Disclaimer: Final Fantasy XIV © Square Enix. Tidak ada keuntungan material apa pun yang diambil dari karya ini.

waktu yang berbalik
oleh revabhipraya


.

.

.

"Aku tidak akan menolak perjodohan ini, tetapi tolong jawab dengan sebenar-benarnya: kenapa?"

Satu kata tanya itu cukup untuk membuat wanita paruh baya itu berkeringat dingin. Jari-jari tangannya bergerak-gerak gelisah, dan wajahnya pun jelas tampak tidak tenang. Di hadapan wanita itu, ada wanita muda berperawakan mirip. Hanya saja, secara emosi, wanita muda ini tampak lebih stabil.

Tidak ada jawaban dari si wanita paruh baya selama beberapa detik, si wanita muda bertanya lagi, "Kenapa, Bu?"

Sang ibu menarik napas. "Uang, Shtola. Keluarga kita sudah kehabisan uang. Kita tidak punya lagi uang untuk tetap menghidupi perusahaan, dan kita hanya hidup dari sisa-sisa keuntungan yang dulu. Kita sudah semakin merugi."

Si wanita muda yang dipanggil Shtola, atau lengkapnya Y'shtola, menghela napas panjang. Benar, uang. Belakangan ini, ibunya memang selalu tampak kesulitan karena uang. Buta namanya kalau Y'shtola tidak sadar. Sejak ayahnya meninggal, memang ibunyalah yang mengambil alih perusahaan. Semuanya berjalan dengan baik dan lancar sampai sang ibu memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan lain. Sialnya, sang ibu yang naif tidak tahu bahwa ia sudah dikendalikan oleh rekannya itu, dan pada akhirnya, sebagian besar keuntungan diambil oleh rekannya. Sejak saat itulah keuangan keluarga mereka jadi berantakan. Lebih parahnya lagi, keluarga mereka masih harus membiayai kuliah adik Y'shtola, Y'mhitra. Tentu saja, gaji Y'shtola sebagai seorang karyawan bagian keuangan perusahaan kecil tidaklah cukup untuk membiayai sang adik.

"Baik, akan kulakukan." Y'shtola mengangguk. Wanita itu sebenarnya enggan, tetapi toh, ia yakin pria yang akan dijodohkan dengannya ini juga enggan. Mereka harus berkompromi. Lagi pula, Y'shtola adalah pihak yang membutuhkan perjodohan itu di sini. "Jadi, siapa yang akan jadi calon suamiku?"

.

Keluarga Augurelt adalah keluarga yang sangat berada, dan bahkan cukup terpandang di kotanya. Satu-satunya penerus keluarga ini, Urianger, baru saja dikabari bahwa ia akan dijodohkan dengan anak perempuan pertama keluarga Rhul, pemilik sebuah lembaga keuangan swasta yang sedang di ambang kebangkrutan. Pernikahan bisnis, tentu saja, mengapa Urianger harus terkejut?

Malam itu, Urianger dan calon istrinya dijadwalkan untuk makan malam bersama di sebuah restoran eksklusif. Mereka belum pernah bertemu, hanya saling tahu nama. Meski begitu, nama si perempuan ini tidak familier bagi Urianger. Y'shtola Rhul. Sepertinya memang mereka belum pernah bertemu.

Begitu Urianger tiba di restoran itu, seorang pelayan langsung mengarahkannya ke sebuah meja yang rupanya sudah diisi oleh seorang wanita. Wanita itu tampak dingin, tetapi tenang. Sepertinya ia enggan ada di sini, tetapi Urianger tidak dapat melihat itu. Sang wanita menyembunyikannya dengan sangat baik.

"Halo," sapa Urianger begitu jarak mereka sudah cukup dekat.

"Oh, halo juga." Y'shtola buru-buru berdiri sambil menyodorkan tangannya.

Urianger menjabat tangan mungil itu, lalu keduanya duduk bersamaan. Tidak lama, seorang pelayan datang dengan dua buku menu. Pasangan itu memilih menu dengan cepat, dan tidak lama setelahnya, mereka tinggal berdua lagi.

"Jadi … Urianger." Y'shtola tersenyum tipis. "Kurasa kita sudah sama-sama tahu untuk apa kita ada di sini, jadi bisakah kita mulai dengan pertanyaan-pertanyaan standar?"

Si pria mengangkat alisnya. "Seperti apa?"

"Seperti, apakah kau punya pacar?"

"... tidak, tentu saja tidak. Apakah aku harus punya?"

"Bukan begitu." Sang wanita menggeleng pelan. "Biasanya, orang-orang yang dijodohkan sudah punya kehidupan sendiri sebelum terjebak dalam urusan bisnis yang dibalut romansa palsu."

"Menarik." Urianger bertopang dagu. "Bagaimana denganmu? Punya pacar?"

"Tidak, terlalu sibuk." Y'shtola mencondongkan badannya. "Meski keluargaku memiliki sebuah perusahaan, aku memilih untuk bekerja di tempat lain. Gajinya lebih kecil, memang, dan aku juga tidak dapat perhatian khusus karena statusku sebagai anak pemilik atau apalah, tetapi aku lebih suka kondisi seperti itu."

Urianger manggut-manggut. Wanita ini tipe pekerja keras rupanya. "Jadi, kau tidak suka diperlakukan dengan khusus."

"Bukan, bukan begitu. Tentu saja aku suka diperlakukan secara khusus. Hanya saja, di dalam lingkup pekerjaan, aku lebih suka jadi orang yang biasa-biasa saja."

"Ah." Barulah Urianger paham. "Kau tidak suka jadi pimpinan perusahaan."

Y'shtola mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum miring. "Membayangkannya pun aku tidak bisa."

"Kalau begitu, sama." Urianger tersenyum penuh arti. "Aku juga lebih suka seperti itu, bekerja di belakang layar."

"Bagaimana kalau perjodohan ini juga seperti itu?"

"Maksudnya?"

"Perjodohan kita didasari oleh bisnis," jelas Y'shtola sambil mengetuk-ngetuk meja dengan tangan kanannya. "Kurasa, asalkan kita kelihatan baik-baik saja di depan publik, kita bisa bekerja seperti biasanya di belakang layar."

"Begitu? Jadi, kita tampil sebagai pasangan hanya di depan kamera saja?

Sang wanita mengangguk yakin. Diambilnya gelas air mineral yang tadi sudah disediakan pelayan untuk ia minum.

"Tapi…." Untuk sejenak, Urianger kelihatan ragu, tetapi akhirnya ia putuskan untuk melanjutkan perkataannya. "Aku menyetujui perjodohan ini karena aku memang menyukaimu."

Y'shtola nyaris saja tersedak. Urianger bilang apa tadi?

.

.

.

FIN?


A/N.

FFWC nya ngaret 8 bulan WKWKWKWKWK ternyata naskah ini lupa di-publish X'D