Disclaimer:
Bleach: Tite Kubo
Hyperdimension Neptunia: Idea Factory
.
.
.
Pairing: ... x FemChigo
Genre: fantasy, family, humor, adventure, action, scifi, romance
Rating: T
Setting: dunia Gamindustri
.
.
.
Goddess Shinigami
By Hikayasa Hikari
.
.
.
Fic request for Special Pairing 15
.
.
.
Chapter 14. Siapa dia?
.
.
.
"Ichigo-nee!" seru Nepgear tersenyum lebar saat melihat Ichigo mendarat bersama Masaki. Dia dan semua temannya berada di depan Basilicom pusat -- tempat tinggal Ichigo bersaudara.
Ichigo yang masih dipeluk Masaki, tersenyum lemah saat Nepgear berlari ke arahnya. Nepgear mengabaikan perasaan sakit, sangat bahagia karena bertemu dengan sang kakak. Dia mendekap pinggang Ichigo erat sekali.
"Nepgear," desis Ichigo. Mukanya pucat.
"Aku bersyukur kau hidup lagi, Ichigo-nee," balas Nepgear menitikkan air mata lagi.
"Ya. Tapi, kau baik-baik saja, 'kan?"
"Aku baik-baik saja."
"Syukurlah. Neptune, semuanya, apa kalian juga baik-baik saja?"
Ichigo memandang Neptune dan semua gadis bergiliran. Matanya sayu. Perasaan senang menguasai jiwanya.
"Kami baik-baik saja, Ichigo-nee," kata Uni yang mendapatkan semua anggukan dari semua gadis.
"Tapi, ada yang membuatku penasaran. Apa yang menyebabkan kau menjadi monster seperti tadi, Ichigo-nee?" tanya Compa mengerutkan kening. Penasaran.
"Itu karena kekuatan Hollow yang ada di tubuh Ichigo. Saat itu, Ichigo hampir mati, jadi dia meminta bantuan Zangetsu untuk memberikannya kekuatan yang lebih kuat agar bisa mengalahkan para anggota ASIC tadi," jawab Masaki tersenyum, tetap di belakang Ichigo, "Zangetsu itu nama pedang yang biasa digunakan Ichigo saat menjadi CPU..."
Masaki menjelaskan perihal Ichigo secara jujur. Semua gadis mendengarkan. Mereka baru menyadari kehadiran Masaki.
"Oba-san siapa?" tanya Neptune mendekati Ichigo dan Nepgear.
"Aku Kurosaki Masaki. Ibu kandung Ichigo dari dunia lain."
"Eh? Ibu Ichigo-nee?" Neptune tercengang. "Apa itu berarti kau ibu kami juga?"
"Ya, Neptune," sahut Ichigo memegang pucuk rambut Neptune. Mendapat anggukan dari Masaki.
"Neptune dan Nepgear boleh menganggapku sebagai ibu kalian sendiri." Masaki tersenyum.
"Wah, senangnya punya ibu dari dunia lain!"
Neptune jingkrak-jingkrak kegirangan. Tingkahnya yang kekanak-kanakan membuat semua orang ternganga. Kemudian mereka tersenyum.
"Ichigo, kau itu laki-laki. Itu sangat mengagetkan aku," ungkap Vert berjalan mendekati Ichigo. Dia tidak sendirian, melainkan bersama gadis-gadis lain.
"Ya. Pantas, kau sangat tertarik memandangku dan Vert saat berwujud CPU," balas Plutia berkacak pinggang. Bermuka sewot.
"Oh. Ichigo-nee suka dengan gadis yang berdada besar dan berpenampilan terbuka, ya?" tanya Nepgear spontan menjauh dari Ichigo.
"Eh? Eh? Bu ... bukan begitu!" Ichigo kelabakan.
"Jadi, selama ini, kita tidur sekamar dengan laki-laki?" Compa bermuka syok.
"Tapi, Ichigo-nee sudah jadi perempuan, tentu dia akan berusaha menjadi perempuan seutuhnya. Benar, 'kan, Ichigo-nee?" IF tersenyum.
Ichigo semakin kalang-kabut saat dipelototi oleh para gadis kecuali Neptune, Nepgear, IF, Masaki, dan Histoire. Hanya bisa tersenyum kikuk. Kemudian semua gadis muda itu memeluk Ichigo.
"Biarpun kau itu laki-laki, tetapi kau tetaplah teman kami, Ichigo-nee," kata Uni tersenyum, mendapatkan anggukan dari Ram dan Rom.
"Ya. Kami juga menganggapmu sebagai saudara," balas Noire juga tersenyum.
"Kami akan membantumu untuk menjadi perempuan yang sesungguhnya. Jadi, kau bisa menghilangkan sifat laki-lakimu itu," tukas Vert yang duluan memeluk pinggang Ichigo.
"I ... iya, terima kasih semuanya." Ichigo terbata-bata karena tidak nyaman saat Vert dekat sekali dengannya. Jantungnya berdebar-debar karena merasakan perasaan tertarik pada perempuan, "te ... tetapi, lepaskan aku!"
Semua gadis menjauh dari Ichigo. Mereka tersentak karena Ichigo malah kabur meninggalkan mereka. Lari terbirit-birit bagai dikejar monster menakutkan.
"Hei, Ichigo-nee! Tunggu!" seru Nepgear langsung berlari mengejar Ichigo.
"Aku ikut, Nepgear! balas Neptune juga berlari menyusul Nepgear.
"Dasar, Ichigo! Sepertinya, akan susah untuk membuatnya menjadi perempuan seutuhnya," kata Vert tersenyum. Melipat tangan di bawah dadanya.
"Oh iya, apa kalian tidak mengingat sesuatu?" tanya Histoire bermuka serius, menarik semua mata ke arahnya.
"Mengingat apa, Histoire?" Blanc bertanya, mengerutkan kening.
"Peashy tidak ada di antara kalian."
"Oh ya, benar juga." Uni melebarkan mata. Celangak-celinguk.
"Rei yang sudah menculik Peashy. Sekarang dia dan Croire pergi ke duniamu, Plutia."
Semua orang membelalakkan mata kecuali Histoire. Terutama Plutia, gadis yang merupakan versi Neptune dari dunia lain, menukikkan alis.
"Kalau begitu, antarkan aku ke duniaku sekarang juga, Histoire. Karena aku ingin menyelamatkan Peashy," ucap Plutia bermuka serius.
"Tapi, Plutia, kau tidak memberitahukan hal ini pada Ichigo-nee, Nep-chan, dan Gear-chan?" tanya Compa berjalan mendekati Plutia.
"Aku tidak ingin melibatkan siapapun dalam urusanku. Biarlah aku yang menanganinya sendiri." Plutia menukikkan alis. "Aku sebagai CPU Planeptune, sangat berterima kasih pada kalian karena kalian sudah memperlakukan aku sebagai saudara di sini. Aku berasal dari dunia yang berbeda dengan kalian, jadi aku tidak bisa lebih lama lagi tinggal di sini. Kini saatnya tiba, aku harus pulang ke duniaku."
Histoire memunculkan portal dimensi berbentuk lingkaran digital di atas. Plutia berjalan ke arah portal dan berhenti di bawahnya. Semua orang sangat sedih karena harus berpisah dengannya.
"Plutia, apa kita bisa bertemu lagi?" tanya Blanc maju beberapa langkah bersama Ram dan Rom yang mengapitnya.
"Ya, Blanny. Jika kalian rindu padaku, kalian boleh mengunjungi duniaku," jawab Plutia mengangguk, tersenyum, "tetapi soal kepergianku karena ingin menolong Peashy yang diculik, tolong dirahasiakan dari Chigo bersaudara. Aku tidak mau melibatkan mereka. Biarlah mereka hidup bahagia di dunia ini tanpa ada musuh yang mengganggu mereka lagi."
"Baiklah, Plutia." Semua gadis muda mengangguk, bertepatan portal bercahaya putih terang. Menyilaukan mata.
Sunyi. Semua orang terpaku. Tetap memandang ke arah Plutia dan Histoire pergi tadi.
.
.
.
Semua orang menyadari daratan baru -- Eden -- yang mengapung di atas keempat wilayah sudah menghilang. Mereka bisa bernapas lega karena tidak ada bahaya yang menimpa lagi. Menfokuskan diri untuk berusaha memulihkan keadaan dengan cara membangun kembali kota-kota di setiap wilayah atas perintah Goddess masing-masing. Tentunya mereka memiliki biaya yang sangat besar untuk melakukan pembangunan itu.
Untung Basilicom utama tidak hancur. Sehingga Ichigo bersaudara bisa tinggal dengan nyaman. Mereka tidak perlu repot menumpang tinggal di rumah Compa lagi.
"Plutia sudah pergi ke dunianya, dua hari yang lalu," ungkap Histoire melayang di samping Neptune yang terbaring di ranjang. Mengejutkan Neptune, Ichigo, dan Nepgear.
"Apa? Mengapa Plutie mendadak pulang ke dunianya?" tanya Neptune spontan bangun dan duduk di pinggir ranjang.
"Karena urusan di sini sudah selesai, jadi dia pulang. Begitu katanya."
"Tapi, mengapa dia tidak pamit pada kami dulu?"
"Dia tidak ingin melihat kalian sedih."
"Aaah, dasar, Plutie!"
Neptune menghela napas untuk menenangkan dirinya yang dilamun kekesalan. Sedikit menundukkan kepala. Hatinya perlahan menjadi sedih.
Nepgear sedang menyuapi Ichigo makan sambil duduk di tepi ranjang Ichigo, meredupkan mata. "Aku sedih karena Plutia pergi lagi ke dunianya. Padahal aku berharap dia tinggal di sini dan menjadi saudara kita."
Histoire menurunkan alis. "Tapi, itu tidak mungkin, Nepgear. Karena itu akan mengganggu keseimbangan alam semesta. Hanya harus ada satu entitas yang hidup di dunia ini."
Neptune mengerutkan kening. "Aku tidak mengerti yang kau maksud, Histoire."
Histoire bermuka sewot. "Ya, sudah. Aku akan menjelaskannya secara sederhana lagi. Plutia itu versi dirimu yang lain, Neptune. Jadi, dua orang yang sama tetapi berbeda dunia, tidak bisa hidup di dunia yang sama. Karena itu akan membuat dua alam semesta akan bertabrakan. Jadi, kau harus menghilangkan versi lain dirimu dari dunia ini. Hanya kau sendiri yang hidup di dunia ini."
"Oh." Neptune manggut-manggut. "Tapi ... aku tetap saja tidak mengerti."
Lengang. Historie, Nepgear, dan Ichigo tercengang. Mereka menghela napas kompak, menyadari kebodohan Neptune yang mendadak muncul.
"Ya, sudah. Aku pergi, mau menjemput seseorang," ujar Histoire bertampang sewot, langsung terbang lewat jendela kamar yang terbuka lebar.
"Tu ... tunggu dulu, Histoire!" teriak Neptune turun dan berlari mengejar Histoire. Nyaris jatuh ke jendela.
"Neptune-nee, hati-hati!" pekik Nepgear bermuka panik.
Ichigo tersenyum saat melihat Nepgear mendekati Neptune. Dia melihat mangkuk yang berisi bubur nasi di atas pahanya. Nepgear yang membuat bubur nasi untuknya.
Ada televisi digital yang terpasang di dinding, menghadap ranjang Ichigo. Televisi berlayar hologram, menyala. Menampilkan berita utama tentang penampakan Ichigo berwujud Vasto Lorde yang sedang bertarung melawan kelompok ASIC. Tersiar ke semua wilayah di dunia itu.
"Eh? Itu Ichigo-nee, 'kan?" tanya Neptune melihat televisi.
"Ya," jawab Nepgear mengangguk, bersisian dengan Neptune.
"Mengapa masuk berita begini?" tanya Ichigo tercengang.
"Monster yang diketahui bernama Vasto Lorde ini, adalah perwujudan dari Goddess baru, kakak tertua dari Purple Heart dan Purple Sisters. Dia disebut New Purple Sisters," kata wanita yang membawa berita, duduk di dekat meja panjang, "rencananya, seluruh warga Planeptune akan mengadakan upacara penyambutan untuk kandidat Goddess baru, New Purple Sisters, seminggu lagi di Basilikom pusat. Mari, kita hadiri upacara itu bersama-sama!"
Sunyi. Ichigo dan kedua adiknya terpaku. Kemudian mereka menatap Neptune.
"Hei, mengapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Neptune tersenyum kikuk.
"Mengapa Neptune-nee tidak memberitahu kami tentang diadakan upacara penyambutan Ichigo-nee sebagai kandidat Goddess baru?" Nepgear balik bertanya. Menukikkan alis.
