Disclaimer:
Bleach: Tite Kubo
Hyperdimension Neptunia: Idea Factory
.
.
.
Main Character: female Ichigo
Genre: fantasy, family, humor, adventure, action, scifi
Rating: T
Setting: dunia Gamindustri
.
.
.
Goddess Shinigami
By Hikayasa Hikari
.
.
.
Fic request for Special Pairing 15
.
.
.
Chapter 7. Iris Heart mencurigai Ichigo
.
.
.
Gadis kecil berambut pirang yang merupakan jelmaan Yellow Heart dibawa ke Flat Compa. Dia terbaring lemas di tempat tidur. Compa sedang memeriksa keadaannya, tersenyum.
Compa melihat Ichigo dan beberapa gadis lainnya. "Dia tidak apa-apa. Hanya pingsan. Tidak lama lagi, dia akan sadar."
Neptune dan Nepgear menghela napas kompak. "Aaah, syukurlah."
Ichigo mengerutkan kening. "Tapi, aku masih tidak percaya mengapa Croire malah memberikan kekuatan CPU pada gadis kecil ini. Gadis ini masih polos, tidak pantas menjadi Goddess."
Noire, Blanc, dan Vert yang berwujud manusia, meredupkan mata. Memahami apa yang dikatakan Ichigo. Begitu juga dengan Histoire, Neptune, Nepgear, IF, dan Compa. Mereka juga berharap dalang utama dari kejadian kemunculan daratan baru itu, ditemukan sesegera mungkin.
"Nama gadis ini Peashy," ucap Histoire melayang di dekat Peashy.
"Oh, Peashy," balas Neptune dan Nepgear mengangguk serentak lagi.
"Kalau begitu, kita harus mengawasinya begitu dia sadar nanti. Aku takut dia berubah lagi menjadi Yellow Heart, lalu mengacau di kota ini. Itu akan merepotkan," kata Ichigo menukikkan alis.
"Biar aku yang mengawasinya, Ichigo-nee," sahut Neptune tersenyum lebar.
"Aku serahkan semuanya padamu, Neptune."
Ichigo juga tersenyum. Sementara Neptune mengangguk. Kemudian semua gadis tersenyum kecuali Peashy.
"Ngomong-ngomong, apa yang terjadi padamu saat mengenakan topeng aneh, Ichigo-nee?" tanya Noire menoleh ke arah Ichigo.
"Eh? Aku mengenakan topeng aneh?" Ichigo ternganga, balik bertanya.
"Ya. Kau hampir membunuh Peashy, Ichigo-nee," timpal Neptune mengangguk.
"Apa benar begitu? Aku tidak ingat aku melakukan itu." Ichigo mengerutkan kening, memegang rambutnya.
"Kau tidak ingat?" tanya Neptune sedikit membeliakkan mata.
Ichigo menggeleng kuat. Dia sendiri tidak mengetahui bahwa dirinya sudah mendapatkan kekuatan Hollow. Hanya Histoire yang mengetahui apa yang terjadi. Lantas Histoire terbang mendekati Ichigo.
"Ichigo, apa kita bisa berbicara sebentar?" tanya Histoire berparas serius.
"Ya. Bisa," jawab Ichigo mengangguk.
"Ayo, ikuti aku!"
Histoire yang melayang duluan. Diikuti Ichigo dari belakang. Mereka keluar dari kamar Compa. Pergi ke atap gedung Flat.
Tiba di puncak gedung Flat, Histoire menghadap Ichigo di dekat pagar besi pembatas. Histoire tetap bertampang serius. Menukikkan alis.
"Ichigo, kekuatan yang kau dapatkan sampai membuat Peashy tak sadarkan diri itu adalah Hollow," ungkap Histoire menatap intens Ichigo.
"Apa? Hollow?" tanya Ichigo membulatkan mata sempurna.
"Ya. Saat ibumu mengandung dirimu, ibumu diserang Hollow, tetapi masih bisa selamat. Karena itu, kau memiliki darah Hollow dan Quincy dari ibumu."
"Aku baru tahu soal itu."
"Saat kau pertama kali menjadi Hollow, hanya sebagian wajah Hollow yang melekat di wajahmu. Kekuatan itu muncul karena kau sangat marah pada Yellow Heart yang mempermainkanmu," jelas Histoire tetap menukikkan alis, "kekuatan Hollow mengendalikanmu secara penuh. Karena itu, kau tidak mengenali siapapun yang ada di sekitarmu. Pikiranmu hanya ingin mengalahkan musuh yang melawanmu. Kau bisa sadar karena kekuatan Purple Heart yang menghilangkan pengaruh kekuatan Hollow itu."
