The Beginning of Dark Power
[pic]
Harry dan Hermione sudah kembali di St. Mungo's Hospital. Mereka ingin tahu sebagaimana jauh James dirawat. Saat mereka akan ke kamar James, seorang matron mendatangi mereka.
" Kalian keluarga Mr. Harold? ", tanya matron itu.
" Bukan, kami hanya teman dekat. ", jawab Hermione.
" Oh, baiklah kalau begitu. Maaf kami kemarin lupa menyampaikan sesuatu. Kemarin kami menemukan Mr. Harold menggenggam sebuah perkamen, tapi kami tidak menemukan apa-apa dalam perkamen itu. Mungkin hanya perkamen biasa. Ini, saya serahkan pada anda. "
" Benar, kami lupa kalau waktu itu James memegang sebuah perkamen ", kata Harry meneliti perkamen itu setelah diberi matron itu, " aneh, kosong, tidak ada tulisan apapun. "
" Sebaiknya kita meneliti perkamen itu di kamar James saja. ", usul Hermione.
" Ya, kau benar. Terima kasih, Miss, atas perkamennya. Kami ingin menjenguk James. "
" Baiklah, saya permisi dulu. ", lalu matron itu meninggalkan mereka berdua. Kemudian Harry dan Hermione masuk ke kamar James. Mereka melihat James masih terbaring kaku tak bergerak di kamar itu.
" Kasihan sekali James. Aku sama sekali tidak mengerti kenapa dia menjadi begini. ", Hermione menatap James sedih.
" Aparecium! ", Harry merapal mantra untuk melihat tinta tak terlihat. Hermione menoleh padanya.
" Bagaimana perkamen itu Harry? "
" Entahlah, tapi sepertinya perkamen ini memang kosong. Sudah aku ucapkan aparecium pun masih kosong. "
" Mungkin memang kosong? Biarkan saja. "
Tapi tiba-tiba perkamen itu mengeluarkan sinar aneh dan perlahan muncul huruf-huruf aneh pada perkamen tersebut.
" What happen? ", tanya Hermione
" I don't know. Sepertinya ini huruf-huruf aneh. Aku tak mengerti. "
" Berikan padaku. ", Hermione menyambar perkamen itu dari tangan Harry, " aku pernah melihat huruf-huruf ini. Aku ingat pernah mempelajarinya di ancient runes. Kalau tidak salah ini adalah huruf peri. "
" Huruf peri? "
" Yap. Hurufnya indah sekali. Tapi aku kadang masih bingung untuk membacanya. "
" Apa perlu kita mencari buku tentang tulisan itu? "
" Tentu saja kita perlu. Siapa tahu tulisan ini bisa memberi tahu kita apa yang telah terjadi pada James. "
" Bagaimana kalau kita kembali ke Hogwarts? "
Hermione menoleh pada Harry, " Are you sure? "
" Kenapa tidak? Di sana apa yang kita perlukan lengkap sekali. Ada apa memangnya? "
" Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya bertanya saja. Kalau begitu kita harus meninggalkan James sekarang dan pergi ke Hogwarts. "
" Okay. ", Hermione menatap James sebentar lalu dia bersama Harry berdis- apparate bersama. Mereka tak tahu kalau di balik pintu kamar itu ada yang mendengarkan pembicaraan mereka.
' Mereka kembali ke Hogwarts', kata suara itu. Lalu dia pun meninggalkan pintu kamar tersebut dan menghilang. **
" Kita sampai. Apa yang akan kita lakukan sekarang? ", tanya Harry pada Hermione ketika mereka sampai di Hogwarts.
" Mm, kita akan menemui Dumbledore dulu. Kau tahu kan dia akan selalu membantu kita. "
" Yah, kau benar. ", baru saja mereka akan menuju ruangan Dumbledore, sebuah suara memanggil mereka.
