Prolog: 10 Tahun Yang Lalu


OC Character Profile (Terus berubah mengikuti alur):

Nama: Ichinose Shinku

Umur: 6 tahun

Keluarga:

- Ayah

- Ibu

- Kakak Kembar (Guren)

Hobi: Baca buku, buku apa saja selama masih bisa dibaca.

Orang yang paling dibenci: ?

Orang yang paling disuka: Guren

Teman dekat: Mahiru

Hal yang dibenci: Ular, Natto, Musim Panas

Hal yang disukai: Buku, Kare Pedas, Musim Dingin


Prolog

Sejak kecil, Guren dan Shinku sudah menunjukkan tanda kalau mereka berdua adalah anak yang jenius. Walaupun begitu, ayah mereka terus mengingatkan agar tidak memperlihatkan kehebatan mereka berdua secara terang-terangan. "Kalian tidak boleh terlalu memperlihatkan potensi kalian. Dan juga jangan terlalu dekat dengan keluarga Hiiragi. Ayah tak ingin kalian kena masalah karena berurusan dengan mereka". Itu yang selalu Sakae Ichinose, selaku ayah mereka peringatkan.

Walaupun begitu, Guren dan Shinku sudah terlanjur dekat dengan calon penerus keluarga Hiiragi, Mahiru Hiiragi. Shinku dan Mahiru sudah berteman akrab, lain halnya dengan Guren. Hubungan Mahiru dan Guren bahkan lebih dalam. Walaupun terlihat seperti cinta monyet anak sekolah dasar, tapi Shinku sadar saat Mahiru dan Guren berdua, hubungan mereka jauh lebih dekat daripada Shinku dan Mahiru. Shinku tak keberatan dengan hal itu.

Mahiru sering kabur dari pengawasan para penjaganya untuk menemui Guren dan Shinku. Mereka bertiga harus pintar-pintar mencari tempat bertemu yang tersembunyi dari para penjaganya. Kalau ketahuan, para penjaga itu pasti memukuli Guren tanpa peduli kalau Guren masihlah anak-anak. Para penjaga selalu melewatkan Shinku, tak seperti kakaknya yang dihajar sampai babak belur. Pernah sekali Shinku menanyakan pada penjaga berseragam hitam itu, kemapa hanya kakaknyalah yang dipukuli, kenapa mereka tak memukuli Shinku juga. Salah satu dari mereka hanya menjawab singkat "Berterima kasihlah pada Tenri-sama" lalu membawa Mahiru yang terus menangis tak ingin dipisahkan dengan Guren, dan juga Guren yang tersungkur di tanah penuh luka.

Shinku membantu Guren berdiri dan berniat menuntunnya untuk pulang. Setelah dibantu bangun, Guren masih menatap ke arah dimana Mahiru dibawa pergi selama sekitar sepuluh deting sebelum akhirnya pulang dibantu oleh Shinku.

Itu adalah hari terakhir Guren dan Shinku bertemu dengan Mahiru. Mungkin penjagaan pada Mahiru diperketat atau memang Mahiru tidak mau bertemu dengan Guren dan Shinku, Mahiru tak pernah lagi datang ke tempat biasanya mereka bertiga janjian bertemu. Guren dan Shinku sering datang ke tempat rahasia mereka, tapi berkali-kali mereka datang untuk menunggu apakah Mahiru masih akan menemui mereka lagi, Mahiru tak pernah lagi datang. Akhirnya Guren dan Shinku mengambil keputusan untuk berpikir positif bahwa 'penjagaan Atas Mahiru diperketat'. Bagaimanapun, Shinku tak mau berpikiran kalau sahabat baiknya itu tak mau lagi menemunya, begitu juga Guren.

Satu tahun kemudian, tepat satu hari sebelum hari ulang tahun Guren dan Shinku, terjadi sesuatu yang tak akan pernah terpikirkan oleh Shinku maupun Guren. Saat Shinku sedang membantu ibunya untuk mendekorasi ruangan untuk merayakan hari ulang tahunnya, terdengar suara bel pintu berbunyi. Guren yang saat itu hendak keluar untuk membeli beberapa cemilan kesukaannya dan juga cemilan titipan Shinku, mendengar suara bel itu lalu membuka pintu itu dan mendapati tiga orang laki-laki dewasa berpakaian rapih. Tanpa bertanyapun Guren sudah tahu kalau mereka bertiga merupakan orang suruhan Hiiragi. Salah satu dari tiga orang itu menanyakan mengenai Sakae Ichinose, Ayah dari Guren. Sebelum Guren menjawabnya, ayahnya datang lalu menyuruh Guren untuk pergi dan melakukan apa yang tadi mau dilakukannya. Guren menatap ayahnya lalu menatap ketiga orang itu sebelum memakai sepatu dan berjalan keluar.

