Pasangan: Femnaruxsasu, femnarux ...

Nilai: T + / M

Naruto Milik Masashi Kishimoto

-Jangan Salin Paste-

-Nikmati..senang membaca-

Seorang wanita muda bernama Naruto despresi melihat tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, ia mengutuk kebodohannya. Kebersamaan Sasuke dan Sakura selalu ia anggap wajar selalu bersama setiap saat saat sukapun Sasuke meminta sakura alasannya lebih asik bertiga. Sampai pada malam itu, Naruto melihat Sasuke asik bercinta dengan Sakura.

"Hiskk ... hiskk ...," tangis Naruto

"Katanya kau mencintaiku tapi nyatanya kau menduakan aku! Bahkan dengan sahabatku sendiri, bangsat kau Sasuke-teme!" Teriak Naruto di dalam kamarnya.

Duak.

Pintu kamar Naruto bebas dipaksa oleh seseorang. Naruto langsung. "Bakaimouto .. sedang apa kau di sini? Menolak kebawah malah diam saja," omel Kurama

"Memangnya mau ngapain sampai kebawah?" Tanya Naruto

"Ada si unggas tuh dateng," jawab Kurama acuh tak acuh. Naruto membuang wajah ke samping.

"Suruh saja dia pulang, bilang aku tidak enak badan," ucap Naruto. Kurama menyeringai khas rubah ia mengecek kening adiknya itu, "Tidak panas?"

"Minta aku tak mau bertemu, bakaniki!" Geram Naruto

Kurama makin bingung dengan tindak laku adiknya, diakan sangat tergila-gila dengan Sasuke mengejarnya mati-matian. "Aneh, bertanya kau sangat tergila-gila? Kenapa jadi -"

"-Pokoknya usir aja dulu," potong Naruto sebelum Kurama mengisi perkataannya.

"Baik..baik .. tuan putri,"

Kurama turun ke bawah menghampiri Sasuke yang tengah duduk di ruang tamu ditemani secangkir teh.

"Oi unggas, adikku, sedang badan enak, jadi kau tak bisa bertemu," ucap Kurama

Sasuke menaikan alisnya, "Bukannya tadi ia baik-baik saja?" Kurama jengkel pada orang-orang bermarga uchiha yang tak mudah dikelabuhi, "Ya, pulang kerja ia melihat makanya tak enak badan."

"Kalau begitu biar aku yang merawatnya,"

Cletak.

Kedutan sudut siku-siku muncul di Kening Kurama, "Tidak, harus dibuka nanti kamu harus ke suna rapat dengan Sabaku Corp."

Sasuke baru mengingatnya kompilasi Kurama bisa seperti itu, "Itachi yang diperjanjikan, tak bisa berkomunikasi dengan Akatsuki, karena ada rapat," jelas Kurama saat melihat ekpresi Sasuke.

"Ya, aku sudah pulang, sampaikan salamku semoga ia sembuh," Sasuke undur diri dari kediaman Namikaze.

"Ya..ya..ya .."

Setelah Sasuke pergi, Kurama kembali ke kamarnya Naruto. Ia ingin menjelaskan dari Naruto mengapa ia tak mau bertemu dengan sasuke si pantat ayam ?.

Naruto ditatap tajam oleh kurama bingung sendiri mau memulai cerita darimana. "Apa wajahku sangat tampan hingga kau memandaiku terus menerus?" Sindir Kurama.

"Aniki," Naruto menarik rambut Kurama kesal.

"Arghh ... sakit ... lepaskan rambutku bodoh" teriak Kurama. Naruto langsung menangis membuat kelama melihat adik kesayangannya menangis seperti ini.

"Baik .. baik tak sakit, tarik saja rambutku," Kurama mencoba menarik Naruto.

"Aniki ... Sasuke-teme selingkuh dariku!"

"APA!"

Wajah Kurama menjadi menyeramkan mendengar adiknya disakiti oleh bangsat Sasuke itu, "Aku berbicara dia sedang bercinta dengan Sakura di apertementnya. Sebaliknya ia mengatakan, aku ini kuno tak mau berhubungan badan sebelum menerima."

"KUBUNUH UNGGAS ITU!" Kurama beranjang-anjang keluar dari kamar Naruto.

