Solve the Kaitou Kid Puzzle
Dua hari selanjutnya,
SMA Teitan
Setelah bel berbunyi, Ran dan Sonoko datang ke meja Yuki dan berdiri di depannya. Melihatnya dengan penuh harapan, terutama Sonoko, gadis kaya dari keluarga Suzuki.
"Sohma-kun, apa kamu mau makan bersama kami?", Ran bertanya.
Shinichi yang duduk di sebelah Yuki menghentikan aktivitasnya dan menatap teman kecilnya dengan curiga, apakah Ran mulai menyukai Yuki? Saat pertanyaan itu terlintas di benaknya, Shinichi meningkatkan kewaspadaannya.
"Ah? Ya, tidak masalah ..."
Yuki mengangguk.
"Yay! Bagus! Makan bersama Oji Sama! Aku sangat beruntung bisa sekelas denganmu..~", Sonoko tanpa malu mengatakan itu, tepat di depan Yuki membuat pipi Yuki hangat. Suaranya yang keras membuat teman-teman sekelasnya yang lain melihat ke arah mereka dan ini membuat Yuki merasa canggung saat menjadi sorotan dan juga harus berurusan dengan seorang gadis seperti Sonoko yang kepribadiannya yang terlalu ceria
Untungnya, Ran ada di sana untuk menyelamatkan situasi dengan memukul kepala gadis itu dan memperingatkan Sonoko untuk bertindak lebih sopan dan tidak mempermalukan Yuki di depan umum.
"Maaf Oji Sama...", Sonoko tersenyum malu.
"Tidak apa-apa", Yuki malas menanggapi. Dia mengambil bento murah yang bisa dibeli di toko serba ada dan berniat memakannya. Karena dia menabung dan dia juga tidak pandai memasak Yuki harus mengikat perutnya dan memakan apapun yang dia punya.
Ran dan Sonoko mengambil kursi duduk mereka dan duduk di depan mejanya, tidak. Lebih tepatnya, Sonoko ada di depannya sementara Ran duduk di depan meja Shinichi. Masing-masing membawa bento sendiri. Ran membawa dua bento, satu bento dibungkus kain biru, yang lain merah. Sepertinya bento lain disiapkan untuk Shinichi.
Sonoko, di sisi lain, membawa bento tiga lapis yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai lauk yang dibawanya. Dia memegang bento tiga lapisnya dengan hati-hati, takut itu akan terlepas dari tangannya.
"Oji-Sama~! Ayo, coba bento yang sudah disiapkan kokiku", Steak daging sapi yang dicelupkan ke saus diarahkan ke mulut Yuki. Dia berniat menyuap Yuki sendiri.
"Ano...Anda tidak perlu repot, Suzuki-san", Yuki merasa kurang nyaman membuat gadis kaya itu berbagi bento dengannya. Dan dia juga malu untuk makan dan diberi makan oleh Sonoko
"Tidak masalah. Cicipi ini, steak daging sapi kokiku. Lezat!" Karena niat baiknya untuk memberi makan Yuki dengan sumpitnya terus-menerus ditolak, Sonoko hanya bisa mengalah, dia memberikan sumpit lain yang belum tersentuh kepada Yuki sehingga dia bisa berbagi makanan dengan pangeran sekolahnya.
Yuki akhirnya menurut, mulai mencicipi beef steak dari bento Sonoko. "Itadakimas !"
Saat saus steak daging baru saja meresap ke dalam mulutnya, otak Yuki meledak dan Boom! Mata Yuki terus bersinar dengan kehidupan. Dia berhenti makan dan menatap daging sapi di sumpitnya dengan mata bersinar. Ini ... bukankah ini terlalu enak?
"Bagaimana rasanya, Oji Sama?", Sonoko bertanya ingin tahu. Ran dan Shinichi yang memulai aktivitas makannya berhenti, mereka ingin tahu reaksi Yuki saat mencicipi masakan koki keluarga Suzuki.
"Ini...ini sangat enak...", Yuki menjawab dengan wajah takjub.
Air mata kebahagiaan hampir tergenang di pelupuk mata Yuki, selama 1 tahun dia hidup di dunia ini, yang dia sering makan hanyalah nasi putih dengan sup miso dan ikan bakar jadi saat mencicipi masakan koki Sonoko yang menyiapkan steak daging sapi sebagai menu hari ini untuk putri keluarga Suzuki, Yuki langsung kehilangan kata-kata dan cukup menikmati makanan yang didapatnya hari ini berkat kemurahan hati Sonoko.
Karena bisa menikmati makanan lezat, Yuki tanpa sadar mengabaikan citra pria dingin yang dia mainkan untuk menghindari mengumpulkan banyak penggemar dari murid perempuan dan dia bahkan makan dengan senang hati. Bibirnya yang sering menampilkan senyum palsu, mulai melengkung menjadi senyuman sungguhan.
