Disclaimer : Notes Mine.
Genre : Supranatural, Action, Sliceoflife, Romansa ( mungkin akan ada) dl.
Warning : Many Typo's, Alternatif Story, Kesalahan EYD, dll.
Ringkasan : -
Selamat Menikmati.
Pds-4 telah berakhir sekitar 3 bulan lalu, dan itu Menyisakan luka yang mendalam untuk orang-orang yang ditinggalkan oleh kekasih, keluarga serta teman seperjuangan.
Meski begitu, tidak ada satupun orang yang sadar. Bahwa rasa kehilangan itu adalah yang paling besar dirasakan oleh seseorang.
Dia yang sejak awal tak punya siapa-siapa, hidup dalam penderitaan tiada akhir, dan saat memiliki seseorang yang berharga! ia terus saja kehilangan mereka, bahkan ketika berusaha untuk berdiri! Orang-orang berusaha untuk menjatuhkannya kembali.
Ia juga kehilangan impiannya, tetapi ia merasa semua itu sudah tidak ada artinya lagi.
Memang benar! Perang sudah lama berakhir, itu sekitar 3 bulan lalu. Tapi Revolusi sejati yang diinginkan oleh Uchiha terakhir telah terwujud.
Kini keseimbangan kelima desa shinobi besar telah hancur, meski mereka bisa memilih kage baru! Tapi luka yang muncul dihati mereka tidak akan segera sembuh, sebab.
Perang selalu meninggal luka dan kebencian.
Termasuk luka yang terbuka kembali dihatinya, Ia bernama lengkap Uzumaki Naruto. Seorang shinobi hebat yang berkontribusi besar dalam Pds-4, termasuk dengan menciptakan perdamaian pasca perang berakhir.
Memang benar keinginannya untuk diakui sudah terwujud. Dan ia dipuja sebagimana seorang pahlawan, tetapi ada juga yang mendewakannya.
Namun hal itu, justru tak membuat hatinya merasa senang. Sebaliknya, semakin lama waktu berjalan.
Naruto merasa bahwa hidupnya sudah tak ada artinya lagi, karena hanya ada kehampaan sejauh dari iris permata shaffire itu melihat.
Kurama, dan kedelapan bijuu lain sudah tak bersamanya lagi, sementara cangkang juubi sudah tidak ada lagi, karena sudah kembali disegel dan disimpan di suatu tempat yang sangat jauh.
Bagi Shinobi sendiri, mereka tentu saja merasa senang mengetahui bahwa mimpi buruk mereka akhirnya pergi untuk selama-lamanya, tapi bagi desa dan Negara sendiri.
Itu adalah kerugian terbesar! kehilangan senjata yang berharga sama saja dengan runtuhnya kekuatan tempur desa itu sendiri. lalu menjadi Aib karena kehilangan senjata terkuat! tentu kekuatan tempur desa akan dipertanyakan oleh berbagai pihak, lalu menjadi buah bibir penduduk desa serta shinobi itu sendiri.
Selain itu, hal berkaitan dengan nilai moral akan turun dengan dratis, dan tak lama dari itu, konflik akan kembali muncul.
Setiap pemimpin tertinggi dari Negera adidaya pasti akan mengeluarkan perintahnya, tetapi jika tidak! pemimpin desa sudah pasti menyadarinya. Tentu saja konflik perebutan kekuatan akan kembali terjadi.
Tetapi itu hanyalah permulaannya, semakin lama waktu berjalan. konflik yang tercipta itu akan semakin membesar, lalu tanpa mereka ketahui, yang tersisa hanyalah sebuah bom yang dapat meledak sewaktu-waktu.
Dan tahukah kalian? itu hanya membutuhkan satu pematik api untuk mengubah semuanya kembali seperti awal! era dimana Pembunuh dibenarkan.
Tapi itu bukan sesuatu yang Naruto sendiri khawatirkan? karena itu bukanlah urusanya lagi.
Memikirkan arti untuk hidup didunia yang seperti ini? Hati sama saja tak berarti lagi.
Memang benar manusia hidup didunia untuk satu tujuan, yaitu untuk memanfaatkan kehidupan mereka sebaik mungkin! tapi jika hidup itu hanya untuk memperoleh kenangan indah.
Apa hal itu masih berlaku lagi untuknya? apa arti dari hidupnya ini? Ketika Naruto menyadarinya, ia menyadari bahwa perkataan Madara dalam Pds-4 memang benar apa adanya.
Karena semakin jauh ia berjalan, Naruto hanya menemukan warna hitam dan putih. Semua itu kini menjadi semakin jelas! dan ia tak bisa menyangkalnya lagi.
