Battle Scars
Rated : M
Genre : School, Drama, Action, Slice of Life, Martial Art
.
.
Disclaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
HighSchoolDxD : Ichie Ishibumi
Warning : Typo bertebaran
.
Rias Gremory adalah seorang gadis cantik berambut merah yang saat ini masih mengenyam pendidikan di Kuoh Gakuen, sebuah sekolah elit yang berada di pinggiran kota Tokyo. Selain berwajah cantik dan anggun dia juga memiliki sifat yang ramah dan suka bergaul namun dibalik itu semua jangan pernah mencari gara-gara dengannya karena jika ada orang yang mencari masalah padanya maka dia tidak akan segan untuk bersikap kasar dan mudah main tangan, bahkan dia juga sangat suka membully orang yang pernah berurusan dengannya.
Saat semua orang sudah tahu akan sifat lain dari Rias yang tidak segan-segan untuk membully orang, baik itu murid laki-laki ataupun perempuan tapi ada satu orang sial yang setiap hari harus berurusan dengannya karena pernah melakukan kesalahan kecil pada si Gremory sehingga kini dia menjadi pesuruh dan samsak berjalan dari wanita cantik tersebut.
Contohnya seperti saat ini terlihat dua orang murid yang sedang berhadapan satu sama lain di taman belakang sekolah yang dimana satu orang dari mereka adalah si gadis Gremory dan satu orang lainnya ialah seorang murid laki-laki berambut pirang berpakaian rapih dan memakai kacamata, sepertinya ia seorang kutu buku.
"Ini, roti yang kau minta" murid laki-laki itu menyodorkan satu bungkus roti yang baru dia beli dari kantin sekolah.
"Kenapa kau lama sekali hah ?, kau membuat selera makanku hilang" wanita cantik itu menghardik laki-laki di depannya sambil mengambil roti yang disodorkan dengan kasar dan langsung membuka bungkusan rotinya.
"Tadi kantinnya ramai, bahkan aku harus mengantri cukup lama untuk bisa membelikannya untukmu" laki-laki itu memberikan alasan kenapa dia bisa terlambat dan berakhir dengan dimarahi oleh Rias. Saat murid laki-laki itu beralasan atas keterlambatannya Rias yang seolah tak peduli sedang mencoba roti yang dibawa namun begitu satu gigitan dia langsung melepehkannya ke tanah. Dengan wajah tampak kesal dia melemparkan roti yang masih terbungkus itu ke wajah si murid pirang tanpa ada rasa bersalah sama sekali.
"Kau ini memang cari masalah atau bodoh ?, kau membelikanku roti yang sudah dingin ?" Rias menatap tajam si pirang.
"Bukankah aku memintamu untuk membeli yang masih hangat ?, apa kau ini tuli atau memang tidak becus ?" tampak gadis merah itu sepertinya sangat marah dan cukup mengintimidasi.
"Ta-tapi hanya itu yang terjual di kantin, bukankah biasanya kau tidak masalah dengan itu ?" si pirang mencoba membela diri dari amarah gadis merah tersebut, merasa perkataannya dibantah Rias dengan kasar langsung menarik kerah si murid pirang. "Aku rasa kau sudah terlalu banyak bicara sialan".
'PLAKKKK'
Terdengar suara tamparan cukup keras dan rupanya itu adalah ulah dari si gadis merah yang dengan entengnya menampar laki-laki yang baru saja berdebat dengannya. Dengan sebelah tangan yang masih menggenggam erat kerah si pemuda setelah dia tampar dengan keras, "kau membuat suasana hatiku menjadi buruk, seharusnya kau tahu kalau aku tidak suka dibantah jadi kau tahu apa artinya jika membuat moodku buruk kan ?" tanpa menunggu jawaban orang dihadapannya kini Rias melepaskan cengkeraman di kerah si pemuda namun tangannya itu sudah mengepal erat sampai akhirnya ia melayangkan tinju menuju murid malang itu dan... 'BUAGHHH' tinju Rias bersarang di perut si pemuda.
Rasa nyeri langsung menyerang setelah tinjuan Rias menghantam perutnya, dia sedikit memundurkan tubuhnya sekitar dua langkah dari wanita tersebut.
"Sebenarnya aku masih ingin menghajarmu tapi karena sebentar lagi bel masuk jadi mungkin lain kali saja, ingatlah kalau aku tidak suka dibantah terlebih oleh orang sepertimu sialan !" setelah membuat si pirang terdiam dengan pukulannya Rias langsung pergi meninggalkan laki-laki itu sendirian di taman belakang.