Senyum tulus ini membuat Shinichi yang selama dua hari ini memperhatikannya merasa seperti ada kupu-kupu yang menari-nari di perutnya. Bahkan, dia begitu asyik melihat senyum mengembang di wajah Yuki sehingga "Pluup !", dia menjatuhkan daging asap dari sumpitnya. Untungnya, saat itu tidak ada orang yang melihat wajah bodohnya kerana saat itu Ran dan sonoko menatap Yuki dengan simpati.
"Syukurlah kau menyukainya...", Sonoko bertindak drastis dengan menghapus 'air mata' kesedihannya dengan sapu tangan yang entah dari mana muncul. Mereka berdua tahu situasi kehidupan Yuki yang harus menyewa rumah dan tinggal di sebelah agensi Mouri. Duduk di sana sendirian dan harus mencari nafkah dengan bekerja di kafe Pairot (dia baru saja mulai bekerja kemarin dan kebetulan Sonoko yang sedang mengunjungi rumah Ran melihat Yuki bekerja di sana)
"Kamu kenapa, Shinichi?", Ran bertanya setelah menyadari Shinichi terdiam dan melihat Yuki tidak berkedip.
"Ah...tidak ada...", Shinichi tergagap. Dia terus makan dan terus mengabaikan Yuki dan kedua teman masa kecilnya.
Aktivitas makan mereka berlanjut seperti biasa, dengan Ran dan Sonoko mengobrol satu sama lain sebagai suara latar.
"Oh ya, Shinichi. Apa kamu melihat pemberitahuan dari Kaitou Kid?" Sonoko tiba-tiba mengubah topik pembicaraan mereka dan ini berhasil menarik perhatian Shinichi, Ran dan Yuki.
"Kaitou Kid? Bukankah dia menghilang 8 tahun yang lalu?", Shinichi mengerutkan alisnya, wajahnya berubah bingung mendengar pertanyaan Sonoko.
"Itu berita lama. Kaitou Kid telah muncul kembali. Sekarang dia kembali dengan pemberitahuan yang dibagikan kepada netizen di Tokyo yang kebetulan ada di sana! Berdasarkan rumor, banyak pemberitahuan dalam bentuk kartu dari Kid jatuh tersebar dari langit dan aku mendapat satu!", Sonoko segera menunjukkan Shinichi kartu notifikasi dari Kaitou Kid yang dia terima dari kakak perempuannya, Ayako Suzuki yang kebetulan mendapatkan kartu itu.
Shinichi mengambil kartu itu dari Sonoko dan membaca pemberitahuan di kartu itu dengan rasa ingin tahu.
"πΏπππ πππππ πππππ ππππππππ,
π³ππππππ πππππ ππππππππππ ππ πππππ ππππ’π
π±πππππ πππππ ππππππ,
πππ’π ππππ πππππππππ πππππππ ππ πππ ππ πππππ πππππ πππππππ"
Saat membaca pemberitahuan Kid, Shinichi tanpa sadar meletakkan jarinya di bawah dagunya. Itu adalah kebiasaan jika dia serius berpikir.
Sementara Shinichi sibuk membaca teka-teki di kartu, Yuki berhenti makan dan bertanya pada Ran dan Sonoko tentang Kaitou Kid. Pertanyaannya mengejutkan kedua gadis itu.
"Eeeh?! Kamu tidak tahu Kaitou Kid, Oji Sama?", Sonoko menutup mulutnya, matanya melebar ketika dia melihat Yuki. Bahkan, Ran yang tidak tertarik dengan Kaitou Kid mengenal pencuri itu. Sonoko tidak menyangka Yuki tidak pernah tahu keberadaan Kaitou Kid selama hidupnya.
Yuki hanya menganggukkan kepalanya karena malu ketika ditanya pertanyaan itu. "Ya", suaranya begitu lembut seperti nyamuk.
"Dengar, Oji Sama. Kaitou Kid itu..." Sonoko mulai menjelaskan tapi Shinichi lebih dulu menyela pembicaraan mereka.
"Aku memecahkan teka-teki Kaitou Kid." Shinichi berkata dengan bangga.
Rahang Sonoko ternganga begitu mendengar itu. "Begitu cepat? Tidak sampai lima menit setelah kamu mendapat kartu Kaitou Kid ..."
Yuki menatap Shinichi dengan takjub sementara Ran sudah mengetahui temperamen Shinichi yang sebenarnya sehingga dia bisa menebak Shinichi akan bertindak bodoh begitu dia dipuji.