Sakae mengajak tiga orang itu ke ruang tamu yang jauh dari ruangan dimana Shinku dan ibunya berada. Sebetulnya sang ayah sudah tahu maksud kedatangan para pesuruh Hiiragi ini, hanya saja dia tak tahu kalau mereka akan datang secepat ini. Satu bulan yang lalu, saat Keluarga Hiiragi memanggil dirinya, ada suatu hal penting yang dibicarakan. Tenri Hiiragi berniat mengambil Shinku untuk diadopsi keluarga Hiiragi. Walauppun tak bisa langsung blak-blakan menentangnya, Sakae sangat menentang hal ini dan berdalih kalau Shinku tak punya kemampuan yang bisa menarik perhatian keluarga Hiiragi. "Dia memiliki bakat ataupun tidak, itu bisa kita lihat nanti. Putrimu Shinku akan mengikuti pelatihan dan ujian seperti yang dijalani Shinya dan menjadi kandidat pasangan Kureto. Kalau dia tak bisa bertahan, kau boleh menyalahkan dirimu sendiri karena tak melatihnya dengan benar. Dalam waktu satu sampai dua bulan, aku akan mengutus bawahanku untuk menjemput putrimu." Sang kepala keluarga Tenri Hiiragi saat itu berkata dengan nada dingin lalu pergi meninggalkan ruangan meninggalkan Sakae dengan wajah yang sangat pucat.

Sakae sudah membicarakan itu dengan istrinya, yang sesuai dugaan, dia langsung menangis. Kalau Sakae dibawa keluarga Hiiragi, tak ada jaminan kalau dia bisa pulang lagi. Kebetulan saat itu Shinku dan Guren sedang tidak ada dirumah karena sekolah. Sang kepala keluarga dan istrinya berniat untuk tidak memberitahukan hal ini pada Guren dan Shinku sekarang, setidaknya menunggu hingga hari ulang tahun si kembar terlewati. Tapi ternyata itu tidak tersampaikan. Walaupun Tenri Hiiragi mengatakan akan menyuruh bawahannya menjemput Shinku dalam waktu satu sampai dua bulan, nyatanya belum sampai 30 hari, tiga orang utusan itu sudah datang.

Walaupun Sakae terus berusaha bicara agar tidak membawa Shinku hari itu juga, ketiga orang itu tak menyetujui Sakae. Mereka hanya bebrbicara beberapa menit sebelum ketiga orang itu beranjak dan menuju ruangan dimana Shinku dan ibunya berada. Kalimat memohon terus keluar dari mulut sang ayah yang putus asa saat ketiga orang itu terus berjalan hingga akhirnya Shinku dan ibunya mendengar suaranya.

Belum sempat Shinku dan ibunya bertindak, tiga orang itu memasuki ruangan yang belum selesai dihias itu. Sang ibu yang terkejut menjatuhkan gunting dan kertas yang sedang dipegangnya. tanpa bertanya, sang ibu sudah tahu apa yang diinginkan tiga orang betubuh tegap itu. Wajah sang ibu menjadi pucat lalu beranjak dan memeluk Shinku. Shinku yag tak tahu apapun bingung dengan apa yang sedang terjadi. Ibunya yang memeluk dirinya dengan erat, wajah ayah dan ibunya yang pucat, dan juga kehadiran tiga orang asing yang ada di depannya.

Shinku yang merasakan aura tegang di ruangan itu balik memeluk erat ibunya. Dia mulai merasa ketakutan. Dilanjutkan dengan cekcok mulut yang bisa disebut singkat dimana kalahnya kedua orang tua Shinku yang berakhir Shinku dibawa paksa oleh salah satu dari tiga orang utusan itu. Shinku terus menangis, sedangkan kedua orang tuanya hanya menangis pasrah tak bisa melakukan apapun.

Saat Guren pulang, dia mendapati ibunya yang terduduk sambil menangis, dan ayahnya yang berdiri sambil bertumpu pada meja yang sudah acak-acakan sambil berulangkali mengucapkan kata'maaf'. Guren mendekati ayahnya dan menanyakan apa yang terjadi. Saat pertanyaan itu terjawab, kantong keresek berisi belanjaannya tadi terlepas dari tangannya. Isinya berhamburan.

Hari itu adalah terakhir kalinya Guren melihat adik kembarnya Shinku. Satu hari sebelum ulang tahun mereka yang ke-7.