Karakter gintama hanya milik Sorachi-sensei. dan cerita ini hanya curhatan mahasiswa seperti saya. Ada sedikit perbedaan plot. Okita tidak membenci Hijikata dan seorang yatim piatu. dan Nama belakang Kamui adalah Yato. Takasugi bukanlah penjahat. Cerita ini bukan komedi ataupun parodi melainkan slice of life. merupakan kisah kehidupan penulis dan kedua teman idiotnya. tapi bukan sepenuhnya benar2 kisah nyata penulis, karena penulis bukan seorang yatim. hanya dia benar2 tinggal dengan dua idiot.
I Just Need A Place For Sleep
Kelulusan SMA telah berakhir dan ini adalah hari pertama dalam kehidupan ku untuk memulai lembaran baru dalam dunia perkuliahan.
Namaku Okita Sougou, Umur 19 tahun, Merupakan anak kedua. Orang tua ku telah meninggal dari aku kecil dan aku tinggal bersama kakak ku dan kekasihnya -Hijikata Toushirou-.
Aku diterima di Universitas Tokyo jurusan politik. kalau bertanya kenapa memilih jurusan itu, maka aku akan menjawab 'kepeleset'. Jujur saja, aku tidak benar benar ingin masuk jurusan itu, tapi karena aku ingin masuk universitas bergengsi saja, aku memilih setiap jurusan yang kupikir bakalan keterima. Dan disinilah aku, dikalangan anak anak politik.
Karena aku tinggal di Chiba maka aku akan mencari tempat tinggal di dekat kampus ku dan mungkin mencari part time juga. Aku tidak mau bergantung pada Hijikata-san, aku sudah sangat berutang terhadap pria itu. Dia membiayai kuliah ku dan juga membiarkan aku dan kakak ku tinggal di rumahnya.
Hijikata-san merupakan seorang polisi, dia bertemu kakak ku saat kakak ku mengikuti olimpiade kendo. Saat itu, kakak ku merupakan manager dari klub kendo dari SMA Chiba dan Hijikata-san merupakan peserta dari team lawan. Entah bagaimana, mereka saling bertemu dan berkencan. Saat itu aku hanya berusia 7 tahun, yang kutau hanyalah ada seorang pria yang berusaha mengambil perhatian kakak ku, satu satunya keluarga yang kumiliki. Tapi semakin dewasa pemikiran anak kecil ku pun berkurang.
Aku sangat beruntung kakak ku bisa bertemu Hijikata-san. Pekerjaan Hijikata-san adalah seorang polisi dan posisinya adalah wakil komandan. Saat hijikata-san lulus SMA, dia mengajak kami untuk tinggal bersamanya bahkan dia juga bekerja untuk meringankan biaya SMP hingga aku kuliah.
Untuk saat ini, aku tidak ingin merepotkannya kembali. Aku akan mencari kerja dan tempat tinggal. Kalau bisa semester depan nanti aku bisa membayar uang semester ku sendiri sekaligus membayar kamar sewa ku. selesai dengan perkenalan ku. Sekarang, aku berada di Kafe Poirot dekat dengan SMA ku. Saat aku membuka lintu kafe, seorang pelayan wanta dengan baju maid mendekati ku sambil membawa menu.
"selamat datang, mau meja untuk berapa orang?"
"tolong meja untuk dua orang ya."
"baiklah, silahkan ikuti saya." Aku pun mengikuti pelayan tersebut ke meja yang akan kutempati. Pelayan itu pun memberikan meja tepat dengan kaca jendela kafe. Kalau ku bilang, kafe ini cukup menenangkan.
Hiasan bunga yang ada di setiap meja dan tanaman merambat untuk hiasan dinding membuat tempat ini nyaman ditambah dengan cat dinding berwarna coklat kayu dan meja dan kursi yang terbuat dari kayu jati.
"Maaf tuan, mau dipesan sekarang apa nanti saja?" tanya pelayan tersebut membuyarkan lamunanku. aku pun tersenyum kecil.
