Disc: Naruto by Kishi-sensei
When you younger
Everything feels so permanent
But you get older,
You begin to realize...
nothing is
(euphoria S2 quote)
Cerita ini datang dari Sasuke Uchiha yang lahir 23 Juli secara botak dan menangis seakan tahu betapa gilanya dunia.
Dia adalah sperma yang menang dari genosida di dalam serviks. Saudaranya berguguran, bakal presiden, saintis, tentara dan bibit unggul lainnya kalah di medan tempur.
Remaja itu kini menganggap dirinya lahir di abad yang salah, tidak ada yang lebih menjengkelkan selain sekelas sama komplotan alien.
Terdiri dari 24 murid, Sasuke sudah menandai beberapanya.
Shikamaru Nara, pemuda yang demen tidur di kelas tapi anehnya otaknya encer. Mungkin punya mama bergaya gangster membuatnya insomnia di rumah.
Naruto Uzumaki,si kaleng rombeng yang ngaku-ngaku sahabat Sasuke. Pentolan sepak bola SMA Konoha yang memuja Sakura. Pengikut setia sekte ramen.
Sakura Haruno stalker nomor 1 Sasuke yang diberkahi jidat lebar yang bisa nampung satu liga eropa sampai semifinal. Obsesi keduanya adalah jadi dokter.
Toneri Ootsutsuki, anak konglomerat yang punya pesona bishounen. Muka boneka badan kestaria mengingatkan Sasuke pada vilain paling bangsat di anime itulah Griffith.
Garaa, anak pejabat yang ganteng, alim dan kalem. Orang ini lumayan bisa ditolerir Sasuke tapi kadang tatapannya bikin ciut.
Sai, pemuda yang punya mulut sepedas omongan tetangga. Keributan adalah hal favoritnya. Dia pacarnya Ino.
Ino Yamanaka, salah satu murid populer yang berkiblat gaya ko-gal ala Marin Kitagawa. Galak tapi berjiwa simpatik. Dia disegani cewek-cowok.
Hinata Hyuuga, anak konglomerat yang secantik putri kerajaan. Ketua Osis primadona sekolah. Sikap pemalu dan submisif nya bikin Sasuke jengah.
"Sial! Ugh Sasuke cepatlahh aku gak tahan nih!"
"Ayolah, sebelum sensei memergoki kita"
Sasuke berdecak, ambil ancang-ancang loncat. Dia tahu resikonya tapi sudah kadung lebih baik dituntaskan.
"Shh, ah! Goblok kau kencang sekali!," umpat Naruto.
"Tch, damare/ diem!"
Gunting vs kertas.
"Yatta! Wooo!"
Sasuke memenangkan timnya main kuda suit. Naruto sebagai perwakilan tim lawan harus menerima hukumannya.
"Kumohon teme, aku akan melakukan segalanya asalkan jangan minum jus sayur itu!"
Naruto dengan heboh berlutut pada Sasuke. Si bungsu Uchiha menyeringai bejat.
Sasuke dengan entengnya menurunkan resleting celana.
"Yakin segalanya?"
Para cowok auto histeris.
"Woi! Pelanggaran tuh!"
"Kau yang enak! Naruto yang engap!"
"Gak adil nih"
Pintu kelas terbuka.
"MINNA-SAN!"
Seketika mati kutu.
"INI KELAS ATAU PASAR!?"
Yang buat onar sedikit yang kena ampas semuanya tapi yang ditegur ketua kelas.
Sasuke diceramahi Tsunade-sensei yang komplain atas kegaduhan ini hingga kelas sebelah tidak konsen. Sebenarnya Sasuke tidak konsen juga apalagi bagian atas gurunya itu menguji imannya.
Padahal jika dibandingkan sekolah lain perilaku teman-temannya masih manusiawi tapi tetap dicap biang onar sama guru-guru.
Sekilas info Sasuke duduk ditingkat 3, kelasnya pun tergolong paling pintar dan langganan menyumbang prestasi namun minusnya suka ribut.
SMA Konoha termasuk sekolah kaum elitis. Muridnya dari kalangan atas, bayaran SPP nya fantastis, saking lengkap fasilitasnya sampai ada mall-nya. Untuk masuk gak cuman modal duit tapi otak. IQ rendah pasti gigit jemuran.
Visi-misinya tidak sebatas mencetak calon mahasiswa universitas ternama tapi lulusan yang memberi sumbangsih negara makanya para murid menyebut diri mereka 'pejuang'. Buat mereka nilai adalah segalanya seperti oksigen di bumi.
"Enak gak ketemu Tsunade-sensei?"
"Aku rela tuh gantiin kau"
Para cowok iri Sasuke bisa interaksi sama guru biologi itu tapi giliran dimarahi, mereka menumbalkannya karena ketua kelas.
