Konoha Highschool atau yang biasa dikenal dengan singkatan KHS, adalah sekolah yang berada di kota Konoha, sekolah ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni: Sekolah khusus untuk anak perempuan (All Girls), yakni sekolah yang selalu menghasilkan lulusan perempuan terbaik di Konoha maupun Jepang.

Lalu kemudian sekolah yang lainnya adalah sekolah khusus untuk anak laki-laki (All Boys), yakni sekolah yang identik dengan kenakalan dan kekuatannya yang melegenda.

KHS (Boys) selalu menjadi sekolah berandalan terkuat yang ada di Kota Konoha, KHS selalu berada di posisi teratas dalam hal kenakalan dibandingkan dengan sekolah tetangga lainnya, yakni Shika Commerce dan sekolah rivalnya yakni Inuzuka Industrial High.

Karena perbedaan kekuatan yang sangat jauh berbeda, KHS Boys memiliki sejarah tersendiri, yaitu tidak ada satu pun orang 'gila' yang bisa menyatukan sekolah berandalan ini, karena kekuatan setiap murid di sekolah ini bisa dibilang hampir setara dan juga sekolah ini memiliki banyak Fraksi sehingga membuatnya sulit untuk disatukan. Lalu. . . ,-

"Tunggu, jadi sekolah ini belum pernah bersatu di bawah satu pemimpin, begitu?" tanya seorang remaja berambut kuning nyentrik ke temannya yang memiliki rambut berwarna coklat gelap yang belakangnya diikat ke atas sehingga terlihat menyerupai sebuah nanas.

"Hahh, seenaknya saja memotong pembicaraan orang lain. Iya, sekolah ini belum pernah bersatu di bawah satu pemimpin sejak generasi pertama sampai sekarang" ujar pemuda berambut nanas itu dengan wajah kesal.

"Lagipula generasi pertama itu sangat buruk! Karena KHS Boys saat itu terbagi menjadi 2 Fraksi besar, yaitu Konoha Folk dan Uchiha Empire,-

- Ya walaupun Uchiha Empire sering kalah tetapi mereka tetap tidak mau tunduk kepada Konoha Folk, jadi karena itulah KHS sama sekali belum pernah bersatu di bawah satu pemimpin. Hoam mendokuse" tambah pemuda nanas itu sambil menguap dengan malas.

"Bukannya itu tidak adil ya? Mereka kalah tapi tidak mau mengakui kekalahan mereka? Maa, bagus lah, itu malah membuatku tambah bersemangat untuk melihat seberapa hebat sekolah yang katanya sangat melegenda itu!" ujar pemuda pirang tersebut dengan bersemangat.

"Oh iya aku ada ide, Shikamaru!" tambah pemuda kuning tersebut, ia menatap ke arah pemuda yang ternyata bernama Shikamaru itu.

"Jangan bilang kau mau menyatukan sekolah itu. nee baka Naruto? Hoam mendokuse" balas Shikamaru ke teman pirangnya yang diketahui bernama Naruto.

"Hehe kau tahu saja apa yang kupikirkan, nee Putri tidur, jadi apa kau mau membantuku untuk mewujudkannya, Shikaneru?" pinta Naruto dengan mata yang berbinar-binar penuh harap.

(AN: Neru adalah Bahasa Jepang yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia maka memiliki arti tidur).

"Apa-apaan katamu itu? Kau bicara seperti mengajak seseorang untuk menjadi pacarmu, dan hey apa-apaan panggilan Shikaneru itu?!" Shikamaru langsung men-deathglare Naruto.

Naruto yang ditatap seperti itu hanya tersenyum menunjukan deretan gigi putihnya, tidak memperdulikan tatapan mengintimidasi dari sahabatnya itu.

"Soalnya kau tidur terus, jadi kupikir namamu akan cocok kalau diganti menjadi Shikaneru saja, nee? Shishishi" balas Naruto menunjukan ekspresi watados sambil tertawa renyah.

"Hahh, baiklah kalau begitu, lagipula itu adalah salah satu tujuanku bersekolah di sini" ujar Shikamaru sambil tersenyum tipis.

"Makasih teman" ujar Naruto tersenyum lebar sambil menepuk pundak dari Shikamaru.

"Ehh ini sudah jam berapa? Apa kita tidak terlambat?" tanya Naruto sambil mengorek 'bola emas' yang ada di dalam hidungnya, kemudian setelah Naruto mendapatkan 'bola emas' itu, ia pun langsung menyentilnya ke mulut Shikamaru yang sedang menguap dengan indahnya.

"Huek ohok ohok!" batuk yang sangat indah dari Shikamaru.

"Apa yang kau lakukan bajingan?! Kau ingin kubunuh hah?!" ujar Shikamaru dengan murka, ya tentu saja dia murka karena apa-apaan itu? Naruto dengan seenak dengkulnya menyentilkan suatu benda yang benar-benar menjijikan ke dalam mulut Shikamaru yang sedang menguap manja itu!.