" Harry, Hermione. Kalian kembali rupanya. "
" Ah, Professor Dumbledore. Kami baru saja akan ke ruangan anda. Tapi kelihatannya kami tak perlu ke ruangan anda lagi. "
" Aku yakin kaupun takkan tahu password ke ruang kerjaku? "
" Er.. ya. Tapi aku bisa mencoba segala kata kunci bukan? ", mendadak Harry tak ingin Dumbledore tahu bahwa dia pernah mencoba memasuki ruangan Dumbledore dengan menyebutkan berbagai macam kata kunci dan akhirnya dia berhasil.
Dumbledore tersenyum, " Aku percaya kau pasti pernah melakukannya. "
Harry hanya nyengir.
" Nah, sekarang ada perlu apa kalian kembali ke Hogwarts? "
" Kami membutuhkan bantuan anda untuk mencari tahu arti huruf-huruf ini, Professor. ", Hermione menjawab pertanyaan Dumbledore lalu menyerahkan perkamen tersebut.
" Biar kulihat.", Dumbledore memperhatikan tulisan-tulisan di perkamen itu, " ini tidak terlalu sulit. Tetapi kata-kata ini menunjukkan suatu kejahatan terbesar akan segera tiba di sebuah tempat. Tidak disebutkan di sini. Aku rasa ada seseorang yang mencoba membangkitkan kekuatan jahat. "
" Bagaimana kita mencari tahu kekuatan jahat itu? ", tanya Harry.
" Itu sulit. Karena tanda-tanda kejahatan itu pun tak disebutkan di sini. "
" Tapi, Professor, apakah ada cara yang bisa mencari tahu kekuatan jahat itu? ", kali Hermione yang tanya.
" Cara termudah adalah lewat mimpi. Itu pun bila orang itulah yang dicari-cari sumber jahat tersebut. "
" Mimpi? ", Hermione dan Harry bertanya hampir bersamaan.
" Benar, mimpi. Tetapi jika kau ingin mencoba mencari tahu sumber kejahatan tersebut, cobalah berkonsentrasi untuk memipikan hal tersebut. Itu bisa terjadi bila kau mempunyai suatu barang yang sekiranya berhubungan dengan kejahatan itu. "
" Aku bisa mencobanya dengan menggunakan perkamen itu. ", kata Harry.
" Kau yakin Harry? ", tanya Hermione ragu.
Harry mengangguk mantap, " aku yakin sekali. "
" Kalau begitu, aku hanya mendoakan semoga kalian sukses mencari sumber jahat ini. Harry, berhati-hatilah. Kau juga Hermione. ", kata Dumbledore.
Harry dan Hermione mengangguk, lalu mereka berpamitan kepada Dumbledore untuk kembali ke rumah mereka. **
Harry dan Hermione tiba di rumah Harry, Hermione ingin menginap di rumah Harry malam ini. Karena dia ingin ikut serta meneliti sumber jahat yang menyebabkan James membeku.
" Harry, apakah kau mau melakukan hal ini? ", tanya Hermione.
" Ya, aku ingin melakukannya. Kenapa? Itu kan untuk kebaikan James juga. "
" Benar juga. Sebaiknya kita segera melakukannya, karena siapa tahu waktu kita tinggal sedikit. "
" Baiklah. Aku akan berusaha tidur di sofa itu. "
" Tidak, daripada kau sulit-sulit tidur, aku akan merapal mantra tidur untukmu sementara kau berkonsentrasi. Bagaimana? "
" Okay, ide itu juga bagus. ", Harry lalu tidur di sofa sambil berkonsentrasi dengan perkamen tadi di tangannya. Hermione merapal mantra tidur, dan dalam sekejap Harry sudah terlelap.