Sepeninggal Rias pemuda itu kembali berdiri dengan normal walaupun rasa sakit diperutnya masih terasa, ia berjalan maju lalu merunduk untuk mengambil roti yang masih terbungkus tersebut karena memang hanya dimakan satu gigit oleh Rias dan langsung memakannya, "kenapa dia sangat suka membuang makanan ?, aduh perutku sakit sekali. Tinjuannya bukan main ditambah aku juga belum sarapan tadi pagi".
.
.
Kini Rias sudah kembali ke kelasnya dan terlihat sudah ada seorang murid wanita yang menunggunya, seorang wanita yang tak kalah cantik darinya, berbadan tinggi namun berisi, berambut hitam panjang nan berkilau.
"Dari mana saja kau ?, jangan bilang kau habis melalukannya lagi ?" tanya gadis itu pada si merah sekaligus menebak apa yang baru saja dia lakukan.
Si gadis merah yang ditanya hanya mendelikkan bahu sambil langsung mendudukkan diri di kursi miliknya, "kenapa tidak kau maafkan saja dia ?, apa kau tidak bosan selalu memperlakukannya seperti itu setiap hari ?" si gadis cantik itu kembali bertanya pada si merah tentang kelakuannya akhir-akhir ini.
"Aku tidak akan memaafkannya, apa kau sudah lupa atas apa yang dia perbuat Akeno ?" kini giliran si gadis merah yang bertanya.
"Aku tahu... tapi ayolah Rias, itu hanya masalah sepele tidak perlu kau harus memperlakukannya seperti pesuruh dan samsak berjalan setiap hari kan ?" Akeno sepertinya masih ingin mendebat gadis merah yang sudah bertahun-tahun menjadi sahabatnya.
"Tapi tetap saja dia membuatku kehilangan flashdisk yang berisi banyak video dari anime kesukaanku, dan aku tidak punya file backupnya" Rias malah tampak makin kesal saat mengingat hari dimana ia mulai berurusan dengan si murid pirang.
"Kau sudah membuatnya mencari flashdisk itu dengan mengubek selokan sampai menjadikannya pesuruh apa itu masih belum cukup ?" Akeno mendudukkan diri di samping Rias.
"Belum... aku akan terus menjadikannya kacungku sampai lulus !" serunya dengan sungguh-sungguh. Akeno yang mendengarkan semua omongan Rias hanya menghela nafas pelan dan berujar "jangan terlalu membencinya nanti bisa-bisa kau malah jatuh cinta padanya".
Rias mendengus atas apa yang dituturkan Akeno, "tidak akan pernah terjadi".
Setelah itu keduanya tak banyak bicara karena tak lama kemudian suara bel masuk berbunyi yang menandakan berakhirnya jam istirahat sekaligus akan dimulainya pelajaran berikutnya.
.
Terlihat para murid yang tadinya berada di luar kelas sudah mulai kembali untuk mengikuti jam pelajaran yang akan segera dimulai begitu pula dengan si murid pirang yang tadi dihajar Rias dia sudah kembali ke bangku miliknya yang terletak di paling belakang barisan sebelah kiri.
Setelah semua murid berada di tempatnya masing-masing barulah kini giru yang akan mengajar tiba di kelas, "semuanya tolong kumpulkan tugas yang kuberikan kemarin, jika ada yang tidak atau belum mengerjakan maka silahkan berdiri di koridor sekarang" ucap guru yang bergender perempuan itu dengan tegas.
Sontak semua murid langsung mengumpulkan tugas yang dimaksud begitupun dengan si gadis merah.
.
Kemudian pelajaranpun dimulai sesudah semua murid mengumpulkan tugas dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
Saat pelajaran berlangsung semua murid tampak serius dan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh sang guru, bagaimana tidak menurut jika berhadapan dengan guru yang galak sekaligus tegas yang mengajar mata pelajaran matematika.
.
"Jadi siapa yang bisa mengerjakan soal ini ?" ucap sang guru setelah menuliskan satu buah soal di papan tulis, namun dia melihat tak ada murid yang mengangkat tangan untuk mengerjakan soal yang dia tulis.
Mengetahui hal tersebut dia memutuskan untuk meminta salah satu murid mengerjakan soalnya, pandangannya terus menelusuri kira-kira siapakah yang akan dia berikan mandat tersebut dan tampak ada beberapa murid yang seperti mencoba bersembunyi dari pandangan mata guru tersebut hingga dia melihat salah satu muridnya seperti sedang sibuk sendiri.
"Uzumaki Naruto !" panggilnya pada salah satu murid.
"Hah !?, aku ??" tampak murid yang namanya barusan disebut hanya bengong sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Tentu saja, memangnya di sekolah ini yang bernama Uzumaki Naruto ada berapa orang ?" tanya sang guru atas ketidak percayaan si murid. "Ayo cepat maju ke depan dan kerjakan soal ini !" tegasnya lagi dan akhirnya mau tidak mau murid tadi harus maju ke depan dan mencoba menyelesaikan soal di papan tulis.