"Shishishi, makanya jangan menguap terus. Jaa na aku duluan" Naruto dengan tanpa rasa bersalah langsung berlari meninggalkan Shikamaru yang masih berusaha memuntahkan 'bola emas' Naruto yang tadi disentil masuk ke dalam mulutnya tersebut.

"Hoek. Hey tunggu aku dasar Rubah sialan! Akan kubunuh kau, lihat saja!" ujar Shikamaru sambil berlari mengejar Naruto, dengan kecepatan penuh ala keluarga Nara(?).

Siapa yang sangka? Shikamaru yang terkenal memiliki mager level dewa Jashin(?) bisa berlari secepat itu? Sungguh, cuma Naruto saja yang bisa membuat Shikamaru 'bersemangat' di pagi hari yang cerah ini.

Hahh sungguh pagi yang sangat indah.


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"I'm the King!"

Desclaimer: [Naruto] Masashi Kishimoto

Created by: Holocaust

Genre: Action, comedy, school, martial arts, slice of life, etc

Pairing: no pair for today my friend

Warning: Typo berantakan , Alternative Universe, OOC, NoMagic, NoChakra, Just a regular human! and many more

Summary: Konoha Highschool (Boys) sekolah berandalan nomor 1 di Jepang yang dalam sejarahnya belum ada yang bisa menaklukan sekolah itu karena kekuatan murid-muridnya bisa dibilang setara satu sama lain. Dengan tekad yang kuat, Naruto berkeinginan untuk menjadi orang pertama yang menguasai KHS Boys, mampukah dia?.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Aula Sekolah KHS Boys.

Terlihat sekumpulan murid-murid kelas 1 yang saat ini tengah berbaris 'rapi' mendengarkan pidato dari Kepala Sekolah mereka dengan tatapan dongkol, jika ditanya apakah mereka bosan? Tentu saja mereka bosan!.

Siapa yang tidak bosan coba, jikalau kau harus mendengar lebih dari 30 menit celotehan non-stop dari Kepala Sekolah mereka yang panjang kali lebar kali tinggi kali-kali itu?.

Muak dengan pidato bodoh itu, para murid mulai bercengkrama satu sama lain.

Well cara bercengkerama mereka bisa dibilang agak unik dibandingkan dengan cara bercengkerama orang yang normal, yakni dengan cara masing-masing dari mereka saling melemparkan aura intimidasi mereka satu sama lain.

Seakan-akan menandakan bahwa ini adalah area kekuasaan mereka sendiri, mereka melakukan itu bukan tanpa alasan, ya tentu saja alasannya adalah untuk menandakan kekuasaan mereka di sini, karena di sini yang kuat lah yang berkuasa.

Kepala Sekolah KHS pun menutup pidato 'singkatnya', sang Kepsek kemudian meninggalkan aula tersebut beserta jejeran para guru yang mengekor di belakangnya.

Hal itu otomatis memicu pertarungan yang bertajuk Freshmen War jilid 40 di aula sekolah ini.

Pertarungan itu dibuka oleh anak kelas 1 yang memiliki ciri kulit pucat dan disertai dengan senyuman aneh di wajahnya.

Orang itu memukul murid yang ada di depannya sehingga membuat murid yang dipukul tersebut pun dibuat terdorong ke belakang sehingga tubuhnya mengenai murid-murid lain yang ada di belakangnya.

Hal itu berhasil membuat murid-murid yang ada di sekitar situ saling bergesekan satu sama lain sehingga hal itu berhasil memicu terjadinya tawuran di dalam aula sekolah milik KHS Boys ini.

Hahh dasar anak muda.

Di sisi lain dari aula, terlihat 2 orang remaja yang baru masuk ke dalam aula tersebut, salah satu dari mereka memiliki rambut berwarna kuning yang di wajahnya dihiasi oleh benjol yang 'Indah'.

Lalu kemudian di samping pemuda kuning tersebut ada pemuda lain yang memiliki rambut coklat gelap yang diikat ke atas sehingga rambutnya berbentuk layaknya sebuah nanas, tidak lupa orang itu sambil menguap dengan lebar.

"Huhh kau jahat sekali Shika, selalu saja memukulku seperti gorila yang kehilangan pisangnya" ujar Naruto dengan wajah yang penuh dengan benjolan indah.

"Kheh, salahmu sendiri, berkat kau aku harus berlari dan membuat staminaku terkuras habis!" ujar Shikamaru dengan wajah pucat.

"Dan berkat kau juga, setelah ini aku harus tidur selama 12 jam untuk mengisi tenagaku yang terkuras!" tambah Shikamaru dengan nada sinis, tidak lupa ia membuat tatapan yang amat sangat mengerikan yang ia tujukan kepada Naruto.