Harry kembali berlari dalam hutan itu. Kali ini dia lebih cepat bertemu dengan wanita cantik yang misterius itu. Harry masih melihat dia melayang dengan pengikutnya mengitarinya memujanya. Dan Harry masih melihat Ron terikat di pohon mengerang kesakitan. Harry merasa sedih melihat keadaan temannya yang seperti ini, ia ingin menolongnya tapi ia tak tahu caranya. Tiba-tiba terlihat seorang tua membawa sebuah tongkat muncul dari seberang Harry. Untunglah Harry sedikit jauh dari orang itu, jadi Harry tidak ketahuan. Harry melihat orang itu kemudian merapal mantra, tapi Harry tidak mengerti maksudnya. Tiba-tiba saja setelah orang itu selesai merapal mantra, sebuah sinar berwarna kuning cerah seukuran bludger melayang pelan dari tongkatnya, sepertinya sinar itu menuju ke arah wanita cantik misterius itu. Harry ingin berteriak memperingatkannya, tapi itu tak mungkin terjadi. Bisa-bisa ia malah ditangkap dan dianiaya. Harry mengeluarkan tongkatnya, ia ingin mencoba membekukan semua orang di sana. 'Petrificus Totalus'. Harry mengarahkannya pada salah satu pengikut wanita misterius itu, tidak berhasil. Harry semakin bingung, ia ingin menyelamatkan Ron dan wanita misterius itu dari sinar yang baru dikeluarkan oleh orang tua tadi. Sekarang sinar itu sudah hampir mendekati wanita itu. Tinggal sedikit lagi sinar itu mencapai wanita itu, kini sudah sekitar setengah meter dari wajahnya. Harry hanya bisa mengeluarkan keringat dingin. Tiba-tiba wanita itu membuka matanya lebar-lebar dan menangkis sinar itu, lalu dia memejamkan matanya lagi. Harry hanya terkejut, lalu...
Harry terengah-engah, keringat dingin muncul di wajahnya, Hermione mengusapnya, " Harry, kamu tidak apa-apa? Apa yang kau lihat? "
" Ternyata, selama ini yang aku mimpikan ada hubungannya dengan semua ini. "
" Apa maksudnya? "
" Kau tahu, pembunuhan itu, Ron, dan mungkin James, semua berasal dari mimpiku ini. "
" Benarkah? Ceritakan padaku tentang mimpimu. ", lalu Harrypun bercerita tentang mimpinya, mulai pertama dia memimpikannya hingga apa yang baru dimimpikannya. Hermione mendengarkan tidak percaya sambil bilang, 'Apa aku bilang.' Kemudian kini yang harus mereka pikirkan adalah bagaimana mencari hutan aneh itu, tempat wanita misterius itu melayang bersama pemujanya dan Ron.
' Harry Potter. ', tiba-tiba terdengar suara serak dan berat memanggil Harry.
" Hermione, kau dengar itu? "
" Dengar apa Harry? "
" Sst.. dengarkan.. "
' Harry Potter. ', suara itu kembali terdengar memanggil-manggil Harry.
" Aku tak mendengar apa-apa. ", kata Hermione.
" Tapi aku mendengarnya. Suara itu memanggil namaku. Serak dan berat. "
" Kenapa hanya kau saja yang mendengar? "
" Entahlah. ", kemudian muncul sebuah kristal seukuran lengan Harry berbentuk pedang di sebelah Hermione dengan bunyi 'pop!'.
" Apa ini? ", tanya Hermione.
" Dunno. Tapi kenapa kristal ini terus melayang sih? "
" Aku tak tahu. ", Hermione ingin menyentuhnya, tapi Harry langsung melarangnya.
" Jangan! Biar aku saja, bila terjadi sesuatu, aku tak ingin kau mengalaminya. "
" Kau yakin Harry? "
" Ya. Demi temanku, karena aku tak ingin kehilangan temanku. "
" But, Harry, kalau terjadi sesuatu berarti aku yang akan kehilanganmu. "
" Tidak akan terjadi apa-apa padaku, percayalah. Aku percaya benda ini akan menuntun kita pada sesuatu, atau mungkin sebuah tempat. "
" Oh, Harry. Bolehkah aku memegangnya bersamamu? "
" Tak usah Hermione. Nah, sekarang biarkan aku menyentuh benda ini. ", Harry menyentuh perlahan-lahan kristal itu. Saat kristal itu tiba-tiba menyala terang sekali, Harry malah memegangnya erat-erat. Harry mendengar Hermione berteriak samar-samar, tetapi kini Harry sudah seperti berputar- putar di lorong waktu. Harry hanya bisa berdoa dan terus memegangi kristal itu erat-erat. **
[pic]
Harry dan Hermione sudah kembali di St. Mungo's Hospital. Mereka ingin tahu sebagaimana jauh James dirawat. Saat mereka akan ke kamar James, seorang matron mendatangi mereka.