Seperti yang diharapkan, setelah mendengar komentar Sonoko, Shinichi menjadi semakin bangga dan mulai tertawa seperti orang bodoh.
"Hahaha!Teka-teki Kaitou Kid hanya standar untuk anak kecil. Aku tidak perlu waktu lama untuk menyelesaikannya ...", Shinichi meletakkan kedua tangannya di pinggang dan mulai tertawa angkuh.
" ... "
Kekagumannya saat mengetahui Shinichi telah memecahkan teka-teki oleh Kaitou Kid telah memudar, digantikan oleh kekesalan Yuki pada Shinichi dan tawanya.
BAng !!
Shinichi dikejutkan oleh ledakan keras oleh Ran di mejanya. Dia langsung berhenti tertawa dan menatap Ran dengan canggung dan sedikit takut.
"Apa yang ingin kau katakan, Shinichi?", Mata Ran tertekuk, dan dia tersenyum.
"Ah... tidak ada!" Shinichi dengan cepat menggelengkan kepalanya. Hilang sudah rasa bangganya dan Shinichi mulai gementar ketakutan saat melihat wajah tersenyum Ran yang tidak benar-benar tersenyum.
"Jadi teruskan analisis kamu", lanjut Ran yang masih tersenyum.
"Iya...", Shinichi masih mengangguk lemah.
Di latar belakang, Sonoko dan Yuki saling memandang dan tubuh mereka sedikit menggigil. Sial, siapa sangka Ran yang berwajah lembut ini ternyata menakutkan?!
Detik berlanjut dan Shinichi menanggapi komentar Ran dengan suara rendah dan memulai analisis. Awalnya, suaranya masih terdengar lemah, akhirnya kepercayaan diri kembali hingga detektif maniak itu menjelaskan analisisnya dengan percaya diri. Dan itu berhasil membuat Yuki merasa takjub untuk kedua kalinya dan menatap Shinichi dengan mata tak berkedip.
"Mari kita mulai dari yang paling mudah, Kid menyatakan pencurian akan terjadi saat bulan purnama. Jadi, penyiar di berita menjelaskan akan ada gerhana tahun ini. Gerhana bulan kali ini diketahui 'Super Blood Wolf' atau dikenal sebagai 'Bloody Moon'. Fenomena ini terjadi ketika bulan yang biasanya berwarna putih berubah menjadi merah atau coklat kemerahan. Fenomena ini seperti yang digambarkan pada kartu dari Kid. Lihat teka-teki di baris pertama 'Pada malam bulan berdarah'. Ini ter..."
"Shinichi! Persingkat analisismu. Kami ingin tahu tanggal terjadinya Kaitou Kid Heist...", Sonoko menyela analisis Shinichi.
"Ah, maaf", Shinichi tersipu malu. Dia menggaruk bagian belakang lehernya dengan perasaan canggung. Dia akhirnya memuaskan Sonoko dengan memberi tahu tanggal Heist Kaitou Kid yang akan datang.
"Menurut ramalan gerhana bulan kali ini akan terjadi pada tanggal 5 Maret bulan ini, tepat 22:45"
"Oh! Ini Jumat depan. Tiga hari dari sekarang! Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya!", Mata Sonoko bersinar terang. Yuki memandang Sonoko dengan aneh. Mengapa gadis itu terlihat sangat bahagia? Apakah Kaitou Kid begitu populer sehingga anak-anak SMA seperti Sonoko begitu terobsesi dengan dengannya?
"Shinichi, bagaimana dengan teka-teki di baris ketiga?", Ran bertanya.
"Ah ya, apa yang dimaksud dengan 'begitu tirai terbuka' pada kartu itu?", Sonoko dengan penuh semangat mengajukan pertanyaan itu. Ran yang duduk di sebelahnya hanya menggelengkan kepala saat melihat temannya yang terlihat aktif ketika hal-hal terkait yang disukainya dibicarakan.
Shinichi tersenyum misterius saat menjawab pertanyaan Sonoko; "Bukankah setiap kali sebuah objek dipajang, manajemen akan menutupinya dengan tirai? Jadi apa yang Kaitou Kid katakan dalam kartunya, 'Begitu tirai dibuka' adalah ketika objek yang dia bidik dibuka tirainya untuk dipajang di depan pengunjung, saat itulah dia mulai bertindak"
"Tempat seperti apa yang digunakan untuk memamerkan benda yang tak ternilai di depan umum untuk dilihat tetapi tidak untuk disentuh?" Shinichi menanyakan pertanyaan itu.
"Exhibition Hall?", Dan Yuki tanpa sadar menjawabnya.
"Ah ya, di exhibition hall...", Shinichi sedikit terkejut dengan Yuki yang menjawab pertanyaannya tapi dia menyamarkan ekspresinya dan menjawab seperti biasa.
