Crystal Sword
[pic]
" Bagaimana cara menggunakan pedang ini? ", tanya Harry pada Olaf.
" Well, aku tidak pernah menggunakannya jadi aku tak tahu. Tapi kurasa pedang itulah yang akan menunjukkannya padamu. ", jawab Olaf.
" Hmm, aku rasa pedang ini sudah tahu segalanya. Tapi kenapa dia bersinar di saat kita akan menghancurkan Haela? "
" Kita lihat saja nanti. Sekarang ayo kita lempar potion-potion ini ke arah Haela. "
Harry mengangguk mengikuti instruksi Olaf. Mereka berdua segera mengendap-endap mendekati Haela yang sedang mengelus Roxar.
" Olaf, bila Haela terkena efek potion itu, apakah Roxar juga akan? ", tanya Harry.
" Tentu saja, kau kan sudah kubilangi bahwa mereka itu terikat secara batin. Karena Roxar tercipta dari bagian tubuh Haela, begitu yang aku baca. "
" Kalau begitu, aku takkan bertanya lagi. Aku akan melemparkan potion ini. ", Harry kembali melihat Haela dan Roxar. Kemudian dia segera melemparkan potion pertama yang akan memingsankan Haela selama beberapa menit. Pyar! Begitu bunyinya ketika potion itu pecah di dekat Haela.
" Apa ini? Kenapa ada asap di sini? Oh, kenapa aku tiba-tiba pusing? Roxar, kau tidak apa-apa? ", tapi bahkan Haela sempat mengetahui jawaban- jawaban itu, dia sudah jatuh tak sadarkan diri. Begitu Harry mengetahui hal itu, dia langsung melemparkan potion yang kedua dan membaca mantra bersama Olaf untuk mendapat kekuatan tambahan. Setelah selesai membaca mantra, mereka berdua menunggu reaksi yang terjadi. Tiba-tiba Haela bangkit kembali, kali ini dia semakin berubah menjadi iblis buruk rupa dan semakin ganas. Crystal Sword di tangan Harry langsung menyala terang sekali.
" Kenapa dia malah berubah menjadi semakin buruk saja? ", tany Harry.
" Entahlah, dia terlalu kuat. "
" Hey, pedang ini menyala semakin terang saja. "
" Mungkin pedang itu akan bereaksi bila iblis itu muncul dalam wujud aslinya. ", kata Olaf.
" Yah, itu mungkin saja. Apa yang harus kulakukan dengan pedang ini? "
Olaf berpikir sejenak lalu berkata, " lawanlah Haela. Hadapi dia dengan pedangmu, aku yakin pedang itu akan menuntunmu. "
" Jadi, aku harus bertarung dengannya? "
" Ya. Apa ada cara lain yang kau tahu? "
" Tidak. "
" Kalau begitu ayo majulah. Cepat, matahari sudah hampir terbenam. Segera setelah matahari selesai terbenam, maka kekuatannya akan kembali lagi. "
" Baiklah. Tunggu di sini, Olaf. Aku akan seera kembali. ", Harry memasukkan Crystal Sword dan keluar dari balik semak-semak kemudian berdiri di depan Haela. Haela yang sudah berubah menjadi iblis langsng menatap Harry dengan marah.
" Kau! Kau berani menentangku! ", teriak Haela pada Harry, suaranya menggema di sekitar huhtan itu. Harry tak bergeming, dia harus tidak mempedulikan segala perkataan atau perlakuan Haela padanya, sekarang ia harus konsentrasi mencari petunjuk tentang apa yang harus dilakukannya dengan Crystal Sword.
Harry mengeluarkan Crystal Sword dari dalam jubahnya. Pedang itu kini kian terang saja. Harry menjulurkan pedang itu di depannya.
" Jauhkan benda busuk itu dariku! ", teriak Haela. Rupanya dia tak tahan dengan Crystal Sword. Harry yang mengetahui hal ini malah semakin maju mendekati Haela. Dia tahu bahwa Haela tak akan menyerangnya, tidak selama dia masih memegang Crystal Sword. Haela semakin berteriak karena tak tahan dengan Crystal Sword. 'Apa sih rahasia pedang ini sampai-sampai iblis seperti Haela takut? ', batin Harry bertanya pada dirinya sendiri.