"Mengerikan sekali. Lalu ... apa yang harus kulakukan untuk mengendalikan kekuatan Hollow?"
"Kau harus berlatih bertarung dengan seseorang. Kalahkan kekuatan Hollow yang ada di dalam tubuhmu."
Historia tetap menukikkan alis. Sorot matanya menajam. Sementara Ichigo diam. Memikirkan apa yang dikatakan Historia.
"Itu tidak usah dibahas dulu. Utama yang sekarang, kita harus menunggu Peashy sadar dulu," kata Ichigo tersenyum.
"Jika itu maumu, aku menurut saja," sahut Histoire tersenyum. Matanya melembut. Wajahnya cerah benderang.
"Ayo, kita kembali ke tempat Peashy!"
.
.
.
Peashy sudah sadar. Dia sedang bermain boneka dengan Neptune di atas tempat tidur. Mendadak dia akrab sekali dengan Neptune. Membuat Ichigo dan beberapa gadis lain tercengang saat melihat mereka.
"Peashy, apa kau pernah bertemu dengan Croire?" tanya Neptune duduk bersimpuh di hadapan Peashy.
"Ya. Dia mengajakku dengan Plutia ke suatu tempat. Katanya, tempat itu sangat indah," jawab Peashy bermuka polos.
"Apa kau juga tahu kau itu Yellow Heart, Goddess penjaga Eden?"
"Tidak. Siapa itu Yellow Heart?"
"Hah? Kau tidak tahu, ya?"
Neptune tersenyum kikuk. Bingung. Tidak tahu harus mengatakan apa lagi.
"Kalau dia tidak ingat dia itu Yellow Heart, ada kemungkinan kalau dia dipaksa menjadi Goddess oleh Croire," ucap Vert memegang dagu dengan tangan kanannya.
"Ya. Kalau aku bertemu Croire nanti, aku akan menghajarnya!" seru Noire menukikkan alis.
"Lalu bagaimana nasib Iris Heart yang kita hajar tadi?" tanya Blanc bermuka kusut. Ucapannya menarik perhatian orang-orang padanya.
"Benar juga, Iris Heart itu!" Noire panik, memegang kedua pipinya.
"Kalau begitu, Neptune! Kami pergi dulu ke Eden itu!" teriak Vert langsung berlari, disusul oleh Blanc dan Noire.
"Iris Heart itu siapa?" tanya Ichigo dan Nepgear bersamaan, membelalakkan mata.
"Dia yang menarikku saat Ichigo-nee melawan Peashy," jawab Neptune menoleh ke arah Ichigo dan Nepgear.
"Oh, Goddess baru lagi." Ichigo dan Nepgear mengangguk serempak.
Tiba-tiba, Peashy turun dari tempat tidur. Tindakannya mengagetkan semua orang.
"Hei, Peashy! Kau mau pergi kemana?" tanya Neptune bertampang cemas, juga turun dari ranjang.
"Aku mau menemui Plutia."
"Siapa itu Plutia?"
"Dia temanku."
Peashy berlari menuju pintu kamar. Tapi, dirinya langsung diangkat oleh Ichigo.
"Kau tidak boleh pergi kemana-mana dulu!" celetuk Ichigo bermuka sewot.
"Lepaskan aku! Aku mau pergi menemui Plutia!" teriak Peashy meronta-ronta dalam pelukan Ichigo.
"Tidak boleh!"
Ichigo bersikap tegas. Peashy semakin memberontak, bertepatan muncul cahaya kuning yang menyelimuti tubuh Peashy. Ichigo terjungkal ke belakang, melihat Peashy berubah menjadi Yellow Heart lagi.
Peashy tertawa riang, mengambang. Kemudian meluncur dengan lonjakan pendaran lingkaran cahaya kuning di belakang tubuhnya. Peashy keluar lewat jendela kamar yang terbuka lebar.
"Gawat! Peashy!" teriak Neptune melompat keluar dari jendela. Berubah menjadi Purple Heart. Kemudian terbang mengejar Peashy.
"Neptune-nee, tunggu!" pekik Nepgear berlari menuju jendela.
"Nepgear dan semuanya! Kalian tunggu di sini!" Ichigo berlari dan melompat dari jendela. Berubah wujud menjadi gadis Goddess Shinigami lagi.