"Lari ataupun tidak, tetap saja kau tidur dasar pemalas, dan apa-apaan dengan tidur 12 jam itu? kau mau simulasi mati atau apa? Hahh selalu saja mencari alasan supaya bisa tidur" gumam Naruto sambil ber-sweatdrop ria ketika mendengar alasan yang menurutnya semi masuk akal yang keluar dari mulut sohibnya itu.

"Oy Naruto, Shikamaru!" panggil seseorang bertubuh besar memiliki rambut berwarna coklat panjang dengan gakuran yang sengaja dibuka, orang itu terlihat sedang memakan keripik kentang yang ia pegang dengan santai tanpa memperdulikan kerumunan murid-murid di sekitarnya yang kini mulai berkelahi satu sama lain.

Naruto dan Shikamaru menoleh ke sumber suara tersebut, dan mereka berdua langsung tersenyum lebar ke arah orang yang memanggil mereka.

"Woo hai Chōji? Kau sekolah di sini juga?" ujar Naruto dengan mata yang berbinar-binar dengan satu tangan yang mulai masuk ke bungkus keripik yang dimakan oleh Chōji, kemudian Naruto mulai memakan hasil 'jarahannya' tersebut.

"Hehh, kukira kau masuk di sekolah ayahku, tahunya kau di sini juga, hm?" ujar Shikamaru sambil menerima operan keripik dari Naruto, well dia belum sarapan karena keburu dibangunkan oleh si pemuda kuning yang ada di sampingnya ini.

"Ayolah kalian seperti tidak mengenalku saja, apa kau tidak tahu kalau di Shika Commerce itu memiliki larangan untuk makan saat jam pelajaran?" ujar Chōji dengan wajah yang serius.

"Kau tahu, saat aku diberitahu oleh ayahmu, paman Shikaku soal larangan makan saat jam belajar, aku langsung menarik berkas pendaftaranku dan kabur, tanpa makan di jam belajar bagaikan mimpi buruk kau tahu?" tambah Chōji.

Ia pun menganggukan kepalanya untuk mengiyakan perkataan yang menurutnya tidak adil itu dan menghiraukan fakta bahwa keripik yang ia pegang isinya mulai 'menghilang' sedikit demi sedikit akibat 'penggelapan' yang dilakukan oleh Naruto dan Shikamaru.

Naruto dan Shikamaru hanya bisa ber-sweatdrop ria ketika mendengar penjelasan yang absurd dari sahabat mereka yang satu ini.

"Oh iya, ada apa dengan wajahmu Naruto? Apa kau dikeroyok lagi? Kali ini berapa orang? 50? 100?" tanya Chōji secara beruntun sambil menunjukan wajah serius.

"Hahh, soal ini kau tanyakan saja pada si Putri tidur ini" jawab Naruto sambil menjilati jarinya bekas bumbu keripik dari hasil 'jarahannya' tersebut.

"Hey akulah korbannya di sini! Lagipula siapa suruh kau membuang 'emasmu' ke sembarang tempat hah?!" ujar Shikamaru setelah menelan semua keripik yang diberikan Naruto kepadanya.

"Hoo jadi begitu" ujar Chōji memaklumi kelakuan aneh dari kedua sahabatnya tersebut, ia kemudian mencoba meraih keripik kentangnya ke dalam bungkus yang ia pegang, namun anehnya yang dicari ternyata tidak ada.

Chōji kemudian menatap ke dalam bungkus keripiknya itu, ternyata keripik kentangnya telah habis tanpa sisa.

Naruto yang menyadari hal itu segera pergi meninggalkan tempat itu dengan gerakan mengendap-endap, tidak lupa ia juga menarik kerah gakuran Shikamaru untuk ikut kabur bersamanya.

Jika mereka tidak kabur dari tempat itu, percayalah mereka akan benar-benar dihabisi oleh sahabatnya sendiri.

Well siapa juga yang mau melawan gajah ngamuk? Mereka sih masih mau hidup dengan tenang layaknya pemuda pada umumnya(?).

Sadar keripiknya telah habis dengan kecepatan yang tidak masuk akal, Chōji pun mulai menduga-duga kalau keripiknya itu diambil oleh Naruto dan Shikamaru, ketika Chōji mengadahkan kepalanya ke depan, ia sudah tidak mendapati lagi sosok dari kedua sahabatnya tersebut.

Dalam hitungan detik, wajah Chōji tiba-tiba berubah warna menjadi merah dan telinganya mengeluarkan uap(?) menandakan bahwa dia sedang murka.

Alangkah sialnya tiba-tiba muncul seseorang yang datang ke arahnya dan menghantamkan kepalanya menggunakan sebuah kursi besi.

*Dugh*

Si pemukul tersebut pun heran, karena orang yang dia pukul tak berteriak kesakitan atau memasang ekspresi kesakitan, bahkan bergeming pun tidak.