"Sebaiknya k-kalian memanfaatkan jam kosong dengan belajar m-mandiri bukannya bermain..."
Hinata yang bermoral dan disiplin berpidato. Sasuke pikir cewek lugu ini kaku bak kanebo kering.
"Kau gak asik, yang penting masalahnya beres," ujar Sasuke sekenanya.
"Apa yang dikatakan Hinata benar. Kau ketua kelas harusnya beri contoh yang baik"
Bisakah Sasuke balik ke mejanya dengan damai. Apa pun soal Hinata pasti Toneri suka resek.
"Kau mau jadi superhero dengan membelanya? Bagaimana pun aku ketua kelas, lagipula aku sudah tanggung jawab"
Toneri kicep tapi tetap kental dengan aura permusuhan. Sedangkan Hinata memainkan jarinya gugup kalah debat.
"Astaga! Sasuke kau tidak apa-apa!? Apa telingamu berdarah!?"
Sasuke digoyangkan brutal oleh Sakura. Dijamin teriakan Sakura malah bikin telinga bernanah.
"Lebay," sindir Sai yang disepakati Shikamaru.
"Woi! Ada Jiraiya-sensei"
Akibatnya selama mata pelajaran ke- 3 Sasuke tidak fokus.
Cewek toge itu! Doyan sekali mengomentari apa yang kuperbuat!
Dibalik dongkolnya Sasuke tidak lepas dari si Ketua Osis yang dianggap sok ngatur. Mestinya dia tidak ambisius untuk mencalonkan diri jadi ketua kelas kalau teman-temannya saja lebih manut sama ketua osis.
"M-menurutku yang l-lebih cocok itu Sasuke-kun. Aku tidak m-mampu untuk menjalaninya"
Itulah penolakan Hinata dulu saat menang voting. Alhasil, di kelas kayak punya dua matahari. Sasuke cuman mintaHinata tidak mencela kinerjanya karena itu urusan Shikamaru sebagai wakil ketua kelas.
Kalau tahu gini, Sasuke harap bisa pindah kelas.
: : :
Anggaplah Sasuke orang kaya walau di langit masih ada Hotman Paris. Kekayaan Klan Uchiha berasal dari generasi sebelumnya yang mengabdi di lembaga pertahanan nasional.
Ayahnya pensiunan jendral yang bisnisnya menggurita. Ibunya pegiat sosial dan aktivis internasional. Abangnya adalah detektif yang banyak jasanya.
Mustinya Sasuke tinggal mengikuti jejak abang atau ayahnya tapi dia merasa itu bukan passionnya sekali pun sudah diwajibkan alias dipaksa.
Sasuke benci karena terlahir di keluarga 'sultan' yang gila status tapi dia sayang keluarganya karena mereka tak menyerah pada anak modelan sepertinya.
Dari segi sifat Sasuke jauh dari abangnya yang mewarisi kelembutan dan penuh kasih seperti ibunya. Dia persis ayahnya yang berkarakter keras dan dingin. Tapi itu cuma casing nya saja.
Sifat ayahnya cuman kedok buat menutupi pria setengah abad yang bucin kepada istrinya. Sasuke sering kali mendapati kamar utama dimana orang tuanya lagi 'olah vokal'. Tiap kali dia berdoa jangan diberikan adik.
Sasuke penasaran apa nanti dia seambyar bapaknya jika memiliki pasangan.
Pantang bagi Sasuke menjabani hal yang melankolis begitu. Dia lebih ikhlas masa remajanya dipenuhi kejametan dan kelabilan dibanding dibudaki drama cinta yang deritanya tiada akhir.
Sayang, yang tahu isi hati Sasuke itu cuman abangnya karena ibunya terlalu berharga buat dibebankan curhatan si bujang.
"Pelan-pelan saja Sasuke-kun, nanti kamu tersedak"
Lain ibu, lain ayah.
"Jangan lelet, cepat selesaikan sarapanmu! Kau akan terlambat sekolah!"
"Hn, baik"
Dibentak ayah seperti lauknya sehari-hari.
Bisa gak sih restart bapak?
: : :
Di tahun ke-3 Sasuke tidak ada bedanya sama sekolah lain. Belajar, kejar peringkat, diulang lagi. Tiap absen adalah saingan.
Murid standar di SMA Konoha saja adalah peraih ranking 3 besar di SMP mereka. SMA Konoha kerap jadi patokan sekolah lain demi mengejar akreditasi.
Tidak sulit buat Sasuke survive di sini karena keistimewaan gen Uchiha ialah intelektualnya biarpun suka pendendam. Sasuke akan menandai siapa yang mencoba melewati batasnya. Dia sudah punya daftar orangnya.