"Nanti saja, aku sedang menunggu seseorang." jawab ku dengan halus. Pelayan itu pun langsung pergi meninggalkan aku sendiri.
aku pun melihat jam tangan ku. waktu telah menunjukan 12.15 PM. 15 menit lewat dari waktu yang ditentukan. Wanita itu telat lagi rupanya, untung saja aku datang 10 menit dari waktu pertemuan.
Aku pun merapihkan kemeja putihku dan membersihkan debu dari celan jeans ku. Aku tak mau dilihat kumel didepan kekasihku bukan.
Yup, kekasih. Maafkan aku, untuk kalian para wanita yang mengharapkan aku single. Aku berpacaran dengan seorang wanita bernama Kagura Yato.
dia seorang wanita yang kutemukan di Klub Judo saat itu. bukan bukan dia bukanlah seorang manager melainkan dia pemain topnya itu sendiri. aku mengenal kagura pada saat itu karena teman ku Shinpachi.
Shinpachi merupakan teman sekelas Kagura dan Kebetulan aku satu klub dengan Shinpachi di Kendo. dan kami sudah pacaran hampir 3 tahun. Aku melihat seorang wanita dengan T-shirt putih dan mini skirt masuk ke dalam kafe.
'Oi Kagura!' Panggil ku sambil melambaikan tangan. Saat Kagura menyadari ku, dia pun bergegas menghampiriku.
"Maafkan aku! Aku terlambat." Ucapnya.
"Ah sudahlah, andaikan kamu minta maaf juga pasti kamu akan mengulanginya lagi." dia pun hanya tersenyum lebar. Aku pun memanggil pelayan untuk memesan makanan. Saat pelayan datang aku langsung memesan Latte dan Sandwich, sedangkan Kagura memesan Cheese Cake dan Frapucinno.
"Jadi kau diterima di Todai ya? Hebat juga." Ucap Kagura memulai pembicaraan. Aku pun hanya mengangguk kecil dan tersenyum kecil.
"Kenapa? Cemburu? Kau juga diterima di Kyoto kan?"
"Siapa yang cemburu? Kau tau kan, aku bukan wanita yang seperti itu?" Jawabnya dengan raut wajah yang kesal. Aku pun tertawa kecil melihat wajahnya yang cukup menggemaskan.
"Oi! Berhenti, jangan mentertawakan ku!"
"Hahaha Maafkan aku. Abis wajahmu lucu tau." dan dia memberikanku silent treatment dan membuang mukanya. aku pun meraih tangannya.
"Hey, kau tidak berpikir aku akan mencoba selingkuhkan?" dia pun menatapku sambil cemberut.
"Hey, aku kan sudah berjanji akan menghubungi mu setiap hari dan datang ke kyoto setiap weekend." ucapku. aku pun mencium setiap jarinya dengan perlahan lalu menatapnya sambil berkata,
"jangan marah, please." dia pun menghembuskan nafas panjang sambil memijat hidungnya dengan tangan yang tidak aku pegang.
"bagaimana aku mau marah kalau kau terus memperlakukanku seperti itu, dasar playboy." Akupun tersenyum lebar mendengar ucapannya.
Seorang pelayan pun datang membaca pesanan kami. Aku pun menyeruput latte ku.
"lagian aku bukan playboy tau, kalau hanya kau satu satunya yang pernah jadi pacarku." ucap ku menanggapi pernyataannya.
"baiklah baiklah, maafkan aku Bakaiser." Katanya sambil menyuap Cheese cakenya. Akupun mengelap bibirnya saat aku melihat ada krim diujung bibirnya. "Jadi, ada urusan apa kau memanggil ku kesini?" Tanyanya.
"Emangnya tidak boleh aku mengajak wanitaku pergi untuk berkencan?" Timpal ku sambil menaikan sebelah alis ku.