Kemudian tanpa aba-aba Chōji tiba-tiba berbalik dan langsung memukul orang itu secara membabi buta.

Dan secara tanpa sadar, Chōji telah masuk ke dalam pertarungan untuk memperebutkan predikat Raja kelas 1.

.

.

.

.

.

Di tengah pertarungan yang terjadi di aula.

Terlihat seorang pemuda berkacamata hitam yang memakai jaket abu-abu di dalam gakurannya. Jika dilihat dengan seksama, pemuda itu tengah sibuk memberikan pukulan secara teratur ke arah gerombolan anak kelas 1 yang datang kepadanya.

Ya walaupun gerakannya tergolong lambat, akan tetapi ketika pukulannya mengenai seseorang, maka orang itu akan terpental saking kuatnya pukulan orang ini.

*Phew*

"Kurasa bermain-main dengan kalian cukup melelahkan" ujar pemuda tersebut sambil membuka tudung jaketnya.

"Jadi, mari saling membunuh?" tambah pemuda tersebut dengan nada yang sangat dingin sambil berlari menerjang masuk ke dalam kelompok anak kelas 1 yang sedang bertarung layaknya binatang buas itu.

.

.

.

.

.

Di sisi lain dari gerombolan anak kelas 1 yang sedang bertempur satu sama lain, terlihat seorang pemuda berkulit pucat sambil tersenyum palsu berdiri diantara 10 orang yang telah pingsan dan dari gerombolan itu dan hanya menyisakan satu orang saja yang masih sadarkan diri, pemuda pucat itu kini sedang menginjak wajah orang itu tanpa rasa kasihan sedikitpun.

"Guhh, lepaskan kaki kotormu dariku bangsat!" ujar pemuda yang diinjak tersebut sambil menahan kaki pemuda pucat yang menginjaknya.

"Maaf tapi aku tidak bisa melepaskannya kalau kau belum menjawab pertanyaan yang tadi aku tanyakan" balas santai pemuda berkulit pucat itu yang wajahnya masih dihiasi dengan senyum palsu.

'Ini adalah tugas yang diberikan oleh Neji-san kepadaku, jadi aku tidak boleh gagal' batin pemuda itu yang masih belum melepaskan injakkannya dari orang yang berada di bawahnya.

"Baiklah akan kuulangi pertanyaanku. Kau mau masuk ke dalam Fraksiku kan?" ujar pemuda pucat tersebut sambil tersenyum palsu tanpa memperdulikan lawannya yang bisa saja mati karena ia tiba-tiba menguatkan pijakannya itu.

"Dalam mimpimu bangsat! Cuh" tanpa diduga-duga, pemuda yang diinjak itu meludah ke arahnya. Entah ini bisa dikatakan beruntung atau sial, ludah orang itu tepat mengenai wajah pucat dari pemuda yang sedang menginjaknya tersebut.

"Aku anggap itu sebagai jawaban Iya!" pemuda berkulit pucat tersebut mulai mengembangkan senyum sadisnya, kemudian dia mengangkat sedikit kaki kanannya dan kemudian tanpa rasa belas kasihan, ia langsung menghentakan kakinya dengan kekuatan penuh ke wajah pemuda yang ada di bawahnya tersebut.

Tidak lupa ia juga menggesek-gesekan kakinya ke wajah pemuda yang malang itu.

Pemuda yang diinjak pun akhirnya pingsan akibat kuatnya injakan dari pemuda pucat tersebut.

Sadar bahwa musuhnya telah pingsan, pemuda pucat itu kemudian mengelap wajahnya menggunakan sapu tangan yang baru saja ia keluarkan dari saku bagian dalam gakurannya.

Setelah membersihkan wajahnya, ia kemudian meletakkan kembali sapu tangan miliknya itu ke tempat semula, kemudian pemuda pucat tersebut mengambil inisiatif untuk pergi ke tengah kerumunan yang sedang bertarung satu sama lain, tentu saja untuk mencari mangsa yang baru.

Baru saja ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba ia merasakan kalau seseorang tengah menepuk pundaknya.

*Puk*

Pemuda dengan senyum palsu itu pun menoleh, dan secara tidak langsung membuat senyumnya semakin lebar setelah melihat siapa yang telah menepuk pundaknya.

"Heh, kau pikir bisa lari setelah mengalahkan anak buahku dengan keji. Hm, Shimura Sai?!" tanya seseorang dengan 'tato' berbentuk taring berwarna merah di kedua pipinya, pemuda tersebut menatap Sai dengan penuh amarah.

Pemuda bernama Sai itu tiba-tiba memutar badannya dan langsung melakukan gerakan menyikut yang ia arahkan ke wajah pemuda yang ada di belakangnya.