Sasuke gagal paham kenapa banyak orang yang mengidolakan Hinata Hyuuga? Ketua Osis yang serba malu, lembek yang suka ikut campur. Tak peduli seberapa cerdas, jelita dan montoknya itu Hyuuga tetap bikin Sasuke ngebatin.
Sasuke hapal bagaimana Hinata diantar sekolah dengan limosin sama bodyguardnya, keluarga kerajaan kayaknya gak begitu amat. Murid lain saja masih pakai transportasi umum dan sepeda.
Itulah alasan dia mundur dari Osis karena orang-orangnya setipe Hinata. Diisi satu circle yang itu-itu lagi, tidak demokratis.
"Sudah selesai pr quantum nya?"
"Hn. Kau?"
"Gampang, di kelas juga bisa"
Sasuke maklum kalau Shikamaru menyombongkan IQ 200 nya. Kalau Naruto dengan kekonyolannya itu baru gak wajar.
Pas jam istirahat tiba Sasuke sudah mejeng di stan klub pecinta alamnya. Klub mereka baru debut dan butuh member. Garaa si penggagas memilih semedi ketimbang membantu Sasuke promosi.
Demo tahun ini lebih meriah karena ada beragam klub baru. Adapun klub yang diisi teman sekelasanya; Shikamaru di klub IPTEK, Naruto di klub sepakbola, Sakura di klub sains, Ino di klub berkebun, Sai di klub kesenian.
"Bwahaha, klub apaan nih? Anggotanya cuman sepasang doang! Kayak 'biji' ku aja!"
Sasuke mengutuk dalam hati si junior songong itu. Lihat nanti pulang sekolah gak aman.
"Kyaaa! Toneri-senpai aku bersedia jadi..."
Klub drama paling rusuh karena ada Toneri si pangeran sekolah.
"Hinata-senpai, aku bisa jadi talenanmu!"
Klub memasak digrebek masa saking populernya Hinata di sana.
Klub pecinta alam kering-kerontang, tak satu pun yang menoleh atau tertarik bahkan lalat tak sudi hinggap. Sebagai Uchiha haram hukumnya bila gagal.
Sasuke geram lihat stan klub lain. Bukankah serakah Hinata si Ketua Osis memegang kendali dua organisasi. Apalagi gaya kepempipinan Hinata yang gak kompeten sekalipun dia pintar dalam banyak bidang.
Haruskah Sasuke berkorban biar klub nya laku. Oh, dia punya ide.
"Jangan terlalu ekstrim"
Garaa pun melek sambil menahan seragam Sasuke yang setengah kebuka. Pemilik rambut merah itu bangkit dari kursi lipat dan menunjuk ke depan pakai dagu saktinya.
"Tunggu saja"
Sasuke yang hampir 'jual diri' demi klub pun bingung.
"Apa mak..."
"Apa kalian masih terima anggota? Aku baru dikeluarkan pacarku dari klub berkebun"
Sai nongol di stan mereka.
"Bukannya kau di klub seni?"
"Klub seni isinya orang cemen yang tidak selevel denganku. Tapi aku juga mengacaukan klub berkebun"
Sasuke heran sama nada Sai yang bangga itu.
"Kami tidak menerima orang pembawa sial kayak kau"
"Sungguh idealis sekali. Klub suram ini bakal bubar kalau tidak nambah anggota"
Sasuke dilema. Dia ogah klubnya dianggap buangan.
"Bukankah klub ini harus bersinar, masa' kalah sama klub masak-masakan atau yang lainnya"
Sai dengan mulut berbisanya. Untung Sasuke pakai logika buat mempertimbangkan siluman ini.
"Baiklah, kau diterima. Pelantikan akan dilaksanakan di pemakaman Konoha"
Sasuke tidak terima atas keputusan sepihak Garaa tapi yang bikin gak nalar kenapa harus di kuburan?
"Ini pecinta alam 'kan?" Sai pun heran.
"Alam baka"
Lawakan Garaa ngeri-ngeri sedap.
Cukup Hinata, ini malah ditambah Sai, makin horor saja hidup Sasuke. Kalau bisa dia mau nego biar masa mudanya lebih kriuk nan gurih, gak melempem kayak gini.
: : :
DWWTE
-Bersambung-
: : :
Pojok A/N:
Hai N di sini
Q: Kok bikin judul ffnya panjang kalee wak?
A: Iseng aja (canda deng :v). Temen2 klo nemu judul manga/anime isekai bakalan lebih belibet dari ini
oiya ku bukan newbie, dari 2014 udah di sini tapi mencoba debut kembali karena sempat pindah haluan ke lapak oren.
N, spooktober 2022