" Kalian keluarga Mr. Harold? ", tanya matron itu.
" Bukan, kami hanya teman dekat. ", jawab Hermione.
" Oh, baiklah kalau begitu. Maaf kami kemarin lupa menyampaikan sesuatu. Kemarin kami menemukan Mr. Harold menggenggam sebuah perkamen, tapi kami tidak menemukan apa-apa dalam perkamen itu. Mungkin hanya perkamen biasa. Ini, saya serahkan pada anda. "
" Benar, kami lupa kalau waktu itu James memegang sebuah perkamen ", kata Harry meneliti perkamen itu setelah diberi matron itu, " aneh, kosong, tidak ada tulisan apapun. "
" Sebaiknya kita meneliti perkamen itu di kamar James saja. ", usul Hermione.
" Ya, kau benar. Terima kasih, Miss, atas perkamennya. Kami ingin menjenguk James. "
" Baiklah, saya permisi dulu. ", lalu matron itu meninggalkan mereka berdua. Kemudian Harry dan Hermione masuk ke kamar James. Mereka melihat James masih terbaring kaku tak bergerak di kamar itu.
" Kasihan sekali James. Aku sama sekali tidak mengerti kenapa dia menjadi begini. ", Hermione menatap James sedih.
" Aparecium! ", Harry merapal mantra untuk melihat tinta tak terlihat. Hermione menoleh padanya.
" Bagaimana perkamen itu Harry? "
" Entahlah, tapi sepertinya perkamen ini memang kosong. Sudah aku ucapkan aparecium pun masih kosong. "
" Mungkin memang kosong? Biarkan saja. "
Tapi tiba-tiba perkamen itu mengeluarkan sinar aneh dan perlahan muncul huruf-huruf aneh pada perkamen tersebut.
" What happen? ", tanya Hermione
" I don't know. Sepertinya ini huruf-huruf aneh. Aku tak mengerti. "
" Berikan padaku. ", Hermione menyambar perkamen itu dari tangan Harry, " aku pernah melihat huruf-huruf ini. Aku ingat pernah mempelajarinya di ancient runes. Kalau tidak salah ini adalah huruf peri. "
" Huruf peri? "
" Yap. Hurufnya indah sekali. Tapi aku kadang masih bingung untuk membacanya. "
" Apa perlu kita mencari buku tentang tulisan itu? "
" Tentu saja kita perlu. Siapa tahu tulisan ini bisa memberi tahu kita apa yang telah terjadi pada James. "
" Bagaimana kalau kita kembali ke Hogwarts? "
Hermione menoleh pada Harry, " Are you sure? "
" Kenapa tidak? Di sana apa yang kita perlukan lengkap sekali. Ada apa memangnya? "
" Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya bertanya saja. Kalau begitu kita harus meninggalkan James sekarang dan pergi ke Hogwarts. "
" Okay. ", Hermione menatap James sebentar lalu dia bersama Harry berdis- apparate bersama. Mereka tak tahu kalau di balik pintu kamar itu ada yang mendengarkan pembicaraan mereka.
' Mereka kembali ke Hogwarts', kata suara itu. Lalu dia pun meninggalkan pintu kamar tersebut dan menghilang. **
" Kita sampai. Apa yang akan kita lakukan sekarang? ", tanya Harry pada Hermione ketika mereka sampai di Hogwarts.
" Mm, kita akan menemui Dumbledore dulu. Kau tahu kan dia akan selalu membantu kita. "
" Yah, kau benar. ", baru saja mereka akan menuju ruangan Dumbledore, sebuah suara memanggil mereka.