"Bukan masalah tidak boleh atau boleh, tapi yang kita omongin adalah Okita Sougo, seorang pria tidak punya rasa empati dan rasa romantisme, mengajak pacarnya berkencan? Biasanya juga kau hanya membawa ku ke Game Center atau Toko Ramen." Ucapnya.
Aku pun mengernyit tidak suka saat Kagura mengatakan itu. Well, sebenernya bukan hal salah juga sih dia katakan. Tapi, percaya atau enggak, jalan berdua itu merupakan hal yang romantis bagiku. Jangan Salahkan aku, Kagura merupakan pacarku satu satunya. Selain Kakak ku tidak ada wanita lain yang bisa aku cintai selain kagura. Bahkan mungkin, aku sangat mencintai Kagura melebihi kakakku.
Jadi aku tidak tau bagaimana cara menjadi romantis. Bahkan, agak akward bagiku bersikap romantis begitu saja.
"well, jangan terlalu dipikirkan bodoh! Kalau kau tiba tiba bersikap romantis, justru aku yang akan merinding. Jadi katakan padaku, apa mau mu?"
"Sudah kukatakan bukan aku hanya ingin mengajakmu berkencan."
"Hooh? kau yakin? kau tau aku bisa saja menyimpan informasi yang kau butuhkan saat ini?" Aku hanya mendiamkannya dan melanjutkan makan siang ku.
"Contohnya seperti tempat tinggal atau pekerjaan paruh waktu yang ada di tokyo." Aku pun tersentak dan aku bisa merasakan seringai kecil dari pacarku. Aku pun menatapnya sambil dengan tatapan aku menyerah.
"Dasar! kau tidak perlu mengajak ku kemari hanya untuk mendapatkan informasi itu bukan. Apa coba gunanya Handphone ditemukan?"
"Alasan aku ingin berkencan dengan mu juga tidak bohong tau, apalagi kau akan ke kyoto besok." Aku memasang wajah kesal sambil menunjukan pout ku. Dia pun menghela nafas.
"baiklah baiklah. Hari ini kita anggap kita juga sedang berkencan." Aku pun tersenyum. Kagura memang cukup pengertian.
"Kalau untuk pekerjaan, aku punya seorang teman. Namanya Nobume, dia membuka cafe di tokyo dan dia memperlukan pekerja dibagian pelayan, mungkin kau bisa mencoba disana. Nanti aku akan bilang kepada Nobume-chan kalau kau akan bekerja disana."
aku pun menangguk kecil, "baiklah, Arigatou"
"dan untuk tempat tinggal... aku tidak tau seperti apa yang kau mau?"
"kalau aku sih berharap tempat tinggal itu cukup murah dan dekat dengan tempat kerjaku dan kampus." Kagura pun mengangguk kecil sambil mengusap dagunya.
"beruntung Nobume kafenya berada dekat denga Todai. dan kalau untuk rumah cukup sulit. Tapi apa kau keberatan dengan room mate?"
"tergantung, berapa orang?"
"hanya 2 orang sih. salah satunya adalah Kakak ku." Aku pun membelak kaget, Kagura punya kakak? Seingatku Kagura hanya tinggal dengan Ayahnya.
Menyadari ekspersi ku kagura pun tertawa kecil.
"Maafkan aku, aku pasti belum cerita kalau aku punya Kakak Pria?"
"Seingatku kau hanya berdua tinggal dengan Ayahmu, Umibouzou."
"Memang aku hanya tinggal berdua dengan ayahku. Orang tua ku bercerai, Kau tau?" Aku pun hanya menggeleng. Kagura pun hanya tersenyum kecil.
"Memang aku sengaja tidak menceritakannya, soalnya itu masalah yang agak rumit. Tapi, Kakak ku hidup bersama ibuku semenjak mereka bercerai. Kami sering berkomunikasi. Bahkan dia tau, aku sudah punya pacar lho."
"Oh begitu, Jadi kakakmu tinggal di Tokyo."