Naruto menahan kurama untuk tak membunuh sasuke, "aniki kau gila, membunuh orang itu dosa."

"Aku tak peduli, itu urusanku. Memangnya kakak mana yang sakit hati adiknya disakiti oleh pria brengsek sepertinya," Kurama benar-benar marah.

Naruto merangkul lengan kokoh Kurama agar berhenti berjalan, "Kalau begitu bercinta saja denganku, biar aku tak dibilang kuno."

Kurama berseru mendengar naruto wajah memerah. "Adik bodoh ..," Kurama memukuli kepala Naruto berharap kebodohan Naruto hilang.

"Ittei..itteii .. aniki kenapa kau memukulku!?" Teriaknya tak terima

"Biarkan saja! Otak jeniusmu kemana sih?"

Kurama melipat belas di dada menatap Naruto galak, "Ingat ya, keperawanmu itu untuk suamimu kelak. Ingat tradisi keluarga kita."

"Kau sendiri juga, meniduri banyak wanita. Jangan sokingatkan aku tradisi keluarga,"

Kurama kalah telak soal ini, adiknya benar-benar pedas dalam berbicara. "Wajar aku laki-laki tak apa-apa bermain wanita. Lagipula saat aku menikah nanti aku ingin punya istri yang baik dan tentu saja bisa saja makhotanya."

"Nah itu ... ga sadar diri. Udah bajingan mau dapetnya asli," cibir Naruto.

"Jadi maumu apa hah?" Kurama tak mau membalas cibiran, Naruto bisa-bisa mengalahkan telak.

"Carikan aku pria yang lebih dari tajir dari Sasuke. Aku ingin tunjukkan bahwa pesonaku ingin sangat mengangumkan menjerat lelaki kaya raya,"

"Aku tau siapa itu! Minato Namikaze,"

"Bego, itu papi! Yang benar saja"

Kurama menatap malas, "Minato kan sangat memanjakan putrinya," sinisnya. Naruto melotot tajam pada kakaknya. "Membiarkan bukan keluarga, misalnya rekanmu di genk Akatsuki aniki," tekan Naruto.

"Jangan genit, kau itu bukan tipenya. Si ayam itu juga mungkin khilaf menyukaimu," cemoh Kurama, sebenarnya ia tak sudi mengenalkan adik kesayangannya pada teman-teman yang didukung akatsuki. TIDAK BESAR!

"Aniki!" Teriak Naruto

"Sudahlah tidur, besok kubuat berhitung dengan si ayam itu" kata Kurama berjalan keluar dari kamar naruto.

x

x

x

x

Naruto POV

Gelap ...

Itulah yang kuliat sekarang tubuhku sulit sekali bergerak, lambat kugerakan kelopak mataku agar terbuka.

Berkedip #sfx

Langit biru yang sangat indah burung-burung terbang bebas di udara, satu kata dibenakku indah. Kugerakan tubuhku untuk bangun entah kenapa tubuhku terasa kecil dan ringan.

Telapak tanganku jadi mungil, "Apa aku sudah menjadi kurus?" Kuperhatikan sekelilingku yang ternyata hutan.

"WOAH," kagumku melihat memandangan yang belum pernah kuliat sebelumnya.

Kakiku berlari kecil kesenang melihat hutan yang masih belum disentuh manusia, udaranya sangat sejuk dan alami.

"Wuahh ... segarnya, berasa aku di gunung fuji," teriakku

Aku memutuskan untuk berkeliling hutan sampai akhirnya aku menemukan mata air. Kupercepat langkah kaki untuk mencapai tempat itu, saat aku bercinta di permukaan air aku terkejut.

"GYAHHHH! Aku berubah menjadi anak-anak?" Teriakku.

Wajahku terlihat begitu manis tak menyangka aku aku semanis ini dulu. "Sudahlah ini juga di alam mimpiku," gumamku.

Kulepas seluruh pakaianku untuk mandi di mata air itu, "Gyaaa. Segar sekali air ini." Aku berenang kesana kemari dengan gaya bebas. Beberapa hewan menontonku memandi mungkin aneh melihat bidadari sedang mandi.

"Uohh .. segar sekali," ucapku setelah puas mandi dan kembali memakai pakaianku.