Bahwa konsep harapan itu sendiri, tidak lebih dari sebuah kalimat tak bermakna yang dipoles sebegitu indah. Sementara kata perdamaian? tidak lebih dari sebuah ilusi.
' Tak ada kedamaian sejati selama kita hidup didunia ini! '
' Manusia bukanlah mahluk yang pintar! '
Naruto teringat, itulah yang dikatakan oleh mendiang senpainya, Uzumaki Nagato.
Naruto tak mengerti, mengapa dirinya baru menyadarinya? dan seperti yang dikatakan oleh Nagato. Ia tersenyum kecut, mengingat kebodohannya sendiri.
Tentu saja Naruto tahu, tapi meski mengetahuinya, ia justru berpura-pura tak pernah mengetahuinya. Dan tetap berpikir optimis bahwa semuanya akan dapat diraih dengan kerja keras.
Kenyataannya, umat manusia bukanlah mahluk yang pintar, selain itu tak ada jaminan bahwa perdamaian yang berlangsung saat ini akan dapat bertahan lama. Sebab, semua hal bodoh itu terjadi karena sistem cacat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Katakanlah bahwa dirinya sudah terlalu kecewa dengan kebodohan pendahulunya. Setelah Mugen Tsukoyomi dilepas, Naruto tak melakukan hal lain selain segera pergi meninggalkan medan perang sejauh mungkin, selain itu ia sendiri tak punya alasan untuk melihat atau menyapa rekannya, karena saat itu.
Tak ada hal yang lebih penting, selain mengelana tanpa arah hanya untuk mencarinya, apa yang telah hilang dari dalam dirinya.
Mencari alasan untuk hidup? Itu hal utama yang Naruto cari selama 3 bulan terakhir, Naruto sadar, ia sudah tak memiliki alasan untuk kembali ke desa, bahkan ketika Outsutsuki Toneri menyerang bumi! Naruto sendiri tak terlalu memusingkannya, toh jika hancur ya sudah! lagian ia tak lagi memiliki alasan untuk melindungi dunia ini lagi.
Selain itu, ketika memikirkan alasan lain, ia sadar hanya ada rasa sakit dihatinya. Naruto ingat, Gadis yang cintainya juga sudah tidak bersamanya lagi.
Di desa kelahirannya, ia sendiri tak punya keluarga! sedangkan sosok yang teramat penting baginya, Gurunya Jiraiya, kakeknya Sandaime Hokage! dan kedua Orang tuanya sendiri.
Mereka terlebih dahulu meninggalkan dirinya untuk selamanya.
Malam yang sunyi, tanpa adanya sinar cahaya bulan yang menerangi langit. Naruto melompat keluar dari sebuah portal dimensi yang ia buka, lalu mendat mulus diatas makam sederhana.
" Lama tak bertemu, Ryuzetsu-san! "
Kata Naruto saat ia mengambil posisi jongkok, dan mengeluarkan setangkai bunga yang biasa orang gunakan saat berziarah dari dalam fuin segel yang terlukir ditelapak tangan kirinya.
lalu meletakanya diatas makam kenalannya, tak jauh dari jembatan yang menghubungkan kedua desa, Kusa dan Oto. Naruto mendongak untuk melihat batang pohon yang sedikit terbakar, ia ingat itu karena ia berlatih teknik katon yang diajarkan Ryuzetsu kepadanya.
Merangkai beberapa segel tangan sederhana, Naruto lalu memusatkan cakra disekitarnya.
" Katon : Oni Dorou "
Satu, demi satu bola api berbentuk kepala iblis berukuran kecil terbentuk, dan bagaikan sebuah lampu lampion.
Bola-bola api terbang dan bersinar terang diantara langit-langit yang gelap.
" Mungkin hanya ini yang bisa kuberikan, selain itu kamu pasti akan lebih bahagia andai jika hari itu kamu membiarkanku mati saja, Ryuzetsu-san! "
Saat kalimat itu selesai untuk dikatakan, Angin malam secara tiba-tiba berembus kencang, menerbangkan setiap helai surai pirang dengan beberapa ujung helai yang memutih efek pencampuran DNA Uchiha Madara yang ia tanamkan ketubuhnya sekitar 2 bulan lalu, serta reaksi dari Chakra Rikudou ditubuhnya.
" Kukuku, Naruto-kun... Kau seharusnya tak boleh berkata seperti itu, masih ada hal yang bisa kamu lakukan untuk mengisi kekosongan Hatimu! "
Suara yang terdengar antara campuran pria dan wanita terdengar, ia tak juga perlu menoleh untuk mengetahui siapa pemilik hawa kehadiran ini.
