Naruto @ Masashi Kishimoto
Danmachi @ Fujino Omori
Semoga kalian menyukai cerita ini
Untuk merayakan ulang tahun Chara Naruto
-Epos Sembagi Arutala-
Tersebutlah sebuah kisah di suatu kota labirin, Orario namanya. Masyhur dikalangan para dewa dan dewi, juga tempat berkumpul para petualang.
Seorang pemuda bersurai kuning, duduk termangu menatap langit. Sebab Familia yang diikutinya, telah kalah dalam sebuah Ritual Suci. War Game namanya.
Lalu Seorang gadis Pallum perlahan mendekat, suaranya rendah seraya lontarkan kata.
"Naruto-kun! Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Si pemuda memutar kata, lalu membalas
"Sebaiknya kita mulai hidup mandiri. Teman-teman yang lain sudah menentukan tujuan, Kita juga tidak boleh terus larut dalam kesedihan. Karena petualangan kita belum berakhir."
Meski dia ucapkan serangkaian kata tadi. Namun hatinya juga kalap, karena tidak tahu harus mulai dari mana.
"Kalau begitu, ijinkan aku ikut denganmu. Seorang Petualang membutuhkan seorang Support di sisinya, bukan?"
Terkejut sang pemuda, kala mendengar apa yang di katakan si Pallum kecil.
"Aku memang berkata kita mesti mandiri, namun aku juga masih tidak tahu arah?"
Si gadis Pallum tidak menggubris, malahan dia membalas.
"Tidak mengapa, mari perlahan kita menentukan tujuan untuk masa depan. Seperti katamu tadi, petualangan kita masih panjang"
Habislah asa Naruto untuk membantah jawaban tersebut. Dengan nafas berat dia sampaikan saran.
"Kalau begitu, lebih baik kita mulai ke Guild Petualang! Kita minta anggota Guild untuk mengubah status kita."
Mendengar saran tersebut, si Pallum kecil mengangguk seraya berkata.
"Itu ide yang bagus."
Melewati berbagai petualang, dengan peralatan seadanya. Kedua insan berbeda Ras yang telah kehilangan tempat bernaung itu.
Kini sampai di tempat yang dimaksud, Kantor tempat para petualang menukarkan buruannya. Guild bertugas mengatur para petualang, Supaya tidak terjadi yang mananya monopoli.
Itu dimaksudkan agar kesejahteraan para Petualang bisa terjamin, namun perihal keselamatan nyawa petualang. Itu diluar tanggung jawab mereka.
Seorang Hybrida Elf bernama Eina Toulle segera menyapa, ketika melihat kedatangan Naruto dan si Pallum.
"Selamat datang di Guild Petualang, apa ada yang bisa kubantu?"
Naruto segera membalas.
"Iya, aku minta tolong untuk perubahan status. Seperti yang diketahui, Familia kami baru saja kalah dalam War Game. Sesuai kesepakatan yang dilakukan oleh Dewa Bodoh bernama Apollon yang kurang jeli menilai kemampuan seseorang. Maka imbasnya orang-orang pinggiran seperti kami di Familia Apollon kurang bisa beradaptasi. Apa kau bisa melakukannya?"
Eina Toulle gerakan pelilpis mendengar begitu panjang keluhan Naruto, bahkan si Pallum kecil pun menghela napas sembari memijat kening.
"Kau harusnya bicara perlahan, Naruto-kun!" Tegurnya.
"Aku sudah menjelaskan dengan baik. Apa ada yang salah?" Balas Naruto.
"Terserah kau saja!" Sembur si Pallum.
"Jadi bagaimana, apa-"
Naruto tersentak saat melihat ekspresi Eina Toulle. Hybrida Elf itu tersenyum masam dengan pelipisnya berkedut. Mengundang setetes keringat kecil di sudut dahi kanannya.
"Bukannya aku tidak mengerti, tapi bisakah kau tidak terlalu panjang menjelaskan." Ucapnya.
Sebuah firasat buruk dirasakan instingnya, dengan anggukan kecil tanda mengerti. Naruto mencoba berdamai dengan Hybrida Elf itu.
"Baik, lalu mengenai permintaanku?" Tanya Naruto.
"Oke, tentang perubahan status. Itu tidak bisa kami lakukan karena bukan wewenang kami. Hanya jika kalian bertemu Dewa dan Dewi yang berniat menjadikan Familia maka itu bisa dilakukan. Kewenangan Guild hanya berhubungan dengan penjelahan di dalam Dungen dan Quest." Balas Eina.
Pemuda bersurai pirang itu menggigit jempol kanannya, menimbang apa yang disampaikan oleh Eina Toulle.
"Kalau begitu, aku meminta izin untuk memasuki Dungeon. Lalu masukkan juga Pallum ini sebagai support dalam Partyku." Respon Naruto.
