Naruto punya Masashi Kishimoto
Cerita punya kejupanggang


Hai, namaku Ino! Sebentar lagi aku berulang tahun yang ke dua puluh. Wah, tidak terasa kalau aku sudah menginjak kepala dua! Ada perasaan senang dan sedikit takut akan hal ini! Namun, aku tidak khawatir, karena kemarin, Shikamaru juga berusia sama denganku.

Oh, belum tahu Shikamaru? Berarti kalian pembaca baru blog diariku dong, ya! Singkat saja, ya. Shikamaru itu sahabatku dari kecil! Dia si pemalas yang begitu jenius. Selalu tidur tetapi ranking satu, menyebalkan, ya? Mana hobinya selalu berkata merepotkan, pula.

Dia dan aku berbeda universitas. Shikamaru mengambil fisika murni sementara aku mengambil keperawatan. Cukup berbeda, sebenarnya ketika aku diterima di politeknik keperawatan, Shikamaru bahkan tidak menyangka aku bisa diterima. Memang dia menyebalkan, kerjaanku kan tidak hanya bersolek saja!

Jadi, apakah ada cerita di ulang tahunku hari ini? Tentu saja ada!

Ulang tahunku sama seperti yang sudah-sudah, menyenangkan. Sakura, Hinata, Tenten, bahkan Kak Temari merayakan hari ulang tahunku, aku begitu senang! Ayah dan Ibu memberiku uang lebih agar bisa mentraktir teman-temanku dan makan enak. Tentu saja aku mentraktir teman-temanku, termasuk Shikamaru dan Chouji. Kalau kalian masih belum tahu Chouji, dia juga merupakan teman masa kecilku. Aku, Shikamaru, dan Chouji merupakan sahabat dari kecil.

Semua terasa begitu menyenangkan, sampai ketika Shikamaru meminum dua botol sake dan berkata, "Selang ulang tahun kita hanya sehari. Jadi, mengapa tak kita tak sekalian jadi satu hati?"

Aku tahu itu hanya omongan melantur di saat mabuk, tetapi aku pernah ingat kalau orang mabuk itu ucapannya jujur. Jadi ... sampai sekarang aku masih tak bisa mengenyahkan ucapan Shikamaru. Karena ... jujur saja, aku tidak menyangka seorang Shikamaru akan berkata begitu?

Setelah dia sadar nanti, aku harus bagaimana? Aku benar-benar bingung sekali.

Kalau kalian tanya bagaimana perasaanku ... perasaanku pada Shikamaru ... entahlah, mungkin aku juga suka?

Ah, aku tidak tahu! Aku bingung!

Pembacaku, walau aku tahu takkan ada yang membaca karena

blognya kuprivat, sih, haha. Aku harus bagaimana? Haruskah aku melompat ke laut saja agar tak bertemu dengan Shikamaru?

Oh, omong-omong, Shikamaru sedang berada di depanku sekarang. Wajahnya nampak tidak mabuk tetapi tadi dia melantur. Aku mengetik ini di ponsel dengan diam-diam. Tentu saja! Malu kalau aku menulis ini secara terang-terangan.

Jujur ... aku sungguh ... sungguh tak menyangka bahwa Shikamaru akan mengatakan hal yang menurutnya menggelikan, apalagi pada orang merepotkan sepertiku. Dia selalu saja bilang kalau aku merepotkan, lucunya si kepala nanas itu menyukaiku, haha.

Menurut kalian bagaimana? Apakah aku harus menerimanya? Jujur saja ... aku cukup tertarik pada Shikamaru tetapi aku ... takut?

Ino segera menaruh ponselnya ketika dirinya dipanggil Chouji untuk membantu membawakan makanan. Padahal Ino sedang berada di masa genting begini, tetapi Chouji nampaknya masih anteng-anteng saja. Ya, si gadis pirang juga tidak bisa menyalahkan sahabat yang satunya karena Shikamaru mengatakan hal itu tepat saat hanya mereka sedang berduaan saja.

Melirik Shikamaru yang masih menaruh kepalanya di atas meja, sepertinya setengah sadar, Ino akhirnya meninggalkan ponselnya dan membantu Chouji mengambil makanan. Wajah Chouji berkerut heran ketika melihat sahabat cerewetnya nampak diam saja.

"Kau kenapa?" tanya Chouji heran, sesekali tangannya mengambil makanan dan dimakan sambil berjalan. "Kenapa diam saja? Bertengkar dengan Shikamaru?"

"Bagaimana bisa aku bertengkar kalau dia sudah teler begitu," sahut Ino sambil menunjuk Shikamaru menggunakan kepalanya. Chouji yang melihat itu hanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala.

"Sudah tahu tidak kuat alkohol, tetapi masih saja minum."

"Benar."

Ino akhirnya menaruh makanan di atas meja. Kini, gadis berambut pirang itu mengambil kembali ponsel yang berada di depannya. Membuka kembali blog curhatnya, dia kaget bukan main ketika melihat satu komentar di curhatannya yang paling baru.

Berulang kali Ino membaca komentar yang dibuat dirinya, lalu menatap Shikamaru dengan mata separuh terbuka. Menyadari bahwa ternyata si rambut nanas yang mengomentari curhatannya membuat wajah Ino semerah tomat.

Chouji, yang makin bingung dengan tingkah Ino pun bertanya. "Kau kenapa?"

Ino mengibaskan tangannya, mengipasi wajah yang makin memanas. "Aku tidak apa-apa ... aku ... mau ke toilet dulu."

Chouji masih menatap heran kepergian Ino yang mendadak. Meski begitu si rambut cokelat tak ingin ambil pusing, karena kedua temannya sedang aneh hari ini—yang satu setengah mabuk, satu lagi gelagapan dan gugup—jadi Chouji memutuskan untuk makan lebih dulu.

Ponsel Ino bergetar, layar yang tadinya gelap berubah menjadi terang. Chouji melirik ponsel Ino yang ternyata bergetar karena si gadis menyetel alarm. Ketika Chouji mematikan alarm di ponsel Ino, senyum tipis mampir di wajahnya.

"Kedua sahabatku ini sungguh lucu sekali," tuturnya sembari memakan makanannya.

Dalam layar ponsel yang masih menyala, tertulis komentar:

Terima saja. Kupastikan kau akan bahagia denganku.

-S


a.n: . btw, buat cumi-cumi anon, karena aku lagi sibuk banget, jadi aku gabisa banjirin kamu dengan fanfic2 ino x male chara lain :))) terus cupu banget ngambil nama author lain sampai orangnya dm aku minta maaf dan ngejelasin kalau itu bukan dia. ga malu ewwww. minta maaf sama si cumi-cumi akun asli sana, kasian buset dia minta maaf di riview sampe dm, gapunya malu ewww. seengganya berani dikit kalo mau roasting, pake akun beneran gitu lo jangan pake anon.

nanti kalau aku gasibuk bakal aku banjirin ff ino x male chara yg lain biar kamu nangis hehehe.