"Aku sendiri baru tahu."
"Hah?"
"Mungkin Histoire yang memberitahu pada pihak televisi untuk mengumumkan semua itu," sela Ichigo makan dengan tenang.
"Benar juga. Histoire, seperti tuhan yang mengatur segala hal di dunia ini. Secara jelas, dia yang menciptakan wilayah ini." Nepgear manggut-manggut.
"Kalau begitu, aku pergi dulu!"
Neptune melompat keluar dari jendela. Berubah wujud menjadi Purple Heart, terbang menjauh dari Basilicom utama. Memeriksa keadaan kota yang mulai dibangun oleh sekelompok pekerja. Senyum menawan terpatri di wajahnya yang berseri-seri.
"Neptune-nee mulai rajin sekarang, ya?" Nepgear tersenyum, melihat ke jendela. Melirik Ichigo yang datang menghampirinya.
"Ya. Dia rajin berpatroli sejak peristiwa di Makam Gamindustri itu." Ichigo tersenyum, masih makan. Bersisian dengan Nepgear.
Nepgear mengangguk. Memandang wajah kota yang telah rata dengan tanah. Hanya sebagian kota yang masih utuh.
"Oh iya, Ichigo-nee, apa kau pernah berpikir ingin kembali ke duniamu?" tanya Nepgear menjeling Ichigo.
"Soal itu ... aku belum tahu," jawab Ichigo menurunkan sendok dan meletakkan sendok ke mangkuk, "aku senang hidup di dunia ini, apa lagi memiliki dua adik perempuan yang menggemaskan seperti kalian. Tapi, aku juga merindukan ayah dan dua adik perempuanku. Ingin rasanya aku kembali ke duniaku untuk menemui mereka."
Ichigo meredupkan mata. Teringat ayah dan dua adik kandungnya. Nepgear merasakan apa yang dirasakannya, langsung menggenggam tangan kirinya.
"Kalau kau mau kembali ke duniamu, kembalilah. Kau tidak usah mencemaskan aku dan Neptune-nee di sini. Kami bisa menjaga diri karena kami ini CPU," ungkap Nepgear melembutkan mata, "Histoire pasti mau mengantarkanmu pulang ke duniamu, Ichigo-nee."
Ichigo sedikit membesarkan mata. "Nepgear ... ta ... tapi..."
Histoire tiba-tiba muncul di muka Ichigo. "Kau tidak bisa kembali ke duniamu, Ichigo!"
Ichigo terjungkal ke lantai. Menjatuhkan mangkuk sehingga isi dari mangkuk tumpah ke lantai. Untung mangkuk itu tidak pecah. Nepgear panik, membantu Ichigo berdiri.
"Histoire! Mengejutkan aku saja!" seru Ichigo bertampang sewot. Sifat aslinya keluar.
"Maaf," balas Histoire tersenyum, "tetapi soal kau yang ingin kembali ke duniamu, itu tidak mungkin."
"Mengapa?"
"Kau sudah ditakdirkan menjadi perempuan untuk selamanya."
"Hah?"
"Coba pikirkan, kalau kau kembali ke duniamu, kau sudah menjadi perempuan. Berbeda dari dirimu yang asli. Bagaimana reaksi orang-orang terdekatmu melihatmu seperti ini?"
Ichigo bungkam. Terpana. Membayangkan apa yang terjadi jika dia bertemu dengan orang-orang terdekatnya.
Ayah dan kedua adikku pasti tidak akan mengenaliku. Mereka akan mengusirku dari rumah. Aku akan hidup di jalanan, menjadi tunawisma. Lalu aku menjadi Shinigami, Inoue yang melihatku pastii akan pingsan. Rukia dan Shinigami lainnya pasti akan menertawaiku seperti Zangetsu yang menertawaiku.
Ichigo bermonolog. Wajahnya yang panik ditatapi serius oleh Nepgear dan Histoire. Kemudian dia meledak kalang-kabut sendiri.
"Tidak! Aku tidak mau hidup seperti itu! Tidak!" teriak Ichigo berlutut sambil memegang kepalanya. Tubuhnya sedikit bergetar.
"Ichigo-nee, ada apa denganmu?" tanya Nepgear bersimpuh, memegang bahu kiri Ichigo.