" Ayolah Haela, kapan kau akan menyerangku? Bukankah kau bertekad menjadikanku budakmu? ", Harry menantang Haela.
" Jauhkan dulu benda itu dariku! "
" Kenapa? Kau tak tahan ya? Bukankah kau iblis yang hebat, setiap serangan kau dapat menangkis? Sekarang kenapa kau takut hanya dengan benda sekecil ini? ", Harry semakin mendekati Haela.
" Arrgh! Dasar tolol! Kau tak tahu apa-apa anak jelek! "
" Siapa yang kau maksud anak jelek? Dan apa maksudmu dengan tidak tahu apa-apa? "
" Kau bodoh! ", Haela semakin mundur menghindari Crystal Sword, kini perlahan kulit tubuh iblisnya mulai mengelupas, " aku tak suka benda itu! Buang benda itu! "
" Oh, aku malah menyukai benda ini. Kau tahu Haela, aku akan menghancurkanmu. ", tiba-tiba pedang itu bergetar, mula-mula pelan tetapi lama-lama semakin kuat getarannya. ' Apa yang terjadi? ', batin Harry. Pedang itu tiba-tiba saja berkabut di sekitarnya, kemudian muncul seperti bayangan atau roh darinya.
Ternyata bayangan yang muncul itu berwujud roh seseorang, tapi Harry tak dapat mengenalinya.
" Iblis... ", kata roh itu.
" Siapa kau? ", tanya Harry pada roh itu.
" Aku adalah Orphamos, roh yang tinggal dalam Crystal Sword. Aku menjaga Crystal Sword yang terus membasmi iblis di dunia ini. "
" Aku mengerti. Kenapa kau muncul dari pedang ini? "
" Aku akan membantu siapapun yang bertekad membasmi iblis. "
" Kau tahu bagaimana menghancurkan Haela? "
" Iblis apapun akan mudah menghancurkannya bila kau menggunakan Crystal Sword. Yang kau perlukan hanyalah tancapkan pedang ini pada dahi iblis, maka mereka akan hancur. "
" Benarkah? Kalau begitu aku akan menancapkannya segera. "
" Selamat berjuang pemuda. Aku tak bisa membantu lebih banyak lagi. ", lalu roh itu pun kembali masuk ke dalam Crystal Sword. Harry melihat Haela yang sedang meringkuk lemah di bawah sebuah pohon. Kulitnya semakin mengelupas dan mengeluarkan nanah. Harry jijik melihatnya, tapi dia harus menghancurkannya. Harry mendekati Haela yang meringkuk, dia sudah siap menancapkan pedang itu ketika seseorang mendorongnya.
" Aduh! ", Harry mengelus lengan kirinya yang menyangga tubuhhnyna ketika jatu tadi. Dilihatnya orang yang mendorongnya, Ron! " Ron! ", Harry terperangah karena Ron bisa lepas dari mantra pengunci tubuh dengan mudahnya.
" Aku takkan membiarkanmu membunuhnya. Kau tahu, aku tak akan membiarkanmu! ", Ron membentak Harry.
" Ron! Sadarlah! Dia adalah iblis, bukan penyihir yang cantik yang dengan mudahnya bisa kau cintai. Ingat Ron, kau bukan iblis sepertinya! "
Ron tak mendengarkan Harry, mata peraknya berkilat-kilat kemudian ia mengayunkan tangannya dan mementalkan Harry sampai menabrak pohon. " Kau dengar apa kataku, aku tak akan membiarkanmu membunuhnya. "
Harry tak percaya apa yang baru saja Ron lakukan, Ron bisa melemparkannya hanya dengan mengayunkan tangannya. Harry hampir kehilangan semangatnya untuk menyadarkan Ron kembali. " Dan aku tak akan membiarkanmu menghalangiku. "
" Terserah, hadapi aku dulu baru kau bisa membunuhnya. "
" Kenapa kau membelanya? Dia cuma iblis, Ron. "
" Bukan! "
" Petrificus Totalus! ", seketika Ron membeku dan jatuh ke tanah. Harry memandanginya sebentar, siapa tahu Ron bisa kembali melepaskan diri dari mantra ini. Harry menunggu selama semenit, Ron tidak melawan juga. Akhirnya Harry kembali mendekati Haela yang masih meringkuk.
