Disclaimer:

Bleach: Tite Kubo

Hyperdimension Neptunia: Idea Factory

.

.

.

Main Character: female Ichigo

Genre: fantasy, family, humor, adventure, action, scifi

Rating: T

Setting: dunia Gamindustri

.

.

.

Goddess Shinigami

By Hikayasa Hikari

.

.

.

Fic request for Special Pairing 15

.

.

.

Chapter 12. Kemunculan Vasto Lorde (bagian 1)

.

.

.

Compa dan beberapa perawat yang menjalani masa pelatihan, sedang memberikan makanan serta minuman pada semua warga Planeptune di Shelter. Mereka menikmati sarapan pagi, dengan hati yang bahagia kecuali Ichigo, Nepgear dan Plutia. Suara mereka yang bersahut-sahutan, menggema di tempat itu.

Ichigo duduk bersimpuh, meletakkan piring dan gelas ke lantai. Memakan makanannya sedikit dan menghabiskan seperempat susu vanila. Tindakannya membuat Nepgear dan Plutia berhenti makan.

"Ichigo-nee, kau mau pergi kemana?" tanya Nepgear membelalakkan mata saat melihat Ichigo bangkit berdiri.

"Aku mau menyelamatkan Neptune dan semuanya," jawab Ichigo menukikkan alis.

"Tu ... tunggu dulu! Aku mau ikut!"

"Aku juga!" sela Plutia berdiri bersama Nepgear.

"Tidak boleh! Kalian harus tetap di sini!"

Nepgear meredupkan mata. "Tapi, Ichigo-nee..."

"Turuti aku."

Ichigo menatap Nepgear dan Plutia dengan muka serius. Matanya menajam. Alisnya tetap terangkat. Ekspresi yang menandakan ketegasan, mampu membuat nyali Nepgear dan Plutia menciut.

Ichigo langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Nepgear dan Plutia. Dia tidak ingin melibatkan siapapun dalam misi penyelamatan Neptune dan ketiga Goddess itu. Terutama Nepgear, Ichigo tahu Nepgear sangat trauma dan tidak ingin kembali lagi ke Makam Gamindustri.

Ichigo keluar dari Shelter dengan menggunakan lift yang bergerak ke atas. Pintu terbuka otomatis saat lift tiba di bawah menara Neptower. Angin pagi yang segar menyambut Ichigo di tengah keruntuhan kota.

Ichigo memandang langit cerah yang telah diterangi mentari. Matanya menyipit. Teringat Neptune, Noire, Vert, dan Blanc yang sudah menjadi saudaranya.

Ichigo berlutut satu kaki. Mengangkat tangan kanannya. Muncul cahaya keunguan yang menyelimuti sekujur tubuhnya, mengubahnya menjadi Goddess Shinigami mode Shikai. Zangetsu menyerupai pisau dapur, terpasang di punggungnya. Jubah abu-abu juga melapisi pakaian perangnya.

Ichigo melompat ke udara. Kekuatan Shinigami membuatnya terbang melintasi Planeptune. Terlihat empat daratan yang mengapung di langit selain Planeptune -- Lastation, Lowee, Leanbox, dan Eden. Menjadi pemandangan yang menyedihkan bagi Ichigo kecuali Eden yang tidak dihancurkan.

Croire, lihat saja! Aku akan menghabisimu begitu aku bertemu denganmu nanti! Batin Ichigo.

Ichigo melayang turun ke permukaan dunia. Menemukan pemandangan kota futuristik yang telah lama ditinggalkan. Awan-awan di atasnya berwarna hitam-keunguan. Mungkin efek dari kemajuan teknologi, menyebabkan perubahan lingkungan yang drastis di tempat itu.

Ichigo disambut dengan petir yang berbunyi beberapa kali. Tapi, itu tidak membuatnya takut ataupun kaget.