"Benar yang dikatakan Histoire, aku tidak bisa kembali ke duniaku itu!"
"Apa yang kau pikirkan, Ichigo-nee?"
"Tidak ada! Tidak ada!"
Ichigo masih dikuasai perasaan frustasi. Nepgear berusaha menyemangatinya. Sementara Histoire tersenyum senang.
Ichigo, kau tidak usah khawatir. Ada orang terdekatmu yang akan menemuimu. Aku sudah memberitahunya tentang dirimu yang sudah berubah menjadi perempuan.
Histoire membatin. Melihat ke luar jendela. Tersenyum pada sosok yang berdiri di depan Basilicom pusat. Sosok bertubuh tinggi dan berjubah putih. Tudung jubah menutupi kepala sehingga wajahnya tidak terlihat.
"Kata Histoire, aku harus menunggu di sini," kata sosok berjubah putih, celangak-celinguk. Suaranya besar sehingga menarik perhatian para gadis yang melewatinya.
Entah siapa orang berjubah putih itu. Dia tetap menunggu sambil menyandarkan punggung ke dinding. Hingga beberapa laki-laki muda datang ke arahnya.
"Hei, siapa laki-laki berjubah putih itu?" tanya laki-laki yang paling depan.
"Ya. Baru kali ini, aku melihatnya," jawab laki-laki satu lagi, mengerutkan kening.
"Jangan-jangan dia juga ingin bertemu dengan Ichigo," timpal laki-laki lain, menukikkan alis.
"Aku tidak mau didahului olehnya," sahut laki-laki dari belakang. Dia mendekati pemuda berjubah putih itu.
Sekelompok pemuda mengepung laki-laki berjubah putih itu. Mereka menunjukkan muka tidak suka. Salah satu dari mereka menunjuk lelaki berjubah putih.
"Hei, kau siapa?" tanya laki-laki paling depan, menukikkan alis.
Laki-laki berjubah putih diam. Bergeming. Membuat laki-laki paling depan, langsung menarik kerah jubahnya.
"Hei, jawab pertanyaanku! Siapa kau?" bentak laki-laki itu mencengkeram kuat kerah jubah laki-laki asing. Suaranya meninggi sehingga menarik perhatian semua orang, termasuk Neptune.
"Hei, kalian! Hentikan itu!" seru Neptune melihat kerumunan di depan Basilicom utama. Membuat semua orang yang melihatnya, menjauh darinya saat dirinya mendarat.
Laki-laki yang hendak memukul wajah laki-laki berjubah putih, mengurungkan niatnya setelah mengetahui kedatangan Neptune. Dia menjauh dari laki-laki berjubah putih, tersenyum canggung ketika Neptune berjalan mendekatinya.
"Purple Heart yang terhormat," kata semua laki-laki yang mengganggu pemuda berjubah putih tadi, membungkukkan badan untuk memberi hormat pada Neptune.
"Apa yang kalian lakukan pada laki-laki berjubah putih itu?" tanya Neptune bermuka tegas.
"Kami tidak melakukan apa-apa padanya."
"Jangan bohong! Kalian ingin menghajarnya, 'kan?"
"Tidak, Purple Heart."
"Ada apa ini?" Tiba-tiba, Ichigo menyela pembicaraan Neptune dan sekelompok laki-laki itu. Dia bersama Nepgear dan Histoire di dekat pintu Basilicom utama.
Semua mata tertuju pada Ichigo. Mendadak laki-laki berjubah putih tadi, berlari kencang menuju Ichigo. Dia langsung memeluk erat Ichigo.
"Kurosaki-kun," gumam laki-laki berjubah putih, memejamkan mata, "akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi."
Ichigo membulatkan mata sempurna. Tercengang. Tidak mengenali laki-laki berjubah putih itu.
.
.
.
Bersambung
.
.
.
A/N:
Chapter 14 up.
Siapa yang memeluk Ichigo dan memanggilnya Kurosaki-kun? Pasti kalian tahu siapa dia. Tunggu aja kelanjutannya di chapter depan. Kisah selanjutnya sudah masuk ke genre romance.
Saya jawab review kalian, ya:
-- purple heart:Gimana ini apakah nanti Ichigo memberi tau identitas nya apakah atau gimana, apapun yang terjadi Ichigo harus siap
Saya: benar itu.