*Syut*

Sayangnya sikutannya tersebut hanya mengenai udara kosong, karena pemuda tersebut sudah terlebih dahulu menghindari serangannya itu dengan mengambil beberapa langkah ke belakang.

"Kau masih lincah seperti biasanya, nee Inuzuka Kiba-kun" ujar Sai sambil tersenyum palsu.

Mereka berdua menatap satu sama lain dengan seringai yang terpampang jelas di wajah mereka, beberapa detik kemudian, mereka memasang gestur bertarung, bersiap memulai perkelahian. Kiba dengan gestur Street fightnya dan Sai dengan gestur Judonya.

Kiba membuka serangan, ia lebih dulu maju dan langsung memukul membabi buta ke arah lawannya, Sai yang dikejutkan dengan serangan dadakan tersebut pun mau tidak mau harus mundur beberapa langkah sambil mencoba menahan pukulan yang mengarah kepadanya.

Menyadari hal tersebut tak berguna. Kiba mencoba mencari celah dengan mengangkat kaki kanannya untuk melakukan tendangan ke arah rusuk Sai, akan tetapi hal itu kembali gagal karena tendangannya itu berhasil ditangkis oleh Sai.

Tak habis akal, Kiba kemudian memutar badannya sambil melompat dan kemudian melakukan Spinning Back Kick dengan menggunakan kaki kiri yang sukses mengenai wajah Sai dengan telak.

*Dugh*

"Ugh!".

Tak berhenti di situ, Kiba mulai melancarkan serangannya dengan melesakan tinju kanannya ke perut Sai yang kembali bersarang dengan telak. Kemudian ia menarik kepala Sai menggunakan kedua tangannya menuju ke arah lutut kanannya yang sudah ia tekuk.

*Tap*

Serangan lututnya berhasil ditahan oleh Sai menggunakan kedua tangannya, Sai kemudian melakukan sebuah counter attack dengan menyikut tulang rusuk Kiba sehingga pegangan Kiba terlepas dari kepala Sai.

*Bugh*

"Guhh!".

Tak berhenti di situ, Sai dengan cepat meraih tangan kanan Kiba dan langsung membantingnya ke lantai dengan sangat keras, Sai baru saja melakukan sebuah bantingan dari Judo yang bernama Seoi Nage.

*Doom*

"Guhahh!" setelah sukses membanting Kiba, Sai dengan cepat menduduki perut Kiba dan meletakan lutut kanannya ke tangan kiri Kiba dan kemudian menggunakan kaki satunya untuk menginjak tangan kanan Kiba, kemudian Sai mulai memukuli wajah Kiba tanpa ampun.

*Bugh* *Bugh* *Bugh*

Sadar dengan posisinya yang tidak menguntungkan, Kiba mencoba mencari cara untuk lepas dari Ground Fight tersebut. Kiba kemudian menghindari tangan kanan Sai dengan cara sedikit memiringkan kepalanya, kemudian ia melakukan sebuah counter cepat menggunakan kepalanya.

*Dugh*

"Ugh!" Kiba berhasil menyundul hidung Sai sehingga membuat hidungnya sukses mengeluarkan darah, hal itu juga membuat Sai terjatuh ke belakang dan otomatis membuat kekangannya terlepas dari tubuh Kiba.

Kiba yang serangannya berhasil langsung berguling ke belakang, mencoba untuk menjaga jarak dari Sai.

Sai kemudian bangkit dari berbaringnya, tidak lupa ia juga membersihkan hidungnya yang penuh darah itu menggunakan lengan gakurannya, kemudian ia menatap nyalang ke arah Kiba yang posisinya tidak terlalu jauh dari dirinya dan Sai pun berkata. . .

"You owe me one, I owe you one! I'm gonna break your fucking bones!" Sai yang sedari tadi memasang senyum palsunya, tiba-tiba senyuman andalannya itu hilang dan digantikan oleh sebuah senyuman yang sangat mengerikan, Sai kemudian kembali bangkit dan langsung menerjang ke arah Kiba yang baru saja berdiri dengan wajah yang bisa dibilang babak belur.

"Kheh, I'd like to see you try, Dumbass!" balas Kiba yang juga maju menerjang ke arah Sai.

.

.

.

.

.

.

.

.


Tribun Kiri - Aula Sekolah lantai 2.

Terlihat tiga orang yang sedang menyaksikan Freshmen War tersebut.

"Itachi, apa Sasuke-kun tidak masuk di sekolah ini?" ujar seorang pemuda berambut jabrik berwarna hitam sambil mengamati Freshmen War yang sedang terjadi antara anak kelas 1.

"Bukannya Sasuke sudah memberitahumu kemarin, kalau dia akan masuk ke sekolah ini, Shisui?" tanya pemuda berambut panjang sebahu berwarna hitam bernama Itachi kepada pemuda bernama Shisui itu dengan tenang.