Udara disekitarnya menjadi semakin berat, sementara suasana berubah menjadi canggung terutama saat Naruto tak kunjung merespon.
Dan beberapa menitpun berlalu tanpa ada yang terjadi.
" Jika kamu diam seperti itu terus, bisa-bisa para gadis akan takut padamu, dan berpikiran yang aneh-aneh Naruto-kun! "
" Hm, mungkin kamu benar Karin! "
Kata Naruto dengan seulas senyum tipjs, ia lalu menoleh untuk melihat wajah tenang Orochimaru.
" Lalu apa sebaiknya yang harus kulakukan, tuan yang mengetahui segala hal? "
Setelah menyelesaikan kalimatnya, angin malam secara tiba-tiba bertiup dengqn cukup kencang. lalu menerbangkan setiap helai poni pirangnya yang memanjang. Tapi itu beberapa terjadi beberapa menit sebelumnya.
Setelah angin malam memainkan surai rambutnya, satu buah iris mata unik terlihat dengan cukup jelas.
Sementara keduanya terdiam, menatap iris mata berbentuk riak air yang menyebar, dengan 6 tomoe yang mengitari setiap Lingkaran konsetris dengan pandangan terkejut.
Tetapi meski memiliki Rinnegan, Naruto hanya memiliki satu jadi kelopak mata kanannya masih sama seperti sebelumnya.
Yaitu iris blue shaffire yang menunjukkan kekosongan dan juga kehampaan, namun. Aura chakranya masih sama seperti terakhir kali dalam perang sebelumnya dan karin adalah sosok yang pertama menyadarinya.
Karena bagaimanapun juga, dia tak bisa melupakan warna dan kehangatan dari Chakra Naruto. Tetapi disaat bersamaan, Karin merasa bahwa dia tak boleh membuat Naruto marah.
Sebab, ketika mengingat Aura Chakra Naruto yang berubah menjadi sebaliknya, Gelap, dingin dan juga hampa.
Itu terasa seperti dirinya sudah tak lagi memiliki kesempatan untuk hidup.
Kembali kesisi Naruto, Naruto akui ia sebenarnya tak terlalu berharap untuk mendapatkan sebuah pencerahan. Karena itu bukanlah hal yang dapat diberikan, tetapi dicari! dan itulah yang Naruto yakini selama ini.
" Setidaknya kamu bisa memulainya dengan menjelajahi dimensi pararel dan mencari kebahagianmu disana! Naruto-kun! "
Kata Orochimaru dengan seulas senyum tipis.
Naruto terdiam, ia tak mengira sosok seperti Orochimaru akan memberinya sebuah nasihat.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Orochimaru, dia bisa mulai dengan menjelajahi Dimensi Pararel dan mencari kebahagiaan disana, akan tetapi. Naruto merasa sudah tak ingin berharap untuk sebuah kebahagiaan yang lain.
Karena pada akhirnya hanya akan ada penderitaan, kehampaan, dan kesendirian yang akan menunggunya.
Tapi? Mungkinkah itu hal yang benar? Daripada bertahan hidup didunia yang sudah tak ada artinya lagi? apakah itu menjadi keputusan yang benar.
" Dunia lain kah? "
Kata Naruto sambil memikirkan keputusan yang akan ia buat, tapi saat memikirkan itu lebih jauh lagi. Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Naruto merasakan hatinya dipenuhi keraguan.
Ia melihat Orochimaru yang terlihat sangat mengkhawatirkan dirinya, karena itu. Naruto merasa tak ingin membuatnya repot, apalagi jika harus berutang kepadanya. Naruto sendiri tahu, bahwa Orochimaru memang telah kembali kepada jalan yang benar, meski begitu.
Naruto masih merasa ragu hanya sekedar mengikuti nasihatnya, jadi dia memutuskan untuk mengaktifkan sensornya untuk dapat membaca isi hati Orochimaru, tapi daripada sebuah kebohongan dengan kedok rasa perhatian? Orochimaru ternyata tidak lebih buruk dari apa yang terlihat.
Tanpa sadar, seulas senyum tipis terlukir disudut bibirnya. Ia menatap wajah Orochimaru dengan pandangan bersahabat sebelum Naruto mengambil langkah berbalik. Ia lalu mengaktifkan kemampuan mata kirinya, memunculkan sebuah portal dimensi ruang waktu.
Tapi saat akan melompat masuk kedalam portal yang ia buat, langkah kaki Naruto segera tehenti takala ia mendengar Karin memanggilnya.