" Haela, bersiaplah untuk menghadapi ajalmu. ", Haela menengadahkan wajahnya pada Harry, tatapan mata iblisnya itu seakan memohon belas kasihan.
" Ku.. mo.. hon.. ", Haela merintih.
" Seumur hidupku aku tak akan mempercayai iblis, apalagi iblis itu sudah membuat hidup temanku sengsara. Terima ini, iblis! ", Harry mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu menancapkan Crystal Sword di dahi Haela. Haela menjerit sekeras-kerasnya seperti suara burung gagak yang serak. Harry menjauhi Haela yang tubuhnya bergetar semakin lama semakin keras. Tubuhnya lalu berwarna merah, lalu meledak. Crystal Sword melayang, kemudian meluncur jauh ke atas langit yang sudah gelap. Harry memandanginya semakin jauh, Olaf muncul dari balik semak-semak.
" Kau berhasil, Harry Potter. "
" Yah, memang. Tapi apakah Ron bisa kembali menjadi penyihir biasa? ", Harry menoleh pada Ron yang tergeletak di tanah, tidak ada!
" Mencariku? ", tanya Ron.
" Ron! ", teriak harry.
" Sayang sekali, kau telah membunuh Haela. Biar begitu, aku tak akan termakan rayuanmu untuk menjadi seorang penyihir biasa. Apa bagusnya sih? Aku masih punya misi, dan kali ini tak seorangpun akan menghentikanku. ", Ron tertawa lepas lalu dia ber-disapparate.
" Ron! Kembali! ", Harry berusaha mengejar Ron tetapi ia terlambat.
" Sudahlah, biarkan saja dia. Kalo sikapnya masih seperti itu, kemungkinan besar sebelum bertemu Haela dia sudah menjadi penyihir jahat. "
" Aku harus mengejarnya, aku harus terus berusaha untuk mengembalikannya. Olaf, bisakah kau membantuku untuk kembali ke masaku? Aku sendiri bingung aku ada di tahun berapa sekarang. "
" Kau tetap berada di waktu yang sama, hanya kau dipindahkan ke tempat yang jauh dari tempat tinggalmu oleh Crystal Sword. "
Mulut Harry membentuk huruf 'O', lalu ia mengangguk, " omong-omong tentang Crystal Sword, tadi benda itu terbang ke mana? "
" Crystal Sword selalu terbang jauh untuk mencari iblis lain dan orang terpilih selanjutnya setelah membunuh iblis. "
" Aku mengerti. Bisakah aku hanya ber-disapparate saja untuk kembali ke rumahku? "
" Kurasa tidak, karena jaraknya terlalu jauh. Aku akan membantumu. Ayo ke pondokku. ", Harry lalu mengikuti Olaf ke pondoknya sekali lagi.
" Aku akan membuat teleporting potion. Kau akan bisa kembali ke rumahmu dalam sekejap. Tunggu saja. ", kata Olaf sesampainya di rumah.
" Baiklah. ", Harry duduk di sofa lalu melihat sekitar rumah itu, kemudian ia teringat sesuatu, " oh ya, tadi Ron mengatakan kalau dia masih punya misi. I wonder, misi apa ya? "
" Kalau itu, jelas aku tak tahu. Setelah semua ini, aku sudah tak ada hubungannya lagi. Aku berterima kasih banyak padamu Harry atas bantuanmu menghancurkan Haela, walau kau harus bersedih karena temanmu itu sudah menjadi penyihir jahat. "
" Sudahlah Olaf, aku senang bisa membantumu. Sekarang yang kupikirkan adalah Ron, Hermione, dan James. Aku tak tahu apakah James sudah sadar atau belum, dan aku tak tahu bagaimana keadaan Hermione sekarang. Dan Ron, aku harus mencarinya. "
Olaf tersenyum, " sekali lagi terima kasih, Harry. Potionnya sudah hampir selesai, tinggal beberapa bahan lagi, maka kau bisa meminumnya dan kembali pulang ke rumahmu. "
" Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Buat saja potion itu, kalau kau sampai salah membuatnya, aku bisa berabe. ", Harry tertawa kecil, diikuti Olaf. Setelah beberapa menit kemudian, Olaf menyerahkan potion yang sudah dibuatnya.
" Ini potionnya sudah jadi. Minumlah, dan konsentrasi pikirkan rumahmu, segala yang kau rindukan di dalamnya. "
Sebelum Harry menenggak potion itu, Harry berpesan pada Olaf dulu, " jaga dirimu baik-baik, terima kasih untuk pengalaman tak terlupakan ini. Mungkin aku tak akan bertemu kau lagi, atau mungkin masih bisa. Bila suatu hari nanti kita saling membutuhkan lagi, hubungi aku. Aku bekerja di kementrian sihir departemen misteri. "
" Baiklah, Harry. Apapun maumu. Sekarang berhati-hatilah dalam perjalananmu pulang, semoga berhasil dan terima kasih lagi, Harry, atas semuanya. "
Harry hanya tersenyum, lalu menenggak potion tersebut. Tiba-tiba ia merasa pusing yang tak tertahankan, rasanya ingin pingsan saja. Kemudian ia tergeletak di sofa tadi. Harry serasa berada di pusaran air yang akan menelannya hidup-hidup. Harry terus berputar-putar, dan dia hanya bisa menahan napasnya sambil menyilangkan kedua jarinya berharap agar selamat. Harry merasa dirinya baru saja dilempar dari tempat ketinggian 20 meter, untungnya dia mendarat di tempat empuk.
" Harry!! ", terdengar suara seorang gadis cemas, Harry seperti mengenalnya. Harry hanya mengeluh, memegangi kepalanya yang pusing. Akhirnya, Harry sampai juga ke tujuannya. **
[pic]
" Bagaimana cara menggunakan pedang ini? ", tanya Harry pada Olaf.
" Well, aku tidak pernah menggunakannya jadi aku tak tahu. Tapi kurasa pedang itulah yang akan menunjukkannya padamu. ", jawab Olaf.
" Hmm, aku rasa pedang ini sudah tahu segalanya. Tapi kenapa dia bersinar di saat kita akan menghancurkan Haela? "
" Kita lihat saja nanti. Sekarang ayo kita lempar potion-potion ini ke arah Haela. "
Harry mengangguk mengikuti instruksi Olaf. Mereka berdua segera mengendap-endap mendekati Haela yang sedang mengelus Roxar.
" Olaf, bila Haela terkena efek potion itu, apakah Roxar juga akan? ", tanya Harry.
" Tentu saja, kau kan sudah kubilangi bahwa mereka itu terikat secara batin. Karena Roxar tercipta dari bagian tubuh Haela, begitu yang aku baca. "
" Kalau begitu, aku takkan bertanya lagi. Aku akan melemparkan potion ini. ", Harry kembali melihat Haela dan Roxar. Kemudian dia segera melemparkan potion pertama yang akan memingsankan Haela selama beberapa menit. Pyar! Begitu bunyinya ketika potion itu pecah di dekat Haela.
" Apa ini? Kenapa ada asap di sini? Oh, kenapa aku tiba-tiba pusing? Roxar, kau tidak apa-apa? ", tapi bahkan Haela sempat mengetahui jawaban- jawaban itu, dia sudah jatuh tak sadarkan diri. Begitu Harry mengetahui hal itu, dia langsung melemparkan potion yang kedua dan membaca mantra bersama Olaf untuk mendapat kekuatan tambahan. Setelah selesai membaca mantra, mereka berdua menunggu reaksi yang terjadi. Tiba-tiba Haela bangkit kembali, kali ini dia semakin berubah menjadi iblis buruk rupa dan semakin ganas. Crystal Sword di tangan Harry langsung menyala terang sekali.