"Terus dia kemana? Apa dia tidak tau kalau Freshmen War sedang berlangsung?" ujar seseorang yang memakai topeng orange berpola spiral serta orang itu memiliki rambut jabrik yang hampir mirip dengan pemuda yang bernama Shisui itu.

"Dia sedang mengurus pendaftaran masuknya, mengingat dia baru pulang kemarin dari Tokyo Boxing Center untuk latihan" jawab Itachi kepada Pria bertopeng itu.

"Hm, kuharap dia semakin kuat dan jika hal itu terjadi, maka kau harus membuatnya masuk ke dalam Fraksi kita" ujar Pria bertopeng tersebut sambil pergi meninggalkan tempat itu, sehingga hanya menyisakan Shisui dan Itachi saja yang masih setia menyaksikan Freshmen War tersebut.

.

.

.

.

.

.

.

.


Tribun Kanan - Aula Sekolah lantai 2.

Terlihat lima orang yang masing-masing memiliki pin bermotif awan merah yang tersemat di kerah gakuran mereka, mereka kini juga sedang menyaksikan Freshmen War tersebut dengan tenang.

"Anak yang pucat itu sangat hebat untuk seukuran anak kelas 1" ujar pemuda berambut jabrik pendek berwarna merah.

"Lawan si pucat itu juga lumayan kuat, kurasa mereka seimbang" ujar pemuda bertubuh besar yang memiliki bekas luka menyerupai insang ikan di bawah kedua matanya.

"Coba lihat si gendut yang di sebelah sana!" potong pemuda berambut kuning panjang yang berponi kiri sambil menunjuk ke arah Chōji yang sedang melakukan Powerbomb.

"Dia sangat buas untuk seseorang yang bertubuh gendut, un!" tambah pemuda pirang tersebut sambil menunjukan wajah tertarik.

"Apa kalian buta? Lihatlah anak yang memakai jaket dan berkacamata hitam itu, pukulannya sangat kuat" ujar serius pemuda berambut merah emo yang poninya menutupi mata kanannya.

"Bisakah kalian diam dan menyaksikan event tahunan ini? Kalian berisik sekali!" ujar pemuda berambut jabrik berwarna orange yang memiliki pin awan berwarna merah dengan garis emas di sisi luarnya, ia menyaksikan pertarungan yang terjadi di bawahnya dengan serius.

Tidak lupa kelingking kanannya ia gunakan untuk mengorek 'emas' yang berada di dalam hidungnya, teman-temannya yang melihat itu hanya bisa sweatdrop sambil membatin.

'Kenapa bisa aku mengikuti orang macam ini?'.

.

.

.

.

.

.

.

.


Ruang Guru.

"Maaf telah merepotkan dan sekali lagi, mohon bimbingannya Ibiki-sensei" ujar seorang pemuda berwajah stoic sambil membungkukan badannya.

"Hm, kau sudah bisa masuk sekolah lusa, berhubung berkas pendaftaranmu sudah lengkap" ujar Ibiki, kemudian ia menyimpan berkas yang diberikan kepadanya ke dalam laci meja kerjanya.

"Hn, terimakasih" balas pemuda tersebut sambil tersenyum simpul, pemuda tersebut kemudian mulai beranjak dari tempat duduknya tersebut, dan berjalan ke arah pintu keluar dari ruangan ini.

"Oh iya, ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu, Uchiha Sasuke" ujar Ibiki yang secara langsung membuat Sasuke menoleh ke arahnya.

"Kenapa kau mau masuk di sekolah ini?" tambah Ibiki dengan tatapan menyelidik.

"Simpel saja, untuk menguasai sekolah terkutuk ini" balas ringan pemuda yang bernama Sasuke itu dengan percaya diri.

'Dan untuk mendapatkan kepercayaan ayahku' sambungnya dalam hati.

"Hahh, kurasa kau tidak ada bedanya dengan yang lainnya, baiklah kau boleh pergi" ujar Ibiki dengan wajah bosan.

"Hn, kalau begitu saya undur diri" ujar Sasuke menundukan sedikit kepalanya, kemudian ia meninggalkan ruangan tersebut.

"Sepertinya Uchiha Empire akan kembali berjaya huh, Fugaku-san?" gumam Ibiki sambil menunjukan senyum yang mengerikan.

.

.

.

.

.

.

.

.


Dojō Hyūga - Kediaman Hyūga.

Terlihat seorang pemuda berambut coklat panjang yang bagian ujungnya terikat, berdiri dengan dipenuhi oleh keringat dan juga tidak lupa adanya debu yang menempel dibaju Judonya yang ia kenakan

Di dekat pemuda itu, terlihat ada 10 orang yang juga sama-sama mengenakan pakaian Judo dan kini sedang terkapar di dekat pemuda berambut panjang tersebut, ada yang pingsan ada juga yang memang sudah tidak bisa bangkit lagi akibat kelelahan, sepertinya hal itu disebabkan oleh pertarungan mereka melawan pemuda berambut panjang itu.