" Harry, Hermione. Kalian kembali rupanya. "
" Ah, Professor Dumbledore. Kami baru saja akan ke ruangan anda. Tapi kelihatannya kami tak perlu ke ruangan anda lagi. "
" Aku yakin kaupun takkan tahu password ke ruang kerjaku? "
" Er.. ya. Tapi aku bisa mencoba segala kata kunci bukan? ", mendadak Harry tak ingin Dumbledore tahu bahwa dia pernah mencoba memasuki ruangan Dumbledore dengan menyebutkan berbagai macam kata kunci dan akhirnya dia berhasil.
Dumbledore tersenyum, " Aku percaya kau pasti pernah melakukannya. "
Harry hanya nyengir.
" Nah, sekarang ada perlu apa kalian kembali ke Hogwarts? "
" Kami membutuhkan bantuan anda untuk mencari tahu arti huruf-huruf ini, Professor. ", Hermione menjawab pertanyaan Dumbledore lalu menyerahkan perkamen tersebut.
" Biar kulihat.", Dumbledore memperhatikan tulisan-tulisan di perkamen itu, " ini tidak terlalu sulit. Tetapi kata-kata ini menunjukkan suatu kejahatan terbesar akan segera tiba di sebuah tempat. Tidak disebutkan di sini. Aku rasa ada seseorang yang mencoba membangkitkan kekuatan jahat. "
" Bagaimana kita mencari tahu kekuatan jahat itu? ", tanya Harry.
" Itu sulit. Karena tanda-tanda kejahatan itu pun tak disebutkan di sini. "
" Tapi, Professor, apakah ada cara yang bisa mencari tahu kekuatan jahat itu? ", kali Hermione yang tanya.
" Cara termudah adalah lewat mimpi. Itu pun bila orang itulah yang dicari-cari sumber jahat tersebut. "
" Mimpi? ", Hermione dan Harry bertanya hampir bersamaan.
" Benar, mimpi. Tetapi jika kau ingin mencoba mencari tahu sumber kejahatan tersebut, cobalah berkonsentrasi untuk memipikan hal tersebut. Itu bisa terjadi bila kau mempunyai suatu barang yang sekiranya berhubungan dengan kejahatan itu. "
" Aku bisa mencobanya dengan menggunakan perkamen itu. ", kata Harry.
" Kau yakin Harry? ", tanya Hermione ragu.
Harry mengangguk mantap, " aku yakin sekali. "
" Kalau begitu, aku hanya mendoakan semoga kalian sukses mencari sumber jahat ini. Harry, berhati-hatilah. Kau juga Hermione. ", kata Dumbledore.
Harry dan Hermione mengangguk, lalu mereka berpamitan kepada Dumbledore untuk kembali ke rumah mereka. **
Harry dan Hermione tiba di rumah Harry, Hermione ingin menginap di rumah Harry malam ini. Karena dia ingin ikut serta meneliti sumber jahat yang menyebabkan James membeku.
" Harry, apakah kau mau melakukan hal ini? ", tanya Hermione.
" Ya, aku ingin melakukannya. Kenapa? Itu kan untuk kebaikan James juga. "
" Benar juga. Sebaiknya kita segera melakukannya, karena siapa tahu waktu kita tinggal sedikit. "
" Baiklah. Aku akan berusaha tidur di sofa itu. "
" Tidak, daripada kau sulit-sulit tidur, aku akan merapal mantra tidur untukmu sementara kau berkonsentrasi. Bagaimana? "
" Okay, ide itu juga bagus. ", Harry lalu tidur di sofa sambil berkonsentrasi dengan perkamen tadi di tangannya. Hermione merapal mantra tidur, dan dalam sekejap Harry sudah terlelap.