" Kenapa dia malah berubah menjadi semakin buruk saja? ", tany Harry.
" Entahlah, dia terlalu kuat. "
" Hey, pedang ini menyala semakin terang saja. "
" Mungkin pedang itu akan bereaksi bila iblis itu muncul dalam wujud aslinya. ", kata Olaf.
" Yah, itu mungkin saja. Apa yang harus kulakukan dengan pedang ini? "
Olaf berpikir sejenak lalu berkata, " lawanlah Haela. Hadapi dia dengan pedangmu, aku yakin pedang itu akan menuntunmu. "
" Jadi, aku harus bertarung dengannya? "
" Ya. Apa ada cara lain yang kau tahu? "
" Tidak. "
" Kalau begitu ayo majulah. Cepat, matahari sudah hampir terbenam. Segera setelah matahari selesai terbenam, maka kekuatannya akan kembali lagi. "
" Baiklah. Tunggu di sini, Olaf. Aku akan seera kembali. ", Harry memasukkan Crystal Sword dan keluar dari balik semak-semak kemudian berdiri di depan Haela. Haela yang sudah berubah menjadi iblis langsng menatap Harry dengan marah.
" Kau! Kau berani menentangku! ", teriak Haela pada Harry, suaranya menggema di sekitar huhtan itu. Harry tak bergeming, dia harus tidak mempedulikan segala perkataan atau perlakuan Haela padanya, sekarang ia harus konsentrasi mencari petunjuk tentang apa yang harus dilakukannya dengan Crystal Sword.
Harry mengeluarkan Crystal Sword dari dalam jubahnya. Pedang itu kini kian terang saja. Harry menjulurkan pedang itu di depannya.
" Jauhkan benda busuk itu dariku! ", teriak Haela. Rupanya dia tak tahan dengan Crystal Sword. Harry yang mengetahui hal ini malah semakin maju mendekati Haela. Dia tahu bahwa Haela tak akan menyerangnya, tidak selama dia masih memegang Crystal Sword. Haela semakin berteriak karena tak tahan dengan Crystal Sword. 'Apa sih rahasia pedang ini sampai-sampai iblis seperti Haela takut? ', batin Harry bertanya pada dirinya sendiri.
" Ayolah Haela, kapan kau akan menyerangku? Bukankah kau bertekad menjadikanku budakmu? ", Harry menantang Haela.
" Jauhkan dulu benda itu dariku! "
" Kenapa? Kau tak tahan ya? Bukankah kau iblis yang hebat, setiap serangan kau dapat menangkis? Sekarang kenapa kau takut hanya dengan benda sekecil ini? ", Harry semakin mendekati Haela.
" Arrgh! Dasar tolol! Kau tak tahu apa-apa anak jelek! "
" Siapa yang kau maksud anak jelek? Dan apa maksudmu dengan tidak tahu apa-apa? "
" Kau bodoh! ", Haela semakin mundur menghindari Crystal Sword, kini perlahan kulit tubuh iblisnya mulai mengelupas, " aku tak suka benda itu! Buang benda itu! "
" Oh, aku malah menyukai benda ini. Kau tahu Haela, aku akan menghancurkanmu. ", tiba-tiba pedang itu bergetar, mula-mula pelan tetapi lama-lama semakin kuat getarannya. ' Apa yang terjadi? ', batin Harry. Pedang itu tiba-tiba saja berkabut di sekitarnya, kemudian muncul seperti bayangan atau roh darinya.
Ternyata bayangan yang muncul itu berwujud roh seseorang, tapi Harry tak dapat mengenalinya.
" Iblis... ", kata roh itu.
" Siapa kau? ", tanya Harry pada roh itu.
" Aku adalah Orphamos, roh yang tinggal dalam Crystal Sword. Aku menjaga Crystal Sword yang terus membasmi iblis di dunia ini. "
" Aku mengerti. Kenapa kau muncul dari pedang ini? "
" Aku akan membantu siapapun yang bertekad membasmi iblis. "
" Kau tahu bagaimana menghancurkan Haela? "
" Iblis apapun akan mudah menghancurkannya bila kau menggunakan Crystal Sword. Yang kau perlukan hanyalah tancapkan pedang ini pada dahi iblis, maka mereka akan hancur. "
" Benarkah? Kalau begitu aku akan menancapkannya segera. "
" Selamat berjuang pemuda. Aku tak bisa membantu lebih banyak lagi. ", lalu roh itu pun kembali masuk ke dalam Crystal Sword. Harry melihat Haela yang sedang meringkuk lemah di bawah sebuah pohon. Kulitnya semakin mengelupas dan mengeluarkan nanah. Harry jijik melihatnya, tapi dia harus menghancurkannya. Harry mendekati Haela yang meringkuk, dia sudah siap menancapkan pedang itu ketika seseorang mendorongnya.
" Aduh! ", Harry mengelus lengan kirinya yang menyangga tubuhhnyna ketika jatu tadi. Dilihatnya orang yang mendorongnya, Ron! " Ron! ", Harry terperangah karena Ron bisa lepas dari mantra pengunci tubuh dengan mudahnya.
" Aku takkan membiarkanmu membunuhnya. Kau tahu, aku tak akan membiarkanmu! ", Ron membentak Harry.
" Ron! Sadarlah! Dia adalah iblis, bukan penyihir yang cantik yang dengan mudahnya bisa kau cintai. Ingat Ron, kau bukan iblis sepertinya! "
Ron tak mendengarkan Harry, mata peraknya berkilat-kilat kemudian ia mengayunkan tangannya dan mementalkan Harry sampai menabrak pohon. " Kau dengar apa kataku, aku tak akan membiarkanmu membunuhnya. "
Harry tak percaya apa yang baru saja Ron lakukan, Ron bisa melemparkannya hanya dengan mengayunkan tangannya. Harry hampir kehilangan semangatnya untuk menyadarkan Ron kembali. " Dan aku tak akan membiarkanmu menghalangiku. "
" Terserah, hadapi aku dulu baru kau bisa membunuhnya. "
" Kenapa kau membelanya? Dia cuma iblis, Ron. "
" Bukan! "
" Petrificus Totalus! ", seketika Ron membeku dan jatuh ke tanah. Harry memandanginya sebentar, siapa tahu Ron bisa kembali melepaskan diri dari mantra ini. Harry menunggu selama semenit, Ron tidak melawan juga. Akhirnya Harry kembali mendekati Haela yang masih meringkuk.
" Haela, bersiaplah untuk menghadapi ajalmu. ", Haela menengadahkan wajahnya pada Harry, tatapan mata iblisnya itu seakan memohon belas kasihan.
" Ku.. mo.. hon.. ", Haela merintih.
" Seumur hidupku aku tak akan mempercayai iblis, apalagi iblis itu sudah membuat hidup temanku sengsara. Terima ini, iblis! ", Harry mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu menancapkan Crystal Sword di dahi Haela. Haela menjerit sekeras-kerasnya seperti suara burung gagak yang serak. Harry menjauhi Haela yang tubuhnya bergetar semakin lama semakin keras. Tubuhnya lalu berwarna merah, lalu meledak. Crystal Sword melayang, kemudian meluncur jauh ke atas langit yang sudah gelap. Harry memandanginya semakin jauh, Olaf muncul dari balik semak-semak.
" Kau berhasil, Harry Potter. "
" Yah, memang. Tapi apakah Ron bisa kembali menjadi penyihir biasa? ", Harry menoleh pada Ron yang tergeletak di tanah, tidak ada!
" Mencariku? ", tanya Ron.
" Ron! ", teriak harry.
" Sayang sekali, kau telah membunuh Haela. Biar begitu, aku tak akan termakan rayuanmu untuk menjadi seorang penyihir biasa. Apa bagusnya sih? Aku masih punya misi, dan kali ini tak seorangpun akan menghentikanku. ", Ron tertawa lepas lalu dia ber-disapparate.
" Ron! Kembali! ", Harry berusaha mengejar Ron tetapi ia terlambat.
" Sudahlah, biarkan saja dia. Kalo sikapnya masih seperti itu, kemungkinan besar sebelum bertemu Haela dia sudah menjadi penyihir jahat. "
" Aku harus mengejarnya, aku harus terus berusaha untuk mengembalikannya. Olaf, bisakah kau membantuku untuk kembali ke masaku? Aku sendiri bingung aku ada di tahun berapa sekarang. "
" Kau tetap berada di waktu yang sama, hanya kau dipindahkan ke tempat yang jauh dari tempat tinggalmu oleh Crystal Sword. "
Mulut Harry membentuk huruf 'O', lalu ia mengangguk, " omong-omong tentang Crystal Sword, tadi benda itu terbang ke mana? "
" Crystal Sword selalu terbang jauh untuk mencari iblis lain dan orang terpilih selanjutnya setelah membunuh iblis. "
" Aku mengerti. Bisakah aku hanya ber-disapparate saja untuk kembali ke rumahku? "
" Kurasa tidak, karena jaraknya terlalu jauh. Aku akan membantumu. Ayo ke pondokku. ", Harry lalu mengikuti Olaf ke pondoknya sekali lagi.
" Aku akan membuat teleporting potion. Kau akan bisa kembali ke rumahmu dalam sekejap. Tunggu saja. ", kata Olaf sesampainya di rumah.
" Baiklah. ", Harry duduk di sofa lalu melihat sekitar rumah itu, kemudian ia teringat sesuatu, " oh ya, tadi Ron mengatakan kalau dia masih punya misi. I wonder, misi apa ya? "
" Kalau itu, jelas aku tak tahu. Setelah semua ini, aku sudah tak ada hubungannya lagi. Aku berterima kasih banyak padamu Harry atas bantuanmu menghancurkan Haela, walau kau harus bersedih karena temanmu itu sudah menjadi penyihir jahat. "
" Sudahlah Olaf, aku senang bisa membantumu. Sekarang yang kupikirkan adalah Ron, Hermione, dan James. Aku tak tahu apakah James sudah sadar atau belum, dan aku tak tahu bagaimana keadaan Hermione sekarang. Dan Ron, aku harus mencarinya. "
Olaf tersenyum, " sekali lagi terima kasih, Harry. Potionnya sudah hampir selesai, tinggal beberapa bahan lagi, maka kau bisa meminumnya dan kembali pulang ke rumahmu. "
" Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Buat saja potion itu, kalau kau sampai salah membuatnya, aku bisa berabe. ", Harry tertawa kecil, diikuti Olaf. Setelah beberapa menit kemudian, Olaf menyerahkan potion yang sudah dibuatnya.
" Ini potionnya sudah jadi. Minumlah, dan konsentrasi pikirkan rumahmu, segala yang kau rindukan di dalamnya. "
Sebelum Harry menenggak potion itu, Harry berpesan pada Olaf dulu, " jaga dirimu baik-baik, terima kasih untuk pengalaman tak terlupakan ini. Mungkin aku tak akan bertemu kau lagi, atau mungkin masih bisa. Bila suatu hari nanti kita saling membutuhkan lagi, hubungi aku. Aku bekerja di kementrian sihir departemen misteri. "
" Baiklah, Harry. Apapun maumu. Sekarang berhati-hatilah dalam perjalananmu pulang, semoga berhasil dan terima kasih lagi, Harry, atas semuanya. "
Harry hanya tersenyum, lalu menenggak potion tersebut. Tiba-tiba ia merasa pusing yang tak tertahankan, rasanya ingin pingsan saja. Kemudian ia tergeletak di sofa tadi. Harry serasa berada di pusaran air yang akan menelannya hidup-hidup. Harry terus berputar-putar, dan dia hanya bisa menahan napasnya sambil menyilangkan kedua jarinya berharap agar selamat. Harry merasa dirinya baru saja dilempar dari tempat ketinggian 20 meter, untungnya dia mendarat di tempat empuk.
" Harry!! ", terdengar suara seorang gadis cemas, Harry seperti mengenalnya. Harry hanya mengeluh, memegangi kepalanya yang pusing. Akhirnya, Harry sampai juga ke tujuannya. **
