di kaki Rias, wanita berambut merah itu sangat senang bisa memiliki suami seperti Naruto. Walaupun dengan hal-hal kecil seperti membantu mengenakan sepatu dan mengikatkannya sudah cukup bagi Rias mengetahui bagaimana sang suami mencintainya.

"Sudah... ayo kita berangkat, tapi sebelum kita ke rumah Kaa-chan bagaimana kalau berjalan-jalan sebentar di taman ?" ajak Naruto dengan menggenggam tangan Rias, wanita merah itu mengangguk sebagai persetujuan lalu mereka pergi meninggalkan apartemen tak lupa Naruto juga menenteng tas tadi.

Mereka berdua mengunjungi sebuah taman dulu dan menikmati sore hari di sana sebelum setelah agak gelap barulah Naruto dan Rias pergi ke kediaman Namikaze.

Rencananya selama beberapa bulan ke depan mereka akan tinggal di sana, karena kandungan Rias yang makin membesar dan Naruto serta baik Venelana ataupun Kushina cukup khawatir kalau Rias ditinggalkan sendirian di rumah ketika Naruto bekerja. Tentunya mereka tidak ingin terjadi apa-apa pada wanita muda itu sehingga diputuskanlah Rias akan tinggal di kediaman Namikaze supaya selain Kushina bisa menjaga dan menemani Rias jarak dari sana ke rumah sakit cukup dekat jika dibandingkan dengan kediaman Gremory.

Saat sampai di rumah mewah tersebut Kushina tampak senang dengan kedatangan sang menantu dan memuji wanita yang memiliki warna rambut serupa dengannya itu.

Kini Naruto bisa bernafas sedikit tenang karena ada yang menjaga dan menemani Rias ketika ia pergi bekerja.

.

.

Dua bulan berlalu dan tanggal persalinan Rias juga sudah dipastikan kalau wanita itu akan melahirkan di pertengahan bulan Juli.

Saat itu di taman belakang kediaman Namikaze tampak Rias sedang duduk santai di sebuah gazebo yang terletak di tengah-tengah taman bunga milik Kushina, ia memang sering bersantai di sana ketika pagi menjelang siang seperti sekarang apalagi bulan-bulan saat ini sudah musim panas, ia bisa menikmati indahnya bunga-bunga milik Kushina sambil menikmati secangkir jus alpukat yang dibuatkan sang mama mertua.

Selain Rias di taman tersebut juga ada Kushina yang tengah mengurus tanamannya tak jauh dari posisi Rias juga Minato sang mertua juga berada di taman tersebut membantu Kushina, pimpinan Namikaze Corp itu memang sedang libur sehingga dia hari ini berada di rumah.

Dikala sedang asyik-asyiknya memperhatikan Kushina yang mengurus tanaman ia tiba-tiba merasakan rasa sakit di perutnya dan mengakibatkan cangkir yang ia pegang terjatuh.

Kushina yang mendengar teriakan kecil Rias serta jatuhnya cangkir menoleh ke arah sang menantu dan matanya membulat sempurna melihat wanita muda itu seperti menahan sakit, dengan sigap Kushina menghampiri Rias.

"Rias-chan kenapa ?" Kushina duduk di samping Rias dan menyenderkan sang menantu padanya.

"Kaa-chan perutku sakit" wanita muda itu tampak terisak menahan sakit.

Kushina melihat ke arah kaki Rias dan di sana sudah agak basah, mengetahui hal yang terjadi Kushina berusaha tetap tenang dan tidak panik. Dia dengan kencang memanggil sang suami, Minato mendengar sang istri memanggil berlari kecil ke arahnya apalagi melihat menantunya dalam pelukan sang istri.

"Kita harus bawa Rias-chan ke rumah sakit sekarang, sepertinya ia akan segera melahirkan" terang Kushina dengan cepat.

Minato yang mengerti langsung menggantikan Kushina memegangi Rias, "cepat siapkan mobil dan panggil salah satu satpam kemari !" dengan gesit Kushina berlari ke dalam rumah untuk mengambil kunci mobil dan langsung berlari lagi ke arah tempat mobilnya berada untuk segera dihidupkan. Kushina memanggil salah satu penjaga rumah mereka untuk membantu Minato membawa Rias.

Dengan gerakan perlahan pria berambut pirang sama seperti Naruto itu membawa Rias ke dalam rumah dan saat ia sampai di tengah kediamannya tersebut Kushina datang membawa seorang lainnya untuk membantu Minato.

Saat sudah meletakkan Rias di bangku penumpang ditemani Kushina kini Minato duduk di belakang kemudi, "bukakan gerbangnya!" ucap pria itu dan dengan cepat orang yang membantunya itu berlari ke arah gerbang untuk menyuruh sang teman membuka pintu.