"Ichigo, aku ikut denganmu!" Histoire terbang mengejar Ichigo.
Peashy meluncur ke Eden. Merasakan bahaya yang mengganggu kedamaian Eden. Bahaya yang ditimbulkan dari pertarungan ketiga Goddess dan Iris Heart.
Iris Heart sedang bertarung melawan Noire, Vert, dan Blanc. Mereka melayang di atas hutan. Menyadari kedatangan Peashy.
"Jangan ganggu dia!" seru Peashy meluncur ke arah Noire.
Noire menahan serangan bilah yang terpasang di tangan kanan Peashy dengan rapier-nya. Dia berwujud Goddess Black Heart. Menyipitkan mata.
"Kau muncul lagi, Yellow Heart!" kata Noire bernada datar.
Peashy menjauhkan jarak dari Noire, tersenyum lebar. "Ayo, bermainlah denganku!"
Noire meluncur ke arah Peashy. Mengubah pedangnya menjadi pelangi dan menebas Peashy. Sementara Blanc dan Vert melawan Iris Heart.
"Fighter Viper!" seru Iris Heart mengayunkan vertikal cambuknya yang bisa berubah menjadi pedang. Mengeluarkan pilar cahaya merah ke arah Blanc dan Vert.
Blanc dan Vert menghindari serangan Iris Heart. Mereka berpisah, kemudian Blanc meluncur cepat seraya memutar palunya tiga kali dan menghantam palunya ke arah Iris Heart.
Iris Heart mampu menahan serangan palu Blanc. Mendorong Blanc hingga Blanc terlempar ke arah lain. Vert datang dengan kecepatan yang dihasilkan dari kekuatan angin, menembakkan serangan pilar cahaya plasma dari ujung tombaknya menuju Iris Heart.
Iris Heart bisa menangkis serangan Vert. Dia melemparkan pedangnya, lalu mengubah pedangnya menjadi cambuk yang berhasil membelit kuat Vert.
"Akhirnya aku mendapatkanmu!" seru Iris Heart menyeringai, "aku akan menjadikanmu mainanku."
"Lepaskan aku!" pekik Vert. Matanya melotot.
"Ara, ara, aku tidak akan melepaskanmu."
Kesenangan Iris Heart harus terganggu oleh kedatangan Neptune dan Ichigo. Neptune bergabung dengan Noire untuk melawan Peashy. Sementara Ichigo yang bertugas untuk melawan Iris Heart.
"Ah, siapa kau?" tanya Iris Heart menyipitkan mata.
"Aku Ichigo, kakaknya Purple Heart," jawab Ichigo melayang tak jauh dari Iris Heart. Tiba-tiba, mukanya memerah karena melihat penampilan Iris Heart yang sangat terbuka. "Pe ... penampilanmu sama vulgarnya dengan Vert!"
Ichigo kelabakan. Tubuhnya sedikit bergetar. Naluri lelakinya muncul lagi di pikirannya.
"Hah? Vulgar?" tanya Iris Heart dan Vert kompak. Membelalakkan mata.
"Ya. A .. apa kalian tidak bisa berpakaian yang lebih tertutup? Itu lebih bagus untuk kalian!" jawab Ichigo terbata-bata.
"Tingkahmu seperti laki-laki yang tertarik dengan wanita saja."
"Hah? Bu ... bukan! I ... itu! Le ... lepaskan Vert!" Ichigo berteriak seraya memunculkan cahaya hitam-keunguan di sekujur tubuhnya. "Bankai!"
Cahaya spiritual dari Zangetsu, mengubah penampilan Ichigo lagi. Ada logam hitam-keunguan yang terpasang di lehernya dan klip tengkorak hitam bercahaya ungu terpasang di sisi kanan kepalanya. Pakaiannya berupa jubah hitam keunguan dengan dalaman haorin putih. Rok mini hitam dan sepatu bots hitam bercahaya keunguan melengkapi penampilannya.
Zangetsu bertransformasi menjadi lebih panjang dengan bilah bergerigi tiga. Dia siap mengikuti perintah dari Ichigo. Kemudian Ichigo mengangkatnya ke atas kepala.
"Getsuga Tenshou!" Ichigo berteriak, menembakkan reatsu hitam-kemerahan ke arah Iris Heart. Menciptakan pilar cahaya sangat besar berkecepatan sangat tinggi.
Iris Heart spontan melepaskan Vert. Dia menyingkir dari jalur serangan Ichigo. Wajahnya memucat. Matanya melebar.