"Oh. Oji Sama. Kamu pintar sekali!", Sonoko memuji Yuki dengan sangat tinggi hingga membuat Yuki merasa sangat malu dan ingin menggali lubang dan mengubur dirinya sendiri. Sial, jika ini terus berlanjut, dia tidak tahu sampai kapan dia bisa bertahan.
"Sonoko, aku tidak bisa mendengar penjelasan Shinichi jika kamu terus berbicara", Ran memijat titik tengah di antara matanya. Merasa lelah dengan Sonoko.
"Oh ya. Maaf oke?"Sonoko nyengir. Dia terus duduk diam, menatap Shinichi dengan kedua alisnya terangkat.
"Oke Shinichi lanjutkan analisamuβ¦", Ran menghela nafas.
"Jadi, di Jepang ada banyak exhibition hall. Tapi di Tokyo hanya ada dua. Untuk mengetahui lokasi tempat ini kita harus memecahkan teka-teki kedua Kaitou Kidd, 'deburan ombak menghempas di malam yang sunyi'...", Shinichi mengulangi.
"Apa yang dimaksud dengan ombak, ombak di laut? Tapi apakah ada Exhibition Hall yang dibangun di tepi pantai?", Ran mengerutkan alisnya. Kepalanya terasa mati rasa karena memikirkan makna di balik teka-teki Kid.
Shinichi masih mempertahankan senyum misterius menjawab Ran; "Siapa bilang 'ombak' berarti 'ombak laut?'"
"Eh, salah ya?", wajah Ran berubah kaget. Yuki juga. Dia tidak berpikir apa yang Ran tebak salah.
"Shinichi, apakah kamu sudah mengungkap arti sebenarnya dari 'ombak' dalam Kartu?", Sonoko menjadi ceria dan dia langsung melupakan bento tiga lapis yang dia bawa untuk makan saat istirahat dan untuk dibagikan dengan Yuki.
Tidak hanya dia, Yuki dan Ran juga lupa makan karena sibuk mendengarkan analisa Shinichi.
"Hei, aku tahu kalian akan mengartikan 'ombak' sebagai gelombang laut, tapi kalian harus tahu karena tidak ada Exhibition Hall yang terletak di pantai...", Shinichi menggelengkan kepalanya. Menatap Ran, Sonoko, dan Yuki dengan tatapan kecewa seolah-olah mereka telah melakukan kesalahan dan ini membuat mereka bertiga menatap Shinichi dengan kesal.
"Dengar sini, apa yang Kid maksudkan 'ombak' adalah perusahaan penyiaran", Shinichi berkata dengan acuh tak acuh.
Sonoko terdiam. Memikirkan sesuatu. "Gelombang ombak... perusahaan penyiaran... Stasiun radio...Begitu, Kid berbicara tentang gelombang radio!"
Mata gadis itu menjadi cerah saat dia dapat memecahkan teka-teki yang bermain dibenaknya.
"Tapi aula pameran mana yang terletak di dekat stasiun radio di Tokyo?", Ran bertanya ragu-ragu tapi Shinichi segera menjawabnya dengan lancar, menghilangkan keraguan di hati Ran.
"Jawabannya dapat ditemukan di teka-teki terakhir. Kid bilang dia ingin mengambil Harapan, tidak diragukan lagi targetnya adalah The Hope's Diamond, berlian paling berharga dengan nilai tertinggi di Jepang⦠adalah The Hope's yang akan dipajang di Nikita Exhibition Hall Center milik Hiroshita Mikitani baru-baru ini... Kebetulan, Nikita Exhibition Hall Center berjarak satu kilometer dari perusahaan penyiaran radio"
"Oh! Itu benar... seperti yang diharapkan oleh detektif maniak kita!", Setelah mengatakan itu, Sonoko segera menepuk punggung Shinichi dengan keras, membuat tubuh detektif didorong ke depan.
"Sonoko !"
Ran bermaksud memarahi temannya tetapi kata-kata yang ingin dia ucapkan ditenggelamkan oleh suara itu;
Krrriiiiinnnngggβ
Bel istirahat usai berbunyi menandakan waktu belajar dimulai.
"Oh tidak! Jam istirahat sudah selesai!", Sonoko kaget.
Yuki melihat ke bawah untuk melihat bento yang dia beli masih belum tersentuh.
Karena sibuk mendengarkan Shinichi memecahkan teka-teki Kaitou Kid, mereka berempat tidak sempat makan bento sehingga mereka harus menghabiskan waktu belajar dengan perut kosong.
ο½₯οΎ: *ο½₯οΎ*ο½₯οΎ: *ο½₯οΎ*ο½₯οΎ: *ο½₯οΎ:Next Chapterο½₯οΎ:
