"Hii.."/Berkata pada umumnya.
"Hii.."/Berkata dalam hati.
"Hii.."/Monster atau hal diluar imajinasi yang sedang berkata.
Balasan bagi yang sudah menyempatkan untuk Review, sebelum itu saya mau berterimakasih kepada semua orang yang sudah/baru membaca fanfic ini. Thanks semuanya.
candrariski155: Wah thanks nih, saya jadi merasa tersanjung hwhw.. Jika membandingkan dengan Author-senpai yang disebutkan memang kalah jauh, apalagi soal words huhu. But, saya akan berusaha tetap maju [semoga], entah dalam hal plot, deskripsi tempat/pengenalan lainnya, maupun dari words. Sekali lagi thanks!
FCI Rumah Utama: Makasih, ini udah update, semoga terhibur hwhw..
RushifaID: Masih, dia tidak akan mati sebelum memahami/selesai dalam tugasnya. Thanks udah Review..
limitscompany23: Tebak hwhw, jawabannya udah ada chapter ini, so langsung baca aja (jangan lupa cemilannya). Oh ya, thanks udah Review..
ryokusuma99: Thanks udah Review nih, yap harus hubungi FBI kalau masalah ini biar karakter utama kita bisa diamankan secepatnya hwhw..
Adinda Carmilla: Makasih udah Review, no tanggapan sih kalau soal pedo hwhw..
Thomas Muller: Udah lanjut nih, semoga terhibur di chapter kali ini. Btw jangan dipukul, terlalu kasar.. Mending langsung karungin aja karakter utama kita terus buang ke sungai hwhw, dan thanks nih udah Review.
Note dari Author yang jarang update: Haloo, pertama saya mau minta maaf ribuan kali kepada pembaca yang masih menunggu fanfic ini update (itupun kalau ad—yah semoga aja ada!), Karena sekalinya muncul ke permukaan, updatenya masih dengan words yang sedikit, maaf!
Lalu cuma mau bilang bahwa sampai di chapter sekarang ini masih dalam tahap awal pengenalan tokoh dan pengaturan dunia yang ada di fanfic To Flow ini. Dah yah semoga kedepannya bisa sampai End meskipun masih sangat jauh huhu..
Segini aja dulu, semoga terhibur di chapter kali ini. Byee..
..
..
..
..
..
..
..
..
Alam dunia Moryxion.
"Selamat datang di dunia paling bawah.."
Langit berwarna merah di siang hari, dan kabut tipis yang menyebar di semua penglihatan mata. Menggambarkan suasana mengerikan untuk diingat.
Sepasang mata onyx melihat semua ini dengan tenang, bahkan jika di atas kepalanya ada puluhan naga yang sedang terbang melintas..
Dia masih tenang.
Melihat beberapa dari mereka memiliki kepala binatang, dia tetap masih tenang.
Tapi..
"Kau tidak pernah bilang akan datang ke tempat dimana di atasnya adalah Neraka.." Madara menoleh ke arah anak di sampingnya sambil memperlihatkan wajah yang dingin.
Victor balas menatapnya, dengan sepasang mata kucing yang kini sedang berkedip polos. "Aku ingat beberapa menit yang lalu ada seorang pria yang dengan tegas mengatakan-.."
"-Oke, aku akan membantu asalkan kau memberitahuku jalan keluar dari hutan ini."
Hening selama 5 detik.
"..Jadi kau menipuku?"
Victor memiringkan kepalanya, "Bahkan jika aku bermain jujur, apakah paman punya pilihan lain?"
Madara terdiam, karena apa yang dikatakan anak ini sepenuhnya benar, tanpa chakra yang selalu ia andalkan..
Apakah punya pilihan lain?
Sebelum merenung lebih dalam lagi, sebuah teriakan tiba-tiba terdengar, Madara menoleh dan melihat seorang pria kekar tanpa baju (hanya celana pendek yang dipakainya) menuju posisi mereka berdua saat ini.
"Kalian siapa?! Dan sedang apa kalian ada disini?!" Pria kekar itu menunjukkan wajah marah, dan saat ini Madara bisa merasakan kekuatan besar yang tersembunyi berasal dari pria ini.
"Kekuatan ini.. Mengapa terasa familiar?"
Victor tersenyum lembut yang harusnya tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan. "Um, pak. Kami disini datang sebagai wakil dari dewa tabu untuk menemui tuan Kegelapan.."
Pria tersebut terdiam sejenak, dia menatap Victor dengan sepasang mata hitam pekat. "Siapa nama dewa tabu yang kau sebutkan itu?"
Victor tetap memasang senyum lembut, "Nama tuan kami ialah qi*#*2.."
Penjaga dunia bawah mengerutkan kening, "Nak, apa kau bermain-main denganku?" Nadanya penuh ketidaksabaran sampai-sampai membuat jantung kecil Victor berdetak kencang.