Murid laki-laki itu berdiri dan berjalan menuju ke depan kelas, dan rupanya murid itu adalah orang yang tadi Rias tampar di halaman belakang. Ia menerima spidol yang diberikan sang guru dan langsung mencoba mengerjakan soal di papan tulis.
.
.
Naruto Pov.
'Uhhh' pukulan wanita itu benar-benar bukan main, perutku mulas sekali padahal dia hanya melancarkan satu pukulan ditambah aku juga belum sarapan. Sepertinya roti ini masih bisa dan layak untuk dimakan.
Dia mengambil bungkusan roti yang tadi dilempar oleh Rias dan langsung melahapnya, dengan perut yang masih terasa sakit Naruto berjalan meninggalkan taman tersebut karena sebentar lagi bel tanda masuk akan berbunyi dan benar saja tak lama kemudian saat rotinya sudah habis terdengar bunyi nyaring bel yang menandakan bahwa waktu istirahat sudah berakhir dan Naruto juga harus segera cepat-cepat balik ke kelas.
Begitu sampai di kelas disana terlihat semua murid sudah memasuki ruangan untuk bersiap mengikuti mata pelajaran yang akan berlangsung.
.
Lalu setelah dia masuk ke kelas dan duduk di bangkunya akhirnya sang guru memasuki kelas tersebut, aura galak terpancar kuat dari sosok tersebut ditambah begitu dia sampai bukannya memberikan salam atau apa malah langsung meminta para murid mengumpulkan tugas yang sudah diberikan.
.
Begitu semua mengumpulkan tugas pelajaranpun dimulai hingga akhirnya sang guru menuliskan soal di papan tulis untuk dijawab bagi murid yang bisa mengerjakan namun rupanya tak ada seorangpun yang ingin mencoba hingga sang gurulah yang harus memilih orang untuk menyelesaikan soal tersebut.
Sialnya guru tersebut melihat ke arah Naruto yang seperti tidak tertarik dengan pelajaran sampai akhirnya diputuskan bahwa dialah yang akan menyelesaikan soal dari sang guru.
.
"Uzumaki Naruto !".
"Hah !?, aku ?" Naruto bertanya-tanya dan melihat ke arah sang guru dengan wajah seolah tidak percaya.
"Memangnya di sekolah ini ada berapa banyak yang memiliki nama Uzumaki Naruto ?" balas guru perempuan itu dengan nada sarkastik.
Naruto pov end.
.
Akhirnya mau tak mau siswa yang bernama Naruto tersebut maju ke arah depan dan mencoba mengerjakan soal yang berada di papan tulis,
Dengan penuh percaya diri dia menuliskan rumus dan angka-angka untuk menyelesaikan mandat yang diberikan sang guru hingga akhirnya dia selesai mengerjakan itu semua, guru yang tadi meminta si pirang mengerjakan soalnya hanya melongo begitu melihat deretan angka yang dituliskan sang murid tercinta.
"Uzumaki ?" panggil pelan sang guru.
"Ya sensei" timpal si Uzumaki dengan raut penuh percaya diri.
Suasana kelas tampak hening kala melihat duo murid dan guru itu, sekaligus mereka juga takjub dengan keberanian dan kepercayaan dirinya sesaat setelah berhasil mengerjakan soal.
"Kau tahu soal apa yang sensei berikan ?" guru itu menyilangkan tangan di dada sekaligus menatap tajam murid pirangnya itu.
Naruto yang ditatap tajam merasakan aura intimidasi dari sang guru, sekaligus itu artinya bahwa dia dalam bahaya. "Emmm ini soal tentang Integral kan ?, sensei ?" jawabnya dengan agak hati-hati.
Sang guru mengangguk lemah lalu menghela nafas, "kalau kau sudah tahu mengapa kau mengerjakannya dengan rumus trigonometri ?".
Setelah guru tersebut berbicara barusan sontak saja semua murid yang berada di tempat duduk tertawa terbahak-bahak atas kengawuran dari Uzumaki Naruto.
Melihat kelasnya gaduh guru tersebut langsung berucap setengah berteriak, "diam kalian atau akan sensei suruh satu persatu maju ke depan !". Ancaman tersebut langsung membuat seisi kelas terdiam, "kembalilah ke tempat dudukmu" pinta sang guru pada Naruto.
"Terima kasih sensei... kenapa tidak dari tadi" balasnya namun bagian akhir dia ucapkan dengan pelan supaya tidak bisa di dengar oleh gurunya itu.