"Mungkin ini tempat yang dimaksud Nepgear," kata Ichigo tiba di atas gedung-gedung yang kotor dan berlumpur. Memandang keadaan sekelilingnya. "Kira-kira di mana Neptune dan Goddess lainnya? Aaah, andai Histoire ada di sini, aku bisa mengetahui mereka ada di mana sekarang."

Ichigo memutuskan mengitari tempat itu dari atas. Mencari ke seluruh sudut tempat itu. Tapi, tidak menemukan siapapun selain ada sosok yang sudah mengintainya sejak dirinya sampai ke tempat ini. Sosok yang bersembunyi di antara gang sempit gelap yang diapit dua bangunan logam.

"Ada gadis yang melayang. Dia cantik juga. Tapi, pakaiannya tidak seseksi para Goddess itu," gumam sosok dengan mata hijau menyala terang, "jangan-jangan, dia ... Kurosaki Ichigo yang dimaksud Croire."

Ichigo tetap mencari keberadaan Neptune dan ketiga Goddess. Tiba-tiba, dia mendengar suara batin Zangetsu yang menggema di gendang telinganya.

Ichigo, awas di belakangmu! teriak Zangetsu.

Ichigo menukikkan alis. Langsung berputar dan memukul lidah panjang yang hendak menangkapnya. Lidah itu menjauh dan tertarik ke mulut lebar sebuah robot berbentuk kadal. Pemilik lidah itu tertawa terbahak-bahak.

"Selamat datang di Makam Gamindustri, gadis yang cantik," ucap Trick sedikit membungkukkan badan untuk memberi hormat pada Ichigo, "oh iya, bukan. Kau itu laki-laki, tidak pantas kurayu."

Trick tertawa lagi. Ucapannya tadi membuat Ichigo membulatkan mata. Ichigo yang berjarak cukup jauh dari Trick, terperangah.

"Kau tahu aku ini laki-laki?" tanya Ichigo tetap membelalakkan mata.

"Ya. Croire yang telah memberitahu semua tentangmu padaku, Kurosaki Ichigo," jawab Trick menyipitkan mata.

Giliran Ichigo yang tertawa. Sikap laki-lakinya terbawa pada dirinya. Membuat Trick melongo.

"Apa yang membuatmu tertawa?" tanya Trick tetap ternganga.

"Biarpun aku sudah menjadi perempuan dan jiwaku tetap laki-laki, aku tetaplah aku. Kurosaki Ichigo, sang Shinigami yang sudah menjadi Goddess!" jawab Ichigo langsung melesat menuju Trick. Melayangkan Zangetsu dari samping.

Trick melebarkan mulutnya. Meluncurkan lidahnya yang sangat panjang menuju Ichigo. Serangannya itu mampu ditangkis oleh Zangetsu. Tapi, Zangetsu tidak bisa menebas lidah Trick.

"Apa?" Ichigo kaget, membesarkan netra lagi.

Trick menghempaskan Ichigo dengan lidahnya. Ichigo terlempar ke arah atap gedung. Punggungnya yang mendarat duluan di lantai logam. Terseret beberapa meter.

"Ternyata kau memakai celana pendek hitam di balik rokmu itu," ucap Trick mendekati Ichigo. Mukanya memerah karena membayangkan sesuatu yang buruk. "Coba kau berpakaian perang yang seksi seperti Goddess-Goddess itu. Itu pasti sangat menarik."

"Diam kau!" bentak Ichigo berdiri. Tubuhnya tiba-tiba dialiri energi Goddess dan reatsu yang bersatu menjadi warna ungu, "Bankai!"

Penampilan Ichigo berubah karena masuk mode Bankai. Zangetsu berubah menjadi panjang dan melengkung. Rambut dan pakaian Ichigo berkibar karena efek perubahannya.

Trick melongo. "Eh? Penampilanmu berubah lagi?"

Ichigo menukikkan alis. " Getsuga Tenshou!"

Ichigo melayangkan pedangnya vertikal ke bawah. Menembakkan serangan Getsuga Tenshou terkuatnya -- warna hitam-keunguan -- ke arah Trick. Pilar cahaya besar langsung dihantam dengan lidah Trick.

