Disclaimer:

Bleach: Tite Kubo

Hyperdimension Neptunia: Idea Factory

.

.

.

Main Character: female Ichigo

Genre: fantasy, family, humor, adventure, action, scifi

Rating: T

Setting: dunia Gamindustri

.

.

.

Goddess Shinigami

By Hikayasa Hikari

.

.

.

Fic request for Special Pairing 15

.

.

.

Chapter 10. Kehancuran Gamindustri dimulai

.

.

.

Topeng Hollow yang menutupi seluruh wajah Ichigo, akhirnya pecah sendiri. Kekuatan Hollow sudah dikuasai sepenuhnya olehnya. Membuat senyum menyerupai pelangi terukir di wajah wanita berjubah biru tua.

"Ichigo, kau berhasil mengalahkan kekuatan Hollow itu," ucap wanita itu bernada senang.

"Ya. Ini berkat bimbingan Sensei selama sebulan ini. Terima kasih," balas Ichigo turut tersenyum, tetap berpakaian Shinigami setengah Goddess.

"Itu sudah menjadi tugasku untuk membimbingmu." Wanita itu tetap tersenyum. "Saat kau ingin menggunakan kekuatan Hollow itu, hanya enam detik saja kau menggunakannya. Selama itu, manfaatkan kekuatannya untuk mengalahkan musuh yang lebih kuat darimu."

"Baiklah, Sensei."

Senyuman tipis terukir lagi di muka wanita misterius itu seiring tangannya memunculkan cahaya biru berpijar. Cahaya itu membentuk sebuah jubah abu-abu dengan robekan tidak beraturan di ujung. Wanita itu berjalan menuju Ichigo.

"Ichigo, pakailah jubah ini. Jubah ini akan melindungimu dari berbagai bahaya," ucap wanita itu berhenti di depan Ichigo. Memakai jubah itu pada tubuh Ichigo.

"Terima kasih, Sensei," balas Ichigo tersenyum lagi.

"Ya, aku senang bertemu denganmu, walaupun hanya sebulan saja. Tapi, aku tidak bisa berlama-lama di sini. Setelah ini, aku harus pergi."

"Eh? Sensei ingin pergi kemana?"

"Ke duniaku yang sebenarnya."

"Tu ... tunggu! Aku ingin tahu siapa dirimu. Bisakah kau menunjukkan wajahmu itu padaku?"

Ichigo dan wanita itu berjarak cukup jauh lagi. Mereka berada di tempat yang cukup bercahaya. Tempat yang tinggi yaitu langit.

Wanita itu tersenyum, perlahan membuka tudung jubahnya. "Saat Histoire mengajakku ke sini untuk menemuimu, aku sangat kaget karena Ichigo yang seharusnya berjenis kelamin laki-laki, malah berubah menjadi perempuan. Tapi, sikapnya tetap tidak berubah, tetap menjadi Ichigo yang seperti dulu."

Ichigo terpaku. Matanya melebar. Ternganga. Mengetahui wajah siapa yang ada di depannya.

"Kurosaki Ichigo," panggil wanita itu sudah membuka tudung jubahnya, "aku ibumu, Kurosaki Masaki."

Ichigo bergeming, perlahan air mata menetes dari pelupuk matanya. "O ... Oka-san!"

Ichigo berlari dan memeluk Kurosaki Masaki. Dia menangis sambil menyembunyikan wajahnya di atas dada sang ibu. Matanya terpejam.

"Me ... mengapa Oka-san baru memberitahu aku sekarang?" tanya Ichigo sesunggukan.

"Ini kejutan untukmu, Ichigo," jawab Masaki tersenyum lembut, membelai lembut rambut ungu Ichigo.

"Oka-san, jangan pergi lagi dariku."

Ichigo melepaskan pelukan. Menatap wajah Masaki. Matanya meredup.

"Maaf, Ichigo. Oka-san harus pergi karena waktu Oka-san di dunia ini, sudah habis," ungkap Masaki turut meredupkan mata. Memegang kedua bahu Ichigo. "Kau sudah ditakdirkan hidup di dunia ini sebagai Ichigo, Goddess Shinigami. Kau juga memiliki kedua adik yang sangat membutuhkanmu. Jagalah mereka dengan baik."

"Ta ... tapi, Oka-san, aku juga membutuhkan Oka-san," balas Ichigo tergagap.

"Oka-san tahu itu. Tapi, Oka-san tidak ditakdirkan hidup di dunia ini. Oka-san harus kembali ke dunia yang sebenarnya."

"Oka-san..."

"Jadilah lebih kuat dan melindungi semua orang. Itu tujuanmu, 'kan?"

"Ya."

"Oka-san akan tetap mengawasimu. Percayalah, Ichigo."

"Oka-san? Oka-san!"

Ichigo berteriak saat tubuh Masaki bersinar putih terang. Mata Ichigo silau karena efek cahaya itu. Merasakan tangan Masaki tidak menyentuhnya lagi.

Tiba-tiba, tempat yang mengurung Ichigo selama ini, berubah menjadi langit malam. Bintang-bintang terlihat menghiasi angkasa. Bulan purnama juga turut muncul, menyaksikan kesedihan Ichigo karena ditinggalkan sang ibu.

"Oka-san," gumam Ichigo menyeka air mata dengan lengan kanannya, "aku akan menuruti apa yang Oka-san katakan. Aku akan menjadi semakin kuat agar menjadi pelindung bagi semua orang."

Rambut dan pakaian Ichigo berkibar pelan karena ditiup angin dingin. Dia melayang, terpaku cukup lama. Tiba-tiba, suara ledakan berjumlah banyak terdengar dari keempat daratan yang melayang di antara awan-awan. Mengejutkan Ichigo.

"Hah? Apa yang terjadi?" tanya Ichigo memandang keadaan sekitarnya.

Ledakan besar kembali menghantam wilayah Planeptune, Lastation, Lowee, dan Leanbox. Menghancurkan beberapa tempat di keempat wilayah itu. Entah siapa yang menyerang.

Ichigo membelalakkan mata. "Oh iya, Neptune, Nepgear!"

Ichigo terbang secepat kilat menuju Planeptune. Dia menurun, menembus asap hitam tebal yang telah membumbung tinggi ke udara. Ledakan-ledakan besar kembali mengagetkannya.

Neptower, Tower paling tinggi sudah tidak terbentuk lagi. Menarik perhatian Ichigo ke arah sana. Tampak dua gadis yang dikenalnya, sedang bertarung.

"Itu Nepgear ... hah? Mengapa dia melawan Neptune?" tanya Ichigo. Keningnya mengerut. Bergegas terbang mendekati kedua adik kembarnya.

Nepgear beradu pedang dengan Neptune. Mereka melayang sambil berpindah tempat. Dentingan pedang mereka yang bertabrakan, menimbulkan suara yang sangat keras.

"Kau bukan Neptune-nee yang asli!" teriak Nepgear menukikkan alis, "siapa kau yang sebenarnya?"

"Aku Neptune, CPU Planeptune," balas Neptune menyipitkan mata.

"Kau bukan kakakku! Kakakku tidak akan menghancurkan tempat ini, justru dia akan melindungi tempat ini!"

"Aku sangat membenci tempat ini! Karena itu, aku akan menghancurkannya! Dual Edge!"

Neptune melayangkan pedang horizontal ke arah Nepgear. Untung, Nepgear sempat menghantam pedang Neptune, kemudian menembak dada Neptune dengan peluru mirip laser.

Neptune berhasil menangkis serangan Nepgear dengan pedangnya. Dia tersenyum sinis. Membuat mata Nepgear membulat sempurna.

"Nepgear, Neptune, apa yang terjadi di sini?" tanya Ichigo tiba-tiba muncul di hadapan Nepgear.

"Ichigo-nee!" balas Nepgear membesarkan mata lagi, "akhirnya Ichigo-nee pulang juga. Aku dan semuanya sudah mencarimu kemana-mana selama sebulan ini."

"Maaf. Aku pergi tanpa seizin kalian."

"Tidak apa-apa, Ichigo-nee. Tapi, yang lebih penting dari ini, kita harus menyelamatkan Planeptune."

"Ya. Aku mengerti."

Ichigo memperhatikan saksama Neptune yang berwujud Goddess. Pakaian tempur yang dipakai Neptune tetaplah sama, tetapi bagian kepala, sayap, sepatu bot, dan senjata terbuat dari mesin. Menjadikan dirinya terkesan seperti cyborg.

"Ichigo-nee, dia bukan Neptune-nee yang asli," ungkap Nepgear bermuka kusut, "aku tidak tahu Neptune-nee kemana. Tapi, ketika aku dan Plutia sedang mencari Peashy yang hilang di Eden, tiba-tiba kota diserang begini. Neptune-nee palsu ini yang telah menyerang kota."

"Lalu Plutia kemana?" tanya Ichigo melirik Nepgear, sudah memegang tangkai Zangetsu yang terpasang di punggungnya.

"Dia sedang menangani kekacauan Leanbox. Aku khawatir Vert-nee juga tidak ada."

"Oh. Plutia sudah menjadi CPU Planeptune ini juga, ya?"

"Ya."

"Baiklah. Urusan Neptune palsu ini, biar aku yang menghadapinya. Kau pergilah, ungsikan semua warga ke tempat yang aman."

"Ya, Ichigo-nee."

Nepgear terbang menurun meninggalkan Ichigo. Dia sempat menoleh ke arah Ichigo. Berharap Ichigo baik-baik saja.

"Ichigo-nee, semoga kau berhasil," gumam Nepgear bertampang cemas, lalu melesat menuju Basilicom utama.

Ichigo menghunuskan ujung pedang ke arah Neptune. Kedua kakinya melebar. Angin bertiup kencang, menerpa dirinya. Membuat rambut dan pakaiannya bergoyang-goyang cepat.

"Siapa yang menyuruhmu untuk menghancurkan tempat ini? Ayo, jawab!" bentak Ichigo. Suaranya meninggi.

"Siapa kau?" Neptune malah balik bertanya, bermuka datar. Membuat Ichigo sedikit kesal.

"Aku Ichigo, Goddess Shinigami, CPU Planeptune."

"Oh, kau CPU Planeptune ini juga."

Neptune tersenyum. Matanya menyipit. Alisnya terangkat bersama tangan kanannya yang juga terangkat. Menghunuskan pedang berteknologi canggih ke langit.

"Thunder Break!" seru Neptune. Suaranya keras.

Muncul percikan energi ungu yang menyerupai listrik di bilah Neptune. Kemudian Neptune melayangkan pedangnya vertikal ke bawah. Terbang melesat dengan dorongan jet yang terpasang di punggungnya.

Ichigo berteriak dengan mata melotot. "Getsuga Tenshou!"

Ichigo turut melayangkan pedangnya vertikal ke bawah. Ujung pedangnya bercahaya biru. Menembakkan Getsuga Tenshou mode Shikai ke arah Neptune.

Cahaya biru menyerupai pilar menghantam Neptune. Meledakkan Neptune tanpa tersisa sedikitpun. Menyisakan asap hitam yang beterbangan di sekitar Ichigo.

Ichigo tetap melayang, mengamati keadaan kota yang sudah kacau. "Neptune, kau ada di mana?"

.

.

.

Uni berwujud Goddess sedang melayang di atas kota Lastation. Dia menembakkan pistol berlaras panjang ke arah Noire palsu. Noire palsu berwujud Black Heart, berpenampilan sama dengan Black Heart asli, tetapi sayap, senjata, sepatu, dan kepalanya dihiasi mesin.

Noire palsu sudah menghancurkan sebagian Lastation. Hal itu menyebabkan semua orang menyangka Noire sudah berbelot. Satu persatu dari mereka tidak mempercayai Noire sebagai Goddess.

"Hei, di mana kakakku yang asli?" tanya Uni berjarak cukup jauh dari Noire.

Noire tersenyum. "Kau tidak perlu tahu dia ada di mana."

"Apa? Jangan membuatku marah!"

Uni memunculkan dua pistol di tangannya. Masing-masing dari pistol, meluncurkan bola-bola energi mirip laser. Bola-bola energi itu melesat menuju Noire.

Noire melaju dengan dorongan jet yang terpasang sepatu robotnya. Matanya menyipit. Alisnya menukik.

"Venom Fencer!" seru Noire menghunuskan pedang rapier yang sudah dialiri racun ke arah Uni. Dia berhasil menghindari setiap peluru-peluru energi dari Uni.

Uni mengetahui rapier yang akan menusuk dadanya itu, sudah dilapisi racun. Sebisa mungkin dia menjauhkan jarak dari Noire. Melayang mundur seraya terus menembak.

Noire bergerak memutar, berhasil menghindari peluru-peluru energi itu. Dia ingin mendekati Uni, tetapi tidak bisa.

Tiba-tiba, pergerakan Uni melambat karena merasakan jantungnya berdetak cepat. Merasakan tubuhnya melemah begitu saja.

"Apa yang terjadi padaku?" tanya Uni melayang, memegang dada kirinya. Kesempatan itu dimanfaatkan Noire untuk menghantam Uni dengan tusukan rapier.

Ujung rapier Noire yang sangat panjang berhasil menusuk perut Uni. Kristal-kristal biru keluar dari perut Uni, bersama senyum jahat dari Noire.

"Apa yang terjadi padamu, adikku?" tanya Noire menyipitkan mata.

"Si ... sialan kau!" jawab Uni menembak Noire dengan dua pistol.

Bola-bola energi meledakkan tubuh Noire. Kristal biru berjumlah banyak muncul dari tubuh Noire. Melemparkan Noire dengan cepat.