Iris Heart terbang lebih tinggi dari Ichigo, tergagap. "Ma ... makhluk apa kau?"
Ichigo tersenyum. "Aku Goddess Shinigami."
"Goddess Shinigami?"
"Ya. Goddess yang akan melindungi semua orang di dunia ini."
"Ara, ara, itu menarik sekali." Iris Heart malah tersenyum sadis. "Ayo, kita lanjutkan pertarungan ini!"
Iris Heart menghentakkan pedang cambuknya ke udara sehingga menimbulkan suara yang cukup keras. Cambuk itu berubah bentuk menjadi pedang, bertepatan lingkaran merah digital muncul di belakang tubuhnya. Lingkaran itu berfungsi sebagai lonjakan energi agar mempercepat terbang.
Iris Heart mengangkat pedangnya. Menggerak pedangnya vertikal ke arah Ichigo.
"Fighting Viper!" teriak Iris Heart memunculkan kilatan merah menyerupai pilar besar. Serangannya itu mampu dihindari Ichigo.
Ichigo melompat salto ke udara, kemudian menurun seraya menggerakkan pedangnya vertikal ke bawah. "Getsuga Genshou!"
Iris Heart tidak bisa menghindar. Serangan Getsuga Genshou meledakkan dirinya. Memberikan damage besar yang menghasilkan banyak kristal biru keluar dari tubuhnya. Iris Heart terlontar jatuh ke hutan.
Ichigo mengikuti pergerakan Iris Heart. Memastikan Iris Heart sudah kalah. Iris Heart terjerembab ke tanah berselimut rerumputan. Kepulan debu beterbangan di sekitarnya.
Cahaya merah menyelimuti tubuh Iris Heart. Mengubahnya menjadi sosok gadis kecil berambut ungu berkepang satu. Wajahnya hampir mirip dengan Neptune.
"Hah? Anak kecil lagi?" tanya Ichigo tercengang. Mendarat di tanah.
"Ka ... kau berhasil mengalahkanku," jawab Iris Heart tergagap. Menunjukkan muka kusut.
"Ya. Tapi, siapa namamu?"
"Plutia."
"Eh? Kau yang dicari Peashy itu."
"Kau juga mengenal Peashy?"
"Ya."
Ichigo mengangguk. Tersenyum. Kemudian Plutia perlahan bangkit berdiri.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi sehingga bisa tiba di dunia ini," ungkap Plutia bernada lembut, "aku terbangun saat seseorang mengatakan aku sudah tiba di dunia yang indah."
"Seseorang? Apa kau ingat siapa dia?" tanya Ichigo menyandang pedang di bahu kanannya.
"Kalau tidak salah ... namanya Rei."
"Apa? Rei?"
Ichigo membulatkan mata sempurna. Terkesiap. Ternganga.
"Ternyata dia belum mati! Keterlaluan!" gerutu Ichigo bermuka sewot.
"Oh ya, kau itu siapa?" Giliran Plutia yang bertanya. Menunjuk Ichigo.
"Namaku Ichigo, Goddess Shinigami. CPU Planeptune."
"Wah, CPU juga! Tapi, mengapa penampilanmu berbeda dari yang lain? Lalu tadi kau menyebut Goddess Shinigami. Oh ya, Shinigami itu apa?"
"Shinigami itu dewa kematian."
"De ... dewa kematian? Tapi, kau itu dewi, bukan dewa."
"Ya, itu sama saja. Terserah kau menilainya bagaimana."
Ichigo terkikik pelan. Wajahnya berseri-seri. Plutia ikut terkikik pelan.
"Chigo, aku akan memanggilmu begitu," kata Plutia dengan mata berbinar-binar.
"Eh? Chigo?" tanya Ichigo melongo.
"Ya."
"Baiklah, kau boleh memanggilmu begitu."
Ichigo menghela napas. Melepaskan ketegangan sehabis bertarung. Tiba-tiba, Peashy melayang jatuh karena terkena serangan dari Noire, langsung menimpa Ichigo.
Tabrakan di antara Ichigo dan Peashy tidak terelakkan. Ichigo yang duluan jatuh dan Peashy pingsan di atas Ichigo. Dada Peashy yang lebih besar dari dada Vert, menutupi wajah Ichigo.
Ichigo sempat mematung karena menyadari dirinya mengalami perasaan yang dirasakan seorang laki-laki. Jantungnya berdebar-debar. Wajahnya memerah padam. Dia menahan dirinya hingga tubuh Peashy bercahaya kuning. Peashy berubah menjadi anak kecil lagi.
"Peashy!" panggil Plutia berlari menghampiri Peashy.
Muncul Neptune dan ketiga Goddess lain yang masih berwujud CPU. Mereka melayang mendekati Ichigo, Peashy, dan Plutia.
"Kau itu siapa?" tanya Neptune menukikkan alis, menunjuk Plutia dengan ujung pedangnya.
"Aku Plutia, teman Peashy," jawab Plutia menoleh ke arah Neptune.
"Hah? Plutia? Kau yang dicari oleh Peashy."
"Ya. Selama ini kami tinggal di Basilikom yang ada di tengah hutan ini. Rei yang membangunkan kami."
"Rei ... ternyata dia masih hidup."
"Siapa itu Rei?" tanya Noire di sisi kiri Neptune. Mengerutkan kening.
"Blue Heart, CPU yang mengacau Planeptune waktu itu."
Neptune menukikkan alis. Membayangkan wajah Rei berwujud Goddess. Kemudian Ichigo bangun dan menggendong Peashy dari depan.
"Kalau begitu, kita bawa saja Plutia dan Peashy ke Planeptune," pinta Ichigo tersenyum.
"Ya, Ichigo-nee," balas Neptune mengangguk.
"Tapi, mengapa wajahmu memerah saat Peashy berwujud CPU menimpamu, Chigo?" tanya Plutia bertampang polos.
"Aaah! Itu bukan apa-apa!" Ichigo kelabakan, langsung terbang meninggalkan Neptune dan para Goddess.
.
.
.
Bersambung
.
.
.
A/N:
Chapter 6 up.
Saya akan menjawab review kalian, ya di sini.
- mugetsu: Mantep sampe Ichigo jadi hollow, wah kalau temen nya udah kesulitan itu kalau berhenti in Ichigo, karena kekuatan hollow nya bukan main sama cepet juga itu asli
Saya: iya, benar.
- Guest: Up
Saya: ini udah up lagi
- rama:Lebih hati-hati lagi itu neptune sama 3 goddess lainnya soalnya kalau Ichigo jadi hollow butuh waktu beberapa menit itu untuk sadar sendiri, Hollow nya ngendaliin dirinya, jadi biasanya kalau udah sadar Ichigo nya, topeng nya di lepas secara paksa biar gx bahayain yang lain
Saya: ya. Mereka akan hati-hati kok.
- joe:Itu Ichigo sadar nya pas ada kekuatan goddess purple heart kan?, jujur aja sih butuh waktu untuk nyadarin nya kalau jadi hollow
Tapi ya gx apa-apa lah nice fight lanjut thor
Saya: karena kekuatan goddess purple heart, ichigo bisa sadar walaupun nggak ditarik topeng hollownya.
- purple heart: Gimana itu reaksi temen goddess nya apakah Ichigo nanti di minta penjelasan soal topeng sama kekuatan hollow, kayaknya ga mungkin Ichigo mau jelasin soalnya mungkin belum saat nya
Saya: tentunya Ichigo sulit menjelaskannya karena itu akan membingungkan teman-temannya.
- dash:Gila Ichigo hampir ngabisin peashy, emang crazy banget kalau hollow nya di luar nalar asli
Saya: ya. Untung aja Peashy selamat
- Guest 2: Tunggu di lanjut thor
Saya: oke, ini udah lanjut.
- Guest 3: Moga-moga peashy sama plutia jadi temen nya ichigo
Saya: tentu mereka berteman
- Guest 4: ditunggu
Saya: udah up ya
- Ichi fell:Gue pingin liat kelanjutannya lagi, entah makin lama makin seru dan epik seneng gue lama-lama
Makasih banyak thor udah up!
Saya: saya usahakan ya. Lalu, sama-sama. Terima kasih buat review-mu.
- alif55: Oh my, yellow heart ga bisa nandingin kekuatan Ichigo karena ada hollow nya ya ga bisa apa-apa, gawat sih kalau mode vasto lorde pasti udah di habisin itu jelas
Saya: mode vasto lorde, mungkin semua goddess bakal kewalahan menghadapinya.
Sekian dari saya. Terima kasih buat kalian yang masih betah baca cerita ini sampai ke chapter ini. Tunggu aja kelanjutannya ke chapter 8.
Dari Hikayasa Hikari
Rabu, 12 Oktober 2022