Victor menoleh ke arah pria yang diam saja dari tadi, Madara yang merasakan tatapannya juga menoleh dan melihat anak itu mengedipkan matanya beberapa kali.
Hal ini membuat Madara bingung, ada apa dengan anak ini? Apakah ada masalah dengan matanya? Tapi melihat kedipan matanya yang semakin cepat dan sorot mata penuh amarah, tiba-tiba membuat IQ Madara muncul.
Dia menoleh ke arah penjaga sambil memasang ekspresi serius, "Pak, apa yang dikatakan cebol itu benar.. Nama tuan kami ialah qi*#*2, dan untuk alasan mengapa yang mendengarnya hanya terdengar kalimat acak itu karena tuan kami tidak ingin makhluk lain selain orang yang diizinkannya tau nama aslinya.."
"..." Pria kekar itu benar-benar terdiam, meskipun dia tidak percaya perkataan dua orang ini tapi alasan yang diberikan benar-benar masuk akal, bahkan terdengar benar..
Hening selama 2 detik.
Sebelum membuat senyum lembut Victor tidak bisa dipertahankan lagi, mereka berdua melihat pria kekar tersebut menganggukkan kepalanya.
Yah, meskipun mata pria itu tidak pernah berpaling, masih menatap mereka berdua dengan curiga.
"Kalian tunggu disini, aku akan mengonfirmasi dulu kepada tuan Kegelapan."
Victor setuju dengan cepat, sepasang mata kucing kini bersinar terang. "Jangan khawatir, kami siap menunggu.."
Setelah pria kekar tersebut pergi, dengan gembira sang Victor mengepalkan tangannya. "Inilah saatnya, ayo cepat kita pergi.."
"..Pergi kemana?"
"Paman apa kau lupa? Kita disini untuk mencari temanku yang ditahan.." Madara menatap kosong ke arah anak di sampingnya.
Seingatnya setelah dia keluar dari wilayah hutan, anak ini langsung membawanya ke dunia paling bawah (dengan menipunya) dan bahkan sebelum datang kesini, Victor tidak mengatakan rencana apapun kepadanya.
Dan menyelamatkan seseorang? Sejujurnya ia bahkan tidak memikirkan akan ada situasi seperti itu, apalagi ini sebuah pernyataan paksaan untuk mengingatkan bahwa ia tidak berdaya saat ini.
Madara sangat membenci perasaan dikendalikan seperti ini, meskipun ia saat ini berada di ujung tanduk, tapi pada permukaan luar ia masih berpura-pura tenang. Tidak seperti seorang budak maupun tahanan, alasannya hanya satu.
Untuk menipu Victor..
Jangan pernah memperlihatkan sisi rentanmu di depan musuh maupun orang yang tidak dikenal.
Madara sedikit menundukkan pandangannya, menyembunyikan emosi matanya dalam bayang-bayang..
Lalu ada satu hal yang masih menjadi pertanyaannya sampai sekarang.
Apa tujuan anak yang bernama Victor ini?
Mengapa dia membawanya kesini padahal dia mempunyai kekuatan yang cukup untuk bisa masuk-keluar dari dunia bawah sesuka hati tanpa bantuan orang lain..
Wajah pria yang dulu diagung-agungkan oleh klan Uchiha kini masih tanpa ekspresi, namun jika dilihat lebih teliti di sepasang kedua mata hitamnya ada emosi kuat yang bisa meletus kapan saja.
Persis seperti bagaimana kegelapan yang mengintai, menunggu untuk membunuh mangsanya..
Untuk sekarang ini ia hanya perlu bersabar, dan mengikuti arus yang ada.
Madara menggosok dahinya, melihat berbagai aktivitas di sekitarnya yang sulit digambarkan sebagai sesuatu yang biasa, "Apa kau tau tempat dimana temanmu itu ditahan?"
"Aku tidak tau.." Victor menjawab dengan lemah, namun kali ini dia menatap Madara dengan tatapan seriusnya, satu tangannya menggenggam kalung yang ia pakai.
"Tapi yakinlah, aku pasti akan menemukannya.."
"Naif.." Kata sifat ini langsung muncul di benak Madara, mengapa sebagian orang begitu rela membiarkan sifat ini ada dalam diri mereka?
Yang bisa menenggelamkan mereka oleh keyakinan yang tidak berdasar, persis seperti masa lalu dirinya yang dulu.
Saat ini di sepasang mata hitam Madara yang tidak berbahaya, emosi rumit muncul untuk sesaat sebelum menghilang dengan cepat.
Ia melihat ke arah tempat dimana penjaga dunia bawah pergi sebelumnya, "..Maka lebih baik menemukan temanmu itu dengan cepat sebelum dia kembali."
Victor menatap pria di depannya dengan terkejut, sebuah emosi baru muncul di mata kucingnya.