"Begitulah, Dia juga kuliah di Todai Jurusan Desain Grafis. Kemarin dia bilang, teman sekamarnya ada satu yang pindah jadi dia mencari house mate baru lagi." Jelas kagura sambil memainkan Frapucinno nya yang sudah tinggal es saja.
"Aku sih tidak masalah kalau hanya dua orang saja." Ucapku.
"Baiklah, kalau begitu aku akan hubungi kakak ku dan nobume-chan." Ucapnya. Dia pun langsung bangkit dari duduknya. Aku hanya menatapnya heran.
"Kau mau kemana?"
"tentu saja pulang. Aku belum membereskan perlengkapanku tau." Ucapnya sambil mengambil tas selempangnya.
"kalau begitu aku akan mengantar mu pulang." ucapku sambil berdiri dan mengambil dompetku untuk membayar makanan kami berdua.
"tidak perlu, Kau lebih baik bersiap untuk persiapan sekolah mu sendiri." Tolak Kagura sambil tersenyum.
"Tapi..." sebelum aku selesai berbicara, Aku merasakan bibir kagura menempel padaku.
"Bye bye, ketemu lagi saat liburan ya." Ucap kagura. dia pun berbalik pergi. aku terdiam sejenak, dan berpikir seperti melupakan sesuatu. Aku pun langsung mengingatnya. dengan cepat aku menahan tangan kagura.
Kagura menatapku heran.
"kenapa?' tanya Kagura.
"sebentar aku mau memberikanmu sesuatu." Aku pun merogoh isi tas kecilku mencari barang yang aku cari. aku pun menemukan kotak beludru warna hitam yang aku cari.
kotak beludru itu lebih panjang dari kotak cincin. Aku pun memberikan kotak itu kepada kagura.
"bukalah." Kataku sambil menyodorkan hadiah yang kuberikan buat kagura. kagura pun membuka kotak tersebut. terlihat kalung liontin hati didalamnya.
"Wah, Cantiknya." Aku bisa merasakan mukaku merah seketika. Aku membuka dua kancing atas kemeja ku.
Kagura hanya menatapku dan saat dia melihat benda yang melingkar dileherku, dia pu tertawa kecil.
"Lihat, Aku juga memakainya. kalung itu, kalung pasangan. Jadi, jangan sekali kali kau menghilangkannya." Ucap ku dengan nada tegas sedikit malu malu.
"Arigatou ne~ Sou-chan."
Keesokan harinya, aku tidak dapat mengantarkan kekasihku ke bandara, karena aku juga harus berangkat ke tokyo untuk mengurusi perpindahanku dan pekerjaan baruku. sebelum aku ke Kafe Mimawarigumi milik temannya Kagura, aku harus mengecek seperti apa tempat yang akan aku tempati.
Setelah aku turun dari statiun aku langsung menghampiri todai. Kagura bilang apartemennya hanya berjarak 2 kilometer dari todai kearah selatan. dihalamannya terdapat plang warna merah bertuliskan otose mansion.
Aku pun berjalan 2 kilometer kearah selatan, bertanya tanya pada sekitar dimana otose mansion. hingga akhirnya aku berdiri di depan plang otose mansion.
terlihat bangunan tingkat 5 di depan mataku. bangunan plain berwarna putih, dan dihiasi tanaman rambat di balkonnya. kagura bilang, pemilik mansion itu tinggal di lantai 1 kamar 001.
aku pun masuk ke gedung mansion tersebut sambil mengangkat koperku untuk menaiki anak tangga kecil. saat aku memasuki lobby mansion ini, terlihat ruang tamu kecil dan meja resepsionis yang sedang kosong. terdapat 2 lift ditengah tengah ruangan dan satu tangga darurat di pojok ruangan.
di dekat tangga darurat terdapat toilet umum. sedangkan di pojok kanan lobby terdapat ruangan 001 yang aku yakini punya pemilik mansion ini.