"Namaku bukan Pallum kecil tapi Mirai Kuriyama, Mmmm!" Sembur si Pallum sambil menggempalkan pipinya.
"Iya-iya, tolong jadikan Mirai Kuriyama sebagai Suport di Partyku." Ucap Naruto pada Eina Toulle.
Hybrida Elf segera melakukan tugasnya, dia menyerahkan dokumen untuk di isi oleh Naruto dan Mirai. Setelah dua insan berbeda ras itu selesai mengisi angketnya.
Eina Toulle menyalin ulang data diri mereka, kemudian sebuah kartu izin memasuki Dungeon secara independen di berikan pada keduanya.
"Dengan kartu ini kalian bisa masuk Dungeon meskipun dewa yang menjadikan kalian Familia tidak ada di kota Orario. Selamat berjuang Naruto-san dan Mirai-san!" Ucap Eina memberikan semangat.
"Yosh ijin sudah di dapat, saatnya membeli perlengkapan. Ayo ke toko perlengkapan!"
Selesai urusan di Guild Petualang, Keduanya sibuk memilah barang-barang yang dibutuhkan untuk memulai petualangan. Karena uang yang terbatas, maka hanya sebuah Kunai dan Zirah kulit yang dibeli Naruto.
Adapun perlengkapan yang digunakan Mirai adalah sebuah Tas besar yang di dalamnya berisi beberapa perbekalan untuk menjelajahi Dungeon.
"Segala keperluan sudah di dapat, saatnya menjelajah. Ayo kita kumpulkan sebanyak mungkin inti kristal!" Ucapnya sambil tersenyum.
"Bersemangat itu boleh saja, tapi ingat pesan Eina-san! Kita hanya diperkenankan masuk sampai lantai 3 tidak boleh lebih. Karena kita masih level 1 jadi jangan gegabah." Ucap Mirai.
"Hah~ gara-gara dewa bodoh itu selalu pilih kasih pada Familinya. Kita jadi seperti ini, sekarang tahu rasa dia orang yang begitu dia sayang malah membuatnya kehilangan segalanya. Tapi apa kau tahu siapa nama orang yang mengalahkannya?" Tanya Naruto.
"Kalau tidak salah, namanya Bell crannel berasal dari Hestia Familia. Kudengar juga, dia menjadi petualang baru 2 bulan." Jawab Mirai.
Mendengar jawaban itu Naruto mematung, Mirai tentu merasa heran kenapa pemuda itu tiba-tiba bertingkah seperti ini.
"Kau kenapa Naru-"
Mirai tidak melanjutkan kata-katanya karena manik Naruto berubah sendu. Ekspresi wajah Naruto mirip seperti pertama kali dia mengenalnya.
"Kalau aku berada di Hestia Familia apa aku akan hebat sepertinya?" Ucapnya pelan.
Pertanyaan itu mewakili apa yang sudah dia alami selama ini. Kehidupan diskriminasi yang di dapat dalam Familia Apollon adalah makanan sehari-hari.
Bahkan keduanya tidak mendapatkan perhatian sama sekali oleh sang dewa. Dipikiran Dewa itu semua kehendaknya harus di turuti.
Namun sisi buruk dari dewa Apollo adalah mudah sekali memberikan wewenang bagi siapa saja yang terus memberikan pujian padanya.
Naas bagi Naruto dan Mirai Karena tidak bisa melakukannya selain tidak ahli memuji, di Apollo Familia sudah dikuasai oleh satu orang yang arogan.
Namun kearogannya musnah dalam satu hari ketika kalah dalam War Game melawan Hestia Familia. Dan itu adalah kekalahan paling memalukan.
Sebab jika dipikir secara logika Apollo Familia harusnya menang mudah, namun ternyata mereka semua dikalahkan dengan begitu mudah.
"Bahkan si Hyakhintos harus kalah dengan memalukan di tangan petualang yang dia rendahkan. Aku harus bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalan." Ucapnya lagi.
Setelah berkata seperti itu keduanya memasuki Dungeon untuk memulai petualangan.
-Epos Sembagi Arutala-
"Naruto diatasmu!" Teriak Mirai
Atensi Naruto beralih pada arah yang diisyaratkan oleh rekannya, di sana ada seekor Rabbit Warrior yang mencoba menyerang dengan kayu kecil.
Monster itu berteriak untuk memberikan intimidasi karena Naruto sudah banyak mengambil nyawa teman-temannya. Tapi dengan cekatan pemuda bersurai kuning itu mengelak dan menusukkan Kunainya pada punggung si monster.
Makhluk itu berubah menjadi kumpulan asap hitam dan menjatuhkan sebuah inti kristal di sertai sebuah item berbentuk Rosario yang biasa di pasang di tangan.