"Cukup" ujar seorang pria berumur sekitar 40 tahunan mendekat ke arah satu-satunya pemuda yang masih berdiri di tempat itu.

Pria itu kemudian melemparkan handuk kecil ke arah pemuda tersebut yang dengan sigap ditangkap dengan mudah olehnya.

Kemudian pemuda tersebut ber-ojigi sesaat setelah melihat pria yang amat sangat disegani di sini mendekat ke arahnya

"Kau sudah berlatih keras hari ini, Neji" tambah pria tersebut.

"Ini masih sebelum seberapa Hiashi-sama, ini masih belum cukup untuk menaklukan sekolah terkutuk itu" ujar pemuda yang diketahui bernama Neji tersebut.

"Hm, aku mengerti, tapi kenapa kau tidak menghadiri penerimaan murid baru di KHS Boys? Bukannya kau tahu kalau saat ini sedang terjadi Freshmen War?" tanya Hiashi dengan memasang wajah serius.

"Aku sudah menyuruh Sai anak dari Shimura-sama untuk mengurus hal tersebut, Hiashi-sama" ujar Neji Sambil membersihkan keringatnya menggunakan handuk yang tersemat di bahunya.

"Sai orang yang sangat kuat, dia adalah salah satu bagian dari rencanaku untuk menguasai kelas 1" tambah Neji memasang ekspresi percaya diri.

Tentu saja ini akan berjalan lancar karena bagaimana pun juga, Sai sudah lebih dari cukup untuk menaklukan angkatan anak kelas 1 tersebut, setidaknya begitu pikirnya.

"Hm seperti itu, kau benar-benar anak Hizashi, kau memang cerdik dan juga picik" ujar Hiashi sambil tersenyum simpul beranjak meninggalkan Neji di tempat latihan itu.

"Terimakasih atas pujiannya, Hiashi-sama" balas Neji dengan sekali lagi membungkukan badannya kepada sang paman Hiashi yang sudah terlebih dahulu meninggalkan tempat tersebut.

.

.

.

.

.

.

.

.


Koridor Sekolah.

"Hahh, kau ini ada-ada saja, selalu buat orang lain marah" ujar Shikamaru sambil berjalan di samping Naruto.

"Shishishi, soalnya aku lapar, lagipula kau memakannya juga kan?" balas Naruto yang disertai tawa renyah andalannya.

Tak jauh dari situ, terlihat seorang pemuda yang memiliki alis tebal dan berambut Bob hitam mengkilat tengah berlari ke arah Naruto dan Shikamaru dengan kecepatan penuh tanpa memperhatikan sekelilingnya, hal itu terjadi karena orang itu tengah sibuk melepaskan diri dari lilitan tisu toilet yang melilit di tubuhnya.

"Sial, kenapa jadi begini? Padahal tadi aku hanya menggunakannya sedikit" ujar pemuda tersebut di tengah acara berlarinya tersebut.

"Nee Shikaneru, kantinnya ada dimana? Aku masih lapar" ujar Naruto sambil menoleh ke arah Shikamaru tanpa memperhatikan seseorang yang kini berada 10 meter di depannya yang sedang berlari menuju ke arahnya dengan kecepatan penuh.

"Nee Naruto, daripada mencari itu kurasa kau lebih baik memperhatikan jalanmu" ujar Shikamaru malas dengan menyadari bahwa sebentar lagi akan terjadi tabrakan.

"Hm, apa maksudmu?" tanya Naruto dengan wajah bingung.

"Tuh" ujar Shikamaru yang sudah begeser ke samping sejauh 2 meter sambil menunjukkan Naruto seseorang yang ia maksud menggunakan dagunya.

Naruto pun menoleh ke arah yang dimaksud Shikamaru, Naruto seketika membulatkan matanya ketika menyadari bahwa ia tidak bisa mengelak dari jarak yang sangat dekat ini.

'Oh Shit' batin Naruto.

"Yess akhirnya lepas juga" ujar pemuda beralis tebal tersebut, kemudian ia menolehkan kepalanya ke depan, ia membulatkan kedua matanya serta membatin 'Hahh kenapa hari ini aku sial sekali?'.

Dan tabrakan yang tidak diinginkan pun terjadi.

*Boom*

"Hoy! Apa-apaan kau hah?!" ujar Naruto marah dengan jidat yang terlihat benjol menyerupai sebuah bakpao(?), sambil menunjuk wajah pemuda yang ada di depannya.

"Aduh duh duh duh, ma- maafkan aku" ujar pemuda berambut bob tersebut sambil memegangi benjol yang juga ada di jidatnya.

"Huhh dasar kau! Oh iya ngomong-ngomong apa kau tahu dimana kantin sekolah ini?" tanya Naruto yang kembali tenang sambil memasang wajah lugunya.