Madara yang melihat ini langsung bingung, dan sebelum ia sempat membuka mulutnya. Victor sudah membalikan badannya, "Terima-kasih paman.."
Bisikan lembut memasuki pendengaran Madara membuatnya harus terdiam sejenak. Perkataan dingin nan menyakitkan yang mau ia keluarkan tiba-tiba tersangkut di tenggorokkan.
"Ayo kita pergi ke sana.."
Ia melihat anak itu berjalan maju ke arah tempat yang sulit digambarkan. Dan ia, Madara masih berdiri diam mematung dengan wajah tanpa ekspresi.
"Paman lemot jangan diam saja! Cepat sebelum penjaga itu kembali!"
Madara melihat anak yang tidak jauh di depannya sekarang memiliki ekspresi kesal, itu akan terlihat garang jika saja pipi anak itu tidak mengembung.
Ia menghela nafas lalu mulai berjalan dengan pelan mengikuti anak di depannya, dan emosi di matanya kini sudah normal, sama seperti kegelapan yang kembali tenang.
"Kurasa kali ini apa yang kau katakan itu benar, Hashirama—"
"—Terkadang sifat naif juga dibutuhkan ketika situasi mendesak.."
Madara berjalan perlahan, menatap punggung Victor, "Aku hanya berharap pada saat nanti, dia tidak akan menjadi diriku yang dulu."
..
..
..
..
..
Ruangan tengah, Under..
Apa yang lebih menakutkan dari monster yang pernah digambarkan oleh manusia atau yang dikenal oleh dunia?
Maka itu adalah makhluk tabu, dimana mereka tidak pernah terlihat oleh sinarnya matahari ataupun cahaya bulan di malam hari.
Hidup dalam kegelapan abadi, dan disini ribuan makhluk tabu berada. Saling menunggu, bersabar ketika waktunya tepat.. Dan pada saat itu tiba, mereka akan merangkak dan terbang untuk bebas.
Suara langkah kaki tergesa-gesa datang dari lorong yang gelap dan penuh darah. Tanpa cahaya, hanya kegelapan yang menyambut dan bersorak kepada siapa saja yang datang ke tempat ini.
Suara langkah kaki berhenti tepat di pintu rapuh yang bisa runtuh kapan saja. Dan pria kekar yang sebelumnya telah bertemu dengan Madara dan Victor, kini sedang menggigil ketakutan.
Karena dia tau betul apa yang ada di dalam pintu ini. Keberadaan yang mengerikan dan penuh energi negatif, dengan perlahan dia membuka pintu, suara berderit yang keras menambah suasana menjadi lebih mencekam.
Di dalam ruangan ini gelap gulita, seperti tempat yang tidak pernah tersentuh oleh cahaya. Melihat ini pria kekar menundukkan kepalanya dengan rasa ketakutan yang mendalam.
Karena setelah memasuki ruangan ini, ribuan bisikan tabu, kata-kata yang jahat namun sulit dimengerti masuk ke dalam pendengarannya. Ini seperti menyambut dan menunjukkan bahwa..
Kami ada disini.
"Tuan.." Dengan bisikan itu, ribuan mata merah muncul dalam kegelapan yang luar biasa ini, menatapnya dengan ribuan perasaan jahat yang tercampur hingga membuat pria tersebut kaku.
Yang membuat pria itu semakin kaku ialah, kini di tengah-tengah ribuan mata merah, sekarang ada sepasang mata yang terbuka..
Dan mata itu penuh dengan gigi kecil tajam disetiap sisinya. Di dalamnya kini ada emosi yang khusus ditunjukkan kepada setiap bawahannya.
Emosi itu seakan berkata..
"Akhirnya aku dibutuhkan.."
..
..
..
..
TBC..
Alam dunia universal. [A].
Tempat atau dunia maupun dimensi yang sekarang Naruto singgahi, ini adalah alam [A], disini manusia hidup damai tanpa terganggu hal-hal fiksi. Begitu juga keberadaan mereka yang dianggap mitos, akan ada batasan dimana mereka tidak bisa menggangu manusia sesuka hati.
Energi chakra di alam ini: Positif/tinggi.
Alam dunia bawah. [B].
Tempat atau dunia maupun dimensi yang sebagian besar dikuasai oleh iblis dan keberadaan yang negatif. Disini mereka bisa melakukan apapun dengan bebas meskipun ada resiko terbunuh dan menjadi keberadaan yang terlupakan.
Energi chakra di alam ini: Negatif/rendah.
Alam dunia paling bawah, Moryxion. [C].
Tempat atau dunia maupun dimensi yang sekarang Madara singgahi untuk sementara. Disini semua kejahatan sejati berada, hal tabu maupun keberadaan yang sulit digambarkan hidup dengan bebas di alam ini. Kerajaan langit mengutuk dan menyebut semua yang ada disini itu..
Keberadaan yang terlupakan.
Energi chakra di alam ini: Minus/sangat rendah.