"Fuh~ terimakasih atas peringatannya, Mirai! Gah~ lelah sekali!" Ucap Naruto sambil mengistirahatkan diri.
Di saat petualang menyelesaikan urusan membunuh monster dan mengumpulkan tenaga, itulah saat bagi para supporter bekerja untuk mengumpulkan inti kristal dan Item drop dari para monster.
"Beristirahatlah sejenak, setelah aku mengumpulkan semua inti kristal ini. Sebaiknya kita kembali ke permukaan sebab sudah terlalu lama kita di dalam Dungeon." Balas Mirai sambil mengambil batu kristal.
"Baiklah, kita kembali ke permukaan dan mempersiapkan hal-hal untuk besok." Sambut Naruto menyetujui.
Sambil menunggu Mirai menyelesaikan tugasnya mengumpulkan batu kristal dan Item drop. Naruto sedikit membuka ingatan kecil bersama kakeknya dari tempatnya berasal.
Dulu kakeknya suka menceritakan berbagai dongeng, dari dongeng lucu, sedih, menyenangkan, sampai mendebarkan.
Dari semua cerita yang di sampaikan oleh sang kakek, dia paling suka dengan satu cerita berjudul Tales Of Gutsy Shinobi.
Tokoh utamanya bernama Menma dan kisahnya sungguh penuh perjuangan. Meskipun dia terlahir dari keluarga pahlawan, namun dirinya tidak mewarisi kekuatan baik dari ayah atau ibunya. Namun kedua orangtuanya tetap menaruh sayang padanya.
Suatu hari seekor monster Tailed Beast menyerang tempat tinggalnya, lalu menyapu bersih semua penduduk di desa tersebut. Desa tempat tinggalnya luluh lantak dan menjadi puing-puing.
Seiring waktu Menma tumbuh lebih besar, meskipun orangtuanya sudah tiada Menma tidak kehilangan semangat. Justru Api semangat di dalam hatinya semakin berkobar tanpa ada yang bisa memadamkan.
Dia melalui berbagai petualangan dan meraih sebuah gelar bernama Hokage. Kata-kata Menma yang paling menyentuh dan membuat Naruto tetap bertahan dari diskriminasi Familia Apollon adalah kutipan yang berbunyi 'Shinobi adalah seseorang yang bertahan dari kerasnya kehidupan, tidak peduli takdir seperti apa yang menghampiri. Aku, Menma sang Shinobi akan selalu berusaha sekuat tenaga untuk menghadapinya demi mewujudkan Idealisme yang kupercayai.'
"Sudah 7 tahun berlalu dan aku masih ingat dengan jelas kisah itu, menurut Jiraiya-Ji; Menma berasal dari era para pahlawan hanya berbeda satu abad dari Argonaut yang ditulis oleh Grand Poem bernama Orna mantan Putri kerajan Loucurius. Adapun penulis kisah Menma adalah Mysterius Poem yang katanya seorang Miko dari negara Timur." Gumamnya panjang.
"Naruto-kun, aku sudah selesai. Ayo kembali ke permukaan!" Ajak Mirai.
Ajakan Mirai mengembalikan dirinya pada kenyataan, entah kenapa jika mengingat kisah tersebut dia seperti tersedot ke dunia lain. Seakan-akan dia dipaksa untuk menyelidiki kebenaran dari kisah tersebut, apalagi kakek Jiraiya pasti akan berkata dengan mata sendu sebelum menutup dongeng itu sambil berkata 'ini adalah comedy paling indah yang menghibur!'
"Oke, mari kita kembali!" Balas Naruto
-TBC-
Hi, selamat datang di sini. Shukaku kembali dengan cerita baru untuk merayakan Hari Ulang Tahun MC Shonen paling berkesan bagi sebagian besar para penggemar Anime.
Siapa lagi kalau bukan ninja tak bisa diprediksi yaitu Uzumaki Naruto.
Maaf jika author belum bisa melanjutkan cerita sebelumnya, lalu cerita ini kubuat setelah menonton Danmachi season 4. Aku terharu, LN yang tiga tahun lalu kubaca akhirnya sampai pada Arc kesukaanku.
Lalu cerita ini sendiri gak berfokus pada persaingan mendapatkan pengakuan atau semacamnya. Lebih sekedar seperti keseharian dan hal-hal kurang berguna lainnya layaknya sebuah komedi.
Jadi jika berminat tolong ikuti cerita ini dengan sabar, terima kasih untuk yang sudah membacanya dan tolong tinggalkan jejak ya.
-Epos Sembagi Arutala-
"Hidup itu tragedi saat kamu melihatnya dari jarak dekat, tapi sebuah komedi menghibur saat kamu melihatnya dari jarak jauh." [Charlie Chaplin]