Trick membulatkan mata sempurna karena lidahnya malah meledak. Membuatnya mengejang kesakitan. Kobaran api menjalar hingga membuat tubuhnya meledak hebat. Efek ledakan itu menyebabkan gelombang kejut yang cukup kuat. Tapi, tidak bisa menumbangkan Ichigo.

Kobaran api yang besar perlahan menghilang, menyisakan asap hitam yang beterbangan di mana-mana. Ichigo yang tetap berdiri di atap bangunan, menyadari kedatangan empat gadis dari langit.

"Ichigo-nee!" panggil Nepgear memeluk Compa, mendarat bersama Plutia yang juga mendekap IF. Mereka mendekati Ichigo. Nepgear dan Plutia berwujud CPU.

"Mengapa kalian juga datang ke sini?" tanya Ichigo menukikkan alis. Menunjukkan muka jutek.

"Maaf, Ichigo-nee. Kami tidak menurutimu, tetapi tentu kau membutuhkan kami agar tahu di mana Neptune-nee dan Goddess lain disekap."

"Aaah, benar juga. Ya, sudah. Tunjukkan tempatnya padaku."

Ichigo menghela napas, lalu tersenyum. Memegang bahu kiri Nepgear. Menunjukkan muka cerah.

"Ayo, ikut aku!" seru Nepgear mengangguk.

"Hei, kita jalan lewat darat saja agar tidak diketahui oleh musuh!" pinta Plutia menukikkan alis, mendapatkan anggukan dari semua gadis.

"Kalau begitu, aku akan menunjukkan jalan rahasia menuju penjara itu," sahut IF mengedipkan mata kanannya.

"Benar. IF, Neptune-nee, dan Compa yang sudah membebaskan aku dari sini."

Nepgear tersenyum, memandang IF dan Compa bergiliran. Kemudian dia dan rekan-rekannya menuruni atap bangunan lewat tangga. Menyusuri jalan rahasia yang ditunjuk oleh IF.

.

.

.

"Mereka sudah ada di sini," kata Croire, menukikkan alis. Berada di ruangan lain tak jauh dari ruang penjara. Bisa melihat tim Ichigo dari kejauhan lewat mata batinnya.

"Eh? Mereka? Maksudmu, Ichigo dan yang lainnya?" tanya Rei berwujud manusia, sedang menikmati sarapan bersama Peashy dan wanita berambut pink-neon. Peashy hanya diam saja, tanpa berekspresi.

"Ichigo ... dia sudah datang, ya?" Wanita berambut pink-neon, meminum teh hangat sampai habis, kemudian bangkit dari kursi logam tidak berbentuk lagi.

"Magic, kau mau kemana?" tanya Rei lagi, berhenti menyuapi Peashy.

CWF Magic, pemimpin ASIC. Dirinya mengenakan pakaian sangat terbuka yang memperlihatkan sebagian besar warna kulit ungu mudanya. Bermata kuning, riasan ungu, dan kuku yang diwarnai dengan warna merah muda yang lebih gelap, yang membantu kontras dengan warna kulitnya yang terang. Rambutnya dikuncir dengan poni panjang, disertai penutup mata di bawahnya.

Pakaian yang dikenakan Magic adalah pakaian lapis baja hitam yang menyerupai bikini, tetapi dengan tali yang menempel di sampingnya. Dia selalu memegang sabit besar. Rambutnya berpotong tajam dan runcing di kedua kuncir, bersama benda seperti lingkaran cahaya, terdiri dari dua cincin yang menyatu di atas kepalanya. Di kedua lengannya, ada baju besi hitam seperti sarung tangan yang juga tanpa jari dan dimulai dari sikunya.

Magic menoleh ke arah Rei, tersenyum menggoda. "Tentu aku ingin menghampiri Ichigo yang membuatku penasaran."

Rei bermuka kusut. "Sebaiknya kau tetaplah di sini, selesaikan sarapanmu. Biar Judge dan Brave yang menghadapi mereka dulu."