-- Mugetsu:Sial ASIC tau identitas Ichigo pasti di spoil itu
Saya: ya, sungguh sial
-- joe:Wah jadi gak sabar ini ngelawan ASIC pasti seru ini
Saya: pastinya
-- agus153:Gila cepet banget slow aja thor, gak ada yang nyuruh cepet juga thor, btw nanggung banget sih, langsung aja ke vasto lorde biar mantap.
Jaga kesehatan thor,slow jangan terlalu cepet-cepet.
Saya: nggak apa-apa kok cepat update soalnya saya kalau udah banyak ide, maunya nulis terus. Makanya bisa update cepat. Kalau nggak ditulis cepat, takutnya ide itu hilang. Kan sayang kalau lupa. Tentunya, saya jaga kesehatan juga.
-- dash:Vasto lorde? Mantep pasti ini udah seru banget ini percaya lah vasto lorde bukan tandingan siapa-siapa, apa nanti pertarungannya makin brutal pasti brutal, pasti ini gak mungkin kalau gak brutal tu pertarungan.
Saya: ya, tentunya itu.
- Guest:Makin seru ini pertarungan vasto lorde vs CFW
Saya: ya. Seru banget
-- rama:Gimana reaksi neptune, nepgear sama, temen-temennya pas liat Ichigo jadi vasto lorde, pasti udah ketakutan dia orang pasti, bentuk nya udah ngeri apa lagi kekuatannya bukan main, pasti juga Ichigo harus siap jujur tentang dirinya.
Saya: tentunya takut bangetlah
-- alif55:Kayak author harus liat Bleach dulu deh kayaknya, soalnya biar ngerti gitu biar gak asal, liat manga nya apa anime nya dikit-dikit, ya mungkin agak menyakitkan timbang nanti gak tau ceritanya
Dan cerita nya juga biar nambah bagus.
Saya: ya, terima kasih atas sarannya. Saya pernah nonton Bleach ini dari awal sewaktu tayang pertama kali di Indosiar, setiap hari minggu. Karena udah lama banget, jadinya lupa gimana jalan ceritanya karena nggak nonton lagi. Terakhir liat, waktu Ichigo ngamuk jadi hollow yang mengacaukan tempat shinigami itu, kalau nggak salah.
Farhan Nugraha: Mending nonton ichigo vs ulqiora biar nanti ente pas nulis dapet feell nya kenapa ichigo bisa sampai ganas banget pas jadi vasto lorde, mungkin adegan dada ichigo bolong yang menyebabkan ichigo sekarat dan hampir mati, biar dapat feeling ketakutan dan keputus asaan adik adik ichigo. Terutama nepgear sebagai adik paling bongsu
Saya: ya, saya udah nonton kok. Pertarungannya epik banget. Terima kasih atas sarannya ya.
-- guest 2: Up
Saya: udah up lagi
-- guest 3:Up!
Saya: ya
-- guest 4:Ga sabar pingin liat vasto lorde
Saya: udah liat kan di chapter 13?
-- guest 5:vasto lorde!
Saya: ya
-- Mugetsu:Terungkap sekarang rahasia Ichigo, siap-siap Ichigo di minta penjelasan sama temen-temennya soal kekuatan nya.
Saya: benar
-- rama:Pasti temen nya pada takut semua jelas kalau udah keluar vasto lorde
Saya: tentu
-- Purple heart:Pasti nya Histoire mau ga mau harus jujur tentang Ichigo sama ibunya sama masa lalu nya, kan Histoire tau tentang Ichigo
Saya: iya, benar
-- alif55:Ngeri bener vasto lorde nya maka nya kenapa ini mustahil untuk di kalah kan saking op nya ga ada yang bisa nandingin kekuatan nya
Saya: betul. Nggak ada yang bisa ngalahin di dunia Gamindustri
-- joe:Thor kalau Ichigo jadi vasto lorde biasa langkah cepet nya tu namanya sonido, sonido Sama shunpo beda
Saya: oh iya, untung kamu ngasih tau ya. Terima kasih banyak udah beri kritikan.
-- agus153:Nunggu kelanjutannya thor!
Saya: tentu akan dilanjutkan. Terima kasih udah menunggu.
Rabu, 19 Oktober 2022