'krieet'
ku mendengar pintu toilet umum terbuka. terlihat seorang wanita berambut hijau keluar dari toilet. Saat perempuan itu menyadari ku dia langsung terlihat panik.
dia berlari menghampiri ku lalu membungkuk sambil meminta maaf. "Ano, Irasaimassen! Maafkan atas keterlembatan saya."
"Ah iya... gapapa kok." Ucapku sambil mengelus leher ku. orang itu pun tersenyum minta maaf lalu berjalan ke meja resepsionis.
Aku pun mengikutinya ke meja resepsionis.
"Maafkan atas kelancangan saya tadi tuan, Nama saya Tama. Resepsionis dari otose mansion."
"ah iya, itu.. Nama saya Okita sougou, saya ingin menemui Otose-san."
"Ah Okita-san ya? Mohon Maaf, Otose tidak dapat menyambut kedatangan anda karena beberapa urusan, tapi dia menitipkan kunci kamar yang akan anda tempati. Saya akan tunjukan jalannya." Ucapnya. Dia pun mempersilahkan aku masuk kedalam lift terlebih dahulu. Dia menekan tombol 3.
Saat aku berada di lantai 3 aku melihat ruangan ini mirip seperti apartemen apartemen mewah yang ada di TV.
Aku hampir tidak percaya bahwa ini merupakan mansion murah seperti yang dikatakan oleh Kagura.
"Kamar tuan ada di ruang 303. Perlu kah saya mengantar ke depan kamar tuan?"
Aku hanya menggeleng. "tidak perlu. Terimakasih atas bantuannya."
"Tidak masalah." ucapnya sebelum pintu lift menutup. Aku pun mencari kamar 303.
Saat aku menemukan kamar ku, aku pun menghembuskan nafas panjang. Inilah kehidupan baru ku.
Aku pun memasukan kunci ku dan memutarnya. Eh tidak dikunci? apakah berarti didalam ada orangnya? tidak masalahkan kalau aku langsung masuk?
Aku pun membuka pintu kamar baruku. hmm kira kira seperti apa ya teman sekamarku? aku melihat dua sepatu pria di perkarangan rumah. Benar saja ada orang didalamnya.
aku pun membuka sepatu ku dan berjalan beberapa langkah sambil menarik koper ku.
"Permisi, Maaf mengganggu. Nama saya Okita -" perkataan ku terhenti saat melihat dua orang pria dalam posisi mencurigakan diatas sofa.
Pria berambut hitam keunguan hanya memakai handuk yang ditiban pria yang mirip dengan pacarku tanpa baju. Pria yang mirip pacar ku memegang erat kedua tangan pria berambut gelap. Sepertinya aku salah kamar.
"Etto~ maaf sepertinya aku salah kamar, maaf aku mengganggu kegiatan kalian." Aku pun membalik badan ku langsung berlari keluar membawa koperku. Setelah di depan kamar aku pun melihat pintu dan label yang tertera di pintu. '303' tulisan label pada pintu itu.
Apa mungkin aku yang salah denger bukan 303, mungkin aku salah dengar kali ya.
saat aku berjalan beberapa langkah terdengar suara pintu yang di dobrak dari dalam. terlihat dua pria tadi keluar hanya dengan boxer. Mereka menatapku dengan ganas. Aku pun menelan ludah ku.
"Okita-Kuuuuuuuuun!!!!" Jerit kedua pria itu sambil berlari kearah ku.
"AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH!" Jerit ku yang berlari menghindari mereka. yup, inilah pemulaan kehidupan kuliah ku bersama dua idiot yang kusebut housemate.
Ini adalah kisah awal saat aku bertemu dengan dua idiot tapi dengan cara yang berbeda.
Kagura disini adalah penggambaran pacarku bedanya dia bukan broken home. dan aku gk seromantis itu. dan Kamui sebenarnya adalah teman dari pacarku.
pertemuan aku dan kamui bukan seintens itu tapi ttp idiot disaat bersamaan. oke sampe disini dulu ceritanya. see you.