Minato segera menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya, "Kushina hubungi rumah sakit dan Naruto" seru pria itu kala mengemudikan mobilnya.

Kushina segera melakukan hal yang Minato bilang sambil mencoba menenangkan Rias, setelah menghubungi rumah sakit yang dijalankan oleh keluarga mertuanya namun dia belum bisa menghubungi sang putra. Ponsel dari anaknya itu tidak bisa dihubungi, dengan terus mencoba ia menghubungi nomor Naruto dan tak ada jawaban.

.

Setelah beberapa menit mereka sampai di rumah sakit besar tersebut, dan di sana juga sudah ada beberapa orang yang menunggu kedatangan mereka setelah tadi Kushina menghubungi sang ibu mertua yang menjadi direktur rumah sakit tersebut.

Rias segera dibawa ke dalam dan diikuti oleh Kushina, sedangkan Minato harus memarkirkan mobilnya dulu. Ketika mengikuti orang-orang yang membawa Rias, Kushina terus-menerus mencoba menelfon Naruto.

Sementara itu di sebuah ruangan tampak seorang wanita tua dengan perawakan awet muda itu sedang bersiap, "Shizune ayo kita segera ke sana" ucapnya pada wanita berusia 30an awal berambut hitam yang tak lain adalah asistennya.

"Baik Tsunade-sama" wanita itu mengikuti Tsunade dari belakang.

"Ano... Tsunade-sama memangnya siapa yang akan melahirkan sampai anda mau untuk turun tangan, padahal ada beberapa dokter yang saat ini tak punya jadwal ?" tanya wanita itu dengan masih mengikuti wanita dihadapannya.

"Istri cucuku yang akan melahirkan, itu artinya aku akan jadi orang pertama yang melihat cicitku itu" jelas Tsunade tanpa melirik ke arah belakang sama sekali.

Ketika sudah hampir dekat dengan ruang bersalin yang sudah disiapkan mereka berpapasan dengan beberapa orang yang membawa Rias serta ada Kushina di sana.

"Ayo cepat bawa masuk !" perintah Tsunade.

Begitu Rias dibawa ke dalam Kushina tidak bisa lagi melihat menantunya itu, dia harap-harap cemas ditambah anaknya belum menjawab panggilannya.

"Apa Rias-chan sudah di dalam ?" tanya Minato yang baru datang.

"Dia sudah di dalam, tapi Naruto masih belum bisa dihubungi" keluh Kushina.

"Sepertinya saat ini ia tengah mengadakan rapat, tunggu sebentar lagi dia pasti akan membalas dan apakah kau sudah hubungin Venelana-sana atau Zeoticus-san ?".

"Astaga Minato... aku lupa !" Kushina menepuk jidatnya lalu setelah itu ia menghubungi Venelana, wanita Gremory itu terdengar sangat terkejut dan bilang akan segera datang secepat mungkin membawa sang suami.

Ketika Venelana dan Zeoticus datang mereka langsung bertemu dengan Minato serta Kushina dengan menanyakan bagaimana keadaan Rias, setelah mengetahui kabar putrinya itu Venelana dapat sedikit bernafas lega dan ikut menunggu kelahiran cucunya.

Waktu berlalu dan proses persalinan di dalam belum selesai sampai akhirnya Kushina dapat menghubungi Naruto, "Iya Kaa-chan ada apa ?" ucap pria pirang di sana.

"Ada apa gundulmu, cepat datang ke rumah sakit sekarang bodoh !, saat ini istrimu dlsedang proses persalinan" Kushina berbicara dengan nada kesal.

Naruto yang mendengar penuturan sang ibu sempat tersentak dan terdiam beberapa saat sebelum kemudian ia berlari secepatnya menuju mobilnya terparkir, dengan kecepatan tinggi ia meninggalkan perusahan menuju rumah sakit.

Diperjalanan ia seakan tak percaya bahwa hari ini dia akan menjadi seorang ayah, walaupun berkendara cukup kebut tapi Naruto juga tetap berhati-hati karena tidak ingin seperti dulu lagi.

Setelah perjalanan yang lumayan memakan waktu ia sampai di rumah sakit dan segera berlari kencang melewati lorong walaupun itu sangat membahayakan dan jika neneknya tahu dia pasti akan diceramahi dan di hajar namun peduli setan saat ini dia harus segera sampai di tenapt yang Kushina beritahu.

Usai melewati beberapa blok ia melihat keberadaan empat orang dewasa dan segera menghampiri mereka.

"Bagaimana keadaan Ria-chan ?" tanya nya dengan khawatir.

"Dia masih di dalam" Minato menjawab pertanyaan putranya.