Sampai akhirnya tercium bau anyir begitu kuat menusuk indra penciumanku, "Bau darah?"

Kakiku melangkah mencari sumber itu melintasi lumayan jauh dari tempatku mandi, kulihat seorang lelaki baya dengan pakaian khas samurai di penuhi darah dari luka yang menangga di ganti.

"Paman," sentakku

Samurai itu malah menentangku dengan katana yang ia milikku, "Hah? Ternyata hanya bocah."

"Paman .. paman tak apa?" Tanyaku panik.

"Memangnya kalau berdarah-darah artinya baik?" Ketusnya.

Aku mengembungkan pipiku sebal, "Paman selamat saja menyebalkan apa lagi yang sehat ya," sindirku.

Kimimaro menahan sakit perutnya akibat luka tusuk, "Argh .."

"Tunggu paman, jangan bergerak biar kuperiksa lukamu," Kimimaro terkejut mendengarnya.

"Hei .. menjauh sana, ini bukan urusan anak kecil sepertimu," Kimimaro mendorongku menjauh darinya.

"Tapi paman ...,"

Kimimaro semakin kesal dengan sikapku yang keras kepala, "PERGI SANA! AKU TAK BUTUH KASIHANMU!" Bentaknya.

"Huh! Seterahmu saja," kataku cemberut berjalan pergi meninggalkannya.

Kimimaro semakin kehilangan banyak berkicau-kunang Aku menatap kejauhan paman Kimimaro, aku tak bisa betul-betul meninggalkannya sendiri. Aku pergi untuk mencari obat setelah melihat lukanya.

"Uh? Kenapa paman kimimaro di mimpiku menyebalkan ya?" Gerutuku

BRUG #sfx: jatuh

Kimimaro jatuh tak sadarkan diri, aku merobek pakaiannya untuk memudahkan aku merawat lukanya. Luka sayat lumayan dalam namun tak sampai vatal. Berkat kemampuanku sebagai dokter, aku bisa memegangi lukanya dengan sangat baik.

Pertama aku mengambil air bersih untuk membersihkan lukanya, berhubung pasien pingsan aku bisa mejahit lukanya. Selesai menjahit lukanya, aku membuat obat untuk membantu proses pemulihan sel jaringan, dan obat agar cepat terbuka beruntung di hutan ini banyak tamanan obat yang berguna. (Jangan tanya jarum jahitnya dari mana, ini dalam mimpi Naruto)

"Yosh .. selesai operasinya," ucapku sambil mengusap keringat di keningku.

"Seharusnya ada cairan infus untuk membantu memulihkannya tapi berhubung di mimpiku tak ada. Jadi aku harus menunggunya sadar untuk meminta ramun yang ku olah."

Aku sambil menunggu paman Kimimaro sadar, aku mengompres keningnya, "Panas sekali .. aku yang terjadi ya? Koq mimpiku berasa nyata."

3 Jam kemudian akhirnya Kimimaro tersadar dari pingsannya, ia terkejut memulai masih hidup. Sakit yang ditubuhnya juuga sudah berkurang.

"Paman sudah sadar .. minum ini agar tubuhmu memiliki nutrisi," kataku memberikan segelas ramuan.

Kimimaro malah malah mengejutkanku heran, "bocah ..."

"Cepatlah .. cepat," ucapku lagi. Kimimaro meminumnya tanpa protes atau mencibirku, memutuskan minum ramuanku ia bersandar di batang pohon.

"Kau yang mengobatiku bocah?" Tanyanya

Aku tersenyum bangga, "Tentu saja, akukan dokter hebat." Kimimaro menepuk kepalaku pelan, "Terimakasih."

"Tentu saja paman .."

"Namaku Kimimaro. Dan kau, siapa namamu?"

"Namikaze Naruto"

.

.

.

.

BERSAMBUNG

Halo semuanya, mungkin semuanya yang aktif sudah pernah baca ini. Hehe, iya ini cerita dari wattpad aku publikasi di sini. Aku udah lama ga nulis di Fanfiction, sekarang aku mau aktif do'ain aja Fanfiction di PC aku bisa di ajak kerja terus. Soalnya kadang-kadang Fanfiction ga bisa di akses.

29-Nov-2019