" Tunggu, Naruto-kun! Setidaknya bawalah ini! "
Ia melihat melalui ekor matanya, Gadis cantik dengan warna rambut merah yang berkibar mengikuti irama angin, namun bukan itu yang membuat Naruto tertarik untuk menatapnya lebih lama.
" Sh-sharingan? "
Karin tersenyum lembut, selain Sasuke. Naruto sendiri juga telah menarik perhatian gadis Uzumaki itu dengan aura Chakra nya yang terkesan membuat siapa saja yang berada disisinya merasa nyaman, dan terlindungi.
" Mata ini milik Uchiha Shisui, meski sebelumnya mata ini telah Rusak tapi aku menemukan cara untuk mengembalikan keadaannya seperti semula! "
Naruto terdiam, ia tak tahu harus berkata apa, siapa yang mengira ia akan dikejutkan dengan hasil usaha Karin. Karena mengembalikan keadaan mata seorang Uchiha yang telah buta kembali seperti semula bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
" Naruto-kun... Uhukkk... Uhukkk ".
Fokus Naruto teralihkan saat ia mendengar suara Orochimaru yang memanggilnya. Tak berselang lama sebelum Pria tua itu mulai batuk darah.
Melihat kondisinya yang seperti itu, Karin sadar bahwa kondisi tuannya sudah berada di akhir batasnya. Tapi saat hendak akan membuka suara, Orochimaru terlebih dahulu melanjutkan kalimatnya.
" Setidaknya bawalah karin, Gadis itu akan sangat berguna untukmu, selain itu dia adalah satu-satunya Uzumaki perempuan yang masih hidup di dunia Shinobi! "
Kata Orochimaru sambil tersenyum seperti biasa, sepertimya dia mencoba untuk menahan rasa sakitnya, dan bersikap seolah bahwa dirinya baik-baik saja.
" Baiklah, jika itu keinginanmu makan aku akan membawanya! "
Kata Naruto saat ia melihat kearah karin, tepat sebelum ia menyimpan botol yang menyimpan bola mata Uchiha Shisui kedalam duit dipergelangan lengan kirinya.
Naruto lalu melanjutkan dengan menarik tangan pergelangan tangan kanan Karin, sehingga Gadis itu terkejut akan perlakuan Naruto. Tapi sebelum sempat merespon rasa terkejutnya.
Karin kembali dikejutkan ketika Naruto secara tiba-tiba menarik tubuhnya, memeluknya pinggulnya dan menggendongnya dengan Gaya Bridal Style.
Gadis yang sudah sepenuhnya siap untuk menjadi seorang wanita seutuhnya itu. Dia lalu memalingkan wajahnya ketika hatinya dipenuhi oleh rasa malu, terutama ketika Naruto memperlakukan dirinya dengan romantis.
" Jika kita dipertemukan lagi, akan kupastikan aku membalas hutang budi ini! "
Kata Naruto sebelum ia melompat masuk kedalam portal dimensi ruang waktu, dengan karin bersamanya. keduanya kemudian lenyap dari pandangan mata Orochimaru, dan dalam hitungan detik bersamaan dengan portal dimensi yang tertutup.
Meninggalkan Orochimaru menatap kepergian keduanya dengan ekspresi wajah bahagia, namun. Ekpresi wajah bahagia Orochimaru segera hilang, terutama ketika dia merasakan dadanya dipenuhi oleh rasa sakit yang teramat menyakitkan.
" Sepertinya inilah batasan tubuhku, Naruto-kun kuharap kamu menemukan kebahagiaanmu! "
Kata Orochimaru pelan, dan secara perlahan.
Orochimaru mulai merasakan pandangan matanya yang mengabur! dia juga merasakan kesadarannya perlahan mulai menghilang, sebelum sempat melakukan apapun.
Tubuh Orochimaru segera terjatuh tersungkur, sebab kedua kakinya tak lagi mampu untuk menahan berat tubuhnya. Beberapa saat kemudian, Orochimaru terbangun ketika ia mendengar suara aliran sungai yang deras.
Dan begitu dia berdiri dari tempat dimana dia terbaring. Orochimaru menemukan dirinya yang sudah berada diantara kedua alam, dengan Jiraiya dan Tsunade yang melambaikan tangan mereka tepat disebrang sungai Sanzu.
" Orochimaru! kemarilah, kami menunggumu! "
Keduanya memanggilnya seperti biasa, mengabaikan reaksi wajah Orochimaru yang berubah menjadi speechless, terutama ketika melihat kedua rekan lamanya yang masih sama, dan tak pernah berubah! terutama setelah kematian mereka.
End, baru prolog nih, maaf bila masih jelek.