"Ah i- iya, kantinnya ada di gedung sebelah barat sekolah ini" balas pemuda tersebut dengan bersemangat.

"Hahh aku payah soal barat dan timur, benarkan Shikamaru?" ujar Naruto sambil menoleh ke arah Shikamaru yang tahu-tahu sudah tertidur pulas tanpa memperdulikan sekitarnya.

Tidurnya sih gak masalah, tapi masalahnya dia tidur dalam keadaan berdiri! Bahkan ingusnya membentuk gelembung, dihh!.

Hahh dasar Putri tidur.

"Jadi bisakah kau menunjukan dimana jalannya, Alis tebal?" ujar Naruto dengan wajah yang berbinar.

"I- iya, ikut aku sebelah sini" balas pemuda tersebut dengan raut kebingungan setelah melihat kejadian langka di depannya, menghiraukan kejadian itu, si Alis tebal pun dengan antusias langsung menunjukan arah dimana kantin sekolah ini berada kepada pemuda yang baru saja ia tabrak itu.

.

.

.

.

.

.

.

.


Kantin Sekolah.

"Uwooo, besar juga yah? Ngomong-ngomong terimakasih banyak ya, Alis tebal!" ujar Naruto dengan memasang wajah yang berbinar-binar.

"Hehehe, sama-sama Rambut tai-san" balas pemuda tersebut sambil mengacungkan jempolnya serta menunjukan gigi putihnya yang mengkilat kepada Naruto.

*Bugh*

"Aww, pukulan itu untuk apa Rambut tai-san?" ujar pemuda tersebut sambil mengelus kepalanya yang benjol akibat pukulan Naruto.

"Itu karena kau mengina rambutku Alis tebal!" ujar Naruto dengan amarah yang meluap-luap.

'Hiiii mengerikan' batin pemuda tersebut sambil menunjukan wajah ketakutan.

"I- itu karena aku tidak tahu harus memanggilmu apa" balas pemuda tersebut gelagapan.

"Ah iya juga ya? Baiklah perkelankan, namaku Namikaze Uzumaki Naruto tapi panggil saja Naruto, salam kenal, shishishi" ujar Naruto sambil tertawa renyah.

"Baiklah Naruto-san, perkenalkan namaku Rock Lee, panggil saja Lee, salam kenal juga Naruto-san" balas pemuda bernama Lee tersebut dengan semangat.

Awal dari sebuah era baru yang lebih brutal pun dimulai!.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continue~.

Cerita ini terinspirasi dari Manga Crows dan Crows x Worst.

Ah aku juga menggunakan latar sekolah Crows yang bernama Suzuran itu untuk menjadikannya sebagai latar sekolah KHS ini, ya agar kalian bisa dengan mudah membayangkan wujud dari sekolah KHS Boys ini.

Di cerita ini juga memiliki nama tingkatan atau istilah yang lagi-lagi saya ambil dari jagat Crows X Worst, seperti sebutan Senior untuk anak kelas 3, Sophomore untuk anak kelas 2, dan Freshmen untuk anak kelas 1.

Aku juga akan merekomendasikan kepada kalian yang membaca cerita ini untuk bolak balik ke kanal YouTube maupun Google untuk mengecek gerakan-gerakan yang akan dipakai oleh karakter yang ada di sini, karena cerita ini akan mengandung banyak sekali unsur beladiri di dalamnya.

Atau lebih mudahnya kalian cari saja akun Wattpadku, disana aku juga mempublish ceritaku ini, disana setiap chapternya memiliki gambar ilustrasi untuk beberapa gerakan yang mungkin sulit dimengerti oleh kalian para pembaca, khususnya untuk para pembaca awam

Baiklah, kita akan berpindah ke topik selanjutnya, kali ini kita akan sedikit membahas apa yang terjadi di chapter 1 ini, dari pertarungan di atas kita bisa menyimpulkan kelebihan para karakter ketika bertarung, yaitu:

- Akimichi Choji, memiliki Defense yang mengerikan serta memiliki teknik bantingan yang hebat.

- Aburame Shino (pemuda berkacamata), memiliki Power pukulan yang benar-benar kuat.

- Shimura Sai, memiliki Endurance/ ketahanan tubuh yang lumayan hebat, dan yang terakhir.

- Inuzuka Kiba, yang memiliki Speed dan kelincahan yang hebat.

Nah tersisa Naruto, Shikamaru, Sasuke, Neji dan Lee saja yang kelebihan dan kekuatan mereka masih belum diketahui, dan itu semua akan terjawab di chapter-chapter selanjutnya.

Mungkin itu saja yang bisa kusampaikan, semoga cerita yang kubuat ini bisa membuat kalian semua terhibur dan semoga kita bisa bertemu lagi di chapter-chapter selanjutnya.

Baiklah kalau begitu.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Sekian dan Terimakasih~.