Harry kembali berlari dalam hutan itu. Kali ini dia lebih cepat bertemu dengan wanita cantik yang misterius itu. Harry masih melihat dia melayang dengan pengikutnya mengitarinya memujanya. Dan Harry masih melihat Ron terikat di pohon mengerang kesakitan. Harry merasa sedih melihat keadaan temannya yang seperti ini, ia ingin menolongnya tapi ia tak tahu caranya. Tiba-tiba terlihat seorang tua membawa sebuah tongkat muncul dari seberang Harry. Untunglah Harry sedikit jauh dari orang itu, jadi Harry tidak ketahuan. Harry melihat orang itu kemudian merapal mantra, tapi Harry tidak mengerti maksudnya. Tiba-tiba saja setelah orang itu selesai merapal mantra, sebuah sinar berwarna kuning cerah seukuran bludger melayang pelan dari tongkatnya, sepertinya sinar itu menuju ke arah wanita cantik misterius itu. Harry ingin berteriak memperingatkannya, tapi itu tak mungkin terjadi. Bisa-bisa ia malah ditangkap dan dianiaya. Harry mengeluarkan tongkatnya, ia ingin mencoba membekukan semua orang di sana. 'Petrificus Totalus'. Harry mengarahkannya pada salah satu pengikut wanita misterius itu, tidak berhasil. Harry semakin bingung, ia ingin menyelamatkan Ron dan wanita misterius itu dari sinar yang baru dikeluarkan oleh orang tua tadi. Sekarang sinar itu sudah hampir mendekati wanita itu. Tinggal sedikit lagi sinar itu mencapai wanita itu, kini sudah sekitar setengah meter dari wajahnya. Harry hanya bisa mengeluarkan keringat dingin. Tiba-tiba wanita itu membuka matanya lebar-lebar dan menangkis sinar itu, lalu dia memejamkan matanya lagi. Harry hanya terkejut, lalu...
Harry terengah-engah, keringat dingin muncul di wajahnya, Hermione mengusapnya, " Harry, kamu tidak apa-apa? Apa yang kau lihat? "
" Ternyata, selama ini yang aku mimpikan ada hubungannya dengan semua ini. "
" Apa maksudnya? "
" Kau tahu, pembunuhan itu, Ron, dan mungkin James, semua berasal dari mimpiku ini. "
" Benarkah? Ceritakan padaku tentang mimpimu. ", lalu Harrypun bercerita tentang mimpinya, mulai pertama dia memimpikannya hingga apa yang baru dimimpikannya. Hermione mendengarkan tidak percaya sambil bilang, 'Apa aku bilang.' Kemudian kini yang harus mereka pikirkan adalah bagaimana mencari hutan aneh itu, tempat wanita misterius itu melayang bersama pemujanya dan Ron.
' Harry Potter. ', tiba-tiba terdengar suara serak dan berat memanggil Harry.
" Hermione, kau dengar itu? "
" Dengar apa Harry? "
" Sst.. dengarkan.. "
' Harry Potter. ', suara itu kembali terdengar memanggil-manggil Harry.
" Aku tak mendengar apa-apa. ", kata Hermione.
" Tapi aku mendengarnya. Suara itu memanggil namaku. Serak dan berat. "
" Kenapa hanya kau saja yang mendengar? "
" Entahlah. ", kemudian muncul sebuah kristal seukuran lengan Harry berbentuk pedang di sebelah Hermione dengan bunyi 'pop!'.
" Apa ini? ", tanya Hermione.
" Dunno. Tapi kenapa kristal ini terus melayang sih? "
" Aku tak tahu. ", Hermione ingin menyentuhnya, tapi Harry langsung melarangnya.
" Jangan! Biar aku saja, bila terjadi sesuatu, aku tak ingin kau mengalaminya. "
" Kau yakin Harry? "
" Ya. Demi temanku, karena aku tak ingin kehilangan temanku. "
" But, Harry, kalau terjadi sesuatu berarti aku yang akan kehilanganmu. "
" Tidak akan terjadi apa-apa padaku, percayalah. Aku percaya benda ini akan menuntun kita pada sesuatu, atau mungkin sebuah tempat. "
" Oh, Harry. Bolehkah aku memegangnya bersamamu? "
" Tak usah Hermione. Nah, sekarang biarkan aku menyentuh benda ini. ", Harry menyentuh perlahan-lahan kristal itu. Saat kristal itu tiba-tiba menyala terang sekali, Harry malah memegangnya erat-erat. Harry mendengar Hermione berteriak samar-samar, tetapi kini Harry sudah seperti berputar- putar di lorong waktu. Harry hanya bisa berdoa dan terus memegangi kristal itu erat-erat. **