Naruto yang dengan nafas ngos-ngosan ikut menunggu sampai beberapa saat kemudian pintu terbuka memperlihatkan Shizune, "apa di sini ada Naruto-san ?".

"Aku... Aku" Naruto mengangkat tangannya.

"Silahkan masuk, saat ini istri anda sedang butuh dorongan moril" Shizune mengajak Naruto masuk, pria itu mengekor dan mengganti bajunya dengan baju khusus berwarna hijau yang sudah dipersiapkan.

Dia melangkah mendekati Rias yang masih terbaring dan meringis, wajahnya tampak kacau karena kelelahan, "Ria-chan... semangat sayang" pria itu memegangi sebelah tangan Rias dan menyemangatinya.

"Ini sakit Naru..." Rias balas meremas tangan si pirang dengan kencang, Naruto menautkan tangannya pada Rias lalu mencoba memompa semangat Rias untuk mengikuti instruksi dokter yang menangani persalinannya.

"Kepalanya sudah terlihat, ayo sekali lagi. Atur nafas dan pada hitungan ketiga mengejanlah dengan keras" Tsunade memberikan instruksi, Rias mengatur nafas lalu setelah Tsunade memberikan aba-aba ia mengejan sekuat tenaga sampai terdengarlah tangisan bayi.

Rias yang masih terengah mencoba mengatur lagi nafasnya karena dia tahu bahwa salah bayinya yang satu lagi masih belum lahir hingga akhirnya setelah tiga menit kemudian dia kembali mengejan dan sukses melahirkan anak keduanya.

Tenaga yang sudah habis Rias memejamkan mata dengan lelehan bening tercipta di kedua sisinya, dia terisak pelan setelah berhasil melewati hidup dan mati saat melahirkan barusan. Naruto yang berada disampingnya juga sama seperti Rias, ia menangis bahagia sambil memegangi tangan sang istri. Dia merengkuh kepala Rias dan membawanya ke pelukannya seta terus mengucapkan rasa terimakasih dab rasa syukur.

"Naruto-san, Rias-san silahkan gendong kedua putra dan putri anda" Shizune menyerahkan bayi laki-laki pada Rias lalu bayi perempuan pada Naruto sementara Tsunade sedang mengurus hal lain.

Tangisan bahagia pasangan itu kembali pecah, Naruto tersenyum lebar kala melihat rupa sang anak dengan wajah yang menurutnya sangat mirip dengan Rias ditambah rambut berwarna merah namun dia belum bisa melihat bola mata bayi tersebut, lalu Rias dia juga menatap putra kecilnya dengan sesekali mencium pipi bulat bayi tersebut. Tapi jujur jika Rias boleh katakan bayi laki-laki itu bisa dibilang adalah versi laki-laki dari dirinya.

Naruto mendudukkan diri di samping Rias supaya bisa melihat bayi laki-lakinya serta Rias yang melihat bayi perempuan.

Saat Tsunade sudah selesai dengan pekerjaannya ia meminta Rias untuk segera menyusui kedua bayi tersebut, Naruto tetap dengan setia berada di samping Rias dan melihat dua bayinya disusui Rias.

Tsunade keluar dari ruangan itu dan meninggalkan NaruRias beserta Shizune untuk membantu mereka, saat dirinya membuka pintu dia sudah di todong dengan pertanyaan oleh kedua keluarga.

.

"Naru-kun apa kau sudah menyiapkan nama untuk mereka berudua ?" Rias bersuara pelan karena masih kelelahan.

"Aku sudah mempersiapkan nama bagi mereka, untuk yang laki-laki kuberi nama Kazuhiro Namikaze dan untuk yang perempuan Kazuha Namikaze" ucap si pirang dengan tersenyum lebar.

"Nama yang bagus, kalian pasti menyukai Hiro-chan, Zuha-chan" Rias menatap kedua buah hatinya dengan senyuman menyejukkan hati.

.

Setelah selesai menyusui dan beberapa prosedur lainnya kini Rias sudah dipindahkan ke ruangan lain sebelum beberapa hari kedepan ia sudah boleh pulang.

Kushina dan Venelana tampak cukup heboh kala untuk pertama kalinya bisa melihat rupa cucu mereka, terutama Kushina dia bahkan sampai menangis haru saat menggendong cucu perempuannya.

Kini sudah lengkaplah kehidupan Naruto dan Rias sebagai sepasang suami istri.

.

.

.

END

.

.

Yo akhirnya cerita ini tamat juga.

Terima kasih buat teman-teman semua yang sudah mengikuti dan mau memberikan masukan bagi saya sehingga bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Sanpai jumpa di lain kesempatan teman-teman.

CIAO !!!