Saat sedang dalam perjalanan menuju bangkunya ia melihat salah datu murid di kelasnya itu sedang menahan tawa sambil menatapnya. Mengetahui hal tersebut Naruto mendelikkan mata sebal dan langsung mempercepat langkahnya.
Pelajaran pun kembali dilanjutkan hingga tak terasa sebentar lagi jam pelajaran matematika akan berakhir, "baiklah sensei akan berikan sepuluh soal untuk kalian mengenai materi kita hari ini, tenang saja kalian tidak perlu mengerjakannya sendiri karena sensei sudah memutuskan untuk membuat kelompok yang terdiri dari dua orang. Akan sensei umumkan".
Guru wanita itu langsung menyebutkan nama-nama dari murid yang akan satu kelompok, "kelompok berikutnya adalah Himejima Akeno dan Harumi Matsumoto, lalu untuk kelompok terakhir Rias Gremory dan Uzumaki Naruto kalian akan satu kelompok" sang guru mengakhiri sesi pembagian kelompoknya.
.
BRAAAK !
.
Tepat setelah sang guru mengumumkan pembagian kelompoknya salah satu dari murid terlihat menggebrak meja dan itu ternyata adalah ulah dari Rias. "Sensei aku keberatan harus satu kelompok dengan si idiot itu !" tunjk Rias pada murid pirang yang duduk di barisan lain.
"Apa alasannya kau menolak datu kelompok dengan Naruto ?".
"Bukankah sensei tahu sendiri bagaimana tadi dia mengerjakan soal ?, pasangkan aku dengan Akeno saja sensei" pinta Rias yang masih menunjuk Naruto.
Menghela nafas sejenak sebelum menjawab permintaan dari salah satu muridnya itu, "aku rasa kalian cocok dipasangkan. Memang nilai Naruto di matematika tidak terlalu bagus tapi di mata pelajaran lain dia selalu memiliki nilai yang lebih tinggi daripada dirimu dan begitupun sebaliknya, nilai matematika milikmu lumayan bagus sementara mata pelajaran lain ancur-ancuran jadi tak ada alasan untuk menolaknya".
Mendengar penuturan sang guru membuat Rias tidak bisa membantah lagi karena yang dibilang adalah fakta, tapi ayolah masa harus dengan si pirang culun itu ? melihat si pirang saja sudah membuat Rias kesal apalagi harus berada dalam satu kelompok.
"Baiklah karena tidak ada yang ditanyakan sesi pelajaran kita hari ini cukup sampai di sini dan tugasnya harus kalian kumpulkan lusa".
"Baik sensei" jawab semua murid serentak, namun rupanya masih ada satu diantara mereka yang masih godok atas pembagian kelompok barusan.
.
Setelah itu mata pelajaran berganti beberapa kali hingga tiba waktunya pulang sekolah. Begitu mendengar suara bel semua murid menyambutnya dengan suka cita hingga saling berebut untuk siapa dulu yang bisa pergi dari ruang kelas.
Namun tampak masih ada beberapa murid yang berada di kelas dan salah satunya adalah murid laki-laki berambut pirang dengan penampilan agak culun. Usai membereskan bukunya dia akan berjalan pergi meninggalkan kelasnya itu namun diluar dugaan ada sebuah tas yang dilemparkan seseorang tepat jatuh diatas mejanya. Seolah mengetahui ulah siapa itu dia hanya mengambil tas tersebut dan berbalik, "ayo cepat bawakan tasku sialan !" belum sempat Naruto berbicara dia sudah keduluan oleh Rias.
"Baiklah..." tanpa perlawanan berarti Naruto membawakan tas milik Rias dan mengikuti gadis Gremory tersebut berjalan ke arah ruang klub miliknya yang terletak di bagian utara sekolah.
Setelah sampai Rias dengan kasar mengambil tasnya dari tangan Naruto, "sekarang kau pergi sana hus hus" dia mendorong punggung pemuda itu yang lagi-lagi tak ada perlawanan dari Naruto.
.
Dia pergi meninggalkan sekolah untuk menuju ketempat kerja sambilannya yaitu sebuah mini market.
Saat dalam perjalanan dia terpantau beberapa kali menghela nafas.
"Sepertinya dia sangat membenciku karena masalah flashdisk itu..." ucapnya pada diri sendiri sambil mengingat momen beberapa bulan lalu yang menjadi awal kebencian Rias pada dirinya.
.
.
To be Continued
.
Holla... ini fanfic baru yang waktu itu direquest
Tolong kritik dan sarannya seperti biasa minna-san supaya saya bisa improve ke depannya.
Oh iya bagi yang punya request boleh disampaikan juga