"Inilah yang diinginkan oleh pemimpin kami," ungkap Noire menahan laju jatuhnya dengan jet yang ada di kakinya, "kalian para Goddess akan kehilangan banyak sumber daya karena semua orang yang memuja kalian, akan mengira kalian penyebab kehancuran ini. Dengan begitu, kalian lenyap dari dunia ini."

"Apa?" Uni melebarkan mata. Ternganga.

"Kau terkejut, adikku. Aku sudah mengira begitu. Jadi, sebelum kau benar-benar lenyap dari dunia ini, aku akan segera menghabisimu dengan satu serangan." Noire menyipitkan mata, lalu berteriak. "Lace Ribbon!"

Mesin yang menyerupai pita besar di atas kepala Noire, tiba-tiba bercahaya biru di setiap empat lubang mirip moncong meriam. Menembakkan pilar cahaya berjumlah empat ke arah Uni.

Uni yang telah kehilangan sejumlah energi karena sumber daya mulai sedikit -- beberapa orang masih mempercayai Uni dan Noire -- membelalakkan mata. Pasrah dengan keadaan yang menimpanya. Namun, mendadak muncul seseorang yang menarik Uni dari serangan mengerikan itu.

Seseorang itu membawa Uni terbang menjauh dari Noire. Uni merasa dirinya dipeluk dari belakang. Mendengar suara feminim yang terdengar tegas.

"Uni, kau tidak apa-apa, 'kan?" tanya gadis berambut ungu panjang sepunggung, tersenyum.

Uni menoleh ke arah gadis berambut ungu itu. "I ... Ichigo-nee."

"Kau pergilah. Selamatkan orang-orang. Katakan semua yang terjadi pada mereka agar kepercayaan mereka tetap ada padamu dan kakakmu."

"Baiklah."

Uni mengangguk. Ichigo melepaskannya. Kemudian Ichigo menghunuskan ujung pedangnya yang sudah berubah menjadi panjang dan melengking. Dia sudah masuk ke mode bankai.

"Kau Noire palsu, sekali serangan saja, kau akan hilang dari dunia ini!" pekik Ichigo menaikkan pedangnya, "Getsuga Tenshou!"

Zangetsu terayun vertikal ke bawah. Melepaskan pilar cahaya merah-kehitaman ke arah Noire. Goddess Black Heart membelalakkan mata, bergeming.

Ledakan besar menerjang tubuh Noire yang memang terbuat dari mesin. Menerangi malam yang semakin dingin.

Ichigo menghela napas seraya memanggul pedang di bahu kanannya. "Terbang secepat kilat ke Lastation itu, memang melelahkan. Tapi, kondisi di Lowee bagaimana, ya?"

Ichigo mengkhawatirkan Blanc bersaudara. Lantas terbang lagi dan mengebutkan dirinya ke arah Lowee.

Lowee adalah daratan yang dipenuhi salju dan beriklim dingin. Wilayah itu dikelilingi oleh pegunungan bersalju. Warna di sekitarnya sebagian besar putih dan warna apa saja dengan rona terang, dan tanahnya memberikan getaran yang tenang. Karena itu, julukannya The Land of White Serenity.

Beberapa tempat telah dihancurkan oleh Blanc palsu. Dua adik kembar Blanc, Ram dan Rom, yang bertugas menggantikan Blanc untuk melawan Blanc palsu. Mereka melakukan serangan bersama dengan menyatukan senjata yang berupa tongkat.

Ram dan Rom berwujud Goddess, menembakkan peluru es menuju Blanc. Goddess White Heart palsu itu menghancurkan serangan es dengan palunya yang terbuat dari mesin.

Blanc tersenyum. Matanya menyipit. Menurunkan senjatanya.

"Kalian tidak akan bisa menghancurkan aku, justru kalian yang hancur," kata Blanc. Suaranya besar bergema seperti robot.

"Di mana kakak kami?" tanya Ram menukikkan alis. Berambut merah muda dengan poni panjang melewati bahu di sisi kiri wajahnya.

"Ya, jangan pisahkan kami dengan kakak kami," jawab Rom meredupkan mata. Berambut biru dengan poni panjang melewati bahu di sisi kanan wajahnya.

"Kakak kalian ada di tempat yang aman."

"Katakan tempatnya di mana sebelum aku benar-benar menghancurkanmu, Blanc palsu!" Tiba-tiba, muncul Ichigo yang berhenti di antara Blanc dan dua Goddess kembar itu.

Ram dan Rom melebarkan mata. "Ichigo-nee!"