"Aku sudah sarapan."

Magic mengabaikan ajakan Rei. Lebih memilih keinginan hatinya. Magic keluar dari ruang yang bisa dikatakan adalah dapur lewat pintu logam yang terbuka lebar.

Magic menyusuri lorong yang berbentuk kubah dan berdesain futuristik. Pencahayaan minim membuatnya sulit untuk melihat. Sepatu bot berhak tingginya menapaki lantai, bergema nyaring.

Di ruang penjara yang sangat luas, Neptune dan ketiga Goddess duduk termenung di lantai. Neptune dan teman-temannya bersabar menunggu bantuan datang. Mengabaikan perasaan lapar, haus, dan lelah yang telah menyerang.

Tiba-tiba, penutup gorong yang ada di dekat pintu penjara, bergoyang pelan. Berputar beberapa kali. Hal itu menarik perhatian Neptune.

"Eh? Penutup gorong itu terbuka!" seru Ichigo melebarkan mata, menunjuk ke arah yang dimaksud.

Noire, Vert, dan Blanc melihat ke arah yang ditunjuk Neptune. Beberapa gadis keluar dari gorong dan naik ke lantai. Mereka tersenyum saat menghadap kelompok Neptune dengan dibatasi terali besi.

"Ichigo-nee! Nepgear! Semuanya!" seru Neptune memegang kedua terali besi. Tersenyum lebar.

"Syukurlah, kalian datang juga menolong kami. Tapi, Uni tidak bersama kalian?" tanya Noire sedikit membulatkan mata.

"Oh, pasti dia akan datang bersama Ram dan Rom," jawab Plutia tersenyum.

Nepgear memunculkan pedangnya di tangan kanannya. Menghantam gembok rantai yang telah mengunci pintu penjara. Gembok rantai itu akhirnya terbuka setelah ditebas dua kali oleh Nepgear.

Neptune dan ketiga Goddess bebas. Mereka keluar dengan perasaan bahagia. Terutama Neptune yang paling girang, langsung memeluk Nepgear dan Ichigo hingga jatuh ke lantai.

"Aaah!" teriak Nepgear dan Ichigo kompak. Mereka dihimpit oleh Neptune.

"Akhirnya kita bertemu lagi, saudara-saudaraku," balas Neptune tersenyum haru. Matanya berkaca-kaca.

"Ya, Neptune. Tapi, berdirilah. Kami tidak bisa bergerak," sahut Ichigo tersenyum kikuk.

Neptune mundur dan duduk di lantai. Senyum terukir lagi di wajahnya. Nepgear dan Ichigo bangun, duduk menghadap Neptune. Mereka juga tersenyum.

"Apa ada yang terluka?" tanya Compa yang memeriksa keadaan tubuh Noire, Vert, dan Blanc bergiliran.

"Tidak ada yang terluka, Compa," jawab Vert tersenyum.

"Syukurlah."

"Pertemuan yang mengesankan." Tiba-tiba, muncul suara wanita yang menyela pembicaraan Ichigo dan teman-teman. Dia berada di ujung pintu.

Ichigo dan semua gadis melihat wanita berambut pink-neon itu. Mereka membelalakkan mata kecuali Ichigo.

"Magic, Judge, Brave," ungkap Nepgear bertampang pucat, "me ... mengapa mereka masih hidup?"

Magic tersenyum. Ada dua robot yang mengapitnya. Kemudian Magic menjentikkan jarinya.

"Judge! Kau yang maju duluan!" titah Magic menukikkan alis.

"Baiklah, Magic-sama," tukas robot memegang tombak besar berbilah dua, melayang maju. Menghunuskan tombak ke arah kelompok Ichigo. "Aku Judge, siap menghukum orang yang telah membebaskan tawanan! Ayo, lawan aku sekarang juga!"

Ichigo maju, menukikkan alis. "Kalian semuanya, keluarlah dari sini. Biar aku yang melawan mereka semua."

Neptune dan Nepgear juga maju. "Tidak. Kami tidak akan meninggalkan Ichigo-nee."

"Ini berbahaya!"

Ichigo menoleh ke arah Neptune di sisi kanan dan Nepgear di sisi kirinya. Tetap menukikkan alis. Bermuka garang.

"Kami akan tetap ada di samping Ichigo-nee. Karena semua warga Planeptune sudah mempercayakan kita untuk melindungi Planeptune," ucap Neptune menyipitkan mata, lalu memegang tangan kiri Ichigo, "kekuatan kepercayaan mereka sudah ada di gelang ini! Jadi, mari, kita berpegangan tangan untuk menghidupkan kembali gelang HDD Neptune-nee!"

Ichigo melihat gelang HDD Neptune sudah menghitam. Dia memegang tangan kiri Neptune. Tiba-tiba, cahaya keunguan menyelimuti dirinya dan saudara kembarnya. Mengubah mereka menjadi CPU.

Neptune membelalakkan mata, memperhatikan tubuhnya. "Akhirnya aku bisa berubah menjadi Purple Heart lagi."

Nepgear tersenyum, lalu melihat teman-teman di belakangnya. "Compa, IF, bawa mereka semua dari sini!"

"Plutie, tolong lindungi mereka," pinta Neptune menatap Plutia.

"Baiklah," balas Compa, IF, dan Plutia mengangguk. Mereka dan ketiga Goddess masuk ke gorong tadi.

Sunyi. Ichigo bersaudara bersiap menghadapi tiga lawan sekaligus. Kemudian Magic tersenyum.

"Brave, kau lawan Goddess yang di kiri itu. Judge, kau lawan Goddess yang ada di kanan. Lalu ... biar aku yang melawan Goddess di tengah itu," perintah Magic tersenyum jahat.

"Baiklah!" jawab CFW Brave dan CFW Judge kompak.

Brave yang maju duluan. Berpenampilan menyerupai robot mecha, kemungkinan besar Gaogaigar dari seri Yuusha-oh Gaogaigar dari Bravekisah. Dia memiliki skema warna berbagai warna, yang meliputi putih, biru, merah, dan emas. Bermata kuning.

Kepala Brave terdiri dari bagian-bagian yang runcing. Memiliki pelindung bahu besar putih yang dihias dengan desain yang mirip dengan kancing. Menyandang bagian seperti sayap yang terbentang dengan satu bor di setiap sisi. Juga memiliki dua meriam di punggungnya.

Dada Brave dihiasi dengan wajah singa emas, yang menggigit menyerupai konsol game portable. Cakar juga tampak menggantung di kedua pergelangan tangannya. Memiliki pelindung kaki biru yang dihias dengan sesuatu yang mirip dengan pengontrol konsol game. Memegang pedang merah menyala yang berfungsi sebagai senjata utamanya.

"Aku Brave, siap melawanmu," kata Brave dengan suara mesin yang menggema. Lantas berlari mengayunkan pedang vertikal ke bawah ke arah Nepgear.

Nepgear mengaktifkan sayap mekaniknya, berhasil menghindari sabetan pedang Brave yang menghantam lantai hingga bergetar. Tidak hanya itu, Judge terbang menghantam Neptune dengan tombaknya. Neptune yang lengah karena mengkhawatirkan Nepgear, terpelanting beberapa meter ke arah ujung lorong luas.

Tombak Judge menancap ke dinding. Menimbulkan keretakan hingga meluas ke atas atap. Magic memanfaatkan kesempatan itu, berlari melesat untuk melayangkan sabitnya, mengincar kepala Ichigo.

Tiba-tiba, keretakan yang ditimbulkan oleh Judge tadi, menyebabkan atap semakin retak dan akhirnya jebol. Atap jatuh dan menimpa Ichigo serta yang lainnya.

.

.

.

Bersambung

.

.

.

Chapter 12 up. Update kilat. Tunggu kelanjutan pertarungannya di chapter 13.

Dari Hikayasa Hikari.

Senin, 17 Oktober 2022