Ichigo menoleh ke arah Ram dan Rom. Melemparkan senyum, padahal dirinya sudah tersengal-sengal karena terburu-buru pergi ke tempat ini. Mengacungkan jempol kiri ke belakang.

"Kalian berdua, cepatlah pergi dari sini. Biar aku yang mengurus Blanc palsu ini," ujar Ichigo menukikkan alis.

"Ta ... tapi, kau sendiri bagaimana?" tanya Ram dan Rom bersamaan. Menunjukkan muka kusut.

"Kalian tidak usah mencemaskan aku. Ayolah, pergilah ke tempat yang aman sekarang!"

"Baiklah."

Ram dan Rom mengangguk. Mereka menuruti permintaan Ichigo, terbang menjauhi lokasi pertempuran. Ichigo menarik pandangan ke arah Blanc.

"Urusanmu denganku sekarang," ujar Ichigo menyipitkan mata, mengacungkan ujung Zangetsu ke arah Blanc, "sebelum kita bertarung, katakan di mana para Goddess itu sekarang!"

"Aku tidak akan mau memberitahunya," tukas Blanc bertampang datar.

"Huh, kau sama saja dengan Noire dan Neptune palsu!" Ichigo melotot, berteriak. "Getsuga Tenshou!"

Ichigo melayangkan Zangetsu vertikal ke bawah. Menembakkan reratsu bercahaya merah-kehitaman ke arah Blanc. Goddess White Heart palsu itu hendak menggunakan skill lain, tiba-tiba dirinya dihantam dengan serangan luar biasa dari Ichigo.

Ledakan besar menghanguskan Blanc palsu. Menyisakan asap hitam yang membumbung tinggi ke udara bersama kobaran api yang telah melahap sebagian bangunan di Lowee.

"Dasar, siapa mereka yang telah menciptakan robot yang menyerupai Neptune dan ketiga Goddess lain? Pasti ini ulah Croire!" gerutu Ichigo. Giginya menggeretak. Perasaan marah menyertai dirinya.

.

.

.

Bersambung

.

.

.

A/N:

Chapter 10 up.

Untuk kemunculan Neptune, Noire, Blanc, dan bahkan Vert palsu berwujud Goddess, itu adalah Goddess buatan yang bersinkronisasi dengan mesin. Untuk skill-nya, saya sesuaikan sama keterangannya di google, tetapi penjelasan skill-nya itu nggak ada di google. Jadi, saya buat cara penggunaan skill-nya menurut cara saya sendiri.

--

Saya akan menjawab review kalian di sini.

-- mugetsu:Si neptune sifatnya nya masih kaya anak kecil kalau normal form

Saya: iya

-- Purple heart:Sehat-sehat selalu thor, masih nunggu kejadian Ichigo dapet kekuatan hollow nya, nanti jadi vasto lorde enggak Ichigo nya

Saya: aamiin. Oke, tunggu aja

-- Guest:Up

Saya: udah up

-- joe:Nanti ada fake goddess enggak thor,biasa di game rebirth 1 kan ada fake goddess niruin 4 goddess lainnya, ini niruin Ichigo ga, kalau ada niruin Ichigo gila aja, tapi bisa bankai ga sama pake topeng apalagi tekanan spiritual, paling si fake Ichigo langsung di kalahin Ichigo asli.

Saya: ada. Untuk ichigo fake, belum tau

-- Farhan Nugraha: Shiro zangetsu udah gua penasaran sama wujud kuro zangetsu apa jangan jangan tu ossan juga jadi cewek, emang roh Zanpakutou bisa bebas ganti gitu ya perasaan cuma dunia inner world nya aja deh yang bisa keganti tapi ya biarlah eh nanti si ichigo bisa pake kekuatan quincy nya ga sih?

Saya: belum tau Ossan jadi cewek. Terus roh Zanpakutou bisa aja bebas ganti gender. Secara jelas roh Zanpakutou itu kan cerminan penggunanya. Kalau soal Quincy, tentu Ichigo pakai kekuatan Quincy nanti

-- alif55:Zangetsu nya jadi perempuan Thor wkwkwk.

Saya: ya, kan Zangetsu cerminan penggunanya. Karena Ichigo jadi cewek, ya, dia juga jadi cewek

-- purple heart:"jangan kau apa-apa kan adik dan teman-temanku ku! Kau akan merasakan kekuatan ku ini"

Saya: tenang, Ichigo akan membebaskan mereka

Guest 2: Asik tinggal tunggu Ichigo Dateng nyemametin orang terdekat nya

Saya: lihat aja di chapter depan ya.

--

Sekian dari saya. Terima kasih.

Minggu, 16 Oktober 2022